Anda di halaman 1dari 59

vi

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN IX


TAHUN 2022

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


JABATAN TERAMPIL - BIDAN

OPTIMALISASI KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI


TENTANG PEMILIHAN METODE
KONTRASEPSI PASCASALIN
PADA IBU HAMIL DENGAN TEMA GERHANA
(GERAKAN IBU HAMIL MERENCANAKAN
JARAK DAN JUMLAH ANAK)
DI RUANG PONEK RSUD SULTAN SURIANSYAH

Oleh :
EKA DESY NUR ISRIYANTI, A.Md.Keb
NIP. 199412222022032007
NDH : 03

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
BANJARBARU
2022
vii
viii
ivix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warrahmatullahi


Wabarakatuh. Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penulisan Laporan Rancangan
Aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Komunikasi Informasi dan Edukasi
tentang Pemilihan Metode Kontrasepsi Pascasalin pada Ibu Hamil dengan
Tema GERHANA (Gerakan Ibu Hamil Merencanakan Jarak dan Jumlah
Anak) di Ruang PONEK RSUD Sultan Suriansyah” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya sebagai bagian penting dari Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II Angkatan IX Tahun 2022 Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan.

Dalam penyusunan Laporan Rancangan Aktualisasi ini tidak lepas


dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada:

1. Mujiyat, S.Sn, M.Pd selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber


Daya Manusia Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai
Penyelenggara Kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan XIX Tahun 2022.
2. dr. H. M. Syaukani selaku Direktur RSUD Sultan Suriansyah Kota
Banjarmasin.
3. H. Ahmad Bagiawan. S.Pd., M.M selaku Kepala Bidang
Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Fungsional.
4. Dr. Abdul Haris, S.Sos.,S.H.,M.Si selaku Kepala Sub Bidang Jabatan
Pimpinan Daerah dan Prajabatan.
5. Eka Ratna Wati, SST selaku mentor yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk menjadi mentor dalam penyusunan
laporan rancangan aktualisasi ini.
x
ivxi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Umum dan Khusus ............................................................ 4
C. Isu Aktualisasi ................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup ............................................................................... 9
BAB II GAMBARAN UMUM ................................................................. 10
A. Gambaran Umum Organisasi ...................................................... 10
B. Visi, Misi dan Nilai Organisasi ...................................................... 18
C. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................. 20
D. Sasaran Kinerja Pegawai .................................................................. 21
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ................................................. 24
A. Landasan Teori........................................................................... 24
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ......................... 37
C. Penjadwalan Kegiatan Rancangan Aktualisasi dan Habituasi .... 45
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 48
LAMPIRAN… ........................................................................................ 47
xii
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Uraian Kegiatan dan Isu Aktual

Tabel 1.2 Teknik Tapisan Isu APKL

Tabel 1.3 Teknik Tapisan Isu USG

Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

Tabel 3.2 Penjadwalan Kegiatan Rancangan Aktualisasi dan


Habituasi
viii
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi RSUD Sultan Suriansyah

Kota Banjarmasin
xiv
ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Kendali Coach


Lampiran 2 Kartu Kendali Mentor
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kontrak (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Undang-undang
tersebut juga mengamanatkan instansi pemerintah untuk wajib
memberikan pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan.
Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan
demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan
pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
Pelatihan dasar CPNS terdapat empat agenda, yaitu Agenda Sikap
Perilaku Bela Negara, Agenda Nilai-Nilai Dasar PNS, Agenda
Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart
Government sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan Agenda Habituasi. Agenda Habituasi adalah agenda untuk
mewujudkan Nilai-Nilai Dasar ASN sebagaimana yang tertuang dalam
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara yaitu Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dengan
Employer Branding #Bangga Melayani Bangsa.
Terdapat tiga tugas dan fungsi PNS pada pasal 10 Undang Nomor 5
Tahun 2014 yaitu melaksanakan kebijakan publik, memberikan
pelayanan publik, dan menjadi perekat dan mempererat persatuan dan
2

kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bidan sebagai ASN


memiliki kewajiban melaksanakan kebijakan publik, termasuk
mendukung pemerintah dalam menjalankan Program Keluarga
Berencana (KB) sebagai salah satu upaya menurunkan angka kematian
ibu.
Menurut laporan WHO, pada tahun 2017 sebanyak 8600 ibu
meninggal di Indonesia karena kehamilan dan persalinan. Rasio AKI di
Indonesia pada tahun 2017 mencapai 177 per 100.000 kelahiran hidup,
turun 9 angka dari tahun 2016, yang AKInya mencapai 186 per 100.000
kelahiran hidup. Namun dibandingkan dengan negara Thailand dan
Timor Leste, rasio AKI Indonesia masih lebih tinggi. Rasio AKI di Thailand
hanya 37 per 100.000 kelahiran hidup dan Timor Leste 142 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan data terbaru AKB dari WHO, pada tahun
2018 sebanyak 61.592 bayi meninggal di Indonesia. Rasio AKB di
Indonesia pada tahun 2018 adalah 12,74 per 1000 kelahiran hidup, turun
dari tahun 2017 yang rasionya mencapai 13,22 per 1000 kelahiran hidup.
Angka rasio AKB di Indonesia tahun 2018 lebih rendah dari Timor Leste
yang AKBnya mencapai 20,40 per 1000 kelahiran hidup. Namun masih
lebih tinggi dibandingkan dengan negara Thailand yang rasio AKBnya
hanya 5,02 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data diatas AKI dan AKB masih cukup tinggi di
Indonesia. Dalam rangka untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian, maka salah satu upaya untuk memecahkan masalah adalah
dengan melakukan pendekatan yang disebut Making Pregnancy Safer
(MPS). Tiga pesan kunci dalam MPS yang perlu diperhatikan adalah (1)
Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih (2) Setiap
komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
(memadai) (3) Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran.
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
3

perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak-hak reproduksi untuk


mewujudkan keluarga berkualitas (UU Kependudukan Nomor 52 tahun
2009). Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang memungkinkan
setiap orang untuk mengatur jumlah anak yang diinginkan dan jarak
kehamilan melalui informasi, pendidikan dan penggunaan metode
kontrasepsi.
Keluarga Berencana berperan dalam mengurangi risiko kematian ibu
pada waktu melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering
melahirkan dan jarak antara kelahiran yang terlalu pendek.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
pada tahun 2020 didapatkan angka kematian ibu dan anak tahun 2019
tercatat ada 90 kasus kematian sementara 811 kasus kematian bayi.
Sejak Januari 2020, terjadi penurunan. Data yang dirilis Dinkes Provinsi
Kalsel mencatat ada 48 kasus kematian ibu, serta 441 kematian bayi.
Salah satu program Keluarga Berencana untuk menurunkan AKI
yaitu dengan KB Pasca Persalinan. KB Pasca Persalinan adalah
penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 6
minggu atau 42 hari setelah melahirkan.
Kurangnya pengetahuan mengakibatkan banyaknya ibu mengalami
kesulitan dalam menentukan jenis kontrasepsi yang sesuai sehingga
dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan atau
kehamilan dengan jarak yang sangat dekat dengan kehamilan
sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan yang terjadi di ruang PONEK RSUD Sultan
Suriansyah yaitu dari 79 ibu hamil yang datang pada bulan Juni 2022,
ada 9 orang ibu hamil dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, 11
orang ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun dan 17 orang ibu yang
memiliki anak lebih dari 4 yang tidak menggunakan kontrasepsi. Terlebih
lagi kehamilan tersebut kadang baru diketahui saat usia kehamilan sudah
membesar sehingga ada kemungkinan komplikasi yang tidak terdeteksi
sehingga beresiko bagi ibu dan bayi.
4

