Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Dokumen Perencanaan
SDMK UPT Puskesmas Cibatu dengan baik.
Perencanaan tenaga kesehatn bertujuan pada tersedianya tenaga
kesehatan yang bermutu secara mencukupi, terdistribusi dengan adil, serta
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan penyusunan Dokumen Perencanaan ini adalah diketahuinya
sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Cibatu
tahun 2020 ditinjau dari pendekatan sistem berupa input, proses dan output
Dokumen Perencanaan ini disusun berdasarkan pada Permenkes No 33
tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber
Daya Manusia Kesehatan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020
Tentang Pedoman Analisis Jabatan Dan Analisis Beban Kerja.
Agar sistem perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan dapat
berjalan optimal maka perlunya dilengkapi data kepegawaian, mensosialisasikan
kebijakan pemerintah dalam perencanaan tenaga kesehatan serta konsultasi dan
koordinasi yang rutin.
Semoga laporan ini dapat menjadi acuan untuk Penyusunan Rencana
Kerja Kepegawaian Tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tahunan Puskesmas ini masih
banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kami harapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua dan
dapat meningkatkan kinerja kita dimasa mendatang. Atas bantuan dan
kerjasama dari semua pihak serta saran dan kritik yang disampaikan kami
ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ................................................................................... 3
C. Tujuan ................................................................................... 4
D. Ruang Lingkup ................................................................................... 5
E. Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan yang digunakan .................. 5
ii
LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. Peta Jabatan UPT Puskesmas Cibatu Tahun 2020
B. Format e Formasi I Tahun 2020
C. Format e Formasi II Tahun 2020
D. Laporan Analisa Beban Kerja Entri Aplikasi Perencanaan
Kebutuhan SDMK (RENBUT) Versi 4
E. Laporan Standar Kebutuhan Minimal Aplikasi Perencanaan
Kebutuhan SDMK (RENBUT) Versi 4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia. Negara
merupakan institusi yang paling ideal untuk menyelenggarakan pemenuhan
kebutuhan hak asasi tersebut, dimana bentuk yang paling kongkrit adalah
pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara kepada rakyat.
Pasal 28 H Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Juga dalam
Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan
bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.
Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2015 tentang
Tenaga Kesehatan dijelaskan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat akan Tenaga Kesehatan dan Mendayagunakan Tenaga
Kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta Memberikan
pelindungan kepada masyarakat dalam menerima penyelenggaraan Upaya
Kesehatan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu
penyelenggaraan Upaya Kesehatan yang diberikan oleh Tenaga
Kesehatan; dan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan
Tenaga Kesehatan
Agar kondisi tersebut dapat terwujud diperlukan upaya pemenuhan
kesehatan secara komperhensif yang didukung oleh sumber daya
kesehatan. Salah satu sumber daya di bidang kesehatan yang sangat
strategis adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK). Tersedianya
SDMK yang bermutu dapat mencukupi kebutuhan, terdistribusi secara adil
dan merata, serta termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna
untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggi-tingginya mutlak
diperlukan secara berkesinambungan. Untuk itu perencanaan kebutuhan
SDMK yang mengawali aspek manjemen SDMK secara keseluruhan harus
disusun sebagai acuan dalam menentukan pengadaan yang meliputi
pendidikan dan pelatihan SDMK, pendayagunaan SDMK, termasuk
peningkatan kesejahteraannya, dan pembinaan serta pengawasan mutu
SDMK. Perencanaan kebutuhan SDMK dilakukan dengan menyesuaikan
kebutuhan pembangunan kesehatan, baik lokal, nasional, maupun
global,dan memantapkan komitmen dengan unsur terkait lainnya. Diera
desentralisasi bidang kesehatan, pemerintah daerah memiliki otoritas untuk
merekrut SDMK di daerah masing-masing sebagai pegawai pemerintah
daerah. Konsekuensinya, daerah harus memiliki kemampuan dalam
melakukan perencanaan kebutuhan SDMK, baik di pemerintah daerah
provinsi maupun di pemerintah daerah kabupaten/kota hingga di Tingkat
UPTD Puskesmas.
Dalam perencanaan SDMK Kementrian Kesehatan telah mengeluarkan
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 33 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Dalam keputusan tersebut Metode Perhitungan Kebutuhan
SDM Kesehatan yang digunakan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan
(ABK Kes) (Permenkes No. 33 Tahun 2015 / Permen PANRB No. 26 tahun
2011 / Permendagri No.12 tahun 2008) dan Metode Standar Ketenagaan
Minimal (Permenkes No. 56 tahun 2014 (Untuk RS umum), Permenkes No.
340 Tahun 2010 (Untuk RS khusus), Permenkes No.75 tahun 2014,
Permen PANRB No. 26 tahun 2011).
Selama ini besarnya formasi untuk pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
tergantung dari usulan Dinas Kesehatan, namun masih hanya
berdasarkan perkiraan tanpa adanya analisis yang tepat. Hal ini dikuatkan
dengan tidak adanya arsip tentang perhitungan kebutuhan tenaga
kesehatan di dinas kesehatan serta belum adanya pelatihan bagaimana
cara menghitung kebutuhan tenaga kesehatan. Apabila ada tenaga
kesehatan yang baru lulus, diberikan kepada puskesmas yang
meminta, serta tergantung dari pesanan pihak-pihak berdasarkan
kekerabatan, bukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
Dengan beberapa latar belakang diatas, maka UPTD Puskesmas Cibatu
merasa perlu mengaplikasikan apa yang telah dirumuskan dalam
Permenkes No 33 tahun 2015 tersebut untuk menjadi bahan pertimbangan
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam pendistribusian kebutuhan
Pegawai ke tingkat yang lebih berkepentingan di tahun 2017.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20141 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi
Pegawai Negeri (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 194,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4015) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4741);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
PNS;
9. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
193);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2013 tentang Kriteria
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil, dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan RI Tidak Diminati (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 153);
11. Peraturan Bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam
Negeri, dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014, Nomor
68 Tahun 2014, dan Nomor 08/SKB/MenPAN-RB/10/2014, tentang
Perencanaan dan Pemerataan Tenaga Kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Analisis Jabatan Dan Analisis Beban Kerja
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan laporan analisis jabtan dan analisa beban kerja
ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDM kesehatan
menurut jenis dan jumlahnya di UPT Puskesmas Cibatu .
2. Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM Kesehatan
dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan SDMK
dengan menggunakan metode Analisa Jabatan dan Analisa Beban
Kerja, ABK Kes dan Standar Minimal Ketenagaan Puskesmas.
3. Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan.
4. Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM Kesehatan.
5. Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan.
6. Menjadi acuan dalam penyesuaian kenaikan jenjang jabatan dan
kapasitas pendidikan tenaga kesehatan.
D. Ruang Lingkup
Dokumen Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)
UPT Puskesmas Cibatu Dinas Kesehatan Kabupaten Garut ini berisi
tentang
1. Gambaran umum profil UPT Puskesmas Cibatu dan keadaan SDMK di
UPT Puskesmas Cibatu
2. Hasil Analisa Jabatan dan Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) dan
Analisa Metode Standar Pelayanan Minimal.
3. Kesimpulan dan rekomendasi
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum
UPT Puskesmas Cibatu berdiri sejak tahun 1955 memberikan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat Kecamatan Cibatu. Terletak di Jl. Ki
Hajar Dewantara Kampung. Asem RT/RW. 01/09 No.10, Desa Keresek
Kecamatan Cibatu. Dengan wilayah kerja awalnya mencakup 16 desa
terdiri dari Desa Sukamerang, Desa Nanjungjaya, Desa Kersamanah,
Desa Girijaya, Desa Sukamaju, Desa Cibatu, Desa Cibunar, Desa
Girimukti, Desa Karyamukti, Desa Keresek, Desa Kertajaya, Desa
Mekarsari, Desa Padasuka, Desa Sindangsuka, Desa Sukalilah dan Desa
Wanakerta.
Sejak Tahun 1990 terjadi pemekaran Kecamatan dengan terterbentuknya
wilayah Kecamatan Kersamanah yang meliputi 5 Desa mencakup wilayah
kerja terdiri dari Desa Sukamerang, Desa Nanjungjaya, Desa Kersamanah,
Desa Girijaya, Desa Sukamaju, sehingga Wilayah Kecamatan Cibatu
berkurang menjadi 11 desa terdiri dari Desa Cibatu, Desa Cibunar, Desa
Girimukti, Desa Karyamukti, Desa Keresek, Desa Kertajaya, Desa
Mekarsari, Desa Padasuka, Desa Sindangsuka, Desa Sukalilah dan Desa
Wanakerta.
Riwayat kepemimpinan UPT Puskesmas Cibatu dipimpin oleh se orang
perawat senior bernama bapak Sacadinata.
Tahun 1978 terjadi pergantian pimpinan mulai dari dr Suryana, dr Atu
Syaripudin,
Tahun 1980-1981 dr. Syafrullah
Tahun 1982 s.d 1986 dr. Krisna jaya
Tahun 1986 s.d 1992 dr. Hayati Usman
Tahun 1992 s.d 1994 dr. Iyen
Tahun 1994 s.d 1998 dr. Iwan suwarsa
Tahun 1998 s.d 2006 drg. Tutik nuriyati
Tahun 2006 s.d 2014 dr. H. Harry Mulyono
Tahun 2014 s.d 2019 dr. Leli Yuliani
Tahun 2019 s.d 2020 dr. H. Budhi Gapuraning Basuki
Tahun 2020 s.d saat ini dr. H Asep Sani Sulaeman, M.Kes
B. Data Demografi
UPT Puskesmas Cibatu memiliki wilayah kerja di Kecamatan Cibatu yang
merupakan salah satu dari 42 Kecamatan yang berada di wilayah
Kabupaten Garut. Secara geografis Kecamatan Cibatu terletak di sebelah
Utara Kabupaten Garut dengan luas wilayah 3.516.400 Km2 dengan batas
wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Limbangan
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kersamanah
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sukawening
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Leuwigoong
Gambar 2.1
AREA MAP KECAMATAN CIBATU
C. Data Geografi
Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk
tahun 2019 adalah 71.013 jiwa terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 35.759
Tabel. II.1.
Data kepedudukan pada wilayah kerja Puskesmas Cibatu
Kecamatan Cibatu
JUMLAH PENDUDUK
NO DESA JUMLAH KK
L P Jumlah
D. Sarana Prasarana
Tabel.II.2
Data sarana dan prasarana di UPT Puskesmas CIbatu
No Sarana Kesehatan Jumlah Keterangan
1 Gedung Puskesmas 1
2 Ruang Kepala Puskesmas 1
3 Ruang Kantor TU 1
4 Aula Pertemuan 1
No Sarana Kesehatan Jumlah Keterangan
Tabel.II.3
Data sarana Kesehatan di UPT Puskesmas CIbatu
Tabel.II.4
Keadaan Ketenagaan SDM di UPT Puskesmas Cibatu
Tahun 2020
RIIL PEGAWAI
BLUD (sblm
15/02/2016)
15/02/2016)
(sesudah:
NON PNS
JUMLAH
TKK
PNS
TKS
KET
PTT
RIIL
1 2 4 5 6 7 8 9 11
A. JABATAN STRUKTURAL 1 0 0 0 0 1
1 Kasubag TU 1 1
B. JABATAN PELAKSANA 2 0 2 6 6 16
Pengadministrasi Sarana
2 1 0 0 1 0 2
Prasarana
Eten Saripudin 1
Pipin Pirdaos 1
3 Pengadministrasi Kepegawaian 0 0 0 0 1 1
Chyntia Agustin 1
4 Bendahara 0 0 0 0 0 0
5 Pengadministrasi Umum 1 0 0 0 0 1
Usep Mulyana 1
BLUD (sblm
15/02/2016)
15/02/2016)
(sesudah:
NON PNS
NO JENIS SDM KESEHATAN
Sukwan /
JUMLAH
TKK
PNS
TKS
KET
PTT
RIIL
1 2 4 5 6 7 8 9 11
Komputer
Ramdan Apriansyah 1
Hadi Rafi Pratama 1
7 Juru Pungut Retribusi 0 0 0 1 0 1
Rayi Egi Kusniawan 1
B. JABATAN FUNGSIONAL
1 Dokter Umum 3 0 0 0 0 3
Dokter Madya 1 0 0 0 0 1
dr. H. Asep Sani Sulaeman, M.Kes 1 Kapus
Dokter Muda 0 0 0 0 0 0
Dokter Pertama 2 0 0 0 0 2
dr. Dini Aditya M 1
dr. Ika Kusumawati B 1
2 Dokter Gigi 1 0 0 0 0 1
Dokter Gigi Madya 0 0 0 0 0 0
BLUD (sblm
15/02/2016)
15/02/2016)
(sesudah:
NON PNS
NO JENIS SDM KESEHATAN
Sukwan /
JUMLAH
TKK
PNS
TKS
KET
PTT
RIIL
1 2 4 5 6 7 8 9 11
Dokter Gigi Pertama 0 0 0 0 0 0
3 Apoteker 0 0 0 1 0 1
Apoteker Madya 0 0 0 0 0 0
Apoteker Muda 0 0 0 0 0 0
Apoteker Pertama 0 0 0 1 0 1
Achmad Kandarsyah, S.Si, Apt 1
4 Asisten Apoteker 1 0 0 0 3 4
Asisten Apoteker Penyelia 0 0 0 0 0 0
5 Bidan 13 3 0 8 1 25
Bidan Ahli 4 0 0 0 0 4
Bidan Madya 3 0 0 0 0 3
Yanti Widayanti, S.ST 1
Yati Rohayati, S.ST 1
Wari, S.ST 1
Bidan Muda 1 0 0 0 0 1
Inoh, S.St 1
Bidan Pertama 0 0 0 0 0 0
Bidan Terampil 9 3 0 8 1 21
Bidan Penyelia 2 0 0 0 0 2
RIIL PEGAWAI
BLUD (sblm
15/02/2016)
15/02/2016)
(sesudah:
NON PNS
NO JENIS SDM KESEHATAN
Sukwan /
JUMLAH
TKK
PNS
TKS
KET
PTT
RIIL
1 2 4 5 6 7 8 9 11
Titin Rustini, A.M.Keb 1
Eneng Sri Ratna K.D, A.M.Keb 1
Bidan Terampil/Pelaksana 3 3 0 8 1 15
Tintin Supriatin, Amd.Keb 1
Devi Oktaviani, A.Md.Keb 1
Teni Denawati, A.Md.Keb 1
Rina Umayah Y, A.M.Keb 1
Ima Siti Mulyani, A.M.Keb 1
Nia Muawanah 1
Meta Gurnita, A.Md.Keb 1
Irmayani, A.Md.Keb 1
Cucu Halimatusyadiah, A.Md.keb 1
Ajeng Rahayu Anggraeni, A.Md.Keb 1
Rani Anggraeni, A.Md.Keb 1
Rima Marantika, A.Md.Keb 1
Nurul Fauziah, Amd.Keb 1
Mulya Mustikasari, Amd.Keb 1
Indri 1
6 Perawat 8 0 1 12 6 27
Perawat Ahli 2 0 0 0 0 2
Perawat Madya 1 0 0 0 0 1
Maman, SKM., S.Kep.Ners 1
Perawat Muda 1 0 0 0 0 1
Dyah Rahmawati, S.Kep,Ners 1
RIIL PEGAWAI
BLUD (sblm
15/02/2016)
15/02/2016)
(sesudah:
NON PNS
NO JENIS SDM KESEHATAN
Sukwan /
JUMLAH
TKK
PNS
TKS
KET
PTT
RIIL
1 2 4 5 6 7 8 9 11
Perawat Pertama 0 0 0 0 0 0
Perawat Terampil 6 0 1 12 6 25
Perawat Penyelia 3 0 0 0 0 3
Wawan Irawan, A.M.Kep 1
Darmini, A.Md.Kep 1
Epi Saeful H., A.M.Kep 1
BLUD (sblm
15/02/2016)
15/02/2016)
(sesudah:
NON PNS
NO JENIS SDM KESEHATAN
Sukwan /
JUMLAH
TKK
PNS
TKS
KET
PTT
RIIL
1 2 4 5 6 7 8 9 11
Terafis Gigi dan Mulut Ahli 0 0 0 0 0 0
Terafis Gigi dan Mulut Madya 0 0 0 0 0 0
Sanitarian Muda 0 0 0 0 0 0
Sanitarian Pertama 0 0 0 0 0 0
RIIL PEGAWAI
BLUD (sblm
15/02/2016)
15/02/2016)
(sesudah:
NON PNS
NO JENIS SDM KESEHATAN
Sukwan /
JUMLAH
TKK
PNS
TKS
KET
PTT
RIIL
1 2 4 5 6 7 8 9 11
Sanitarian Terampil 0 0 0 0 0 0
Sanitarian Penyelia 0 0 0 0 0 0
Sanitarian Terampil/Pelaksana 0 0 0 0 0 0
10 Nutrisionis 0 0 0 0 1 1
Nutrisionis Ahli 0 0 0 0 0 0
Nutrisionis Madya 0 0 0 0 0 0
Nutrisionis Muda 0 0 0 0 0 0
Nutrisionis Pertama 0 0 0 0 0 0
Nutrisionis Terampil 0 0 0 0 1 1
Nutrisionis Penyelia 0 0 0 0 0 0
Nutrisionis Terampil/Pelaksana 0 0 0 0 1 1
Widia Nurani, Amd.Gz 1
11 Pranata Labolatorium 0 0 0 1 1 2
Pranata Labolatorium Ahli 0 0 0 0 0 0
Pranata Labolatorium Madya 0 0 0 0 0 0
BLUD (sblm
15/02/2016)
15/02/2016)
(sesudah:
NON PNS
NO JENIS SDM KESEHATAN
Sukwan /
JUMLAH
TKK
PNS
TKS
KET
PTT
RIIL
1 2 4 5 6 7 8 9 11
Pranata Labolatorium Penyelia 0 0 0 0 0 0
Pranata Labolatorium
0 0 0 1 1 2
Terampil/Pelaksana
Kakan Dian Herdiansyah, Amd.AK 1
Denny Harry Purnama, Amd.Kes 1
12 Perekam Medik 0 0 0 0 0 0
Perekam MedikAhli 0 0 0 0 0 0
Perekam MedikMadya 0 0 0 0 0 0
Perekam MedikMuda 0 0 0 0 0 0
Perekam MedikPertama 0 0 0 0 0 0
Perekam MedikTerampil 0 0 0 0 0 0
Perekam MedikPenyelia 0 0 0 0 0 0
13 Epidemiologi 0 0 0 0 0 0
Epidemiologi Ahli 0 0 0 0 0 0
Epidemiologi Madya 0 0 0 0 0 0
Epidemiologi Muda 0 0 0 0 0 0
Epidemiologi Pertama 0 0 0 0 0 0
RIIL PEGAWAI
BLUD (sblm
15/02/2016)
15/02/2016)
(sesudah:
NON PNS
NO JENIS SDM KESEHATAN
Sukwan /
JUMLAH
TKK
PNS
TKS
KET
PTT
RIIL
1 2 4 5 6 7 8 9 11
Epidemiologi Terampil 0 0 0 0 0 0
Epidemiologi Penyelia 0 0 0 0 0 0
Epidemiologi Terampil/Pelaksana 0 0 0 0 0 0
14 Radiolog 0 0 0 0 0 0
Radiolog Ahli 0 0 0 0 0 0
Radiolog Madya 0
Radiolog Muda 0
Radiolog Pertama 0
Radiolog Terampil 0 0 0 0 0 0
Radiolog Penyelia 0
Radiolog Mahir/ Pelaksana Lanjutan 0
Radiolog Terampil/Pelaksana 0
JUMLAH B 29 3 1 23 12 68
JUMLAH A+B+C 32 3 3 29 18 85
Dari tabel diatas dapat diringkas dan dirinci berdasarkan jenis kelamin
sebagai berikut :
Tabel.II.5
Distribusi kepegawaian berdasarkan jenis kelamin
di UPT Puskesmas Cibatu Tahun 2020
Jenis Kelamin
Rumpun SDMK Jumlah
Laki-Laki Perempuan
Tenaga Kesehatan >> Keperawatan 14 12 26
Tenaga Kesehatan >> Kesehatan Masyarakat 0 1 1
Tenaga Kesehatan >> Teknik Biomedika 2 0 2
Tenaga Kesehatan >> Medis 1 3 4
Tenaga Kesehatan >> Kebidanan 0 25 25
Tenaga Kesehatan >> Gizi 0 1 1
Tenaga Kesehatan >> Kefarmasian 1 2 3
Jenis Kelamin
Rumpun SDMK Jumlah
Laki-Laki Perempuan
Tenaga Kesehatan >> Keteknisian Medis 1 1 2
Asisten Tenaga Kesehatan >> Keteknisian Medis 0 1 1
Asisten Tenaga Kesehatan >> Keperawatan 0 1 1
Asisten Tenaga Kesehatan >> Kefarmasian 2 0 2
Asisten Tenaga Kesehatan >> Kesehatan
Lingkungan 1 0 1
Tenaga Penunjang >> Struktural 1 0 1
Tenaga Penunjang >> Dukungan Manajemen 9 6 15
Total 32 53 85
Grafik.II.1
Distribusi tenaga berdasarkan status kepegawaian
di UPT Puskesmas Cibatu Tahun 2020
DISTRIBUSI PEGAWAI UPT PUSKESMAS CIBATU
90 85
80
70
60
50
40 32 29
30
18
20
10 3 3
0
PNS PTT TKK NON PNS Sukwan / JUMLAH RIIL
BLUD (sblm TKS
15/02/2016) (sesudah:
15/02/2016)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari jumlah tenga 85 orang
terdapat 32 orang PNS, 3 orang PTT (Bidan Poned), 3 orang TKK, 29
Tenaga Non PNS BLUD dan 18 orang Tenaga yang belum mendapat
status tenaga BLUD.
Grafik.II.2
Distribusi tenaga berdasarkan status Jenis jabatan
di UPT Puskesmas Cibatu Tahun 2020
30 28
25
25
20
15
10
3 4 3
5 2
1 1 1 0 1 0 0
0
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan bergulirnya Reformasi Birokrasi di Instansi Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, maka perlu melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
terutama menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), sumber daya
manusia aparatur dan ketatalaksanaan (business process). Tujuan
reformasi birokrasi adalah membangun aparatur negara agar mampu
mengemban misi, tugas, dan fungsi serta peranannya masing-masing
secara bersih, efektif, dan efisien, dalam rangka meningkatkan pelayanan
publik yang lebih baik.
Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di
era globalisasi yang sarat dengan persaingan dan keterbatasan di segala
bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya
aparatur dalam pelaksanaan urusan pemerintahan. Namun demikian, yang
terjadi saat ini bahwa profesionalisme yang diharapkan dari sumber daya
aparatur belum sepenuhnya terwujud.
Salah satu penyebab utamanya karena terjadi ketidaksesuaian antara
kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian
itu disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang
belum proporsional. Demikian pula, pendistribusian pegawai masih belum
mengacu pada kebutuhan nyata organisasi, dalam arti belum didasarkan
pada beban kerja organisasi. Menumpuknya pegawai di satu unit tanpa
pekerjaan yang jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan
kenyataan dari permasalahan tersebut. Di sisi lain pembentukan organisasi
cenderung tidak berdasarkan kebutuhan nyata, dalam arti organisasi yang
dibentuk terlalu besar sementara beban kerjanya kecil, sehingga
pencapaian tujuan organisasi tidak efektif dan efisien.
Pelaksanaan analisis beban kerja pada hakekatnya diharapkan agar dapat
terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektivitas dan
efisiensi serta profesionalisme sumber daya manusia aparatur yang
memadai pada setiap instansi serta mampu melaksanakan tugas-tugas
umum pemerintahan dan pembangunan secara lancar dengan dilandasi
semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Selain itu, pelaksanaan analisis beban kerja dapat menghasilkan suatu
tolok ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam pembagian tugas serta
melaksanakan kegiatannya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian
pekerjaan, tingkat efisiensi kerja, dan standar beban kerja dan prestasi
kerja, menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur
kerja dan manajemen lainnya.
Hasil analisis beban kerja juga dapat dijadikan tolok ukur untuk
meningkatkan produktivitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam
rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan
aparatur negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun
kepegawaian.
Upaya tersebut dapat dicapai melalui pelaksanaan analisis beban kerja
pada setiap unit organisasi di lingkungan instansi pemerintah secara
konsisten dan berkesinambungan.
3. Peta Jabatan
Peta jabatan adalah susunan nama dan tingkat jabatan pimpinan tinggi,
jabatan administrasi dan jabatan fungsional yang tergambar dalam
struktur unit organisasi dari tingkat yang paling rendah sampai dengan
yang paling tinggi.
D. Analisa Jabatan
1. Pelaksanaan Analisa Jabatan
Dalam kaitannya dengan penataan kelembagaan, kepegawaian, dan
perencanaan pelatihan dan pendidikan, penyusunan sasaran kerja,
penetapan standar kompetensi, penetapan kelas jabatan dan
pengawasan, maka setiap instansi wajib melakukan analisis jabatan.
Proses pelaksanaan analisis jabatan dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Persiapan:
1) Perencanaan proses analisis jabatan.
2) Pembentukan Tim.
3) Pemberitahuan kepada unit organisasi yang akan menjadi
sasaran.
4) Penyampaian formulir analisis jabatan dan petunjuk pengisiannya.
b. Pengumpulan Data Jabatan:
1) Pengisian daftar pertanyaan.
2) Wawancara.
3) Observasi.
4) Referensi.
c. Pengolahan Data Jabatan:
1) Penyusunan uraian jabatan.
2) Penyusunan spesifikasi jabatan.
3) Penyusunan peta jabatan.
d. Verifikasi Jabatan
Hasil pengolahan data jabatan diperiksa kebenarannya melalui
pengecekan ulang untuk mengetahui ada tidaknya hal yang perlu
diperbaiki terhadap informasi jabatan:
1) Identitas Jabatan yang berupa nama jabatan, kode jabatan, letak
jabatan, dan ikhtisar jabatan.
2) Nama Jabatan adalah sebutan untuk memberi ciri dan gambaran
atas isi jabatan, yang berupa sekelompok tugas yang melembaga
atau menyatu dalam satu wadah jabatan, tugas, dan fungsi yang
sama sebaiknya menggunakan nama jabatan yang sama.
3) Kode Jabatan adalah kode yang merepresentasikan suatu
jabatan, yang dibuat untuk mempermudah inventarisasi jabatan.
4) lkhtisar Jabatan atau ringkasan tugas adalah ringkasan dari
tugas-tugas yang dilakukan, yang tersusun dalam satu kalimat
yang mencerminkan pokok-pokok tugas jabatan.
5) Kualifikasi Jabatan adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pegawai untuk menduduki suatu jabatan, agar dapat
melaksanakan tugas dengan baik.
6) Uraian Tugas adalah paparan semua tugas jabatan yang
merupakan upaya pokok pemangku jabatan dalam memproses
bahan kerja menjadi hasil kerja menggunakan perangkat kerja
dalam kondisi tertentu.
7) Hasil Kerja adalah produk yang harus dicapai oleh pemangku
jabatan.
8) Bahan Kerja adalah masukan yang diproses dengan tindak kerja
(tugas) menjadi hasil kerja.
9) Perangkat Kerja adalah acuan atau pedoman yang digunakan
untuk mengolah bahan kerja menjadi hasil kerja.
10) Tanggung Jawab adalah rincian atas segala sesuatu yang
dipertanggungjawabkan kepada pemangku jabatan, beserta segi-
seginya.
11) Wewenang adalah hak dan kekuasaan pemangku jabatan untuk
mengambil sikap atau menentukan sikap pengambilan keputusan.
12) Syarat Jabatan adalah persyaratan minimal lain yang dapat
dipenuhi oleh pegawai untuk menduduki suatu jabatan, agar
dapat melaksanakan tugas dengan baik.
II. Iktisar : Merupakan keseluruhan tugas jabatan yang ada dan disusun dalam 1
Jabatan (satu) kalimat. Iktisar jabatan dirumuskan dari tugas yang paling inti
atau paling esensi dalam jabatan yang bersangkutan
III. Kualifikasi : Kualifikasi yang berkesesuian dengan tugas dan fungsi jabatan memuat
Jabatan minimal :
1. Pendidikan formal
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Pengalaman kerja
IV. Tugas : Paparan atau uraian atas semua tugas jabatan yang Merupakan upaya
Pokok pokok yang pemegang jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi
hasil kerja dengan menggunakan perangkat kerja dan dalam kondisi
pelaksanaan tertentu.
V. Hasil Kerja : Keluaran (output) kerja jabatan dengan ukuran kuantitas, kualitas,
waktu dan/atau biaya dapat berupa:
1. Benda;
2. Jasa;
3. Informasi.
VI. Bahan Kerja : Masukan (input) kerja yang diperlukan pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja dapat berupa:
1. Benda;
2. Jasa;
3. Informasi.
VII. Perangkat : Alat kerja yang digunakan pemegang jabatan dalam memproses
Kerja bahan kerja menjadi hasil kerja, dapat berupa:
1. SOP;
2. Peraturan;
3. Alat kerja lain yang tidak termasuk mesin, perkakas tangan dan
perlengkapan
VIII. Tanggung : Tuntutan jabatan terhadap kesanggupan pegawai untuk menyelesaikan
Jawab pekerjaan.
IX. Wewenang : Hak yang dimiliki oleh pemangku jabatan untuk mengambil suatu
tindakan atau keputusan mengenai suatu hal tugas yang dilaksanakan
dapat berhasil dengan baik, dengan adanya perumusan yang jelas
maka dapat dihindarkan terjadinya penyalahgunaan atau duplikasi
wewenang.
X. Korelasi : Hubungan kerja antara jabatan yang dianalisis dengan jabatan lainnya
Jabatan terkait dengan pelaksanaan tugas jabatan baik timbal balik maupun
searah, baik vertikal, horizontal maupun diagonal.
XI. Kondisi : Keadaan tempat jabatan tersebut melaksanakantugas meliputi aspek
Lingkungan lokasi kerja, suhu, udara, luas ruangan, letak, penerangan, suara,
Kerja keadaan tempat kerja, dan getaran.
XII. Resiko : Potensi kejadian atau keadaan yang dapat membahayakan keselamatan
Bahaya atau kesehatan secara fisik atau kejiawaan pegawai ketika melaksanakan
tugas jabatan.
XIII. Syarat : Syarat minimal yang harus dimiliki pegawai untuk menduduki jabatan
Jabatan :
1. Keterampilan Menguasai penggunaan bahan pekerjaan.
kerja
2. Bakat kerja a G, Intelegensia Kemampuan belajar secara
umum.
b V,Bakat Verbal Kemampuan untuk memahami
kata-kata penggunaannya
secara tepat dan efektif.
c N, Bakat Kemampuan untuk melakukan
Numerik operasi aritmatik secara tepat
dan aku-rat.
d S, Bakat Kemampuan berpikir secara
pandang ruang Visual mengena bentuk-bentuk
eometris, untuk memahami
gambar-gambar dari benda-
benda tiga dimensi.
e P, Bakat Kemampuan Menyerap
Penerapan perincian- perincian yang
bentuk berkaitan dalam Objek atau
dalam gambar atau dalam
bahan grafik.
f Q, Bakat Kemampuan menyerap
perincian yang berkaitan
ketelitian dalam bahan verbal atau dalam
tabel.
g K, Koordinasi Kemampuan untuk
mengkoordinasikan mata dan
Motorik tangan secara cepat dan
cermat dalam membuat
gerakan yang cepat.
h F, Kecekatan Kemampuan menggerakkan
Jari jari-jemari dengan mudah dan
perlu keterampilan.
i E, Koordinasi Kemampuan menggerakkan
Mata, Tangan, tangan dan kaki secara
Kaki koordinatif satu sama lain
sesuai dengan rangsangan
penglihatan.
1. LANGKAH 1
Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK, untuk jenis jabatan fungsional di
tetapkan berdasarkan jenjang jabatan sesuai peraturan yang berlaku,
sementara untuk jabatan pelaksana ditetapkan sesuai kebutuhan
organisasi yang mengacu kepada nomenklator jabatan yang elah
ditentukan.
Contoh:
Tabel III.1
Penetapan Faskes dan Jenis SDMK
A. JABATAN STRUKTURAL
1 Kasubag TU
B. JABATAN PELAKSANA
2 Pengadministrasi Sarana Prasarana
3 Pengadministrasi Kepegawaian
4 Bendahara
5 Pengadministrasi Umum
6 Pranata Teknologi Informasi Komputer
7 Juru Pungut Retribusi
8 Pengadministrasi Rekam Medis dan Informasi
9 Pengemudi Ambulance
10 Pengolah Makanan
11 Pramu Kebersihan
B. JABATAN FUNGSIONAL
1 Dokter Umum
Dokter Madya
Dokter Muda
Dokter Pertama
2 Dokter Gigi
Dokter Gigi Madya
Dokter Gigi Muda
Dokter Gigi Pertama
3 Apoteker
Apoteker Madya
Apoteker Muda
Apoteker Pertama
4 Asisten Apoteker
Asisten Apoteker Penyelia
Asisten Apoteker Mahir/Pelaksana Lanjutan
Asisten Apoteker Terampil
5 Bidan
Bidan Ahli
Bidan Madya
NO JENIS SDM KESEHATAN
Bidan Muda
Bidan Pertama
Bidan Terampil
Bidan Penyelia
Bidan Mahir/ Pelaksana Lanjutan
Bidan Terampil/Pelaksana
6 Perawat
Perawat Ahli
Perawat Madya
Perawat Muda
Perawat Pertama
Perawat Terampil
Perawat Penyelia
Perawat Mahir/ Pelaksana Lanjutan
Perawat Terampil/Pelaksana
7 Terafis Gigi dan Mulut
Terafis Gigi dan Mulut Ahli
Terafis Gigi dan Mulut Madya
Terafis Gigi dan Mulut Muda
Terafis Gigi dan Mulut Pertama
Terafis Gigi dan Mulut Terampil
Terafis Gigi dan Mulut Penyelia
Terafis Gigi dan Mulut Mahir/ Pelaksana Lanjutan
Terafis Gigi dan Mulut Terampil/Pelaksana
8 Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Madya
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Muda
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Pertama
9 Sanitarian
Sanitarian Ahli
Sanitarian Madya
Sanitarian Muda
Sanitarian Pertama
Sanitarian Terampil
Sanitarian Penyelia
Sanitarian Mahir/ Pelaksana Lanjutan
Sanitarian Terampil/Pelaksana
10 Nutrisionis
NO JENIS SDM KESEHATAN
Nutrisionis Ahli
Nutrisionis Madya
Nutrisionis Muda
Nutrisionis Pertama
Nutrisionis Terampil
Nutrisionis Penyelia
Nutrisionis Mahir/ Pelaksana Lanjutan
Nutrisionis Terampil/Pelaksana
11 Pranata Labolatorium
Pranata Labolatorium Ahli
Pranata Labolatorium Madya
Pranata Labolatorium Muda
Pranata Labolatorium Pertama
Pranata Labolatorium Terampil
Pranata Labolatorium Penyelia
Pranata Labolatorium Mahir/ Pelaksana Lanjutan
Pranata Labolatorium Terampil/Pelaksana
12 Perekam Medik
Perekam MedikAhli
Perekam MedikMadya
Perekam MedikMuda
Perekam MedikPertama
Perekam MedikTerampil
Perekam MedikPenyelia
Perekam MedikMahir/ Pelaksana Lanjutan
Perekam MedikTerampil/Pelaksana
13 Epidemiologi
Epidemiologi Ahli
Epidemiologi Madya
Epidemiologi Muda
Epidemiologi Pertama
Epidemiologi Terampil
Epidemiologi Penyelia
Epidemiologi Mahir/ Pelaksana Lanjutan
Epidemiologi Terampil/Pelaksana
14 Radiolog
Radiolog Ahli
Radiolog Madya
NO JENIS SDM KESEHATAN
Radiolog Muda
Radiolog Pertama
Radiolog Terampil
Radiolog Penyelia
Radiolog Mahir/ Pelaksana Lanjutan
Radiolog Terampil/Pelaksana
Data dan informasi Faskes, Unit / Instalasi, dan jenis SDMK dapat
diperoleh dari:
1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) institusi
2. Data hasil Analisis Jabatan (Peta jabatan dan Informasi Jabatan)
2. LANGKAH 2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
Waktu Kerja Tersedia (WKT) adalah waktu yang dipergunakan oleh
SDMK untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya dalam kurun waktu 1
(satu) tahun
Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam
kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk yang 5
(lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja sesuai dengan yang
ditetapkan Kepala Daerah masing-masing.
Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun
2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri
Sipil, Jam Kerja Efektif (JKE) sebesar 1200 jam per tahun. Demikian
juga menurt Permen PA-RB No. 26 tahun 2011, Jam Kerja Efektif (JKE)
sebesar 1200 jam per tahun atau 72000 menit per tahun baik 5 hari kerja
atau 6 hari kerja.
Tabel III.2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) dalam 1 tahun
A B C D E F
1 A Hari Kerja 5 hrkerja / mg 52 (mg) 260 hr/th
No Kode Komponen Keterangan Rumus Jumlah Satuan
JKE (Jam Kerja Efektif) akan menjadi alat pengukur dari beban kerja yang
dihasilkan setiap Faskes.
3. LANGKAH 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang secara
nyata dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi yang telah ditetapkan
Norma Waktu adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh seorang SDMK
yang terdidik, terampil, terlatih dan berdedikasi untuk melaksanakan suatu
kegiatan secara normal sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku di
fasyankes bersangkutan.
Kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan kegiatan sangat bervariasi dan
dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP),
sarana dan prasarana medik yang tersedia serta kompetensi SDMK itu
sendiri.
Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman
selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata
waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
pokok oleh SDMK yang memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan
standar pelayanan, standar prosedur operasional (SPO) dan memiliki etos
kerja yang baik.
Data dan informasi dapat diperoleh dari:
a. Komponen Beban Kerja dapat diperoleh dari Standar Pelayanan dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) yang telah ditetapkan oleh
Institusi yang berwenang.
b. Norma Waktu atau Rata-rata Waktu tiap kegiatan pokok dapat diperoleh
dari data Analisis Jabatan (Anjab) Faskes yang bersangkutan.
c. Bilamana Norma Waktu atau Rata-rata Waku per kegiatan tidak ada
dalam Anjab institusi, dapat diperoleh dengan pengamatan atau
observasi langsung pada SDMK yang sedang melaksanakan tugas dan
kegiatan.
Penetapan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu dapat dilihat dalam
penentuan Komponen Beban Kerja pada Bidan Puskesmas, sebagai
berikut:
Tabel III.3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu(contoh: tugas
jabatan Bidan Puskesmas)
Komponen Beban Kerja Norma
NO JenisTugas Satuan
(Kegiatan) waktu
1 Tugas Pokok 1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/pasien
2. PertolonganPersalinan 10 menit/pasien
3. Yan. IbuNifas (KF1-3) 600 menit/pasien
4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/pasien
5. Yan. GadarObs 60 menit/pasien
6. Yan GadarNeot 60 menit/pasien
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/pasien
2 Tugas Penunjang 1. Melaksanakan pencatatan dan 20 menit/hr
pelaporan
2. Melaksanakan kunjungan rumah 120 menit/mg
3. Memberikan Yan Posyandu 180 menit/bln
4. Melaksanakan Keg.UKS 180 menit/bln
5. Mengikuti pertemuan bulanan 240 menit/bln
6. Memberikan Pengobatan 20 menit/hr
Sederhana
7. Melaksanakan Mini Lokakarya 120 menit/bln
8. Melakukan Penyuluhan ASI 120 menit/mg
EXSLUSIF
9. Membersihkan Alat dan ruangan 15 menit/hr
10. Melakukan pertemuan kelas 15 menit/hr
ibu
4. LANGKAH 4
Menghitung Standar Beban Kerja (SBK)
Standar Beban Kerja (SBK) adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1
tahun untuk tiap jenis SDMK. SBK untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan setiap kegiatan
(Rata-rata Waktu atau Norma Waktu) dan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
yang sudah ditetapkan.
Rumus SBK
Tujuan :
Dihasilkannya SBK SDMK untuk setiap kegiatan pokok.
Data dan informasi dapat diperoleh dari:
a. Data WKT diperoleh dari Langkah 2
b. Data Norma Waktu atau Rata-rata Waktu setiap kegiatan pokok
diperoleh dari Langkah 3
Langkah-langkah perhitungan Standar Beban Kerja (SBK) sebagai
berikut:
a. Pengisian data Jenis tugas, Kegiatan, Norma Waktu, dan Waktu Kerja
Tersedia / WKT, diambil dari tabel 2 dan tabel 3.
b. Selanjutnya menghitung SBK SBK = WKT : Norma Waktu
(7) = (6) / (4)
Contoh:
Tabel III.4
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)
Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas (menit/Ps) (menit) (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Tugas 1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/pasien 72000 2400
Pokok 2. Pertolongan Persalinan 600 menit/pasien 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 menit/pasien 72000 1200
Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas (menit/Ps) (menit) (6)/(4)
(menit)
4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/pasien 72000 1200
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/pasien 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/pasien 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/pasien 72000 2400
5. LANGKAH 5
Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas
Penunjang (FTP)
Tugas Penunjang adalah tugas untuk menyelesaikan kegiatan yang tidak
terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsinya yang dilakukan oleh
seluruh jenis SDMK.
Standar Tugas Penunjang (STP) adalah proporsi waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu (per hari atau per
minggu atau per bulan atau per semester). Langkah-langkah
perhitungan, sebagai berikut (lihat Tabel 5):
a Waktu Kegiatan = Rata-rata waktu x 264 hr, bila satuan
. waktu per hari
= Rata-rata waktu x 52 mg, bila satuan
waktu per minggu
= Rata-rata waktu x 12 bln, bila satuan
waktu per bulan
= Rata-rata waktu x 2 smt, bila satuan
waktu per smt
(6) = (4) x 264, bila satuan waktu per hari
= (4) x 52, bila satuan waktu per minggu
= (4) x 12, bila satuan waktu per bulan
= (4) x 2, bila satuan waktu per semester
b Faktor Tugas = (Waktu Kegiatan : WKT) x 100
. Penunjang (FTP)
(8) = (6) / (7) x 100
c Standar Tugas = (1 / (1- FTP/100)), sebagai faktor
. Penunjang (STP) pengali
Contoh:
Tabel III.5
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)
Rata- Waktu
Jenis WKT FTP
NO Kegiatan rata Satuan Keg
Tugas (mnt/th) %
waktu (mnt/th)
(8) =
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (6)/(7)
x100
2 Tugas 1.
Melaksanakan RR 20 Menit /hr 5280 72000 7.3
Penunjan 2.
Melaksanakan KR 120 Menit /mg 6240 72000 8.7
g 3.
Memberikan Yan Posyandu 180 Menit /bln 2160 72000 3.0
4.
Melaksanakan Keg.UKS 180 Menit /bln 2160 72000 3.0
5.
Mengikuti pertemuan bulanan 240 Menit /bln 2880 72000 4.0
6.
Memberika Pengobatan 20 Menit /hr 5280 72000 7.3
Sederhana
7. Melaksanakan Mini Lokakarya 120 Menit /bln 1440 72000 2.0
8. Melakukan Penyuluhan ASI 120 Menit /mg 6240 72000 8.7
eksklusif
9. Membersihkan Alat dan ruangan 15 Menit /hr 3960 72000 5.5
10. Melakukan pertemuan kelas ibu 15 Menit /hr 3960 72000 5.5
Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 55.0
Standar Tugas Penunjang (STP)=(1/(1 – FTP/100) 2.22
6. LANGKAH 6
Menghitung Kebutuhan SDMK
Data dan informasi yang dibutuhkan per Faskes, sebagai berikut:
a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :
Waktu kerja tersedia (WKT)
Standar Beban Kerja (SBK) dan
Standar Tugas Penunjang (STP)
b. Data Capaian (Cakupan) tugas pokok dan kegiatan tiap Faskes selama
kurun waktu satu tahun.
Rumus Kebutuhan SDMK sebagai berikut:
Capaian (1 th)
Kebutuhan SDMK = X STP
Standar Beban Kerja
Contoh:
Tabel III.6
Perhitungan Kebutuhan SDMK (Bidan) Puskesmas "A"
Tahun 2020
Kebutuhan
Jenis Tugas Kegiatan Capaian (1 th) SBK SDMK
(Bidan)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)
A. Tugas Pokok 1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35
2. Pertolongan
197 120 1.64
Persalinan
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-
342 1200 0.29
3)
4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27
5. Yan. Gadar Obstetri 35 1200 0.03
6. Yan. Gadar
31 1200 0.03
Neonatus
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19
JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan) 2.79
B. Tugas
Standar Tugas Penunjang (hasil dari Langkah 5) 2.22
Penunjang
Total Kebutuhan SDMK (Bidan)= (JKT x STP) 6.21
Pembulatan 7
Keterangan :
1) Jumlah kebutuhan SDMK tugas pokok (Bidan) = Jumlah kebutuhan
SDMK untuk melaksanakan seluruh kegiatan tugas pokok.
2) Jumlah kebutuhan SDMK seluruhnya = (Jumlah Kebutuhan SDMK
Tugas Pokok x FTP), kemudian dilakukan pembulatan.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan SDMK (contoh: Bidan
Puskesmas) di atas, dapat digunakan dengan cara yang sama untuk
menghitung jenis-jenis SDMK lainnya di sebuah unit kerja Puskesmas
(Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, Tanaga Gizi, Tenaga Kesling,
Tenaga Keteknisan Medis, Tenaga Keterapian Fisik, Tenaga Laboratorium,
Tenaga Teknis Kefarmasian, Tenaga Kesehatan Masyarakat, Pekarya, dan
Tenaga Non Kesehatan lainnya).
Tabel berikut adalah contoh hasil perhitungan kebutuhan SDMK di sebuah
Puskesmas.
Contoh:
Tabel III.7
Rekapitulasi Kebutuhan SDMK berdasarkan ABK Kes
di Puskesmas “A”
Jumlah Jumlah SDMK Kesenjangan
No
Jenis SDMK SDMK yang SDMK Keadaan
.
saat ini seharusnya (6) = (5) - ( 4)
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 Dokter Umum 1 1 0 Sesuai
2 Perawat 3 5 -2 Kurang
3 Bidan 4 6 -2 Kurang
4 Tenaga Kesling 1 1 0 Sesuai
5 Tenaga Gizi 1 1 0 Sesuai
6 Tenaga Teknis kefarmasian 1 1 0 Sesuai
7 Tenaga Kesehatan masyarakat 1 1 0 Sesuai
8 Tenaga Keteknisan medis 1 1 0 Sesuai
9 Tenaga Keterapian fisik 1 1 0 Sesuai
10 Tenaga laboratorium 1 1 0 Sesuai
11 Tenaga administrasi tata usaha 1 1 0 Kurang
12 Pengemudi 1 1 0 Sesuai g
Puskesmas “A” 17 21 -4 Kurang
A. Kesimpulan
Sesuai amanat dari Undang Undang Republik Indonesia Tahun 2014
Paradigma sehat;
Pertanggungjawaban wilayah;
Kemandirian masyarakat;
Pemerataan;
(Pasal 3 Ayat 1)
sehat (Pasal 4)
(Pasal 10 Ayat 4)
B. Rekomendasi
UPTD Puskesmas Cibatu memiliki kekuatan SDMK yang ada saat ini
distribusi tenaga di UPT Puskesmas Cibatu saat ini selain tenaga PNS
orang, tenaga TKK 3 orang, tenaga Non PNS BLUD 27 orang, tenaga
Tenaga Sanitarian
Bendahara
tersebut di atas
Atas dasar alasan tersebut di atas maka dengan ini UPT Puskesmas
Cibatu .
Kesehatan.
kesehatan
7. Menjadi acuan daalam kenaikan pangkat PNS
C. Penutup
Daya Manusia Kesehatan ini di harapkan menjadi acuan bagi pihak yang
pelayanan.