A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis sebagai salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia
merupakan program prioritas di tingkat global maupun nasional. Berdasarkan Global
Tuberkulosis Report tahun 2022, Indonesia naik dari peringkat ke 3 menjadi peringkat ke 2
setelah India dengan perkiraan 969.000 kasus tuberkulosis pada tahun 2021, Capaian
Treatment Coverage sampai dengan 3 April 2023 ialah sebesar 18% dari target 90% dan
Treatment Success Rate ialah sebesar 79% dari target 90%.
Salah satu yang memengaruhi rendahnya capaian program tuberkulosis (TBC)
adalah fasyankes belum melaporkan semua penemuan kasus ke SITB (under-reporting
cases). Padahal kewajiban pelaporan kasus Tuberkulosis oleh fasyankes telah tercantum
dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis,
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis dan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/660/2020
tentang Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Melakukan Pencatatan dan
Pelaporan Kasus Tuberkulosis. Berdasarkan jenis dan kepemilikan fasyankes, persentase
fasyankes lapor ke sistem informasi Tuberkulosis adalah sebagai berikut,
BBKPM/BKPM/BP4 89%, Puskesmas 92%, RS Pemerintah 75%, RS Swasta 60%, Klinik
pemerintah 28%, serta DPM/Klinik swasta sebesar 3%
Kewajiban pelaporan kasus tuberkulosis (TBC) oleh fasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes) telah tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Tuberkulosis dan Surat Edaran Menteri Kesehatan No.
HK.02.02/MENKES/660/2020 tentang Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam
Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Kasus Tuberkulosis. Namun belum semua
fasyankes melaporkan penemuan kasus TBC ke sistem informasi TBC dan terdapat potensi
kasus TBC yang tidak terlaporkan (under-reporting cases) sehingga berpengaruh pada
rendahnya capaian program TBC.
Dalam rangka mencapai target program nasional TBC, maka perlu dilakukan upaya
akselerasi dan optimalisasi pencatatan dan pelaporan kasus TBC di fasyankes, salah satu
upaya yang dilakukan untuk menemukan under-reporting cases adalah melalui kegiatan
Validasi Data di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Demi mendukung pelaksanaan upaya ini,
diharapkan semua pihak baik di tingkat fasyankes, kabupaten/kota, provinsi, dan pusat
dapat saling berkontribusi dan bekerja sama.
Dalam rangka mencapai target program nasional TBC , maka perlu dilakukan upaya
akselerasi pencatatan dan pelaporan kasus TBC di fasyankes untuk menemukan kasus-
kasus yang belum dilaporkan ke sistem informasi Tuberkulosis (under-reporting cases) di
tingkat fasilitas layanan kesehatan baik Puskesmas, rumah sakit, maupun DPM/Klinik.
Adapun upaya deteksi kasus under-reporting di fasilitas kesehatan agar dapat lebih efektif
dan efisien maka akan dilakukan melalui kegiatan pertemuan entri Data dan validasi data
Tingkat Fasyankes yang dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Selatan.
B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Melaporkan semua kasus TBC yang ditemukan di fasyankes dan hasil pengobatan kasus
TBC SO serta kasus TBC RO melalui aplikasi sistem informasi Tuberkulosis. (menurunkan
under-reporting cases)
Tujuan Khusus:
1. Menindaklanjuti alert dan reminder di SITB
2. Memastikan seluruh data di form manual/buku bantu/rekam medis dicatat di SITB.
3. Memberikan umpan balik kepada fasyankes terkait data yang perlu dilengkapi pada
SITB