Salah satu uraian tugas bidan terampil sesuai permenpan No 36


tahun 2019 adalah memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) tentang kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga
Berencana (KB) pada individu/keluarga sesuai kebutuhan. Sebagai
bidan yang bertugas di ruang PONEK RSUD Sultan Suriansyah, penulis
berusaha mengaktualisasikan nilai-nilai melalui gagasan yang diangkat
yaitu “Optimalisasi Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang
Pemilihan Metode Kontrasepsi Pascasalin Pada Ibu Hamil dengan
Tema GERHANA (Gerakan Ibu Hamil Merencakakan Jarak dan Jumlah
Anak) di Ruang PONEK RSUD Sultan Surianyah

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan dan pelayanan yang profesional dengan
menerapkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK dalam pelaksanaan tugas
sebagai bidan terampil.
2. Tujuan Khusus
Meningkatakan pengetahuan ibu hamil dalam memilih metode
kontrasepsi pasca persalinan yang sesuai dengan kebutuhan ibu
untuk merencanakan jarak kehamilan dan jumlah anak sehingga
mampu mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan
atau kehamilan dengan jarak yang sangat dekat dengan kehamilan
sebelumnya.

C. Isu Aktualisasi
Laporan Kegiatan rancangan aktualisasi ini disusun
berdasarkan identifikasi beberapa isu atau problematika yang
ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai perawat
pelaksana disesuaikan dengan core values ASN BerAKHLAK yaitu
nilai-nilai Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan kolaboratif di instansi tempat saya bekerja, yaitu
di RSUD Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin.
5

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis yang saya lakukan di


instansi tempat saya berkerja, khususnya di ruang PONEK RSUD
Sultan Suriansyah, berikut adalah beberapa isu yang saya temukan
sebagai bidan terampil di antaranya adalah:

Tabel 1.1 Uraian Kegiatan dan Isu Aktual di ruang PONEK RSUD
Sultan Suriansyah
URAIAN KEGIATAN /TUGAS ISU AKTUAL
1 Melakukan asuhan Kala I Belum optimalnya pemberian asuhan
persalinan fisiologis; kebidanan kala I fisiologis berupa
manajemen nyeri persalinan oleh
bidan di ruang PONEK RSUD Sultan
Suriansyah
2 Melakukan fasilitasi Masih kurangnya pelaksanaan inisiasi
Inisiasi Menyusu Dini menyusu dini oleh bidan di ruang
(IMD) pada persalinan PONEK RSUD Sultan Suriansyah
normal;
3 Memberikan Komunikasi Belum optimalnya komunikasi
Informasi dan Edukasi informasi dan edukasi tentang
(KIE) tentang kesehatan pemilihan metode kontrasepsi pasca
reproduksi perempuan salin pada ibu hamil di ruang PONEK
dan Keluarga Berencana RSUD Sultan Suriansyah
(KB) pada
individu/keluarga sesuai
kebutuhan
4 Memberikan Komunikasi Belum optimalnya komunikasi
Informasi dan Edukasi informasi dan edukasi tentang
(KIE tentang kesehatan pemenuhan gizi pasca salin pada ibu
ibu pada hamil di ruang PONEK RSUD Sultan
individu/keluarga sesuai Suriansyah
dengan kebutuhan
5 Melakukan tindakan Masih kurangnya kepatuhan pasien
pencegahan infeksi dan keluarga pasien terhadap protokol
kesehatan yang ada di ruang PONEK
RSUD Sultan Suriansyah

Dari beberapa isu yang ada, langkah selanjutnya adalah


menyeleksi isu tersebut menggunakan metode AKPL (Aktual,
Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan) dengan skala penskoran
1- 5. Metode ini digunakan untuk mengetahui bahwa isu tersebut
6

benar terjadi yang telah menimbulkan kegelisahan yang perlu segera


dicari penyebab dan pemecahannya dengan memperhatikan empat
faktor, yaitu:
1) Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum
terselesaikan hingga masa sekarang;
2) Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya;
3) Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung
menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
4) Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung
jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.

Tabel 1.2 Teknik Tapisan Isu APKL


NO ISU A P K L NILAI
1 Belum optimalnya pemberian 5 3 3 3 14
asuhan kebidanan kala I fisiologis
berupa manajemen nyeri
persalinan oleh bidan di ruang
PONEK RSUD Sultan Suriansyah
2 Masih kurangnya pelaksanaan 5 3 4 4 16
inisiasi menyusu dini oleh bidan di
ruang PONEK RSUD Sultan
Suriansyah
3 Belum optimalnya komunikasi 5 4 4 4 17
informasi dan dukasi tentang
pemilihan metode kontrasepsi
pasca salin pada ibu hamil di ruang
PONEK RSUD Sultan Suriansyah
4 Belum optimalnya komunikasi 4 4 3 4 15
informasi dan edukasi tentang
pemenuhan gizi pasca salin pada
ibu hamil di ruang PONEK RSUD
Sultan Suriansyah
5 Masih kurangnya kepatuhan 4 3 3 3 13
pasien dan keluarga pasien
terhadap protokol kesehatan yang
ada di ruang PONEK RSUD Sultan
Suriansyah
7

Tahap selanjutnya adalah menentukan isu prioritas yang


harus diselesaikan dengan Teknik tapisan USG (Urgency,
Seriousness, Growth). Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai
1 – 5. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.
Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu tadi.
2) Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama,
suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah
lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.
3) Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan.
8

Tabel 1.3 Teknik Tapisan Isu USG


NO ISU U S G TOTAL RANK
1. Belum optimalnya 5 4 4 13 1
komunikasi informasi
dan edukasi tentang
pemilihan metode
kontrasepsi pasca salin
pada ibu hamil di ruang
PONEK RSUD Sultan
Suriansyah
2. Belum optimalnya 4 4 3 11 3
pemberian asuhan
kebidanan kala I
fisiologis berupa
manajemen nyeri
persalinan oleh bidan di
ruang PONEK RSUD
Sultan Suriansyah
3. Masih kurangnya 4 4 4 12 2
pelaksanaan inisiasi
menyusu dini oleh
bidan di ruang PONEK
RSUD Sultan
Suriansyah
Banjarmasin

