Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberi kesempatan untuk lahir di
dunia dan dapat melihat keindahan berbagai ciptaan-Nya.
Pada awalnya, manusia berasal dari satu sel, selanjutnya sel tersebut mengalami
pembelahan secara terus menerus, sehingga pada saat dewasa manusia memiliki sekitar 200 triliun
sel.Sel-sel tersebut mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sel-sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama akan bergabung menjadi suatu kesatuan untuk membentuk suatu jaringan.
Pembelahan sel sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Ada 3
alasan mengapa sel mengalami pembelahan, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi.
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing alasan pentingnya sel mengalami pembelahan. Alasan
pertama sel mengalami pembelahan adalah untuk pertumbuhan.
Mahluk hidup dapat tumbuh karena sel-selnya bertambah banyak. Semakin banyak sel
dalam suatu makhluk hidup maka semakin besar ukuran mahkluk hidup itu.Alasan selanjutnya
adalah untuk perbaikan. Perbaikan jaringan yang rusak pada tubuh tersebut adalah hasil dari
proses pembelahan sel.Alasan terakhir sel mengalami pembelahan adalah untuk reproduksi.
Reproduksi atau perkembangbiakan adalah ciri lain dari makhluk hidup.Pada proses reproduksi
seksual, diperlukan sel kelamin untuk membentuk individu baru (anakan). Proses pembentukan sel
kelamin ini dilakukan dengan cara pembelahan sel.
Menurut teori sel, semua sel hidup berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya (omnis
cellula e cellula). Teori ini dinyatakan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1855.Pembentukan sel-sel
baru atau anakan dari sel yang sudah ada sebelumnya dapat terjadi melalui proses pembelahan
sel.
Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup.Pada
pembelahan ini, dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom yang jumlahnya sama dengan
kromosom sel induk.
Pembelahan secara meiosis hanya terjadi pada organ kelamin. Pembelahan ini berfungsi
untuk menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma).
Melalui pembelahan ini akan dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom setengah dari
kromosom sel induk.
1. Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan. Sel anakan
tersebut mempunyai karakter identik secara genetik dengan sel induk.
Artinya, kedua sel anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama, termasukn
sama dalam jumlah kromosom dengan induknya. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan
adalah 2n atau disebut dengan diploid.
Sel diploid adalah sel-sel yang kromosomnya berpasangan (2n). Pembelahan mitosis merupakan
proses yang berkesinambungan yang terdiri atas empat fase pembelahan, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase.
Setiap fase pembelahan tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda. Pada tahap akhir
dari pembelahan mitosis, yaitu fase telofase, umumnya selalu diikuti dengan pembelahan
sitoplasma yang disebut dengan sitokinesis.
Pada saat sitokinesis, terbentuk cincin pembelahan yang berfungsi membagi sitoplasma sehingga
terbentuk dua sel anakan.
Fase- fase Pembelahan Mitosis dan Ciri Setiap Fase Pembelahan Mitosis
2. Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing
sel anakan hanya memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n
atau disebut dengan haploid. Pembelahan meiosis disebut juga sebagai pembelahan reduksi.
Pembelahan meiosis berlangsung dalam dua tingkat, yaitu meiosis I dan meiosis II. Meskipun
demikian, fase-fase pembelahan meiosis mirip dengan fasefase pembelahan mitosis.
Gambar berikut menunjukkan terjadinya fase-fase pembelahan meiosis pada tingkat meiosis I
Semua organisme memiliki rentang hidup yang terbatas. Karena itu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, diperlukan generasi penerus. Proses biologis ketika
organisme menghasilkan individu baru dari jenis mereka sendiri disebut dengan reproduksi. Tiap
jenis organisme memiliki sistem reproduksi yang berbeda-beda. Di artikel kali ini, kita akan
membahas struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia.
Sistem reproduksi pada manusia termasuk ke dalam kategori reproduksi seksual. Artinya,
reproduksi terjadi melalui proses bertemunya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum)
membentuk individu baru yang disebut dengan fertilisasi.
Hasil dari fertilisasi atau pembuahan adalah terbentuknya zigot. Zigot kemudian mengalami
perkembangan embrio hingga dilahirkan menjadi anak. Sebagian mamalia, termasuk manusia,
bereproduksi secara seksual. Laki-laki akan menghasilkan sperma, sementara perempuan akan
menghasilkan ovum.
