Anda di halaman 1dari 28

PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

DOKUMEN RENCANA KEBUTUHAN


TAHUNAN

PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM


KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS
TABANAN III TAHUN 2022

UPTD PUSKESMAS
TABANAN III TAHUN
2022

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn III Tahun 2022 i
KATA PENGANTAR

Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha
Esa, Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tabanan III Kabupaten
Tabanan Tahun 2022 ini dapat terselesaikan setelah melalui proses Pengumpulan, pengolahan
data, penginputan pada aplikasi dan penyajian data informasi SDM Kesehatan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tabanan III Kabupaten


Tabanan Tahun 2021 merupakan salah satu laporan yang dapat memberikan gambaran
tentang ketersediaan, kesenjangan dan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan di
UPTD Puskesmas Tabanan III. Hasil Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD
Puskesmas Tabanan III Kabupaten Tabanan Tahun 2022 yang tersusun ini menggunakan
metode analisa beban kerja (ABK) yang kemudian dibandingkan dengan jumlah SDM
Kesehatan yang tersedia sehingga diperoleh kesenjangan dan kebutuhan SDM Kesehatan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tabanan III Kabupaten


Tabanan Tahun 2022 ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran dari
berbagai pihak sangat diharapkan untuk memperbaiki penyusunan di tahun-tahun mendatang.
Tersusunnya Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tabanan III
Kabupaten Tabanan Tahun 2022 ini tidak lepas dari komitmen dan kerja keras seluruh staf
UPTD Puskesmas Tabanan III dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. Untuk itu
disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan diharapkan Dokumen Perencanaan
Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tabanan III Kabupaten Tabanan Tahun 2022 ini
bermanfaat dalam upaya pemenuhan SDM Kesehatan khususnya di Jajaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Tabanan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn III Tahun 2022 ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN
BAGIAN I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Kebijakan......................................................................................................3
C. Masalah Kesehatan........................................................................................4
D. Keadaan Saat Ini...........................................................................................5

BAGIAN II TUJUAN DAN MANFAAT...............................................................................6


A. TUJUAN......................................................................................................6
1. Tujuan Umum .............................................................................. 6
2. Tujuan Khusus ........................................................................... 6
B. Manfaat. ............................................................................................. 6

BAGIAN III KEADAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN..............................8


A. Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Tabanan III Tahun 2022...................8

BAGIAN IV RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN.............................................9


A. Metode Perhitungan......................................................................................9
1. Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan Menggunakan Metode
Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan)
9

1).Kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas Tabanan III Tahun 2022 9


2. Hasil Perhitungan kebutuhan SDMK .............................................. 12

BAGIANV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI........................................................... 22


A. Kesimpulan....................................................................................................22
B. Rekomendasi (Rencana Pemenuhan)............................................................22

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn III Tahun 2022 iii
DAFTAR TABEL

Tabel 01.1 Keadaan SDM Kesehatan di UPTD Puskesmas Tabanan III Tahun 2022........ 12
Tabel 02.1 Hasil perhitungan Kebutuhan SDMK di UPTD Puskesmas Tabanan III tahun 2022 19

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn III Tahun 2022 iv
BAGIAN I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia. Negara
merupakan institusi yang paling ideal untuk menyelenggarakan pemenuhan
kebutuhan hak asasi tersebut, dimana bentuk yang paling kongkrit adalah
pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan Negara kepada rakyat.
Pasal 28H Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Juga dalam Undang-Undang
Nomor36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Agar kondisi tersebut dapat terwujud diperlukan upaya pemenuhan


kesehatan secara komperhensif yang didukung oleh sumber daya kesehatan.
Salah satu sumber daya di bidang kesehatan yang sangat strategis adalah
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK). Tersedianya SDMK yang
bermutu sesuai kebutuhan, terdistribusi secara adil dan merata,serta
termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang tinggi- tingginya mutlak diperlukan secara
berkesinambungan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
Menurut WHO (2011), terdapat beberapa isu permasalahan pada
Sumber Daya Manusia Kesehatan di Indonesia yaitu: Pengembangan tenaga
kesehatan belum dapat memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan untuk
pelayanan atau pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan terus membaik
dalam jumlah, kualitas dan penyebarannya, namun masih belum mampu
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah terutama pada
daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan. Mutu tenaga
kesehatan belum memiliki daya saing dalam memenuhi permintaan tenaga
kesehatan dari luar negeri. Regulasi untuk mendukung upaya
pengembangan tenaga kesehatan masih terbatas. Perencanaan kebutuhan
tenaga kesehatan masih perlu ditingkatkan dan belum didukung dengan
sistem informasi tenaga kesehatan yang memadai. Rencana kebutuhan
tenaga kesehatan yang menyeluruh belum disusun sesuai yang diharapkan,
sehingga belum sepenuhnya dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
pengadaan atau pendidikan tenaga kesehatan, pendayagunaan tenaga
kesehatan, serta pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan.