Dari hasil penapisan isu menggunakan Teknik APKL dan USG di atas
didapatkan hasil bahwa isu yang mendapatkan peringkat teratas yaitu
“Belum optimalnya komunikasi informasi dan edukasi tentang pemilihan
metode kontrasepsi pasca salin pada ibu hamil di ruang PONEK RSUD
Sultan Suriansyah”. Isu tersebut menjadi sangat penting dan harus
secepatnya diselesaikan karena kurangnya pengetahuan mengakibatkan
banyaknya ibu mengalami kesulitan dalam menentukan jenis kontrasepsi
yang sesuai sehingga dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan atau kehamilan dengan jarak yang sangat dekat dengan
kehamilan sebelumnya yang akhirnya membuat AKI dan AKB meningkat.
9

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini adalah :
1. Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang dimaksud dalam aktualisasi ini adalah
tenaga kesehatan yang secara langsung terlibat dalam memberikan
pelayanan, yaitu bidan di ruang PONEK RSUD Sultan Suriansyah
Kota Banjarmasin.
2. Tempat pelaksanaan kegiatan
Tempat pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini adalah di ruang PONEK
RSUD Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin.
3. Waktu pelaksanaan
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan mulai tanggal 24 Juli – 30
Agustus 2022
4. Fokus kegiatan meliputi:
a. Melakukan Konsultasi dengan mentor dan coach
b. Melaksanakan koordinasi dengan teman sejawat
c. Membuat leaflet dengan tema GERHANA (Gerakan Ibu Hamil
Merencakakan Jarak dan Jumlah Anak)
d. Melakukan konseling kepada ibu hamil dengan menggunakan
media leaflet GERHANA
e. Membuat grup whatsapp bagi ibu hamil yang telah diberi
konseling untuk layanan konsultasi lebih lanjut
f. Melakukan evaluasi terhadap pemahaman ibu hamil tentang
pemilihan kontrasepsi pasca persalinan
10

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Keadaan Umum
RSUD Sultan Suriansyah merupakan rumah sakit tipe C milik
Pemerintah Kota Banjarmasin, yang terletak di Jalan RK Ilir
RT.07 RW.01 Kelurahan Kelayan Selatan Kecamatan
Banjarmasin Selatan. Secara geografi wilayah Kota Banjarmasin
terletak antara 3º16’46"LS-3º22’54”LS serta 114º 31’ 40 dan
114º 39’55”BT, pada ketinggian 0,16 m di bawah permukaan laut
dengan kondisi berpaya-paya dan relatif datar.
Secara administratif, Kota Banjarmasin berada di sebelah
selatan dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, dengan luas
98,46 Km2 dengan batas-batas wilayah wilayah sebagai sebagai
berikut :

Sebelah utara :Kabupaten Barito Kuala


Sebelah timur :Kabupaten Banjar
Sebelah selatan :Kabupaten Banjar
Sebelah barat :Sungai Barito (Kabupaten Barito Kuala)
Kota Banjarmasin memiliki luas wilayah mencapai 7.200 Ha
atau 0,22% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan
terbagi menjadi 5 (Lima) kecamatan yaitu:

1) Kecamatan Banjarmasin Utara


2) Kecamatan Banjarmasin Selatan
3) Kecamatan Banjarmasin Tengah
4) Kecamatan Banjarmasin Barat
5) Kecamatan Banjarmasin Timur
11

Populasi jumlah penduduk Kota Banjarmasin tahun 2021


berjumlah 662 320 jiwa yang terdiri dari 331 640 jiwa laki-laki dan
perempuan 330 680 jiwa. Berdasarkan wilayah kecamatan, maka
hampir sekitar 45,51 % penduduk Kota Banjarmasin berdiam di
Kecamatan Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Utara dengan
tingkat kepadatan penduduk terbesar pada Kecamatan
Banjarmasin Tengah yang mencapai 14.295 jiwa/km2.
Laju pertumbuhan penduduk secara alami dipengaruhi oleh
kelahiran, kematian, dan migrasi. Berdasarkan hasil sensus laju
pertumbuhan penduduk di Kota Banjarmasin antara tahun 2020
-2021 adalah 0,95 persen.
Penduduk Kota Banjarmasin merupakan penduduk yang
terpadat dibandingkan dengan seluruh kabupaten/kota lainnya di
Provinsi Kalimantan Selatan. Dari tahun ke tahun kepadatan
penduduk Kota Banjarmasin selalu mengalami peningkatan
sejalan dengan terjadinya pertumbuhan penduduk Kota
Banjarmasin yang selalu mengalami peningkatan. Kelurahan
dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu Belitung Selatan
21,78 jiwa/km2 sedangkan kelurahan dengan kepadatan
penduduk terendah yaitu Kelurahan Basirih 5,98 jiwa/km2.
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua
lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan
secara merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan
akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, yang
pada gilirannya memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif.
Sebagai kota paling padat di provinsi Kalimantan Selatan
jumlah fasilitas kesehatan termasuk dalam kategori memadai,
dimana terdapat 9 rumah sakit, 3 unit rumah sakit bersalin,
didukung dengan 26 puskesmas, puskesmas pembantu 52,
puskesmas keliling, Posyandu 392, Posyandu Lansia 82, BKIA,
apotek dan balai pengobatan yang tersebar di seluruh kecamatan
Kota Banjarmasin.
12

RSUD Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin berdiri diatas


lahan seluas ±2 Ha dengan luas bangunan rumah sakit mencapai
21.510(M2). Berdasarkan Analisis Beban Kerja RSUD Sultan
Suriansyah Kota Banjarmasin Tahun 2017, Sumber Daya
Manusia yang diperlukan pada RSUD Sultan Suriansyah Kota
Banjarmasin berjumlah 199 orang.
RSUD Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin merupakan
rumah sakit tipe C menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan
rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Selain itu untuk
menunjang tiga pelayanan tersebut disediakan juga pelayanan
penunjang medik dan non medik. RSUD Sultan Suriansyah Kota
Banjarmasin lebih difungsikan pada pelayanan kesehatan
rujukan pertama sesudah Puskesmas dan praktik dokter.

