TAHUN 2018
PENDAHULUAN
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama dalam pengendalian TB
karena dapat memutuskan rantai penularan. Pada 1994 WHO meluncurkan strategi
pengendalian TB untuk diimplementasikan secara internasional, disebut DOTS (Direct
Observed Treatment Short-course). Lima elemen strategi DOTS sebagai berikut: (1) Komitmen
politis yang berkesinambungan; (2) Akses terhadap pemeriksaan mikroskopis dahak yang
berkualitas; (3) Kemoterapi standar jangka pendek untuk semua kasus TB dengan manajemen
kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan; (4) Keteraturan penyediaan
obat yang dijamin kualitasnya; (5) Sistem pencatatan dan pelaporan yang memungkinkan
penilaian hasil pada semua pasien dan penilaian kinerja keseluruhan program.
LATARBELAKANG
Strategi DOTS telah berhasil membantu tercapainya dua sasaran yang dideklarasikan
World Health Assembly (WHA) pada tahun 1991, yaitu deteksi kasus baru BTA positif sebesar
70%, dan penyembuhan sebesar 85% dari kasus pada tahun 2000. Meskipun demikian
kecepatan kemajuan saat ini diperkirakan tidak cukup untuk mencapai target penurunan
prevalensi dan mortalitas TB dari Millenium Development Goals (MDG) menjadi separoh pada
tahun 2015. Karena itu diperlukan kontinuitas implementasi strategi DOTS agar program itu
dapat mencapai target dan bahkan meningkatkan target indikator-indikator keberhasilan
program hingga tahun 2015.
Pada 2006 WHO menetapkan strategi baru untuk menghentikan TB. Strategi itu
bertujuan untuk mengintensifkan penanggulangan TB, menjangkau semua pasien, dan
memastikan tercapainya target Millennium Development Goal (MDG) pada tahun 2015. Strategi
baru WHO ditetapkan berdasarkan pencapaian DOTS, serta menjawab tantangan baru bagi
keberhasilan penanggulangan TB. Enam elemen strategi WHO untuk menghentikan TB untuk
2006-2015 : (1) Perluasan dan peningkatan DOTS berkualitas tinggi; (2) Mengatasi TB/HIV,
MDR-TB dan tantangan lainnya; (3) Penguatan sistem kesehatan; (4) Pelibatan semua pemberi
pelayanan kesehatan; (5) Pemberdayaan pasien dan komunitas; (6) Mendorong dan
meningkatkan penelitian.
Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang vital untuk
menilai keberhasilan pelaksanan program penanggulangan TB. Pemantauan yang dilakukan
secara berkala dan kontinu berguna untuk mendeteksi masalah secara dini dalam pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan, agar dapat dilakukan tindakan perbaikan segera. Selain itu
evaluasi berguna untuk menilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan
sebelumnya telah tercapai pada akhir suatu periode waktu. Evaluasi dilakukan setelah suatu
periode waktu tertentu, biasanya setiap 6 bulan hingga 1 tahun. Dalam mengukur
keberhasilan tersebut diperlukan indikator dan standar. Hasil evaluasi berguna untuk
kepentingan perencanaan program dan perbaikan kebijakan program penanggulangan TB.
HASIL CAKUPAN PELAYANAN TB DOTS 2017 – 2018
RSUD KOTA DEPOK
2017 2018
Ada penurunan jumlah suspek TB yang terjaring di RSUD Kota Depok selama triwulan I, II
dan III di tahun 2018 ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya dikarenakan pada tahun ini
telah dicanangkan 3 PKM menjadi pusat pengobatan TB di kota Depok. Angka konversi
meningkat signifikan di tahun 2018 sebesar 91% seiring kepatuhan pasien dalam minum OAT,
namun sayang di akhir pengobatan beberapa pasien tidak bisa melakukan pemeriksaan
sputum BTA dengan berbagai alasan sehingga menyebabkan data angka kesembuhan dan
angka keberhasilan di bawah target > 85%
EVALUASI
EVALUASI DARI RINCIAN PROGRAM KERJA
No Indikator capaian target keterangan
1. Menyusun organisasi tim 100% 100% Ketua:
DOTS TB rumah sakit. Wakil:
Anggota:
2. Menyusun pedoman, 100% 100% Seluruh dokumen telah disusun
panduan, dan SPO dalam dan disahkan.
pelayanan DOTS TB di
rumah sakit.
3. Mempersiapkan ruangan 100% 100% Telah tersedia ruangan DOTS TB
DOTS TB sesuai dengan di lantai 1 dekat dengan
standar PPI RS. poliklinik spesialis.