INTRODUCTION
Sleep
Apnea
Syndrome
Apnea dapat
disebabkan kelainan
sentral, obstruktif
jalan nafas, atau
campuran.
INTRODUCTION
APNOE
OBSTRUCTIVE SLEEP
APNEU
Sering dijumpai
Akibat sumbatan
jalan nafas
Adanya usaha napas
Mendengkur pada
saat tidur
CENTRAL SLEEP
APNEU
Gangguan neuro
muskular
Tidak adanya
usaha napas
Tidak mendengkur,
dan biasanya
terbangun
mendadak
EPIDEMIOLOGY
Sering terjadi pada dewasa daripada anak.
Prevalensi mendengkur pada anak sekitar
3,2 12,1%.
Gangguan
pernapasan
selama
tidur
didapatkan pada kira-kira 0,7-10,3% anak
berusia 4-5 tahun.
Kejadian OSAS terjadi pada anak semua
umur termasuk neonatus.
Gambar Adenoid
Hipertropi tonsil
PATOGENESIS
Meliputi 2 komponen :
Anatomi
Neurologi
FAKTOR RISIKO
Bentuk kepala dan leher membuat jalan
napas lebih kecil daripada normal
Tonsil dan adenoid yang besar penyebab
paling sering
Septum deviasi, lidah yang besar atau
dagu ke belakang
Obesitas
Otot-otot tenggorokan dan lidah relaksasi
berlebihan saat tidur
Keadaan
Patologi
dengan OSAS :
nasal
yang
berhubungan
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Tidur
Normal
PATOFISIOLOGI
Faktor-faktor:
Obesitas,
pembesaran
tonsil, posisi
relatif rahang
atas dan bawah
Kegagalan otot
dilator utk
stabilisasi
OBSTRUKSI
Lidah dan
palatum jatuh
kebelakang
NORMAL
PARSIAL
TOTAL
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang terbanyak adalah
kesulitan bernafas pada saat tidur yang
biasanya berlangsung perlahan-lahan.
Mendengkur merupakan gejala yang mulamula timbul
Terdapat episode apnea yang mungkin
diakhiri dengan refluks gastroesofagus
atau terbangun
Timbulnya usaha bernapas ditunjukkan
dengan adanya retraksi
DIAGNOSIS
1.
POLISOMNOGRA
FI
Gold
standar
dalam
pemeriksaan gangguan tidur
Indikasi Pemeriksaan
Polisomnografi :
DIAGNOSIS(lanjutan)
Observasi selama tidur
Observasi langsung, anak di suruh tidur
ditempat praktek dokter.
Review audiotapes/ videotapes yang dapat
dilakukan di rumah.
Yang dinilai adalah kekerasan dan tipe inspirasi,
pergerakan selama tidur, frekuensi terbangun,
banyaknya apnea, retraksi, dan nafas dengan
mulut.
Observasi
selama tidur dapat dilakukan
denganmenggunakan pulse oximetry.
DIAGNOSIS(lanjutan)
Pemeriksaan Laboratorium
Hipoksia kronik Polisitemia atau
peningkatan eksresi metabolit ATP
Hiperkapnia kronik
bikarbonat darah
(akibat kompensasi alkalosis metabolik)
Interleukin-1 dan TNF- dapat meningkatkan
slowwave sleep dan pemberian anti TNF-
anti body dapat menghambat fase NREM.
TATALAKSANA
NON BEDAH
BEDAH
TATALAKSANA(LANJUTAN)
Non bedah :
I.
Continuous positive airway pressure
(CPAP)
.Pada pasien obesitas dan pasien dengan
OSAS yang menetap setelah dilakukan
tonsilektomi atau adenoidektomi.
.Indikasi :
a. Setelah
dilakukan
tonsilektomi
atau
adenoidektomi pasien masih mempunyai gejala
OSAS
b. Pada saat menunggu tindakan tonsilektomi atau
adenoidektomi
TATALAKSANA(LANJUTAN)
II.
.
TATALAKSANA(LANJUTAN)
III.
.
.
Medikamentosa
Dekongestan hidung atau Inhalasi steroid.
Progesteron digunakan sebagai stimulan
pernapasan pada anak dengan sindrom
hipoventilasi obesitas (obesity hypoventilation
syndrome).
Obat penenang dan obat yang mengandung
alkohol harus dihindari memperberat OSAS
TATALAKSANA(LANJUTAN)
Bedah :
Tonsilektomi
dan
adenoidekto
mi
Uvulopalatof
aringoplasti
(UPPP) dan
uvulopalatopl
asti
Trakeostomi
KOMPLIKASI
Neuro
KOMPLIKASI(LANJUTAN)
Enuresis
KESIMPULAN