Anda di halaman 1dari 16

RANCANGAN AKTUALISASI

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU MELALUI


PIJAT BAYI TERHADAP BERAT BADAN BAYI KURANG

Disusun Oleh:

DWI HANDAYANI

NIP . 199112022022032010

NDH: 26

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN V

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU MELALUI PIJAT


BAYI TERHADAP BERAT BADAN BAYI KURANG

Oleh:
DWI HANDAYANI
NIP . 199112022022032010

NDH. 26

Telah disetujui untuk diseminarkan pada :

Hari/Tanggal :
Tempat : Asrama Haji Palembang

COACH, MENTOR,

Dr. H Lamazi, S.Pd., M.Si Dr. H. Isferianto M.Kes


Widyaiswara Ahli Madya .........................
NIP. 196705211997021001 NIP. 197003212002121009
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional dan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi (Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
2009).
Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan kesehatan, diperlukan upaya
pemenuhan kesehatan secara komprehensif yang didukung oleh salah satunya Sumber
Daya Manusia Kesehatan. Pengembangan sumber daya manusia kesehatan adalah
upaya strategis untuk menjamin pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata
sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa (Dinas Kesehatan, 2022)
Dalam Rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan bangsa
sebagaimana tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945 perlu dibangun Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Seluruh ASN memiliki core
values berupa nilai-nilai ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (PPSDM, 2022).
ASN juga memiliki fungsi dan tanggung jawab dalam hal pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa . Pemberian pelayanan publik
oleh Aparatur Sipil Negara kepada Masyarakat merupakan implikasi dan fungsi ASN
sebagai pelayanan Masyarakat (UU RI No. 5 Tahun 2014 Tentang ASN, 2014). Salah
satu bentuk pelayanan publik ke masyarakat adalah Pelayanan Kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya disebut Puskesmas (PMK RI No. 43 Tahun 2019, 2019).
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan Kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan Kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki beberapa
jenis tenaga kesehatan, salah satunya adalah bidan. Seorang bidan memiliki tugas
pokok dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi perempuan,
pelayanan keluarga berencana, pelayanan kesehatan bayi dan anak serta pelayanan
kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2009).
Upaya kesehatan anak merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan anak berupa pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan
pemulihan kesehatas baik oleh pemerintah daerah dan atau masyarakat (Permenkes
No. 25 Tahun 2014). Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang standar Profesi Bidan
menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui
deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang.
Dalam hal ini, Peserta telah menjalankan orientasi di UPTD Puskesmas Mariana
Banyuasin selama 1 bulan. Dari pengamatan yang peserta peroleh, didapatkan
beberapa kasus kebidanan yang kejadiannya masih cukup tinggi. Salah satu kasus
tersebut adalah masih rendahnya status gizi bayi dan balita di Puskesmas Mariana.
Pada tahun 2021, dari jumlah balita sebanyak 3.728 terdapat 150 kasus balita gizi
kurang, 576 balita pendek, dan 126 balita kurus (Puskesmas Mariana, 2021). Untuk
mengatasi kondisi tersebut, Puskesmas Mariana telah mengupayakan berbagai
kegiatan. Beberapa kegiatan yang dilakukan seperti penyuluhan gizi, penyuluhan ASI
Eksklusif dan MPASI, dan gerakan makan telur diposyandu, lainnya sebagai upaya
untuk memperbaiki status gizi balita. Semua kegiatan tersebut telah berjalan dengan
baik di Puskesmas Mariana.
Salah satu kegiatan lain yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan
anak yang optimal adalah metode pijat bayi. Pijat bayi merupakan stimulasi sentuhan
yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan berat badan bayi, peningkatan
kualitas tidur sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal (Mrljak et al., 2022). Salah satu mekanisme dasar pijat bayi adaah aktivitas
Nervus Vagus membuat bayi cepat lapar sehingga akan sering menyusu, dan akan
berdampak terhadap peningkatan produksi ASI. Selain itu meningkatkan emosional
antara ibu dan bayi (Junita et al., 2022).
Dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan rancangan terkait
Peningkatan Pengetahuan dan keterampilan orang tua melalui pijat bayi
terhadap peningkatan berat badan bayi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengimplementasikan rancangan kegiatan yang dikaitkan dengan nilai-nilai
dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencakup Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.
(BerAKHLAK). Mengidentifikasikan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS, Peran dan
Kedudukan PNS dalam NKRI serta mengaktualisasikannya.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua melalui pijat bayi
untuk meningkatkan berat badan bayi.

