Anda di halaman 1dari 36

Obstructive Sleep Apneu

Syndrome(OSAS) pada anak

dr. Muhammad Yudi Rakhmadi

INTRODUCTION
Sleep

Apnea
Syndrome

Apnea dapat
disebabkan kelainan
sentral, obstruktif
jalan nafas, atau
campuran.

Suatu sindrom yang


ditandai oleh adanya
episode apnea atau
hipopnea

INTRODUCTION
APNOE

OBSTRUCTIVE SLEEP
APNEU
Sering dijumpai
Akibat sumbatan
jalan nafas
Adanya usaha napas
Mendengkur pada
saat tidur

CENTRAL SLEEP
APNEU

Gangguan neuro
muskular
Tidak adanya
usaha napas
Tidak mendengkur,
dan biasanya
terbangun
mendadak

COMBINE SLEEP APNEU

DEFINISI Obstructive Sleep Apneu


Syndrome (OSAS) Pada Anak

Sindrom obstruksi komplit atau partial jalan


napas yang menyebabkan gangguan
fisiologis bermakna dengan dampak klinis
yang bervariasi.

Obstruktive sleep apnea syndrome pada


anak sangat berbeda dengan dewasa.

Kecurigaan adanya Obtructive Sleep


Apneu
Syndrome
ditandai
dengan
ditemukannya mendengkur (snoring) pada
anak.
Mendengkur (snoring) adalah suara bising
yang disebabkan oleh aliran udara melalui
sumbatan parsial saluran nafas pada
bagian belakang hidung dan mulut yang
terjadi saat tidur.

EPIDEMIOLOGY
Sering terjadi pada dewasa daripada anak.
Prevalensi mendengkur pada anak sekitar
3,2 12,1%.
Gangguan
pernapasan
selama
tidur
didapatkan pada kira-kira 0,7-10,3% anak
berusia 4-5 tahun.
Kejadian OSAS terjadi pada anak semua
umur termasuk neonatus.

Masa neonatus insidens apnea kira-kira


25% pada bayi dengan berat badan lahir
< 2500 gram dan 84% pada bayi dengan
berat badan lahir < 1000 gram.
Insidens tertinggi terjadi antara umur 3 - 6
tahun karena pada usia ini sering terjadi
hipertrofi tonsil dan adenoid.

Gambar Adenoid

Hipertropi tonsil

PATOGENESIS
Meliputi 2 komponen :
Anatomi
Neurologi

Saluran nafas atas menjadi sempit karena


struktur jaringan lunak membesar :
Pembesaran lidah
Palatum mole yang rendah
Uvula elongasi
Pembesaran adenoid dan atau tonsil
Pembesaran dinding faring lateral
Pembesaran saluran nafas atas lateral.
Abnormalitas tulang : mikro & retiognatia

Aktivitas otot dilator saluran udara nafas


atas :
Keadaan sadar melindungi dari kolaps
Sleep apnea meningkat selama tidur sebagai
kompensasi dikaitkan desaturasi O2,
peningkatan fungsi korteks, otonom, tekanan
arterial sistemik dan denyut jantung

FAKTOR RISIKO
Bentuk kepala dan leher membuat jalan
napas lebih kecil daripada normal
Tonsil dan adenoid yang besar penyebab
paling sering
Septum deviasi, lidah yang besar atau
dagu ke belakang
Obesitas
Otot-otot tenggorokan dan lidah relaksasi
berlebihan saat tidur

Keadaan
Patologi
dengan OSAS :
nasal

yang

berhubungan

PATOFISIOLOGI

Patofisiologi Tidur
Normal

PATOFISIOLOGI

Faktor-faktor:
Obesitas,
pembesaran
tonsil, posisi
relatif rahang
atas dan bawah

Kegagalan otot
dilator utk
stabilisasi

OBSTRUKSI

Lidah dan
palatum jatuh
kebelakang

NORMAL

PARSIAL

TOTAL

MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang terbanyak adalah
kesulitan bernafas pada saat tidur yang
biasanya berlangsung perlahan-lahan.
Mendengkur merupakan gejala yang mulamula timbul
Terdapat episode apnea yang mungkin
diakhiri dengan refluks gastroesofagus
atau terbangun
Timbulnya usaha bernapas ditunjukkan
dengan adanya retraksi

Pada pemeriksaan fisis dapat terlihat


pernafasan melalui mulut
adenoidal facies,
midfacial hypoplasia,
retro/mikrognasi atau kelainan kraniofasial
lainnya,
obesitas,
gagal tumbuh,
stigmata alergi misalnya allergicshiners atau
lipatan horizontal hidung.