2. Jenis Pelayanan
1) Pelayanan rawat jalan
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan pasien untuk
observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan
pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah sakit.
Pelayanan rawat jalan di RSUD Sultan Suriansyah meliputi:
a) Pelayanan Poliklinik Penyakit Dalam
b) Pelayanan Poliklinik Anak
c) Pelayanan Poliklinik Bedah
d) Pelayanan Poliklinik Kebidanan Dan Kandungan
e) Pelayanan Poliklinik Telinga, Hidung Dan Tenggorokan -
KL
f) Pelayanan Poliklinik Rehabilitasi Medik
g) Pelayanan Poliklinik Jiwa
h) Pelayanan Poliklinik Saraf
i) Pelayanan Poliklinik Medical Check Up
j) Pelayanan Poliklinik VCT
13

k) Pelayanan Poliklinik Gizi


l) Pelayanan Poliklinik Gigi Dan Mulut
m) Pelayanan Poliklinik Psikologi
n) Pelayanan Poliklinik Kulit Dan Kelamin
o) Pelayanan Poliklinik Paru
p) Pelayanan Poliklinik Jantung
q) Pelayanan Poliklinik Mata

2) Pelayanan Rawat Inap


Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan pasien untuk
observasi, pengobatan, rehabilitasi dan atau upaya
pelayanan kesehatan lain dengan jangka waktu tertentu.
Pelayanan rawat inap yang tersedia di Rumah Sakit adalah
sebagai berikut
a) Pelayanan Rawat Inap Anak
b) Pelayanan Rawat Inap Dewasa
c) Pelayanan Rawat Inap Obsgyn
d) Pelayanan Rawat Inap Bedah
e) Pelayanan Rawat Inap Penyakit Dalam

3) Pelayanan Penunjang
a) Instalasi Gawat Darurat Umum (IGD Umum), mempunyai
tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan untuk
menyelenggarakan kegiatan bagi pasien gawat darurat.
b) Instalasi Gawat Darurat Kebidanan / Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK),
mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan
kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan bagi
pasien gawat darurat obstetri dan neonatal.
c) Instalasi Radiologi, mempunyai tugas menyediakan
semua fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan
14

kegiatan diagnosa penyakit melalui pemeriksaan


radiologi dan pengobatan melalui radioterapi.
d) Instalasi Farmasi, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan
kegiatan pelayanan obat dan alat kesehatan
e) Instalasi Laboratorium, mempunyai tugas menyediakan
semua fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan
kegiatan pemeriksaan di laboratorium.
f) Instalasi Bedah Sentral, mempunyai tugas menyediakan
semua fasilitas dan kebutuhan untuk kegiatan
pembedahan.
g) Instalasi Gizi, mempunyai tugas menyediakan semua
fasilitas dan kebutuhan, sarana dan prasarana, serta
penyelenggaraan pengelolaan, penyediaan, penyaluran
makanan, terapi gizi dan konsultasi gizi.
h) Instalasi Pemeliharaan Sarana, mempunyai tugas
menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan sarana
prasarana medis dan non medis, menjaga kelancaran
operasional peralatan pelayanan medis dan penunjang
medis, pengendalian limbah dan melaksanakan
kebersihan lingkungan dan pertamanan.
i) Instalasi CSSD, mempunyai tugas menyediakan
peralatan dan bahan steril siap pakai serta sebagai unit
pengawasan dan kualitas mutu produk steril rumah sakit.
j) Instalasi Pemulasaran Jenazah, mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan menyediakan semua kebutuhan,
pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas
sumber daya di Instalasi Pemulasaran Jenazah.
k) Instalasi Rekam Medis, mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan menyediakan semua kebutuhan,
pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas
sumber daya di Instalasi Rekam Medis dan melakukan
15

rekam medik secara tertib dalam rangka peningkatan


pelayanan Rumah Sakit.
l) Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
mempunyai tugas dalam menjamin keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja; lingkungan kerja dan kecelakaan
akibat kerja, memberi rekomendasi dan pertimbangan
Direktur Rumah Sakit mengenai masalah – masalah yang
berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja;
merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk
pelaksanaan dan prosedur; membuat program kerja.
m) Instalasi Laundry merupakan salah satu Instalasi
Penunjang Pelayanan yang berperan dalam pengelolaan
linen di Rumah Sakit. Adapun kegiatan di Instalasi
Laundry dimulai dari perencanaan kebutuhan linen;
penyucian, pengeringan dan penyetrikaan linen;
penyimpanan linen; pendistribusian linen; inventarisasi
linen dan pengendalian mutu pelayanan linen.
n) Instalasi Gas Medis mempunyai tugas pokok dalam
mendistribusikan gas medis ke masing – masing unit
pelayanan 14 serta melakukan perawatan dan perbaikan
terhadap peralatan penunjang gas medis.
o) Instalasi ICU merupakan suatu bagian dari Rumah Sakit
yang mandiri, dengan perlengkapan khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien –
pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit –
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa.
p) Instalasi Ambulans mempunyai tugas pokok dalam
melakukan evakuasi pasien gawat darurat, yaitu evakuasi
pasien yang tidak mengalami ancaman jiwa dan korban
dalam keadaan cukup baik/stabil/sudah memungkinkan
untuk dipindahkan. Instalasi ambulans juga mendukung
16

layanan medis dalam pengangkutan pasien dari satu


fasilitas pelayanan medik ke tempat lain untuk rujukan
atau melakukan pemeriksaan penunjang.
q) Instalasi Sanitasi mempunyai tugas pokok dalam
menangani kegiatan – kegiatan Sanitasi di Rumah Sakit
yang meliputi pemantauan kualitas lingkungan;
pengelolaan limbah dan penyehatan air; sanitasi ruang,
lingkungan dan pengendalian vektor.
r) Instalasi Pengaduan Masyarakat mempunyai tugas
pokok dalam menangani pengaduan langsung dari
pasien, keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit
yang diselesaikan di tempat.

3. Struktur Organisasi
Susunan organisasi, wenenang dan tanggung jawab
pada struktur dan unsur organisasi RSUD Sultan Suriansyah
Kota Banjarmasin diatur sesuai Perwali Kota Banjarmasin
No.83 Tahun 2022 tentang pembentukan, kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja RSUD
Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin memiliki kedudukan
sebagai berikut:
17

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin


18

B. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi


1) Visi
Visi RSUD Sultan Suriansyah adalah “Menjadikan Rumah Sakit
Umum Daerah Sultan Suriansyah Sebagai Pilihan Masyarakat
dengan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Bermartabat,
Sesuai Standar Akreditasi”.

2) Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai
dengan visi yang telah ditetapkan, misi RSUD Sultan Suriansyah
adalah sebagai berikut:
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
efektif berorientasi pada keselamatan pasien.
b) Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang
professional akuntabel dalam memberikan pelayanan.
c) Mengembangkan rumah sakit yang berwawasan lingkungan
dan peduli pada masyarakat kelompok khusus.
d) Menyediakan peralatan medis, keperawatan dan penunjang
medis yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
terbarukan.
e) Mengembangkan perangkat manajemen yang inovatif dan
responsive berbasis (IT).