Permasalahan lainnya juga adalah masih kurang serasinya antara


kebutuhan dan pengadaan atau pendidikan berbagai jenis tenaga kesehatan.
Kajian terhadap jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan tersebut belum
dilakukan sebagaimana mestinya. Kualitas hasil pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan pada umumnya masih kurang memadai. Masih banyak
institusi pendidikan tenaga kesehatan yang belum terakreditasi dan
memenuhi standard. Hal ini akan berdampak terhadap kompetensi dan
kualitas lulusan tenaga kesehatan. Permasalahan pendidikan tenaga
kesehatan pada umumnya bersifat sistemik, antara lain terdapat
ketidaksesuaian kompetensi lulusan pendidikan dengan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan masyarakat, lemahnya kerjasama antara pelaku dalam
pembangunan kesehatan dan pendidikan tenaga kesehatan, lebih
dominannya pendidikan tenaga kesehatan yang berorientasi ke Rumah Sakit
dibandingkan dengan Primary Health Care.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


2
III Tahun 2022
Dalam pendayagunaan tenaga kesehatan, pemerataan dan
pemanfaatan tenaga kesehatan yang berkualitas masih kurang, utamanya
di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, kepulauan dan daerah yang
kurang diminati. Hal ini disebabkan oleh disparitas sosial ekonomi, budaya
maupun kebijakan pemerintah daerah termasuk kondisi geografis antar
daerah mengurangi minat tenaga kesehatan untuk ditempatkan di daerah
tersebut. Selain itu pengembangan dan pelaksanaan pola pengembangan
karir, sistem penghargaan dan sanksi belum dilaksanakan sesuai yang
diharapkan. Pengembangan profesi yang berkelanjutan (Continue
Professional Development/CPD), serta Training Need Assesment (TNA)
masih perlu dikembangkan.

Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan di Indonesia


masih belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan. Sosialisasi
dan penerapan peraturan perundang- perundangan dibidang pengembangan
tenaga kesehatan belum dilaksanakan secara memadai. Sumber daya
pendukung pengembangan dan pemberdayaan tenaga kesehatan masih
terbatas. Sistem informasi tenaga kesehatan belum sepenuhnya dapat
menyediakan data yang akurat, terpercaya dan tepat waktu. Dukungan
sumber daya pembiayaan dan sumber daya lainnya belum memadai.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2009), terdapat permasalahan


strategis Sumber Daya Manusia kesehatan yang dihadapi saat ini dan
kedepan yaitu:

1. Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia kesehatan


belum dapat memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk
pembangunan kesehatan.
2. Perencanaan kebijakan dan program Sumber Daya Manusia
Kesehatan masih lemah dan belum didukung sistem informasi
Sumber Daya Manusia kesehatan yang memadai.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


3
III Tahun 2022
3. Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan berbagai
jenis Sumber Daya Manusia kesehatan. Kualitas hasil pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan dan pelatihan kesehatan pada
umumnya masih belum memadai.
4. Dalam pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
pemerataan Sumber Daya Manusia Kesehatan berkualitas masih
kurang. Pengembangan karir, sistem penghargaan dan sanksi belum
sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung Sumber Daya
Manusia kesehatan masih terbatas.
5. Pembinaan dan pengawasan Sumber Daya Manusia kesehatan dan
dukungan Sumber Daya Manusia kesehatan masih kurang.

Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan


maka perlu disusun perencanaan kebutuhan SDMK yang mengawali aspek
manajemen SDMK secara keseluruhan yang harus disusun sebagai acuan
dalam menentukan pengadaan SDM Kesehatan yang meliputi pendidikan
dan pelatihan SDMK, pendayagunaan SDMK, termasuk peningkatan
kesejahteraannya, dan pembinaan serta pengawasan mutu SDMK.

B. Kebijakan:
Adapun peraturan-peraturan yang menjadi dasar /acuan dalam
menyusun Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan yaitu:

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


4
III Tahun 2022
3. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 6 Tahun
2012 tentang Perhitungan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan
Formasi Pegawai Negeri Sipil;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 41 Tahun 2018 tentang Nomenklatur Jabatan
Pelaksana bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2015 tentang Pedoman Penyusunan Pedoman Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2017 Tentang Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1307);
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan
Pelaksana Bagi Pegawi Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam
Negeri, dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014,
Nomor 68 Tahun 2014, dan Nomor 08/SKB/MenPAN-RB/10/2014,
tentang Perencanaan dan Pemerataan Tenaga Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah Daerah;
10. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2011
tentang Analisis Beban Kerja;
11. Bupati Tabanan Nomor 48 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Daerah Puskesmas pada Dinas Kesehatan Tabanan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


5
III Tahun 2022
C. Masalah Kesehatan
Perencanaan kebutuhan SDMK dilakukan dengan menyesuaikan
kebutuhan pembangunan kesehatan,baik lokal, nasional, maupun global, dan
memantapkan komitmen dengan unsure terkait lainnya. Di era desentralisasi
bidang kesehatan, pemerintah daerah memiliki otoritas untuk merekrut
SDMK di daerah masing-masing sebagai pegawai pemerintah daerah.
Konsekuensinya adalah daerah harus memiliki kemampuan dalam
melakukan perencanaan kebutuhan SDMK, baik di pemerintah daerah
provinsi maupun di pemerintah daerah kabupaten. Masalah-masalah yang
sering ditemukan terkait perencanaan kebutuhan SDMK antara lain:
1. Adanya penafsiran yang berbeda oleh pemangku kepentingan yang
terkait dan para perencana SDMK di daerah terhadap kebijakan-
kebijakan perencanaan kebutuhan SDMK sehingga menimbulkan
keraguan dalam memilih dan menggunakannya dalam proses
penyusunan perencanaan kebutuhan SDMK;
2. Belum optimalnya kapasitas para perencana SDMK dalam
merencanakan kebutuhan SDMK di berbagai tingkatan administrasi
pemerintahan;
3. Perencanaan SDMK masih kurang didukung sistem informasi
manajemen SDMK yangterintegrasi antar pemangku kepentingan;
4. Tim perencana SDMK di daerah belum berfungsi secara optimal dalam
perencanaan kebutuhan SDMK;
5. Pembinaan perencanaan SDMK secara berjenjang kurang terintegrasi
dan belum berkesinambungan; dan
6. Implementasi perencanaan SDMK kurang didukung dengan kebijakan
local baik kebijakan pemerintah daerah kabupaten maupun pemerintah
daerah provinsi.
Untuk itu diperlukan suatu pedoman yang dapat dijadikan acuan
dalam menyusun dokumen perencanaan kebutuhan SDMK ditingkat
institusi, Kabupaten, Provinsi, dan Nasional, sehingga diperoleh dokumen
perencanaan kebutuhan SDMK yang berjenjang dengan pendekatan

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


6
III Tahun 2022
“perencanaan dari bawah”(bottom up planning) dan disesuaikan dengan
kondisi serta kebutuhan wilayah masing-masing sehingga nantinya bisa
memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM kesehatan
dibandingkan dengan standar kebutuhan.

D. Keadaan Saat ini


Saat ini diketahui bahwa perencanaan SDM Kesehatan Puskesmas
dibuat secara insidentil dan hanya membuat rekapitulasi ususlan kebutuhan
tenaga kesehatan yang diajukan oleh puskesmas, belum dalam bentuk
dokumen perencanaan sumber daya manusia kesehatan puskesmas yang
lengkap, serta perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan baik di Dinas
Kesehatan maupun di Puskesmas tidak mempunyai sistem komputerisasi
data ketenagaan, serta distribusi tenaga kesehatan yang tidak proporsional.
Kabupaten Tabanan wajib melaksanakan urusan kesehatan dalam rangka
menunjang derajat kesehatan masyarakat yang seringgi-tingginya. Dalam
rangka mencapai hal tersebut diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah
yang cukup untuk melaksanakan program dan upaya kesehatan, kurangnya
SDM Kesehatan sangat mempengaruhi pada pelayanan kesehatan
masyarakat, terlebih bagi tenaga kesehatan yang masih kurang dan disiasati
dengan memberikan tugas rangkapan.
Dengan disusunnya Dokumen Perencanaan kebutuhan SDM
Kesehatan diharapkan para pemegang kebijakan bisa lebih mudah untuk
mengambil kebijakan pemenuhan SDM Kesehatan pada fasilitas kesehatan
khususnya fasilitas kesehatan pemerintah. Hasil dari penyusunan
perencanaan Kebutuhan SDMK diharapkan dapat menjadi acuan atau
memberikan informasi

1. Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDM


kesehatan menurut jenis dan jumlahnya di Faskes di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tabanan III.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


7
III Tahun 2022
2. Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM
Kesehatan dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan
kebutuhan SDMK dengan menggunakan metode ABK kes dan
Standar Minimal Ketenagaan
3. Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM
Kesehatan melalui PNS, penugasan khusus, kontrak,
pendelegasian kewenangan kepada tenaga dengan kualifikasi
lebih rendah (task shifting), atau model pendayagunaan lainnya
4. Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM
Kesehatan.
5. Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan.
6. Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga
kesehatan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


8
III Tahun 2022
BAGIAN II

TUJUAN DAN

MANFAAT

A. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Memberikan gambaran ketersedian SDM Kesehatan dan Kebutuhan
SDM Kesehatan menurut jenis jabatan dan jenjang jabatan, jenis, jumlah,
redistribusi, usulan formasi dan penempatan sesuai struktur di wilayah kerja
UTPD Puskesmas Tabanan III.

2. Tujuan Khusus:

a. Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDM kesehatan


menurut jenis dan jumlahnya di Faskes di ( UPTD Puskesmas
Tabanan III )
b. Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM Kesehatan
dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan
SDM Kesehatan dengan menggunakan metode ABK kes dan Standar
Minimal Ketenagaan di UPTD Puskesmas Tabanan III
c. Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan
melalui PNS, penugasan khusus, kontrak, pendelegasian
kewenangan kepada tenaga dengan kualifikasi lebih rendah (task
shifting), atau model pendayagunaan lainnya di UPTD Puskesmas
Tabanan III.
d. Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM Kesehatan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tabanan III
e. Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan,
khususnya di UPTD Puskesmas Tabanan III

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


9
III Tahun 2022
f. Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga
kesehatan di UPTD Puskesmas Tabanan III

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
B. Manfaat
Perencanaan SDMK diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik
bagi unit organisasi maupun bagi pegawai. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
I. Manfaat bagi institusi
a. bahan penataan/penyempurnaan struktur organiasi;
b. bahan penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
c. bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
d. bahan sarana peningkatan kinerja kelembagaan;

e. bahan penyusunan standar beban kerja; jabatan/kelembagaan;


penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan
beban kerjaorganisasi;

f. bahan perencanaan mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit


yang kekurangan;
g. bahan penetapan kebijakan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.

II. Manfaat bagi wilayah


a. bahan perencanaan distribusi;
b. bahan perencanaan redistribusi(pemerataan);
c. bahan penyesuaian kapasitas produksi;
d. bahan pemenuhan kebutuhan SDMK;
e. bahan pemetaan kekuatan/potensi SDMK antar wilayah;
f. bahan evaluasi dan penetapan kebijakan pemerataan, pemanfaatan,
dan pengembangan SDMK.

Data dan informasi yang disajikan nantinya diharapkan bermanfaat


bagi pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan dan pembangunan
kesehatan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
BAGIAN III
KEADAAN SDM KESEHATAN

Keadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di UPTD Puskesmas


Tabanan III tahun 2021 jika dibandingkan antara standar peraturan dengan
kebutuhan untuk Pelayanan kesehatan pada masing-masing fasilitas
kesehatan masih tetap diperlukan evaluasi dan peningkatan baik dari sisi
jumlah maupun kompetensinya. Untuk menanggulangi permasalahan
tersebut maka perlu disusun Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
Kabupaten Tabanan yang mengacu pada standar peraturan-peraturan yang
ada.

A. Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Tabanan III


Keadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang ada di UPTD
PuskesmasTabanan III dapat dilihat pada Tabel 01.1 yang merupakan hasil
penginputan data pegawai yang ada pada aplikasi
http://sisdmk.bppsdmk.kemkes.go.id. Dari Tabel tersebut dapat dilihat
ketenagaan yang berada di UPTD Puskesmas Tabanan III secara jenis dan
jumlahnya.
Berdasarkan standar Permenkes Nomor 49 tahun 2016 tentang
pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten ditinjau dari
jenis dan jumlah SDM Kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Tabanan masih jauh dari standar, sehingga hal ini harus mendapatkan
perhatian khusus, karena Dinas Kesehatan merupakan penentu kebijakan
kesehatan guna menyusun strategi untuk mencapai target
pemenuhan/pemerataan tenaga bidang Kesehatan di Kabupaten Tabanan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
Tabel 01.1 Keadaan SDM Kesehatan di UPTD Puskesmas Tabanan III
Tahun2021
No. Jenis SDMK Jumlah SDMK Saat ini
PNS PPPK Lainnya Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Puskesmas Tabanan III
1 Dokter Umum 6 0 0 6
2 Dokter Gigi 3 0 0 3
3 Perawat (Non Ners) 5 0 3 8
4 Ners 2 0 5 7
5 Terapis Gigi Dan Mulut 4 0 1 5

6 Bidan Klinis 13 0 19 32
7 Farmasi 2 0 1 3
8 Sanitasi Lingkungan 1 0 0 1
9 Nutrisionis 1 0 1 2
10 Analis Kesehatan 2 0 1 3
11 Juru Mudi 1 0 0 1
12 Tenaga Umum Lainnya yang belum 4 0 16 20
tercantum
13 Kepala Subbagian 1 0 0 1
14 Kepala Puskesmas 1 0 0 1
15 Promosi Kesehatan 0 0 1 1
16 Administator Kesehatan 1 0 0 1
17 Keuangan 0 0 0 0
18 Perekam Medis 1 0 0 1
19 Epidemiologi Kesehatan 0 0 0 0
TOTAL 48 48 96

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
BAGIAN IV
RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

A. Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan yang digunakan


Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan
bahwa pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi. Agar kondisi tersebut dapat terwujud diperlukan upaya
pemenuhan kesehatan secara komperhensif yang didukung oleh sumber
daya kesehatan. Salah satu sumber daya di bidang kesehatan yang sangat
strategis adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK). Tersedianya
SDMK yang bermutu dapat mencukupi kebutuhan, terdistribusi secara adil
dan merata, serta termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna
untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya mutlak
diperlukan secara berkesinambungan. Metode yang digunakan untuk
perencanaan kebutuhan SDMK berdasarkan Institusi yang digunakan adalah
Metode Analisis Beban kerja dan Standar Ketenagaan Minimal Kesehatan.

1. Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK kes) (Permenkes No. 33


Tahun 2015 / PermenPANRB No. 26 tahun 2011 / Permendagri No.12 tahun
2008)

Dalam Pemenuhan SDM Kesehatan yang jumlah, kualitas,


komposisi dan distribusinya yang tepat sesuai dengan beban kerja dan
kebutuhan riil organisasi maka diperlukan perhitungan kebutuhan
berdasarkan beban kerja dengan menggunakan metode Analisis Beban
Kerja. ABK Kesehatan adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDMK
berdasarkan pada beban kerja yang dilaksanakan oleh setiap jenis SDMK

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
pada tiap fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan (Fasyankes) sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya. Metode ini digunakan untuk menghitung
kebutuhan semua jenis SDMK

Pelaksanaan analisis beban kerja Kesehatan diharapkan agar dapat


terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk mencipatakan efektivitas dan
efisiensi serta profesionalisme Sumber Daya Manusia Kesehatan yang
memadai pada setiap Fasyankes serta mampu melaksanakan tugas-tugas
umum pemerintahan dan pembangunan secara lancar dengan dilandasi
semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Adapun
langkah-langkah dalam melaksanakan metode ABK Kesehatan yaitu:

1. Menetapkan Fasyankes dan Jenis SDMK


Menetapkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada di Kabupaten
Tabanan, kemudian menentukan jenis Sumber Daya Manusia
Kesehatan, untuk menetapkan jenis SDMK dapat mengacu pada
Undang-undang No.36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, dan
peraturan-peraturan mengenai Jabatan Fungsional tertentu.

2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)


Waktu Kerja Tersedia (WKT) adalah waktu yang dipergunakan oleh
SDMK untuk melaksanakan tugas dan kegiatan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun. Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah
ditentukan jam kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per
minggu, baik untuk yang 5 (lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam)
hari kerja sesuai dengan yang ditetapkan Kepala Daerah masing-
masing.
Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara tahun 19 Tahun
2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai
Negeri Sipil, Jam Kerja Efektif (JKE) sebesar 1250 jam per tahun.
Menurut Permen PA-RB no 26 tahun 2011, Jam Kerja Efektif (JKE)
antara 1192-1237 jam per tahun jika dibulatkan menjadi 1200 jam

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
per tahun atau 72000 menit per tahun baik yang bekerja 5 hari
maupun 6 hari kerja per minggu.

3. Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok, Tugas


Penunjang,Uraian Tugas), dan Norma Waktu
Komponen beban kerja adalah jenis tugas-tugas dan uraian tugas
yang secara nyata dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. Norma Waktu
adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh seorang SDMK yang
terdidik, terampil, terlatih dan berdedikasi untuk melaksanakan suatu
kegiatan secara normal sesuai dengan standar pelayanan yang
berlaku di fasyankes bersangkutan
Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi
dan dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional prosedur
(SOP), sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia serta
kompentensi SDMK itu sendiri.
Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman
selama bekerja dan kesepakatan bersama sesuai dengan kondisi
daerah. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan
dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu
dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDMK
yang memiliki kompentensi, kegiatan pelaksanaan standar
pelayanan, standar prosedur operasional (SPO) dan memiliki etos
kerja yang baik.

4. Menghitung Standar Beban Kerja


Standar Beban Kerja (SBK) adalah volume/kuantitas pekerjaan
selama 1 tahun untuk setiap jenis SDMK. SBK untuk suatu kegiatan
pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap kegiatan (Rata-rata Waktu atau Norma Waktu)
dan Waktu Kerja Tersedia (WKT) yang sudah ditetapkan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
5. Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas
Penunjang (FTP)
Tugas Penunjang adalah tugas untuk menyelesaikan kegiatan-
kegiatan baik yang terkait langsung atau tidak langsung dengan tugas
pokok dan fungsinya yang dilakukan oleh seluruh jenis SDMK
Faktor Tugas Penunjang (FTP) adalah proporsi waktu yang
digunakan untuk menyelesaikan setiap kegiatan persatu waktu (per
hari atau per minggu atau per bulan atau per semester) standar Tugas
Penunjang adalah suatu nilai yang merupakan pengali terhadap
kebutuhan SDMK tugas pokok.

6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Fasyankes


Untuk menghitung kebutuhan SDMK menggunakan data-data
perhitungan dalam langkah sebelumnya seperti Waktu Kerja
Tersedia (WKT), Standar Beban Kerja (SBK), Standar Tugas
Penunjang (STP) serta Data Capaian (Cakupan) Tugas pokok dan
kegiatan tiap Fasyankes selama kurun waktu satu tahun. Jika
dirumuskan akan menjadi:

Capaian (1th)
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑆𝐷𝑀𝐾 = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟j𝑎 𝗑 𝑆𝑇𝑃

Pelaksanaan Analisis Beban Kerja Kesehatan dapat menghasilkan


suatu tolok ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam melaksanakan
kegiatannya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat
efisiensi kerja, dan standar beban kerja dan prestasi kerja, menyusun formasi
pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen
lainnya

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
2. Metode Standar Ketenagaan Minimal ( Permenkes No.56 tahun 2014 (
untuk RS Umum), Permenkes No.340 tahun 2010 ( untuk RS Khusus),
Permenkes N0.75 tahun 2014, Permen PANRB N0.26 tahun 2011).

Pada dasarnya metode Standar Ketenagaan Minimal merupakan hasil


pengembangan dari metode Analisis Beban Kerja ( ABK ) yang digunakan
untuk perencanaan kebutuhan SDMK di berbagai Fasyankes seperti Rumah
Sakit, Puskesmas, Klinik, dan Fasyankes lainnya. Fasyankesdikelompokan
ke dalam kelas-kelas ( missal Rumah Sakit kelas, A, B, C danD ) dan tipe-
tipe Fasyankes (misal Puskesmas kawasan Perkotaan, Puskesmas kawasan
Pedesaan, serta Puskesmas terpencil atau sangatterpencil.

Metode Standar Ketenagaan Minimal bermanfaat untuk


merencanakan kebutuhan SDM Kesehatan baik tenaga Kesehatan ataupun
tenaga non Kesehatan secara cepat karena didukung oleh standar
ketenagaam minimal sesuai dengan kelas atau tipe Fasyankes bersangkutan.