C. Manfaat
1. Bagi Peserta
a. Mampu memahami, menginternalisasi, dan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar ASN Ber-AKHLAK dan nilai kedudukan dan peran PNS untuk
mendukung terwujudnya Smart Governance (yaitu Manajemen ASN dan Smart
ASN).
b. Menjadi tenaga ahli sesuai tugas dan fungsi jabatannya, serta memiliki
integritas dan profesional di lingkungan UPTD Puskesmas Mariana
2. Bagi Organisasi
a. Mendukung visi dan misi UPTD Puskesmas Mariana
b. Meningkatkan integritas UPTD Puskesmas Mariana terutama Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak
3. Manfaat Untuk Masyarakat
a. Meningkatnya keterampilan ibu dalam melakukan pijat bayi
b. Meningkatkan keterampilan ibu dalam melakukan pijat bayi
c. Meningkatkan tumbuh kembang bayi dan balita
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi meliputi seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan
di wilayah kerja UPTD Mariana yang datang ke puskesmas atau posyandu.
1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas Mariana yang
beralamat di Jalan sabar jaya mariana ilir mulai tanggal 2 agustus 2022 s/d 6
september 2022.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan hasil aktualisasi dan habituasi ini di UPTD Puskesmas
Mariana.
BAB II
DESKRIPSI AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
B. Visi Misi dan Nilai Organisasi
C. Nilai-Nilai Dasar Berakhlak
D. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Terwujudnya Smart Governance seduai
dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan
E. Identifikasi Isu
1. Environmental Scanning
Seiring berkembangnya zaman, telah banyakk terjadi perubahan yang
mengharuskan bertransformasi dan mengikuti perubahan tersebut ke arah yang
lebih baik, terlebih lagi dalam hal transformasi teknologi informasi. Sebagai aparat
pemerintah, ASN dituntut untuk dapat merespon perubahan yang terjadi pada era
sekarang. Sosok ASN yang Smart sangat dibutuhkan. Smart ASN diharapkan
memiliki talenta pada era digitial saat ini dan sebagai digital leader yang
mendukung transformasi birokrasi indonesia. Smart ASN tidak lepas dari sikap
Nasionalisme, integritas, wawasan global, keramahan, jaringan, bahasa asing dan
kewirausahaan.
Tenaga kesehatan yang kompeten dan kompetitif perlu dibangun untuk menuju
Smart ASN 2022. Tenaga kesehatan di lingkungan kerja bersama-sama dapat
berkontribusi dalam memberikan solusi atas masalah yang ada di lingkungan kerja.
Setelah kurang lebih 1 (satu) bulan penulis bertugas di UPTD Puskesmas Mariana,
ditemukan beberapa isu sebagai berikut:
a. Rendahnya status gizi bayi balita di puskesmas mariana
Status gizi normal pada balita dapat ditentukan melalui pengukuran Berat
badan, tinggi badan dan usia. Kemudian dilakukan penilaian melalui indikator
berat badan per usia (BB/U), tinggi badan (TB/U), dan Berat badan per tinggi
badan (BB/TB). Keadaan gizi yang baik merupakan faktor penting dalam upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun, masih rendahnya kondisi
status gizi balita di puskesmas mariana. Jika tidak segera diperbaiki, kondisi ini
akan berdampak terhadap gangguan tumbuh kembang, berkurangnya tingkat
kecerdasan dan prestasi akademik, dan stunting.
Masih rendahnya status gizi ini kemungkinan dipengaruhi belum
optimalnya edukasi dan pemberdayaan orang tua bayi balita terkait nutrisi dan
pemberdayaan ibu bayi dalam mendukung mengoptimalkan tumbuh kembang
bayi balita, salah satunya melalui pijat bayi. Dari permasalahan ini sangat
berkaitan dengan manajemen ASN yang penulis pelajari dikarenakan belum