3) Nilai-Nilai Organisasi
a) Nilai Dasar
Tata nilai yang diterapkan di RSUD Sultan Suriansyah adalah
“THE WINNERS” yang merupakan akronim dari:
19

1) Togetherness (Kebersamaan)
Togetherness adalah sebuah ikatan organisasi yang
menjalankan program-program kerjanya dengan saling
bekerjasama dan bahu membahu untuk memenuhi tujuan visi
dan misi organisasi.
2) Wise (Bijaksana)
Wise adalah sebuah kesesuaian dalam pengambilan
keputusan yang di dapat melalui koordinasi dan komunikasi
serta memperhatikan kebutuhan petugas dan juga pengguna
pelayanan.
3) Integrity (Integritas)
Integrity adalah kesesuaian antara pikiran dan tindakan
dalam menjalankan program kerja.
4) Norm (Norma)
Norm adalah dalam melaksanakan kegiatan dan kerja selalu
berlandasan aturan dan perundang-undangan.
5) No Discrimination (Tidak membeda-bedakan)
No Discrimination adalah setuap kegiatan pelayanan
diberikan kepada masyarakat tanpa memandang SARA
Maupun relasi maupun jabatan.
6) Energic (Energik)
Energic adalah adanya semangat dalam bekerja yang
tergambar disetiap nuansa kerja.
7) Responsive (Responsif)
Responsive adalah tanggap dan peduli dengan penggunaan
layanan serta kebutuhan pemberian layanan dan
permasalahannya.
20

8) Safety (Aman)
Safety adalah keamanan dalam melakukan tindakan
pelayanan maupun PPI di unit pelayanan baik untuk petugas
maupun untuk pengguna layanan.

b) Falsafah
Menjunjung Tinggi Harkat dan Martabat Manusia dalam
Pelayanan Kesehatan

c) Moto
Melayani dengan Kasih Sayang, Profesional dan Bertanggung
Jawab

d) Tujuan
Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat untuk
mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintah daerah
mencapai Banjarmasin sehat, memajukan kesejahteraan dan
mencerdaskan kehidupan masyarakat Banjarmasin.

C. Tugas Pokok dan Fungsi


Menurut Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 83 tahun 2022
RSUD Sultan Suriansyah mempunyai tugas menyelenggarakan
sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan perorangan
secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
penyembuhan dan penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai standar pelayanan RSUD Sultan
Suriansyah.
Penyelenggaraan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna meliputi promotif,
21

preventif, kuratif, rehabilitative.pemulihan yang dilaksanakan secara


serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta
pelaksanaan upaya rujukan. RSUD Sultan Suriansyah
menyelenggarakan fungsi terdiri dari :
1) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan pemberian
pelayanan kesehatan.
2) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan
bidang Kesehatan
3) Penyelenggaraan pelayanan administrasi umum, keuangan,
kepegawaian, fasilitas hokum dan perencanaan RSUD Sultan
Suriansyah

D. Sasaran Kerja Pegawai


Menurut Permenpan No 36 tahun 2019 uraian tugas bidan terampil
adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;
2) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan
kebidanan;
3) Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai
kesimpulan;
4) Memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent;
5) Melakukan tindakan pencegahan infeksi;
6) Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/ personal hygiene;
7) Memberikan vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan
kasus fisiologis;
8) Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil;
22

9) Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga


sesuai dengan kebutuhan;
10) Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11) Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12) Melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis;
13) Melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis;
14) Melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan
hari ke tiga pasca persalinan (KF 1);
16) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca
persalinan (KF 2)
17) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca
persalinan (KF 3);
18) Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan
dengan pendampingan;
19) Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan
normal;
20) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21) Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR);
22) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
kesehatan anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23) Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
24) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB)
pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
25) Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat
untuk remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi;
23

26) Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga


Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di
wilayah kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah;
27) Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28) Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD);
29) Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu / Posbindu /
kampung Keluarga Berencana (KB) atau tempat lain sesuai
penugasan; dan
30) Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
pada anak sekolah;
24

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori
1. Nilai-Nilai BerAKHLAK
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu
strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan
berkelas dunia (world class government) serta untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 4 tentang nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik
dan kode perilaku Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar ASN.
Sehingga pada tanggal 27 Juli 2021 Presiden Republik Indonesia
telah meluncurkan core values (nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK
dan employer branding ASN "Bangga Melayani Bangsa".
Nilai-nilai dasar BerAKHLAK menjadi dasar penguatan budaya
kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja
individu dan tujuan organisasi / instansi; Nilai dasar
merupakan landasan utama dalam bersikap dan
berkegiatan yang sejalan dengan visi, misi dan tujuan organisasi
serta unit kerja dimana ASN tersebut bekerja.
Panduan perilaku (kode etik) dari masing-masing nilai-nilai dasar
adalah sebagai berikut:
a) Berorientasi Pelayanan
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
3) Melakukan perbaikan tiada henti.
25

b) Akuntabel
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi;
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

c) Kompeten
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah;
2) Membantu orang lain belajar;
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

d) Harmonis
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2) Suka menolong orang lain;
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

e) Loyal
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan
negara;
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

f) Adaptif
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas;
26

3) Bertindak proaktif.

g) Kolaboratif
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi;
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah;
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama.

2. Smart ASN dan Manajemen ASN


a) Smart ASN
Komunikasi yang bersifat serba digital menjadikan literasi
digital sebagai salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi
seperti sekarang. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia
diprediksi akan naik mencapai US$ 133 miliar pada 2030
(eConomy SEA 2019). Namun, Indonesia, berdasarkan World
Digital Competitiveness Ranking, berada pada urutan 56 dari 62
negara di dunia. Dengan kondisi ini, Indonesia terancam hanya
menjadi pasar dan dapat kehilangan kesempatan memetik
dampak baik dari trend perkembangan teknologi yang ada.
Daya saing digital yang rendah, yang disebabkan diantaranya
rendahnya literasi digital, juga membuat Indonesia menghadapi
sejumlah ancaman; mulai dari penyebaran konten negatif,
konten berbau hoaks, ujaran kebencian atau hate speech,
perundungan, ragam praktik penipuan, hingga radikalisme.
Penerapan dan pembekalan ASN dengan Smart ASN
meberikan kemampuan berpikir secara kritis terkait pemahaman
konsep efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu di bidang
komunikasi. Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam
mengakses media digital (digital ethics), budaya menggunakan
27

digital (digital culture), menggunakan media digital dengan


aman (digital safety), dan kecakapan menggunakan media
digital (digital skills).
Perumusan kerangka kerja literasi digital digunakan
sebagai basis dalam merancang program dan kurikulum literasi
digital Indonesia pada tahun 2020-2024. Kerangka kurikulum
literasi digital ini juga digunakan sebagai metode pengukuran
tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital. Digital skill merupakan kemampuan
individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi
digital dalam kehidupan sehari-hari.
Digital safety merupakan kemampuan user dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data
pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Digital culture merupakan kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan 24
digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Sementara
itu, Digital Ethics merupakan kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

b) Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
28

praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih


menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para
ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
29

3. Substantif tentang pemilihan metode kontrasepsi pasca persalinan


a) Definisi Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi.
Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu,
berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yan
membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan
hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal
namun tidak menghendaki kehamilan. Kontrasepsi adalah usaha -
usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha itu dapat
bersifat sementara dapat bersifat permanen. Adapun akseptor KB
menurut sasarannya, meliputi:
1) Fase Menunda Kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh
pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20
tahun.Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia yang
sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai
alasan.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi
dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya
kesuburan dapat terjamin 100%.
Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum
mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi
yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.
2) Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode
usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2
orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 – 4 tahun.Kriteria
30

kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi,


reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan
punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3-4 tahun sesuai
jarak kelahiran yang direncanakan.
3) Fase Mengakhiri Kesuburan Sebaiknya keluarga setelah
mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun tidak
hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan
kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika
terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping
itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk
mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan
disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan, suntik KB
dan pil KB.

b) Kontrasepsi Pasca Persalinan


Menyusui memberikan banyak dampak positif pada
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi, sehingga dalam
pemilihan kontrasepsi pasca persalinan harus menggunakan
metode kontrasepsi yang tidak mengganggu produksi ASI.
1) Kondom
 Mekanisme: Kondom menghalangi terjadinya pertemuan
sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di
ujung selubung karet yang dipasang pada penis
sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam
saluran reproduksi perempuan.
 Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko
kehamilan adalah 2 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
31

 Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mencegah


penularan penyakit menular seksual dan konsekuesinya
(misal: kanker serviks).
 Risiko bagi kesehatan: Dapat memicu reaksi alergi pada
orang-orang dengan alergi lateks.
 Efek samping: Tidak ada.
 Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak ada efek
samping hormonal, mudah didapat, dapat digunakan
sebagai metode sementara atau cadangan (backup)
sebelum menggunakan metode lain, dapat mencegah
penularan penyakit menular seksual
 Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Keberhasilan sangat dipengaruhi cara penggunaan,
harus disiapkan sebelum berhubungan seksual.

2) Pil Hormon Progestin


 Mekanisme: Minipil menekan sekresi gonadotropin dan
sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami
transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,
mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat
penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.
 Efektivitas: Bila digunakan secara benar, risiko
kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
 Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
 Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
 Efek samping: Perubahan pola haid (menunda haid lebih
lama pada ibu menyusui, haid tidak teratur, haid
memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak haid),
32

sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri


payudara, nyeri perut, dan mual.
 Mengapa beberapa orang menyukainya: Dapat diminum
saat menyusui, pemakaiannya dikendalikan oleh
perempuan, dapat dihentikan kapapun tanpa perlu
bantuan tenaga kesehatan, dan tidak mengganggu
hubungan seksual.
 Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Harus
diminum tiap hari.

3) Suntikan Progestin
 Mekanisme: Suntikan progestin mencegah ovulasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma
terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan
diberikan 3 bulan sekali (DMPA)
 Efektivitas: Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan
kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan
tidak langsung kembali setelah berhenti, biasanya dalam
waktu beberapa bulan
 Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko
kanker endometrium dan fibroid uterus. Dapat
mengurangi risiko penyakit radang paggul simptomatik
dan anemia defisiensi besi. Mengurangi gejala
endometriosis dan krisis sel sabit pada ibu dengan
anemia sel sabit.
 Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
 Efek samping: Perubahan pola haid (haid tidak teratur
atau memanjang dalam 3 bulan pertama, haid jarang,
tidak teratur atau tidak haid dalam 1 tahun), sakit kepala,
33

pusing, kenaikan berat badan, perut kembung atau tidak


nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan
hasrat seksual.
 Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu
diminum setiap hari, tidak mengganggu hubungan
seksual, ibu dapat menggunakannya tanpa diketahui
siapapun, menghilangkan haid, dan membantu
meningkatkan berat badan.
 Mengapa beberapa orang tidak menyukainya:
Penggunaannya tergantung kepada tenaga kesehatan

4) AKBK ( Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)


 Mekanisme: Kontrasepsi implan menekan ovulasi,
mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput rahim
tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma.
Implan dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan
higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.
 Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari
1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.
 Mengapa beberapa orang menyukainya: Tidak perlu
melakukan apapun lagi untuk waktu yang lama setelah
pemasangan, efektif mencegah kehamilan, dan tidak
mengganggu hubungan seksual
 Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu
prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih.
 Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko
penyakit radang paggul simptomatik. Dapat mengurangi
risiko anemia defisiesi besi.
 Risiko bagi kesehatan: Tidak ada.
34

 Efek samping: Perubahan pola haid (pada beberapa bulan


pertama: haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur lebih
dari 8 hari, haid jarang, atau tidak haid;setelah setahun:
haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan haid
jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana
perasaan, perubahan berat badan, jerawat (dapat
membaik atau memburuk), nyeri payudara, nyeri perut,
dan mual

5) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


 Mekanisme: Dalam Rahim AKDR dimasukkan ke dalam
uterus. AKDR menghambat (AKDR) kemampuan sperma
untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi
sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma
dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam
uterus
 Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari
1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat
bertahan lama, hingga 12 tahun.
 Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko
kanker endometrium
 Risiko bagi kesehatan: Dapat menyebabkan anemia bila
cadangan besi ibu rendah sebelum pemasangan dan
AKDR menyebabkan haid yag lebih banyak. Dapat
menyebabkan penyakit radang panggul billa ibu sudah
terinfeksi klamidia atau gonorea sebelum pemasangan.
 Efek samping: Perubahan pola haid terutama dalam 3-6
bulan pertama (haid memanjang dan banyak, haid tidak
teratur, dan nyeri haid).
35

 Mengapa beberapa orang menyukainya: Efektif mecegah


kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama,
tidak ada biaya tambahan setelah pemasangan, tidak
mempengaruhi menyusui, dan dapat langsung dipasang
setelah persalinan atau keguguran.

 Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu


prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga
kesehatan terlatih

6) MOW / Tubektomi

 Mekanisme: Menutup tuba falopii (mengikat dan


memotong atau memasang cincin), sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum.
 Efektivitas: Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari
1 di antara 100 dalam 1 tahun.
 Keuntungan khusus bagi kesehatan: Mengurangi risiko
penyakit radang panggul. Dapat mengurangi risiko
kanker endometrium.
 Risiko bagi kesehatan: Komplikasi bedah dan anestesi.
 Efek samping: Tidak ada.
 Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan
kesuburan secara permanen.
 Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu
prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih.
36

7) MOP / Vasektomi
 Mekanisme: Menghentikan kapasitas reproduksi pria
dengan jalan melakukan oklusi vasa deferens sehingga
alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
tidak terjadi.
 Efektivitas: Bila pria dapat memeriksakan semennya
segera setelah vasektomi, risiko kehamilan kurang dari 1
di antara 100 dalam 1 tahun.
 Keuntungan khusus bagi kesehatan: Tidak ada.
 Risiko bagi kesehatan: Nyeri testis atau skrotum (jarang),
infeksi di lokasi operasi (sangat jarang), dan hematoma
(jarang). Vasektomi tidak mempegaruhi hasrat seksual,
fungsi seksual pria, ataupun maskulinitasnya
 Mengapa beberapa orang menyukainya: Menghentikan
kesuburan secara permanen, prosedur bedahnya aman
dan nyaman, efek samping lebih sedikit dibanding
metode-metode yang digunakan wanita, pria ikut
mengambil peran, dan meningkatkan kenikmatan serta
frekuensi seks.
 Mengapa beberapa orang tidak menyukainya: Perlu
prosedur bedah yang harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih
37

B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

Nama/NIP : Eka Desy Nur Isriyanti, A.Md.Keb / 199412222022032007


Profesi/Jabatan : Bidan/Terampil
Isu Aktual : Belum optimalnya komunikasi informasi dan edukasi tentang pemilihan metode kontrasepsi
pasca salin pada ibu hamil di ruang PONEK RSUD Sultan Suriansyah
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi komunikasi informasi dan edukasi tentang pemilihan metode kontrasepsi pasca
salin pada ibu hamil dengan tema GERHANA (Gerakan Ibu Hamil Merencakakan Jarak dan
Jumlah Anak) di ruang PONEK RSUD Sultan Suriansyah
a. Melakukan Konsultasi dengan mentor dan coach
b. Melaksanakan koordinasi dengan teman sejawat
c. Membuat leaflet dengan tema GERHANA (Gerakan Ibu Hamil Merencakakan Jarak
dan Jumlah Anak)
d. Melakukan konseling kepada ibu hamil dengan menggunakan media leaflet GERHANA
e. Membuat Grup whatsapp bagi ibu hamil yang telah diberi konseling untuk layanan
konsultasi lebih lanjut
f. Melakukan evaluasi terhadap pemahaman ibu hamil tentang pemilihan kontrasepsi
pasca persalinan
38

Tabel. 3.1. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

Kegiatan 1
Melakukan Konsultasi dengan mentor dan coach
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Print out Berorientasi Pelayanan
1. Menyiapkan bahan
materi Konsultasi dilakukan untuk merancang solusi untuk meningkatkan
konsultasi
konsultasi pelayanan
2. Menghubungi dan
Akuntabel
Melakukan konsultasi 2. Terlaksananya
konsultasi dan Dalam menyiapkan bahan konsultasi saya akan melaksanakan dengan
dengan mentor di
mendapat izin bertanggung jawab.
PONEK RSUD Sultan
dari mentor Kompeten
Suriansyah terkait isu
3. Lembar Dalam menyiapkan bahan konsultasi saya akan melaksanakan dengan
dan rencana
konsultasi kualitas terbaik.
pemecahan isu tersebut
4. Dokumentasi Harmonis
3. Memaparkan
kegiatan Dalam menyiapkan bahan konsultasi saya akan membangun lingkungan
rancangan kegiatan,
kerja yang kondusif.
mencatat masukan dan
Loyal
saran perbaikan
Dalam melaksanakan tahapan ini saya tidak akan memaksakan kehendak
saya
Adaptif
Konsultasi ini dilakukan agar dapat menemukan inovasi setelah beradaptasi
dengan lingkungan kerja
Kolaboratif
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk usaha untuk melakukan kinerja
terbaik dengan teman sejawat
39

Kontribusi Terhadap Visi Misi dan Tujuan Organisasi


Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap visi RSUD Sultan Suriansyah yaitu “Menjadikan Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Suriansyah Sebagai Pilihan Masyarakat dengan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Bermartabat,
Sesuai Standar Akreditasi”
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan tata nilai RSUD Sultan Suriansyah yaitu Kerjasama (Togetherness)

Kegiatan 2
Melaksanakan koordinasi dengan teman sejawat
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Terjalin Berorientasi Pelayanan
1. Menghubungi dan
koordinasi yang Melalui kegiatan ini saya akan mengajak teman sejawat untuk
Melakukan koordinasi
baik dengan meningkatkan kualitas pelayanan
dengan teman sejawat
teman sejawat Akuntabel
terkait isu prioritas
mengenai Saya akan jujur mengenai semua kegiatan yang akan dilakukan
aktualisasi.
kegiatan yang Kompeten
akan dilakukan Kegiatan ini akan dapat meningkatkan kompetensi dalam bidang kebidanan
2. Absensi Harmonis
kegiatan Saya akan menghargai setiap pendapat dan saran teman sejawat
koordinasi Loyal
3. Dokumentasi Tidak menyebarluaskan informasi tentang keadaan di lingkungan kerja
kegiatan Adaptif
Saya dapat beradaptasi dengan rencana inovasi
Kolaboratif
Saya akan bekerjasama untuk mencapai tujuan Bersama
40

Kontribusi Terhadap Visi Misi dan Tujuan Organisasi


Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap misi RSUD Sultan Suriansyah yaitu ‘’Mengembangkan kompetensi
sumber daya manusia yang professional akuntabel dalam memberikan pelayanan’’
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan tata nilai RSUD Sultan Suriansyah yaitu Kerjasama ( Togetherness )

Kegiatan 3
Membuat leaflet dengan tema GERHANA (Gerakan Ibu Hamil Merencakakan Jarak dan Jumlah Anak)
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Print out leaflet Berorientasi Pelayanan
1. Mengumpulkan
GERHANA Memahami kebutuhan pengetahuan masyarakat mengenai informasi
referensi materi
untuk leaflet tentang 2. Dokumentasi kontrasepsi pascasalin
kegiatan Akuntabel
kontrasepsi
Membuat leaflet secara cermat dan bertanggung jawab
pascasalin dari
Kompeten
berbagai sumber
Adanya leaflet ini diharapkan dapat membantu orang lain belajar
2. Mendesain leaflet
Harmonis
dengan tema
Membangun lingkungan kerja yang kondusif saat proses pembuatan leaflet
GERHANA
Loyal
Membuat leaflet menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Adaptif
Berinovasi membuat leaflet yang mudah dipahami berbagai kalangan
Kolaboratif
Kerjasamama dengan teman sejawat dalam proses kegiatan tersebut
41

Kontribusi Terhadap Visi Misi dan Tujuan Organisasi


Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap misi RSUD Sultan Suriansyah yaitu ‘’Menyediakan peralatan medis,
keperawatan dan penunjang medis yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi terbarukan’’
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan tata nilai RSUD Sultan Suriansyah yaitu Responsive (Responsif)

Kegiatan 4
Melakukan konseling kepada ibu hamil dengan menggunakan media leaflet
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

1. Daftar hadir Berorientasi Pelayanan


1. Melakukan
konseling dan Saya akan ramah dan sopan dalam memberikan konseling kepada ibu
pengkajian awal
penerima Akuntabel
pada ibu hamil di
leaflet Saya akan bertanggung jawab dalam memberikan konseling
ruang PONEK
2. Lembar Kompeten
RSUD Sultan
Kuesioner Saya akan membantu ibu memilih kontrasepsi yang sesuai kebutuhan ibu
Suriansyah
3. Dokumentasi Harmonis
2. Memberikan
kegiatan Saya akan menghargai keputusan ibu tentang pemilihan kontrasepsi
asuhan kebidanan
Loyal
pada ibu hamil
Saya akan menjaga kerahasiaan ibu sebagai pasien
sesuai prosedur
Adaptif
3. Melakukan
Saya mudah berkomunikasi dengan ibu dari berbagai kalangan
konseling tentang
Kolaboratif
pemilihan
Saya akan memberikan kesempatan bertanya kepada ibu
kontrasepsi pasca
salin dengan
42

membagikan
leaflet GERHANA
4. Menyiapkan
lembar kuesioner
untuk evaluasi
pemahaman ibu

5. Meminta ibu untuk


mengisi lembar
kuesioner yang
sudah disediakan
Kontribusi Terhadap Visi Misi dan Tujuan Organisasi
Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap tujuan RSUD Sultan Suriansyah yaitu ‘’Meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintah daerah mencapai Banjarmasin sehat,
memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat Banjarmasin’’
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan tata nilai RSUD Sultan Suriansyah yaitu Wise (Bijaksana)
43

Kegiatan 5
Membuat Grup whatsapp bagi ibu hamil yang telah diberi konseling untuk layanan konsultasi lebih lanjut
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

1. Terbentuknya Berorientasi Pelayanan


1. Mengumpulkan data grup whatsapp Saya akan meningkatkan digitalisasi pelayanan publik dengan menyediakan
dan meminta izin ibu dengan adanya layanan konsultasi online
untuk dimasukkan daftar anggota Akuntabel
dalam grup whatsapp grup Saya akan bertanggung jawab dalam mengelola grup whatsapp
2. Memberikan edukasi whatsaapp Kompeten
mengenai Kesehatan 2. Screenshoot Saya akan menjawab pertanyaan dan memberikan saran yang terbaik
ibu dan anak materi edukasi Harmonis
3. Menjawab 3. Screenshoot Saya akan menjaga suasana dalam grup whatsapp tetap kondusif
pertanyaan ibu tanya jawab Loyal
Saya akan merahasiakan data dan tidak menyebarluaskan informasi pribadi
anggota grup whatsapp
Adaptif
Saya akan berinovasi dan mengembangkan kreatifitas untuk bisa melakukan
konsultasi online yang belum pernah dilakukan sebelumnya
Kolaboratif
Saya akan bekerja sama dengan teman sejawat untuk mengelola grup
whatsapp
Kontribusi Terhadap Visi Misi dan Tujuan Organisasi
Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap misi RSUD Sultan Suriansyah yaitu “Mengembangkan perangkat
manajemen yang inovatif dan responsive berbasis (IT).
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan tata nilai RSUD Sultan Suriansyah yaitu Responsif ( Responsive )
44

Kegiatan 6
Melakukan evaluasi terhadap pemahaman ibu hamil tentang pemilihan kontrasepsi pasca persalinan
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Melakukan evaluasi 1. Terlaksananya Berorientasi Pelayanan
dengan mengolah data evaluasi pada Saya akan melakukan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan publik
dari lembar kuesioner ibu hamil tentang Akuntabel
yang telah diisi ibu pemilihan Saya akan bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi tentang ibu
2. Menyusun laporan kontrasepsi hamil tentang pemilihan kontrasepsi pasca persalinan
hasil aktualisasi pasca persalinan Kompeten
2. Laporan hasil Saya akan melaksanakan evaluasi dengan kualitas terbaik
aktualisasi Harmonis
3. Dokumentasi Saya akan menghargai hasil jawaban ibu di lembar kuesioner
kegiatan Loyal
Saya akan merahasiakan data dan jawaban ibu di lembar kuesioner
Adaptif
saya akan berinovasi dan mengembangkan kreatifitas setelah melakukan
evaluasi
Kolaboratif
Saya akan mengolah hasil evaluasi dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan Bersama
Kontribusi Terhadap Visi Misi dan Tujuan Organisasi
Kegiatan tersebut memberikan kontribusi terhadap misi RSUD Sultan Suriansyah yaitu “Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, efektif berorientasi pada keselamatan pasien”
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan tata nilai RSUD Sultan Suriansyah yaitu Wise (Bijaksana)
45

C. Penjadwalan Kegiatan Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

Tabel 3.2. Penjadwalan Kegiatan Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

NO NAMA KEGIATAN JADWAL TEMPAT PELAKSANAAN


KEGIATAN
PERSIAPAN
1 Melakukan Konsultasi dengan mentor dan coach 24 – 26 Juli 2022 Ruang PONEK
RSUD Sultan Suriansyah
2 Melaksanakan koordinasi dengan teman sejawat 27 Juli 2022 Ruang PONEK
RSUD Sultan Suriansyah
3 Membuat leaflet dengan tema GERHANA 28 Juli – 01 Agustus Tempat tinggal Penulis
(Gerakan Ibu Hamil Merencakakan Jarak dan Jumlah Anak) 2022
PELAKSANAAN
4 Melakukan konseling kepada ibu hamil dengan 02 – 21 Agustus Ruang PONEK
menggunakan media leaflet GERHANA 2022 RSUD Sultan Suriansyah
5 Membuat Grup whatsapp bagi ibu hamil yang telah diberi 02 – 21 Agustus Ruang PONEK
konseling untuk layanan konsultasi lebih lanjut 2022 RSUD Sultan Suriansyah
EVALUASI
6 Melakukan evaluasi terhadap pemahaman ibu hamil tentang 22 – 30 Agustus Ruang PONEK
pemilihan kontrasepsi pasca persalinan 2022 RSUD Sultan Suriansyah
46

Matrix Harian Rancangan/Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi


Juli Agustus
NO Kegiatan
24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Persiapan

1. Melakukan Konsultasi dengan


mentor dan coach
2. Melaksanakan koordinasi
dengan teman sejawat
Pelaksanaan
3. Membuat leaflet dengan tema
GERHANA
4. Melakukan konseling kepada
ibu hamil dengan
menggunakan media leaflet
GERHANA
5 Membuat Grup whatsapp bagi
ibu hamil yang telah diberi
konseling untuk layanan
konsultasi lebih lanjut
Evaluasi
6. Melakukan evaluasi terhadap
pemahaman ibu hamil tentang
pemilihan kontrasepsi pasca
persalinan
47

Keterangan:

: Hari Libur

: Waktu Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi


48

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2014. Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB. Jakarta:


Direktorat Bina Kesehatan Ibu.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Berorientasi Pelayanan:


Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Akuntabel: Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Kompeten: Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Harmonis: Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Loyal: Lembaga Administrasi


Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Adaptif: Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Kolaboratif: Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Manajemen Aparatur Sipil


Negara: Lembaga Administasi Negara, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Smart Aparatur Sipil Negara


(ASN): Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Matahari, Ratu. dkk. Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.


2018. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Permenpan No 36 tahun 2019 Tentang Uraian Tugas Bidan Terampil

Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values
dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara

Undang - undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


49

Lampiran 1 Kartu Kendali Coach


50

Lampiran 2 Kartu Kendali Mentor

Anda mungkin juga menyukai