Berikut adalah nama-nama serta fungsi dari tiap organ. Organ reproduksi pria dibagi
menjadi 2 bagian yaitu ;
A. bagian Eksternal
B. Bagian Internal
1. Penis berfungsi sebagai saluran kencing atau urine sekaligus tempat keluarnya sperma.
Penis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a) Akar atau basis. Bagian ini menempel pada dinding perut bagian bawah.
b) Batang penis
c) Kepala penis. Bagian ini ditutupi oleh lapisan kulit, yang akan dihilangkan saat
menjalani sunat.
Pada ujung kepala penis, terdapat lubang kecil yang merupakan bukaan dari saluran kemih.
Bagian ini nantinya akan menjadi tempat keluar dari semen dan urine. Pada penis juga
terdapat ujung-ujung saraf yang sensitif terhadap rangsangan.
2. Skrotum berperan untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk memproduksi sperma. Pada
skrotum terdapat dua buah testis. Skrotum merupakan bagian sistem reproduksi pria yang
terlihat berbentuk seperti kantung. Letaknya berada di belakang penis, dan merupakan
tempat dari testikel, yang biasa disebut dengan testis. Pada skrotum juga terdapat banyak
saraf dan pembuluh darah. Organ ini pun berperan untuk mengatur suhu testis. Agar testis
dapat memproduksi sperma dengan baik, maka organ tersebut harus memiliki suhu yang
sedikit lebih rendah, dibandingkan suhu tubuh.
3. Testis adalah alat kelamin bagian dalam. Fungsinya adalah untuk memproduksi sperma dan
hormon testosteron. Organ berbentuk oval dengan ukuran sebesar biji zaitun ini terletak di
dalam skrotum. Pada umumnya, setiap pria masing-masing memiliki dua testis. Testis
berfungsi untuk menghasilkan testosteron, yang merupakan hormon seks pada pria. Selain
itu, organ ini juga berfungsi untuk memproduksi sperma.
4. Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis. Fungsinya adalah sebagai tempat
penyimpanan sperma sementara. Epididimis merupakan saluran panjang, yang terletak di
belakang testis. Organ ini berfungsi untuk membawa dan menyimpan sel sperma yang telah
diproduksi di testis. Selain itu, organ ini juga berfungsi untuk mematangkan sperma yang
dibentuk oleh testis. Setelah matang, sperma baru dapat melakukan tugasnya dalam
membuahi sel telur.
1. Vas deferens
Organ ini merupakan saluran panjang dan tebal, mulai dari epididimis hingga ke rongga
panggul. Organ ini terletak di belakang kandung kemih. Vas deferens berfungsi mengantar
sperma matang ke uretra, sebagai persiapan ejakulasi.
2. Vesikula seminalis
Vesikula seminalis merupakan organ berbentuk kantung yang menempel pada vas
deferens, di dekat bagian dasar kandung kemih. Organ ini berguna dalam memproduksi
cairan, sebagai pemberi energi sperma untuk bergerak. Vesikula seminalis merupakan
kelenjar yang menghasilkan zat yang berisi basa (alkali), fruktosa (gula monosakarida),
hormon prostaglandin, dan protein pembekuan
3. Saluran ejakulasi
Saluran ini terbentuk dari gabungan vas deferens dan vesikula seminalis.
4. Saluran kemih
Organ ini disebut juga sebagai uretra, dan berfungsi untuk membawa urine dari kandung
kemih ke luar tubuh.
5. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak pada bagian bawah kandung kemih, di depan rektum atau anus.
Kelenjar ini berfungsi menambahkan cairan yang membantu sperma, saat terjadi ejakulasi,
dan membantu menjaga sperma tetap sehat. . Kelenjar prostat terletak di bawah kandung
kemih. Fungsinya adalah menghasilkan cairan yang bersifat asam
6. Kelenjar bulbourethral
Disebut juga sebagai kelenjar cowper, organ ini berfungsi untuk memproduksi cairan yang
melicinkan saluran kemih. Selain itu, organ ini juga membantu menetralisir keasaman di
saluran kemih, yang terbentuk akibat sisa urine.
7. Saluran uretra adalah saluran yang terdapat dalam penis dan merupakan akhir dari
saluran reproduksi. Perannya adalah sebagai saluran keluarnya sperma dan urine
8. Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa. Fungsinya adalah untuk
melindungi sperma dengan cara menetralkan urine yang memiliki pH asam yang tersisa
dalam uretra. Cairan tersebut juga melapisi uretra untuk mengurangi kerusakan pada
sperma selama ejakulasi.
Spermatozoa atau sperma dihasilkan oleh testis, sedangkan cairan seminal diproduksi oleh
kelenjar tambahan di sepanjang saluran reproduksi pria, yaitu kelenjar vesikula seminalis, prostat,
kelenjar bulbo urethralis (Cowper’s) dan kelenjar urethra (Littre’s), (Anonim, 2009)
Spermatozoa merupakan sel yang sangat terspesialisasi dan padat yang tidak lagi
mengalami pembelahan atau pertumbuhan, berasal dari gonosit yang menjadi spermatogonium,
spermatosit primer dan sekunder dan selanjutnya berubah menjadi spermatid dan akhirnya
berubah menjadi spermatozoa. Spermatozoa terdiri atas dua bagian fungsional yang penting yaitu
kepala dan ekor (Anonim, 2009).
Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan ekor (flagellata).
Kepala sperma mengandung nukleus. Bagian ujung kepala ini mengandung akrosom yang
menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menembus lapisan–lapisan sel telur pada waktu
fertilisasi. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai
sumber energi untuk pergerakan sperma. Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak (Anonim,
2009).
Struktur dari sperma yang dihasilkan oleh laki-laki dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
1. Kepala
Kepala spermatozoa bentuknya bulat telur dengan ukuran panjang 5 mikron, diameter 3
mikron dan tebal 2 mikron yang terutama dibentuk oleh nukleus berisi bahan-bahan sifat
penurunan ayah. Kepala sperma mengandung nukleus. Bagian ujung kepala atau pada bagian
anterior kepala spermatozoa terdapat akrosom, suatu struktur yang berbentuk topi yang menutupi
dua per tiga bagian anterior kepala dan mengandung beberapa enzim hidrolitik antara lain:
hyaluronidase, proakrosin, akrosin, esterase, asam hidrolase dan Corona Penetrating Enzim (CPE)
yang semuanya penting untuk penembusan ovum (sel telur) pada proses fertilisasi (Anonim, 2009).
Bahan kandungan akrosom adalah setengah padat yang dikelilingi oleh membran akrosom yang
terdiri dari dua lapis, yaitu membran akrosom dalam (inner acrosomal membran) dan membran
akrosom luar (outer acrosomal membran). Secara molekuler susunan kedua membran akrosom ini
sangat berbeda, membran akrosom luar bersatu dengan plasma membran (membran
spermatozoa) pada waktu terjadinya reaksi akrosom sedang membran akrosom dalam menghilang.
Bagian ekuatorial akrosom merupakan bagian penting pada spermatozoa, hal ini karena bagian
anterior pada akrosom ini yang mengawali penggabungan dengan membran oosit pada proses
fertilisasi berubah menjadi spermatid dan akhirnya berubah menjadi spermatozoa (Anonim, 2009).
2. Ekor
Panjang ekor seluruhnya sekitar 55 mikron dengan diameter yang makin ke ujung makin kecil:
di depan 1 mikron, di ujung 0,1 mikron. Panjang bagian tengah: 5-7 mikron, tebal 1 mikron; bagian
utama panjang 45 mikron, tebal 0,5 mikron dan bagian ujung panjang 4-5 mikron, tebal 0,3 mikron.
Bagian ekor tidak bisa dibedakan dengan mikroskop cahaya tetapi harus dengan mikroskop
electron (Anonim, 2009).
Mitokondria sebagai pembangkit energi pada spermatozoa. Principle piece dibungkus oleh
sarung fibrous (fibrous sheath) yang perbatasannya disebut anulus. Sarung fibrous bentuknya
terdiri dari kolom ventral dan dorsal yang masing-masing melalui rusuk-rusuk. Ke arah sentral ada
semacam tonjolan yang memegangi cincin nomor 3, 8 dari aksonema. Keduanya (tahanan rusuk
dan pegangan cincin aksonema) memberikan gerak tertentu (Anonim, 2009).
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tubulus seminiferus. Dinding tubulus
seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel–sel
spermatogonia dan sel Sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada
tubulus seminiferus terdapat pula sel Leydig yang mengsekresikan hormone testosterone yang
berperan pada proses spermatogenesis (Anonim, 2009).
Sperma dihasilkan oleh tubulus seminiferus yang memiliki panjang 250 m dalam testes. Sel-sel
yang berada di tubulus seminiferus berupa sel germinal dengan bermacam-macam tahap
perkembangan dan sel Sertoli yang memberikan dukungan penting pada spermatogenesis.
Spermatogenesis adalah proses kompleks sel germinal prmordial spermatogonia (46 kromosom)
berproliferasi dan dikonversi menjadi spermatozoa motil (23 kromosom). Prosesnya memerlukan
waktu 64 hari dengan 3 tahap: mitosis, meiosis, dan spermiogenesis (Anonim, 2011).
Proses spermatogenesis ini dapat terjadi karena dukungan dari sel Sertoli. Fungsi penting sel
Sertoli selama proses spermatogenesis antara lain:
1. Sel Sertoli membentuk tight junction sebagai barrier spermatozoa dengan arah sehingga
dapat mencegah pembentukan antibodi yang dapat menyerang sel spermatozoa (dianggap
sebagai zat asing karena haploid, sel tubuh bersifat diploid).
2. Memberikan makanan.
3. Sel Sertoli berfungsi untuk memfagosit sitoplasma dari spermatid yang berubah menjadi
spermatozoa dan menghancurkan sel germinal yang rusak.
4. Sel Sertoli membentuk lumen cairan tubulus seminiferus sehingga sperma dapat dilepaskan
dari tubulus ke epididimis untuk disimpan dan diproses lebih lanjut.
5. Sel Sertoli mensekresi androgen-binding protein (ABP). ABP berfungsi untuk
mempertahankan testosteron tetap berada dalam tubulus seminiferus, karena testosteron
berupa lipid yang mudah keluar dari membran plasma dan meninggalkan lumen.
6. Menghasilkan hormon inhibin sebagai umpan balik negatif yang mengontrol sekresi FSH
(Anonim, 2011).
Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks
yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di
dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin
jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi
diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel
anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang
kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi
disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen
tubulus seminiferus.
Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang
berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing
memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin
(Y atau X).
Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel
lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan
dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini
menghabiskan waktu sekitar 64 hari (Anonim, 2011).
Hormon bisa disebut sebagai bahan bakar bagi organ dalam sistem reproduksi pria. Tanpa
hormon, fungsi organ-organ tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Ada tiga hormon utama
yang memiliki peran penting untuk organ reproduksi manusia, yaitu:
FSH dan LH adalah dua hormon yang diproduksi di kelenjar pituitari. FSH berperan penting
dalam proses produksi sperman di tubuh. Sementara itu, LH berperan dalam produksi
testosterone, yang juga diperlukan dalam proses pembentukan sperma.
Produksi testosteron juga lah yang menyebabkan berbagai perubahan fisik pada laki-laki
yang sedang puber, seperti:
Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genetalia eksterna dan organ genetalia
interna. Organ genatalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk sanggama, sedangkan organ
genetalia interna untuk ovulasi,tempat pembuahan sel telur,translasi blastokis,implantasi, dan
tumbuh kembang janin.
Endometrium adalah lapisan epitel yang melapisi rongga rahim. Permukaannya terdiri atas
selapis sel kolumnar yang bersilia dengan kelenjar sekresi mukosa rahim yang berbentuk invaginasi
ke dalam stroma selular. Kelenjar dan stroma mengalami perubahan yang siklik, bergantian antara
pengelupasan dan pertumbuhan baru setiap sekitar 28hari.
Dalam terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,pembuahan ovum(kontasepsi), dan
nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Setiap spermatozoaterdiri atas tiga bagianyaitu kaput(kepala)
yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus,ekor dan bagian yang
silindrik(leher) yang menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran spermatozoa dapat
bergerak cepat. (Sarwono Prawirohardjo, 2012)
Alat Reproduksi wanita ialah suatu organ – organ yang berperan dalam serangkaian proses
yang mempunyai tujuan untuk berkembangbiak atau memperbanyak suatu keturunan. Agar
manusia bisa mempunyai anak, maka harus mempunyai sebuah organ – organ reproduksi dengan
fungsi dan dalam keadaan normal.
Secara garis besar alat reproduksi wanita terbagi menjadi dua kelompok, yaitu sebagai
berikut :
5) Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris
dan dorsal oleh fourchet.
Vestibulum merupakan muara-muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra, 2 muara
kelenjar bartolini yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari introitus vagina dan 2
muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra.
6) Kelenjar Bartholini dan Skene
Kelenjar yang penting di daerah vulva karena dapat mengeluarkan lendir.
Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.
Ostium Uretra
Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun dimasukkan ke dalam bagian ini
karana letaknya menyatu dengan vulva.
Biasanya terletak sekitar 2,5 cm dibawak klitoris.
7) Ostium Vagina
Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada gadis, kebanyakan vagina tertutup
sama sekali oleh labia minora dan jika dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutu oleh himen.
8) Hymen (Selaput dara)
Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina.
Biasanya himen berlubang sebesar ujung jari berbentuk bulan sabit atau sirkular sehingga
darah menstruasi dapat keluar. Namun kadang kala ada banyak lubang kecil (kribriformis),
bercelah (septata), atau berumbai tidak beraturan (fimbriata). Pada tipe himen fimbriata, pada
gadis sulit membedakannya dengan hymen yang sudah mengalami penetrasi saat koitus.
9) Perineum
Perineum Adalah daerah muskular yang dititupi kulit antara introitus vagina dan anus.
Panjang kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0 cm.
Ovarium terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan yang dijumpai pada testis.
Bagian luar ovarium disebut cortex yang memiliki gameet dan dibagian dalam disebut medula
yang mengandung banyak pembuluh darah besar serta syaraf.
Cortex ovarium relatif avaskular dan dijumpai sejumlah folikel ovarium kecil. Masing-masing
folikel mengandung ovum immature (oosit) yang terbungkus dengan satu atau beberapa
lapisan sel.
Bila oosit hanya dilapisi oleh satu lapisan sel, sel tersebut dinamakan sel folikel, bila dilapisi
oleh beberapa lapisan sel-sel tersebut dinamakan sel granulosa.
Pada folikel primordial, oosit dilapisi oleh satu lapisan sel pipih (sguamoues epithelium).
Folikel primer memiliki dua atau lebih lapisan sel granulosa kubis yang mengitari oosit.
Ruangan tersebut sering mengalami penyatuan (coalesence) membuat cavum sentral yang
disebut sebagai antrum.
Folikel d’graf atau folilkel vesikuler yang matur memiliki antrum yang sangat dominan dan
folikel biasanya menonjol keluar permukaan ovarium.
Setiap bulan, pada wanita dewasa, satu dari folikel yang masak mengeluarkan oosit dari
ovarium, peristiwa ini disebut ovulasi.
fungsi ovarium
1. Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan
progesteron.
2. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh
infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium
menuju uterus.
3. Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri
yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher
rahim). Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan
lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah
menopause, lapisan lendir menjadi licin.
Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina.
Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen.
Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan
uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.
Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus
merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses
persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan
vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah
menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali
selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).
Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan
janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang
sehingga bayi bisa melewatinya.
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus
oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir
berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi).
Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan
sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui
korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual
yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.
Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi.
Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos
dan lapisan endometrium.
Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus.
Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium
akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat
menstruasi.
4. Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina
bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar
berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa
jaringan ikat berserat.
Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan
seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat
berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan
akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
Fase pertama adalah fase menstruasi, pada fase ini hormon FSH (Follicle Stimulating
Hormone) memicu berkembangya folikel dalam ovarium. Hormon FSH adalah hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar pituitari atau hiofisis.Kelenjar tersebut terletak di otak bagian depan.
Pada fase ini, dinding rahim luruh dan seorang perempuan mengalami menstruasi.
Pada proses perkembangan folikel, ada beberapa folikel yang berkembang, tetapi hanya
ada satu folikel yang dapat terus berkembang tiap bulannya.Pada awal perkembangannya,
folikel menghasilkan hormon estrogen dan hormon progesteron.Hormon estrogen dan
progesteron ini akan memicu dinding rahim untuk menebal. Pada saat ini dinding rahim
sedang mengalami fase proliferasi.
Tujuan dari menebalnya dinding rahim adalah untuk mempersiapkan tempat melekatnya
embrio apabila sel telur dibuahi oleh sperma.Fungsi lain dari hormon estrogen adalah memicu
kembali kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH dan hormon LH (Leuteinizing
Hormone).
Hormon LH terus diproduksi dan meningkat secara mendadak. Peningkatan hormon LH ini
akan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah matang, proses ini disebut
ovulasi.Tingginya sisa metabolisme hormon LH (leuteinizing hormone) pada urine digunakan
sebagai bahan uji atau tes untuk mengetahui kapan terjadi ovulasi.Alat tes untuk mengetahui
waktu ovulasi tersebut mengandung suatu jenis antibodi monoklonal yang dapat
menimbulkan perubahan warna ketika bereaksi dengan zat sisa metabolisme hormon LH.
Fase ketiga adalah fase sekretori. Folikel yang telah melepaskan sel telur akan
berubah menjadi korpus luteum.Sel telur yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh fimbriae
dan bergerak menuju ke tuba fallopi.Jika pada saat itu sel telur tidak dibuahi oleh sperma
(tidak terjadi fertilisasi), maka akan dikirimkan sinyal tertentu pada korpus luteum untuk tidak
memproduksi hormon estrogen dan hormon progesteron lagi.Dengan demikian, pada fase ini
jumlah hormon estrogen dan hormon progesteron pada perempuan rendah.Rendahnya
hormon estrogen dan hormon progesteron menyebabkan jaringan penyusun dinding rahim
rusak dan pembuluh darah yang ada pada dinding rahim pecah, sehingga perempuan akan
mengalami menstruasi.
1.4 FERTILISASI
Apabila ada sel sperma yang masuk ke dalam saluran reproduksi perempuan, sel sperma
tersebut akan bergerak menuju sel telur.Apabila telah bertemu dengan sel telur, bagian kepala
sperma akan masuk ke dalam sel telur dan meninggalkan bagian ekornya di luar sel
telur.Proses inilah yang mengawali terjadinya fertilisasi. Fertilisasi merupakan proses
peleburan inti sel sperma dengan inti sel telur, sehingga membentuk zigot. Proses fertilisasi ini
terjadi di dalam tuba fallopi.
Dari jutaan sel sperma yang masuk ke saluran reproduksi perempuan, hanya satu sel
sperma yang dapat membuahi sel telur. Mengapa demikian? Setelah salah satu sel sperma
memasuki membran sel telur maka secara langsung sel telur akan membentuk benteng yang
tidak dapat dilewati oleh sperma lainnya.
1.5 MASA KEHAMILAN
Masa kehamilan dapat diartikan sebagain kondisi sejak terjadinya fertilisasi dan
embrio terimplantasi dalam endometrium hingga terjadinya kelahiran.Pada manusia, masa
kehamilan rata-rata berlangsung selama 38 minggu (266 hari) mulai dari fertilisasi atau 40
minggu dari permulaan siklus menstruasi terakhir.Kehamilan manusia dibagi menjadi 3 (tiga)
periode (trimester), dimana masing-masing trimester lamanya tiga bulan.
Trimester Pertama
Trimester pertama berlangsung dari minggu pertama sampai minggu ke-13 masa kehamilan. Pada
trimeter pertama, perubahan pada ibu belum terlihat jelas.Akan tetapi, terjadi perubahan besar
dalam tubuhnya, misalnya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron.Rahim mulai
mendukung untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Tubuh juga akan meningkatkan supai darah
untum membawa oksgen dan nutrisi ke janin yang sedang berkembang.Selama trimester pertama,
ibu harus menjaga kondisi tubuhnya, karena janin mudah mengalami keguguran.
4. Embrio sudah dapat disebut janin, yang terlekat pada tali pusar dengan terhubung plasenta
dan terlindungi oleh kantong ketuban (amnion).
6. Otot, tulang belakang, tulang rusuk, lengan, dan jari mulai terbentuk.
7. Janin sudah dapat menggerakkan lengan dan kaki, serta mampu memutar kepala.
8. Pada akhir trimester pertama, janin terlihat seperti miniatur manusia, jenis kelamin sudah
tampak, dan detak jantung dapat dideteksi.
Trimester Kedua
Trimester kedua berlangsung dari minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-27. Trimestrer kedua
merupakan periode yang dirasakan paling nyaman oleh ibu hamil, karena kegelisahan gejala
kehamilan awal sudah hilang.Perut ibu akam mulai terlihat membesar seiring pertumbuhan rahim
yang lebih cepat dari sebelumnya.Pada trimester kedua ini, ibu dapat merasakan janin mulai
bergerak, bahkan janin dapat mendengar dan mengenali suara ibunya. Jenis kelamin janin juga
sudah dapat dideteksi secara lebih jelas.
1. Janin berukuran 10 cm, berat badan 0,5 kg, dan janin sudah terlihat seperti bayi.
2. Jari tangan dan jari kaki sudah terbentuk, bagian ujung jari sudah tumbuh kuku.
Trimester Ketiga
Trimester ketiga berlangsung mulai dari minggu ke-28 sampai dengan masa kelahiran bayi. Pada
periode ini, janin sudah bisa membuka dan menutupo mata, mendendang, meregangkan badan,
dan bahkan merespon cahaya.Ketia memasuki bulan kedelapan, pertumbuhan otak janin akan
berlangung lebih cepat. Sedangkan bulan kesembilan, paru-paru sudah siap untuk berespirasi
sendiri.
1. Sistem sirkulasi dan respirasi janin mengalami perubahan yang memungkinkan untuk
bernapas dengan dunia luar.
Membran embrio terdiri atas empat bagian, yaitu sakus vitenelus, amnion, karion, dan alantois.
Sakus Vitenalus
Sakus vitenalus (kantung kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta, merupakan tempat
keluarnya sel-sel darah merah dan pembuluh darah yang pertama.
Amnion
Amnion merupakan selaput pelindung embrio. Dinding amnion menghasilkan getah berupa air
ketuban yang berfungsi sebagai berikut.
Korion
Korion adalah selaput yang terdapat di luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh keluar
membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim. Jonjot-jonjot korion menempel pada
dinding rahim.
Alantois
Alantois terletak di dalam tali pusar, berfungsi menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta.
Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh tali pusar. Di dalam tali pusar terdapat dua buah
pembuluh nadi dan sebuah pembuluh balik yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah
dalam plasenta.
Zat makanan dan oksigen dari pembuluh darah ibu dialirkan melalui plasenta ke tali pusar,
selanjutnya ke pembuluh darah embrio.
Sedangkan zat sisa dan karbondioksida dari pembuluh darah embrio dikeluarkan melalui tali pusar
menuju plasenta dan akhirnya dialirkan ke pembuluh darah ibu.
Pada mulanya kontraksi terjadi selama 30 detik atau kurang dalam rentang waktu 25
hingga 30 menit. Pada saat puncaknya, kontraksi dapat terjadi selama 60 hingga 90 detik dan
terjadi setiap 2 hingga 3 menit.Kontraksi otot uterus dimulai dari otot bagian atas lalu menuju
ke bawah, memberikan gaya dorong pada bayi untuk keluar melalui serviks. Gaya dorong ini
semakin kuat saat kepala bayi mendorong dinding serviks.Hal ini terjadi karena, saat dinding
serviks terdorong dan melebar, maka akan merangsang dihasilkannya hormon
oksitosin.Meningkatnya hormon ini akan membuat kontraksi otot uterus semakin kuat,
sehingga gaya dorong yang dihasilkan semakin besar.
Selain gaya dorong terdapat pula gaya gesek antara bayi dengan cairan plasenta dan
gaya gesek antara bayi dengan saluran serviks.Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah
gerak benda. Pada proses kelahiran, arah gerak bayi yang mendesak keluar berlawanan
dengan arah gaya gesek yang arahnya menuju ke dalam. Ketika bayi keluar dari serviks gaya
gesek di saluran serviks akan semakin membesar karena kecilnya diameter serviks.Gaya gesek
ini menahan gerakan bayi untuk keluar. Akan tetapi, hormon oksitosin yang dihasilkan selama
dinding serviks terdorong akan memperkecil gaya gesek tersebut.Selain adanya oksitosin, gaya
gesek juga diperkecil dengan adanya cairan ketuban yang berperan sebagai pelumas atau
pelicin ketika bayi keluar.