Adapun langkah-langkah perhitungan yang dilakukan adalah:

1. Penetapan Standar Kebutuhan Minimal ( Standar ketenagaan


Puskesmas )

Untuk penetapan Standar Ketenagaan Minimal SDMK


Puskesmas mengacu pada Permenkes 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas. Dimana SDMK Puskesmas terdiri dari Tenaga
Kesehatan ( Nakes ) dan Tenaga non Kesehatan. Jenis dan jumlah
Nakes dan tenaga non Kesehatan dihitung berdasarkan Analisis
Beban Kerja dan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebaranya, karakteristik
wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama lainnya. Jenis SDMK paling sedikit
harus terdiri dari: Dokter atau Dokter layanan Primer, Dokter Gigi,

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
Perawat, Bidan, Tenaga Kesehatan Masyarakat, Tenaga Kesehatan
Lingkungan, Ahli tehnologi Laboratorium Medik, tenaga Gizi, dan
tenaga kefarmasian.

2. Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Fasyankes (Puskesmas


Non Rawat Inap)

Untuk menghitung kebutuhan SDMK di Puskesmas mengacu pada


Permenkes 75 tahun 2014 dengan membandingkan jumlah SDMK
saat ini dengan Standar SDMK yang sudah ditetapkan kemudian
dilihat kesenjangan yang terjadi. Standar SDMK untuk masing-
masing Puskesmas kemungkinan berbeda sesuai dengan klasifikasi
dari tiap Puskesmas. Menghitung kebutuhan SDMK diPuskesmas
yaitu dengan membandingkan jumlah SDMKyang ada saat ini
berdasarkan jenisnya dibandingkan dengan Standar SDMK yang
sudah ditetapkan pada lampiran II Permenkes No.340 tahun 2010
kemudian dilihat kesenjangan jumlah ketenagaannya.

B. Hasil perhitungan kebutuhan SDMK

1. Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan Menggunakan Metode Analisis Beban


Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan)

1. Kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas

Jumlah kebutuhan SDM Kesehatan di UPTD Puskesmas Tabanan III


berdasarkan jenis maupun jumlah masih terdapat permasalahan. Jenis
tenaga yangdibutuhkan mengacu pada permenkes 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Jenis tenaga yang dibutuhkan juga
menyesuaikan dengan kebutuhan untuk menunjang pelayanan kesehatan
di Puskesmas sesuai kajian kebutuhan SDM Kesehatan pada table
dibawah Perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan berdasarkan
Analisa Beban Kerja (ABK) dengan menggunakan aplikasi

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


1
III Tahun 2022
http://renbut.kemkes.go.id/abk.

Jumlah kebutuhan tenaga kesehatan yang dibutuhkan berdasarkan hasil


perhitungan tersebut dapat dilihat pada table dibawah

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


2
III Tahun 2022
Tabel 02.1 Hasil perhitungan Kebutuhan SDMK di UPTD Puskesmas Tabanan III
Tahun 2021

TABANAN III
No Jabatan Jenjang Eksisting
Non Kebutuhan Kesenjangan Keterangan
PNS PNS
PETUGAS KEAMANAN Jabatan Pelaksana 0 4 4 -4 K
1.1
2.1 PENYULUH KESEHATAN
MASYARAKAT Jabatan Pelaksana 0 1 2 -2 K
3.1 PRANATA LABORATORIUM
KESEHATAN Pelaksana Lanjutan 1 1 1 0 S
3.2 PRANATA LABORATORIUM
KESEHATAN Penyelia 1 0 1 0 S
3.3 PRANATA LABORATORIUM
KESEHATAN Pelaksana 0 1 1 -1 K
4.1 TERAPIS GIGI DAN MULUT Penyelia 4 0 4 0 S
4.2 TERAPIS GIGI DAN MULUT Terampil 0 1 1 -1 K
4.3 TERAPIS GIGI DAN MULUT Mahir 0 0 1 -1 K
5.1 DOKTER Ahli Madya 3 0 4 -1 K
5.2 DOKTER Ahli Muda 2 0 2 0 S
5.3 DOKTER Ahli Pertama 1 0 1 0 S
6.1 PENGADMINISTRASI Jabatan Pelaksana 0 0 2 -2 K
KEPEGAWAIAN
7.1 BIDAN Ahli Muda 1 0 1 0 S
7.2 BIDAN Penyelia 2 0 2 0 S
7.3 BIDAN Ahli Madya 0 0 1 -1 K
BIDAN Mahir 4 0 4 0 S
7.4
BIDAN Terampil 5 18 23 -18 K
7.5
BIDAN Ahli Pertama 0 1 1 -1 K
7.6
PERAWAT Mahir 2 0 2 0 S
8.1
8.2 PERAWAT Ahli Madya 0 0 1 -1 K
8.3 PERAWAT Penyelia 3 0 3 0 S
8.3 PERAWAT Ahli Muda 1 0 1 0 S
8.4 PERAWAT Terampil 1 3 4 -3 K
8.5 PERAWAT Ahli Pertama 0 5 5 -5 K

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


2
III Tahun 2022
9.1 ADMINISTATOR Ahli Muda 0 0 1 -1 K
KESEHATAN
9.2 ADMINISTATOR Ahli Pertama 1 0 1 0 S
KESEHATAN
10.1 PRANATA KOMPUTER Jabatan Prlaksana 0 0 1 -1 K
11.1 DOKTER GIGI Ahli Madya 3 0 3 1 S
13.1 PRAMU KEBERSIHAN Jabatan Pelaksana 0 5 5 -5 S
14.1 EPIDEMIOLOG Jabatan Pelaksana 0 0 1 -1 K
KESEHATAN
15.1 BENDAHARA Jabatan Pelaksana 1 0 1 0 S
16.1 NUTRISIONIS Pelaksana Lanjutan 1 0 1 0 S
16.2 NUTRISIONIS Penyelia 0 0 1 -1 K
16.3 NUTRISIONIS Pelaksana 0 1 1 -1 K
17.1 PENGADMINISTRASI K
UMUM Jabatan Pelaksana 5 6 11 -6
18.1 PENGEMUDI Jabatan Pelaksana 1 0 2 -1 K
19.1 ASISTEN APOTEKER Pelaksana 1 1 2 -2 K
19.2 ASISTEN APOTEKER Penyelia 0 0 1 -1 K
19.3 ASISTEN APOTEKER Mahir 0 0 1 -1 K
20.1 PEREKAM MEDIS Pelaksana Lanjutan 1 0 3 -2 K
20.1 PEREKAM MEDIS Penyelia 0 0 1 -1 K
21.1 APOTEKER Ahli Madya 1 0 2 -1 K
21.2 APOTEKER Ahli Muda 0 0 1 -1 K
22.1 SANITARIAN Ahli Pertama 1 0 1 0 S
22.2 SANITARIAN Ahli Muda 0 0 1 -1 K
22.3 SANITARIAN Pelaksana Lanjutan 0 0 1 -1 K
22.4 SANITARIAN Pelaksana 0 0 1 -1 K
22.5 SANITARIAN Penyelia 0 0 1 -1 K
23.1 PENGADMINISTRASI Jabatan Pelaksana 0 1 1 -1 K
KEUANGAN

Sumber : Perhitungan SDMK dengan Aplikasi


http://renbut.kemkes.go.id(ABK- 2022)

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tbn


2
III Tahun 2022
BAGIAN V

KESIMPULAN

DAN

REKOMENDASI

A. Simpulan

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran ketersediaan tenaga di


UPTD Puskesmas Tabanan III. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa di UPTD Puskesmas Tabanan III masih terdapat kesenjangan antara
ketersediaan dan kebutuhan dilihat dari ABK Kes maka terdapat beberapa
kekurangan tenaga antara lain :Dokter Ahli Madya 1, Bidan Jabatan Pelaksana
18 orang, Perawat Jabatan Pelaksana 3 orang, Epidemiolog Kesehatan 1 orang,
Nutrisionis Pelaksana 1 orang, Perekam Medis Pelaksana Lanjutan 1 orang,
Apoteker Ahli Muda 1 orang, Petugas Keamanan 4 orang, Penyuluh Kesehatan
Masyarakat 2 orang, Pengadministrasi Kepegawaian 6 orang, Pranata
Komputer 1 orang,Bidan Ahli Madya 1 orang, Pranata Laboraturium Pelaksana
1 orang, Sanitarian Ahli Pertama 1 orang, Terapis Gigi dan Mulut Pelaksana 1
orang
Secara keseluruhan kekurangan tenaga sebanyak 43 orang
B. Rekomendasi

Untuk memperlancar pelayanan dan tugas - tugas di Puskesmas maka


diharapkan kekurangan tersebut bisa ditindaklanjuti untuk dipenuhi.
Kekurangan ini akan disampaikan ke Dinas Kesehatan untuk dapat
ditindaklanjuti agar kekurangan ini bisa terpenuhi.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan UPTD Puskesmas Tabanan III Tahun


2022 22

Anda mungkin juga menyukai