Pemeriksaan patensi hidung


Deviasi septum/polip hidung
Ukuran lidah
Integritas palatum
Daerah orofaring
Mukosa palatum yang berlebihan
Ukuran tonsil
Ukuran uvula
Pemeriksaan dada Pectus excavatum

Pemeriksaan auskultasi paru biasanya normal


Pemeriksaan jantung dapat memperlihatkan :
Tanda hipertensi pulmoner peningkatan
bunyi jantung II / pulsasi ventrikel kanan
Pemeriksaan Neurologis harus dilakukan
untuk mengevaluasi tonus otot dan status
perkembangan.

DIAGNOSIS

1.
POLISOMNOGRA
FI

Gold
standar
dalam
pemeriksaan gangguan tidur

Gambaran pada OSA:


Melihat
episode
berhentinya
aliran udara yang berulang diikuti
dengan upaya respirasi kontinue

Indikasi Pemeriksaan
Polisomnografi :

SKOR OSAS = 1,42D + 1,41A + 0,71S-3,83


D = Kesulitan bernapas (0: tidak pernah,
1: sekali-sekali, 2: sering, 3: selalu)
A = apnea (0: tidak ada, 1: ada)
S = mendengkur/snoring (0 : tidak pernah,
1: sekali-sekali, 2: sering, 3: selalu)
Skor <-1 : bukan OSAS
Skor -1 sampai 3,5 : mungkin
OSAS, mungkin bukan OSAS
Skor >3,5 : sangat mungkin
OSAS

DIAGNOSIS(lanjutan)
Observasi selama tidur
Observasi langsung, anak di suruh tidur
ditempat praktek dokter.
Review audiotapes/ videotapes yang dapat
dilakukan di rumah.
Yang dinilai adalah kekerasan dan tipe inspirasi,
pergerakan selama tidur, frekuensi terbangun,
banyaknya apnea, retraksi, dan nafas dengan
mulut.
Observasi
selama tidur dapat dilakukan
denganmenggunakan pulse oximetry.

DIAGNOSIS(lanjutan)
Pemeriksaan Laboratorium
Hipoksia kronik Polisitemia atau
peningkatan eksresi metabolit ATP
Hiperkapnia kronik
bikarbonat darah
(akibat kompensasi alkalosis metabolik)
Interleukin-1 dan TNF- dapat meningkatkan
slowwave sleep dan pemberian anti TNF-
anti body dapat menghambat fase NREM.

TATALAKSANA

NON BEDAH

BEDAH

TATALAKSANA(LANJUTAN)
Non bedah :
I.
Continuous positive airway pressure
(CPAP)
.Pada pasien obesitas dan pasien dengan
OSAS yang menetap setelah dilakukan
tonsilektomi atau adenoidektomi.
.Indikasi :
a. Setelah
dilakukan
tonsilektomi
atau
adenoidektomi pasien masih mempunyai gejala
OSAS
b. Pada saat menunggu tindakan tonsilektomi atau
adenoidektomi

TATALAKSANA(LANJUTAN)
II.
.

Penurunan berat badan


Penurunan berat badan mutlak di
lakukan.
Penurunan berat badan anak lebih sulit
dilakukan daripada orang dewasa.
Pendekatan ini harus bertahap karena
penurunan berat badan secara drastis
tidak dianjurkan.
Penanganan ini mencakup modifikasi
perilaku, terapi diet, olahraga (exercise).

TATALAKSANA(LANJUTAN)
III.

.
.

Medikamentosa
Dekongestan hidung atau Inhalasi steroid.
Progesteron digunakan sebagai stimulan
pernapasan pada anak dengan sindrom
hipoventilasi obesitas (obesity hypoventilation
syndrome).
Obat penenang dan obat yang mengandung
alkohol harus dihindari memperberat OSAS

TATALAKSANA(LANJUTAN)
Bedah :

Tonsilektomi
dan
adenoidekto
mi

Uvulopalatof
aringoplasti
(UPPP) dan
uvulopalatopl
asti

Trakeostomi

KOMPLIKASI
Neuro

KOMPLIKASI(LANJUTAN)
Enuresis

KESIMPULAN

Angka kejadian OSAS pada anak perlu dicermati


seiring dengan meningkatnya faktor risiko
seperti obesitas.
Anamnesis gejala dan riwayat klinis sering tidak
mampu
menilai
derajat
OSAS
sehingga
dibutuhkan pemeriksaan lanjutan berupa poli
somnografi sebagai baku emas.
Tonsilektomi dan/atau adenoidektomi merupakan
tatalaksana bedah yang dianjurkan pada OSAS
anak disamping CPAP dan penurunan berat
badan.

Anda mungkin juga menyukai