maksimalnya pelayanan yang diberikan petugas.
b. Rendahnya peserta akseptor KB (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) memiliki tingkat keefektifan
yang tinggi dengan tingkat kegagalan serta komplikasi dengan efek samping
lebih sedikit dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya. Namun, Metode
kontrasepsi ini masih rendah dari sasaran. Hal ini dikarenakan tenaga kesehatan
kurang gencar dalam mempromosikan MKJP. Dari permasalahan ini sangat
berkaitan dengan manajemen ASN yang penulis pelajari dikarenakan kurang
maksimalnya promosi yang diberikan terkait MKJP.
c. Tingginya Kejadian anemia pada ibu hamil
Anemia kehamilan merupakan kondisi kadar hemoglobin lebih rendah dari
nilai normalnya dan kondisi ini dapat mempengaruhi kondisi ibu dan janin.
Namun, masih tingginya kasus anemia pada ibu hamil di Puskesmas Mariana,
beberapa upaya telah dilakukan untuk mencegah anemia seperti pemberian
tablet Fe. Akan tetapi masih kurang optimalnya pengawasan dari petugas
kesehatan dalam hal kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe yang
telah diberikan. Dari permasalahan ini sangat berkaitan dengan Smart ASN
yang penulis pelajari dikarenakan kurang optimalnya pengawasan dari petugas
kesehatan dalam hal kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe. Pengawasan
konsumsi Tablet Fe ini sebenarnya dapat diterapkan dengan digitalisasi
misalnya pengawasan minum obat melalui sosial media atau adanya pengingat
minum obat melalui sosial media.
d. Tingginya kejadian KEK pada ibu hamil
Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) memiliki dampak terhadap
kesehatan ibu dan janin. Kekurangan energi kronis ini dapat ditentukan melalui
pengukuran lingkar lengan atas, dan dikatakan KEK jika hasil pengukuran
<23,5. KEK pada ibu hamil dapat mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan
rendah, abortus, asfiksia neonatorum, anemia, dan cacat bawaan. Sehingga ibu
hamil perlu perlu memperbaiki nutrisi agar terhindar dari KEK. Akan tetapi,
kejadian KEK pada ibu hamil masih tinggi. Karena kurang optimalnya edukasi
terkait nutrisi, yang seharusnya edukasi ini berkelanjutan ditekankan sejak
remaja dan calon pengantin. Karena perbaikan nutrisi dilakukan sebelum
kehamilan terjadi. Dari permasalahan ini sangat berkaitan dengan manajemen
ASN yang penulis pelajari dikarenakan kurang optimalnya edukasi nutrisi pada
wanita.
e. Rendahnya cakupan imunisasi lanjutan pada baduta
Imunisasi penting dilakukan untuk melindungi anak terhadap penyakit tertentu.
Cakupan imunisasi yang tinggi membuktikan bahwa berkurangnya kejadian
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Namun, masih rendahnya
cakupan imunisasi lanjutan pada baduta. Hal ini dikeranakan belum
maksimalnya edukasi tentang pentingnya imunisasi baik ke masyarakat atau ke
tokoh masyarakat itu sendiri. Dari permasalahan ini sangat berkaitan dengan
manajemen ASN yang penulis pelajari dikarenakan belum maksimalnya
edukasi tentang pentingnya imunisasi wanita.
2. Alat Bantu Analisis
Dari isu yang telah dijabarkan pada bagian environmental scanning, penulis
menentukan prioritas isu dan pemecahan masalah. Pemecahan masalah dari isu
tersebut ditetapkan menggunakan dua metode atau alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu, APKL (Aktual, Problematik, Kekhayalakan, dan Layak). Analisa
APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1-5, menandakan
bahwa semakin tinggi skor mengartikan isu tersebut bersifat mendesak untuk
segera dicari penyelesaiannya. Keterangan bobot skor yang digunakan
menggunakan skala Likert, yaitu:

1 = Sangat tidak setuju


2 = Tidak setuju
3 = Kurang setuju
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Tabel 2. 1
Isu Aktual Aspek APKL
No Indikator Keterangan
1 Aktual Isu yang benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan.
2 Problematik Isu yang memiliki dimensi masalah yang komplek
3 Kekhayalakan Isu secara langsung menyangkut hajat orang banyak dan
bukan hanya kepentingan seseorang saja.
4 Layak Isu merupakan masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimuncukan inisiatif pemecahan masalahnya

Tabel 2. 2
Analisis Isu
No Isu A P K L Jumlah Peringkat
1 Rendahnya status gizi bayi balita (Berat 5 5 5 5 20 1
badan bayi kurang)
2 Rendahnya peserta akseptor KB (Metode 3 5 5 5 18 2
Kontrasepsi Jangka Panjang)
3 Tingginya Kejadian anemia pada ibu hamil 4 4 4 5 17 3
4 Tingginya kejadian KEK pada ibu hamil 3 4 4 3 14 5
5 Rendahnya cakupan imunisasi lanjutan 3 4 4 4 15 4
pada baduta

F. ISU YANG TERPILIH


Analisis Isu telah dilakukan penilaian menggunakan metode APKL (Aktual,
Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan). Dari 5 (lima) isu yang dianalisis,
didapatkan core isu yaitu masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan ibu dalam
melakukan pijat bayi. Isu ini dianggap layak untuk dilakukan habituasi di Puskesmas
Mariana.
Hal ini mengingat masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan ibu bayi
terkait pelaksanaan metode pijat bayi yang benar dan belum adanya praktik pijat bayi
oleh ibu maupun belum ada pelayanan pijat bayi di Puskesmas Mariana dan masih
tingginya balita dengan status gizi kurang/pendek/kurus. Sehingga perlu adanya solusi
untuk memperbaiki masalah tersebut. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan salah satu tugas dan fungsi bidan ahli pertama yaitu memberikan
Komunikasi Informasi (KIE) tetang kesehatan ibu dan anak pada individu atau
keluarga sesuai kebutuhan.
G. PENDALAMAN CORE ISU TERPILIH

Tabel 2. 3
Pendalaman Core Isu

Akibat Sebab dari Core Isu Penyebab Core Isu Terpilih


Rendahnya Status Gizi Balita 1. Belum ada edukasi dan Belum ada edukasi dan
(Kasus Berat Badan Kurang) pelayanan anak tentang pelayanan anak tentang pijat
pijat bayi untuk bayi untuk meningkatkan berat
meningkatkan berat badan badan bayi .
bayi .
2. Rendahnya status ekonomi
masyarakat diwilayah kerja
puskesmas
3. Kurangnya pemahaman
tentang nutrisi
4. Kurang baiknya sanitasi
yang ada di lingkungan
masyarakat.

H. ANALISIS DAMPAK
Pijat bayi merupakan salah satu bentuk stimulasi berupa sentuhan dan berdampak positif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan. Pijat bayi dilakukan dengan cara yang benar
memiliki salah satu manfaat yaitu meningkatkan berat badan bayi karena efek
pemijatan khususnya pada bagian wajah, merangsang otot-otot mengunyah dan
menelan yang berhubungan dengan proses makan. Akan tetapi belum adanya edukasi
atau pelayanan yang diberikan pada orang tua tentang pijat bayi. Hal ini akan
berdampak merugikan bagi kesehatan anak karena pijat bayi jika dilakukan tanpa
bekal pengetahuan yang benar dan dilakukan oleh tenaga yang terlatih akan
mengakibatkan resiko terjadinya kecacatan, perdarahan otak, memar dan resiko
merugikan lainnya.
Sehingga jika isu ini tidak segera diselesaikan maka dapat meningkatan angka
kesakitan bayi dan balita bahkan meningkatkan angka kematian bayi. Oleh karena
itulah, tugas Puskesmas khususnya Puskesmas mariana dapat membina serta
masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup
sehat dan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarkat di wilayah kerjanya.
I. GAGASAN PEMECAHAN ISU
Tabel 2. 4
Jenis dan Sumber Kegiatan

NO JENIS KEGIATAN SUMBER KEGIATAN


Berkonsultasi dengan mentor dan coach mengenai
1
rencana rancangan yang akan diambil
2 Membuat jadwal pelaksanaan pijat bayi
3 Membuat leaflet dan benner pijat bayi
4 Melakukan pendidikan kesehatan
5 Melakukan demonstrasi pijat bayi
6 Memberikan pelayanan pijat bayi
7 Evaluasi kegiatan
J. Rancangan Kegiatan
Tabel 2. 5 Rencana Kegiatan

NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI


KEGIATAN SUBSTANSI MATA DAN MISI ORGANISASI ORGANISASI
PELATIHAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Membuat jadwal Waktu dan tempat
konsultasi dengan konsultasi konsulatsi
mentor dan coach
mengenai
perencanaan
terhadap rancangan
aktualisasi
2 Membuat surat 1. Membuat surat 1. Surat izin
perizinan dan izin dari perjalanan dinas
koordinasi Puskesmas 2. Surat izin
pelaksanaan pijat 2. Membuat surat kepala desa
bayi dengan pihak izin kepala
terkait desa
3 Berkonsultasi Membuat jadwal Waktu dan tempat
kepala puskesmas konsultasi pelayanan pijat bayi
terkait jadwal di Puskesmas
pelayanan pijat bayi Mariana
di puskesmas
mariana
4 Membuat sop pijat 1. Mencari 1. Bahan referensi
bayi bahan mengenai pijat
pembuatan bayi
SOP 2. SOP yang
2. Berkonsultasi sudah disetujui
mentor dan disahkan
tentang sop 3. Foto dan video
pijat bayi kegiatan
3. Membuat
rancangan
SOP
4. Meminta
persetujuan
SOP
5 Membuat banner
dan poster pijat
bayi.
6 Melakukan edukasi
(penyuluhan pijat
bayi)
7 Melakukan
demonstrasi
pelaksanaan pijat
bayi
8 Melakukan
Pelayanan Pijat
bayi di Puskesmas
9 Melakukan
evaluasi
pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai