Anda di halaman 1dari 64

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KENYAMANAN

PSIKIS PASIEN HIPERTENSI DI DESA JUNGSEMI


KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)

Oleh :
NAILUL FI'LIAH
NIM : 1020183146

Pembimbing :
1. Sukarmin,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.MB
2. Sukesih,S.Kep.,Ners.,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2022

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul “HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN


KENYAMANAN PSIKIS PASIEN HIPERTENSI DI DESA JUNGSEMI
KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK” ,ini telah disetujui dan
diperiksa oleh Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Proposal Skripsi Program Study S-1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Kudus, pada:
Hari :
Tanggal :
Nama : Nailul Fi’liah
NIM : 1020183146

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Sukarmin, M.Kep.,Ns.,Sp.,Kep.,MB Sukesih, S.Kep.,Ners.,M.Kep


NIDN : 0607057601 NIDN : 0617048502

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, S.KM., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

2
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul “HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN


KENYAMANAN PSIKIS PASIEN HIPERTENSI DI DESA JUNGSEMI
KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK”. ini telah diuji dan disahkan
oleh Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi S-1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Kudus, pada:
Hari :
Tanggal :
Nama : Nailul Fi’liah
NIM : 1020183146

Penguji Utama Penguji Anggota

Sukarmin, M.Kep.,Ns.,Sp.,Kep.,MB Ahmad Nur Syafiq,M.Pd


NIDN: 0607057601 NIDN: 0628088601

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, S.KM., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

3
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KENYAMANAN
PSIKIS PASIEN HIPERTENSI DI DESA JUNGSEMI KECAMATAN WEDUNG
KABUPATEN DEMAK”
Proposal Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar S1 Keperawatan
di Universitas Muhammadiyah Kudus. Atas tersusunnya Proposal Skripsi ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah Subhanahu Wata’ala yang selalu menjadi penolong disetiap waktu yang
tak bisa ditebak.
2. Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid)., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Kudus serta yang telah memberikan izin dan membantu terselesaikan
penelitian ini.
3. Umi Faridah, S.Kep., Ns.MNS,. selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Kudus, serta yang telah memberikan izin dan
membantu terselesaikan penelitian ini.
4. Sukarmin, M.Kep., Ns., Sp.Kep. MB selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan arahan penyusunan penelitian ini
5. Sukesih, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Pembimbing Anggota yang telah
memberikan bimbingan dan arahan penyusunan penelitian ini.
6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah menjadi penopang, pendorong,
serta penyemangat penulis untuk melaksanakan penelitian ini.
7. Saudara-saudaraku yang selalu menyemangati dan mensuport saya selalu
dalam proses pembuatan proposal skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu dosen Universitas Muhammadiyah Kudus serta staf yang
telah banyak memberikan bekal ilmiah selama penulis mengikuti pendidikan.
9. Teman-temanku S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus yang
saya sayangi serta sahabat terbaikku yang senantiasa mendukung dan
mensuport saya dalam keadaan apapun.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Proposal Skripsi ini.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis sudah berusaha
dengan kemampuan yang penulis miliki, namun penulis menyadari bahwa

4
penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan dan
penyempurnaan proposal skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan lembaga kesehatan pada khususnya.

Kudus, 2022
Penyusun

Nailul Fi’liah

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL.................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL .................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian......................................................................... 7
F. Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
A. Konsep Hipertensi ........................................................................ 9
B. Konsep Kenyamanan Psikis Pasien Hipertensi ........................... 16
C. Aktivitas Fisik.................................................................................. 20
D. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kenyamanan Psikis.................. 26
E. Kerangka Teori .............................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 28
A. Variabel Penelitian ......................................................................... 28
B. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 28
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 29
D. Rancangan Penelitian .................................................................... 30
E. Jadwal Penelitian ........................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 43
LAMPIRAN

6
DAFTAR TABEL

Tabel1.1 Keaslian Penelitian…………………...……………...................... 8


Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi ……………..……....….............................. 12
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel………............……………........... 34

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori………………………………………...………. 27


Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian…………………………......….. 29

8
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Calon Responden


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Jadwal Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 6 Lembar Konsultasi

9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup
berbahaya di seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor risiko
utama yang mengarah kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan
jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun
2016 penyakit jantung skemik dan stroke menjadi dua penyebab
kematian utama di dunia (WHO, 2018).
Menurut Wold Health Organization pada tahun 2018 diseluruh
dunia sekitar 40% dari orang dewasa yang berusia 25 tahun ke atas telah
didiagnosis dengan hipertensi dengan prevalensi meningkat dari 600 juta
pada tahun 1980 menjadi 1 miliyar pada tahun 2008. Prevalensi
hipertensi tertinggi terjadi di wilayah Afrika sebesar 46% sedangkan
prevalensi terendah terjadi di Amerika sebesar 35% (WHO,2018).
Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap
penyakit hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi
29,2% di tahun 2021 (Pratama, 2016). Diperkirakan setiap tahun ada 9,4
juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. 333 juta dari 972
juta pengidap hipertensi berada di negara maju dan sisanya berada di
negara berkembang salah satunya Indonesia (WHO,2018). Hal ini dapat
dilihat dari hasil pervalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil
pengukuran tahun 2013 hingga 2018 pada penduduk yang berumur di
atas 18 tahun mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar
25,8% menjadi 34,1%, sedangkan prevalensi berdasarkan usia,
penyakit hipertensi paling banyak diderita oleh lanjut usia yaitu antara 45-
75 tahun ke atas (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Berdasarkan hasil
dari pengukuran tekanan darah pada tahun 2017 yang dilakukan oleh
sejumlah penduduk di Jawa Tengah terdapat 8.888.585 orang (36,53%)
memiliki resiko dan berusia diatas 18 tahun, sebanyak 1.153.371
orang (12,98%) dikatakan memiliki penyakit hipertensi. Kabupaten Demak
merupakan kabupaten urutan nomor dua tertinggi penderita hipertensi
yaitu sebanyak 76,7%,dan Kota Salatiga merupakan peringkat pertama
yaitu sebesar 77,72% (Rikesdas, 2018).

1
2

Dampak hipertensi yang tidak diobati dapat menimbulkan


komplikasi seperti stroke dan jantung koroner penyebab kematian.
Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor termasuk
gangguan kenyamanan psikis. Gangguan kenyamanan psikis yang sering
dijumpai adalah kecemasan, stress, dan depresi. Perubahan biologis
dapat mencetuskan masalah psikis seperti stress. Stress bisa terjadi pada
siapa saja dan pada rengtang usia berapa saja. Gangguan psikis dalam
perubahan hidup memaksa masyarakat untuk beradaptasi untuk
mempertahankannya. Seseorang yang mengalami gangguan
kenyamanan psikis , hormon adrenalin akan dilepaskan, kemudian
tekanan darah akan naik melalui penyempitan arteri dan peningkatan
denyut jantung. Jika gangguan kenyamanan psikis terus berlanjut maka
tekanan darah akan tetap tinggi sehingga mengakibatkan hipertensi
(Suoth et al.,2014).
Gangguan kenyamanan psikis merupakan perasaan subyektif
mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi
umum dari ketidakmampuan mengatasi masalah atau tidak adanya rasa
aman (Lumi et al.,2018). Penelitian yang dilakukan oleh Bacon et al.,
(2014) menyatakan seseorang yang mengalami gangguan kenyamanan
psikis seperti kecemasan merupakan salah satu faktor risiko peningkatan
hipertensi, cemas berisiko empat kali menderita hipertensi. Penelitian
Uswandari (2017) membuktikan tekanan darah orang yang cemas relatif
lebih tinggi dibandingkan yang tidak cemas.
Diperkirakan di Indonesia sekitar 32,2 juta penduduk (14%)
mengalami gangguan kenyamanan psikis dan 13%nya adalah gangguan
psikis (stress akut) (Belliniawati et al., 2015). Hasil riskedas 2018
menunjukkan prevelensi gangguan psikis dengan gejala depresi dan
kecemasan mencapai 9,8%. Penelitian Sukma, (2018) penederita
hipertensi merasakan kecemasan ringan sekitar 75%. Geriatric Health
Foundation menemukan masalah gangguan psikis paling umum lanjut
usia (Sonza et al.,2020). Gangguan psikis yang berlangsung lama dapat
menganggu aktivitas sehari-hari (Musa et al., (2015). Makin tinggi
seseorang mengalami gangguan kenyamanan psikis maka akan
menurunkan aktivitas sehari-hari (Kurniawan,2018).
3

Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita


hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun,
pada masa itu yang membuat penyakit berkembang di dalam tubuh
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan organ. Hipertensi berat atau
menahun yang tidak diatasi dapat menimbulkan gejala yang bersifat non
spesifik, misalnya gangguan rasa nyaman nyeri kepala (Price, 2006).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rizaldy (2015) di
Yoyakarta, menjelaskan bahwa kondisi nyeri kepala hipertensi yang
paling sering dijumpai adalah nyeri tengkuk. Proporsi terbesar pasien
datang dengan intensitas nyeri sedang yaitu 60%, dan juga
dijelaskan 29% nyeri tengkuk akibat hipertensi merupakan kondisi medis
yang menjadi alasan untuk berobat. Nyeri pada pasien hipertensi
disebabkan oleh aliran darah ke otak meningkat sehingga terjadi
pergeseran jaringan intrakranial yang peka nyeri akibat meningginya
tekanan intrakranial (PPNI, 2016). Nyeri yang diakibatkan oleh Hipertensi
menyebabkan ketidaknyamanan dan terjadinya penurunan fungsi tubuh
yang berdampak pada gejala fisik dan gejala psikoemosional dapat
mempengaruhi kualitas hidup (Miaskowski.,et dkk.,2006). Hal ini
menyebabkan ketidaknyamanan pada perubahan psikologis seperti takut
mati dan takut terjadi kekambuhan (Kim dan Kwon,2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Halitopo (2019) yang
menyatakan bahwa penderita hipertensi yang menjadi responden dalam
penelitian didapatkan hasil lebih banyak yang tidak patuh dalam
melakukan aktivitas fisik dengan presentase sebesar 76,7%. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak dari penderita hipertensi cenderung tidak
patuh untuk melakukan aktivitas fisik. Sejalan dengan penelitian dengan
penelitian maria dan Isna (2018) menyatakan bahwa pada penderita
hipertensi aspek fisik mempengaruhi gangguan rasa nyaman, mayoritas
responden adalah Ibu Rumah Tangga yang mana termasuk melakukan
aktivitas fisik ringan, hal ini dikarenakan Ibu Rumah Tangga memiliki
waktu yang lebih sedikit untuk berisitirahat dan menegendalikan rasa
nyaman.
Aktivitas fisik juga Menjadi aktif secara fisik memiliki manfaat
kesehatan yang signifikan, termasuk dapat mengurangi penyakit
hipertensi, dikarenakan senyawa beta-endorfin akan dikeluarkan oleh
4

seseorang yang melakukan aktivitas fisik sehingga dapat menimbulkan


rasa senang dan menghilangkan rasa stress. Dari beberapa manfaat
yang dihasilkan oleh aktivitas fisik, dapat meningkatkan kenyamanan
termasuk penderita hipertensi. (Mass dkk., 2011; Susilowati & Istianah,
2012; Vanionpaa dkk., 2007; Kowalski, 2010; Leavt, 2008).
Pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Andrean (2018)
mengenai Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Nyeri Kepla Primer Pada
Mahasiswa Praklinik Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universistas Sriwijaya. Teknik analitik dengan study potong
lintang dengan menggunakan data primer dari hasil pengisian kuisioner
IPAQ-SF, WHO WBI, dan nyeri kepala primer. Dalam penelitian ini
didapatkan 384 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil
penelitian menunjukan dari 384 subjek penelitian, terdapat 67 (17.4%)
orang mahasiswa mengalami migrain, 77 (20.1%) orang mahasiswa
mengalami tension type headache, 3 (0.8%) orang mahasiswa
mengalami nyeri kepala kluster. Analisis menggunakan Chi Square
menunjukan bahwa aktifitas fisik memiliki hubungan dengan nyeri
kepala primer, dapat disinpulkan bahwa terdapat Hubungan Antara
Aktifitas Fisik Dengan Nyeri Kepala Primer Pada Mahasiswa Praklinik
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya, sehingga aktivitas fisik sangat di sarankan untuk dilakukan.
Pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Bahareh dkk (2018)
mengenai The Relationship Between Regular Physical Activity With
Spiritual Intelligence And Psychological Well-Being Among The Elderly In
Tehran. Teknik sampling yang digunakan. Studi populasi termasuk semua
manula (lebih dari 60 tahun) yang tinggal di Teheran. Di total, 200 peserta
dipilih melalui kenyamanan purposive . Pengumpulan data melalui
metode cross sectional. Teknik analisis data menggunakan teknik
Pearson korelasi momen produk dan regresi linier. Dari hasil penelitian,
tiga subskala kesejahteraan psikologis secara signifikan berkorelasi
dengan aktivitas fisik secara teratur (P≥ 0,05).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah diteliti dilakukan pada
tanggal 16 oktober 2021 di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak, Dengan metode melakukan wawancara pada 10
orang mengenai aktivitas fisik dengan kenyamanan psikis pasien
5

hipertensi, didapatkan hasil bahwa hanya sedikit lansia penderita yang


melakukan aktivitas terstruktur seperti senam dan olahraga bersama. Dari
10 lansia penderita hipertensi hanya 3 yang rutin melakukan atau
mengikuti senam bersama di posyandu lansia. Sedangkan tidak ada
lansia yang melakukan olahraga bersama. Sedangkan aktivitas fisik
terstruktur seperti berkebun, bersepeda, dan berjalan cepat. Dari hasil
observasi, terdapat 7 lansia penderita hipertensi yang melakukan aktivitas
jalan cepat di luar rumah saat pagi hari. Sedangkan tidak ada lansia yang
melakukan berkebun dan bersepeda. Lansia tersebut mengeluh sering
mengalami pusing, nyeri kepala ,sukar tidur, sesak napas, mudah lelah
dan cemas sehingga hanya perlu isitrahat di rumah. Dari 10 lansia
penderita hipertensi deberikan kuisioner kenyamanan psikis 7 dari 10
lansia memberikan hasil kenyamanan yang rendah, sedangkan 3 lansia
hasil kenyamanannya baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kenyamanan Psikis Pasien Hipertensi di Desa Jungsemi Kecamatan
Wedung Kabupaten Demak”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam
penelitian adalah “Adakah Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kenyamanan
Psikis pasien hipertensi di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui adakah Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kenyamanan Psikis Pasien Hipertensi di Desa Jungsemi Kecamatan
Wedung Kabupaten Demak
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran Aktivitas Fisik Pasien Hipertensi di Desa
Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
b. Mengetahui gambaran Kenyamanan Psikis Pasien Hipertensi di
Desa Jungsemi Kecamtan Wedung Kabupaten Demak
6

c. Menganalisis Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kenyamanan


Psikis Pasien Hipertensi di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak

D. Ruang Lingkup
Menyadari adanya keterbatasan dana, sarana, dan tenaga, maka
bagi penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
a. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan oktober 2021 di Desa
Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
b. Lokasi
Penelitian dilakukan Di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak.
c. Sasaran
Sasaran dari penelitian ini adalah Pasien Hipertensi
d. Lingkup Materi
Materi dalam penelitian ini “Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kenyamanan Psikis Pasien Hipertensi.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman bagi penulis khususnya dibidang
keperawatan, mengenai Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kenyamanan Psikis Pada Pasien Hipertensi Di Desa Jungsemi.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh institusi keperawatan
sebagai literature tambahan untuk materi yang telah didapat dan juga
sebagai bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut tentang Hubungan
Aktivitas Fisik Dengan Kenyaman Psikis Pasien Hipertensi Dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut tentang
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kenyamanan Psikis Pasien
Hipertensi.
7

3. Bagi peneliti selanjutnya


Manfaat penelitian untuk menerapkan ilmu dan teori yang
diperoleh dalam perkuliahan, menambah pengetahuan, pengalaman
dan sebagai masukan peneliti selanjutnya serta sebagai bahan
pengembangan ilmu tentang Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kenyamanan Psikis Pasien Hipertensi.
4. Bagi responden
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi
masyarakat Desa Jungsemi yang terkena penyakit hipertensi,
terutama tentang Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kenyamanan
Psikis Pasien Hipertensi

F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No Nama, Judul Metode Hasil Perbedaan
Tahun
1. Andrean Hubungan Teknik analitik Dari hasil 1. Perbedaan
(2018) Aktivitas Fisik dengan study penelitian variable : pada
Dengan Nyeri potong lintang menunjukan jurnal
Kepla Primer dengan dari 384 subjek penelitian
Pada menggunakan penelitian, Hubungan
Mahasiswa data primer terdapat 67 Aktivitas Fisik
Praklinik dari hasil (17.4%) orang Dengan Nyeri
Program pengisian mahasiswa Kepala Primer,
Studi kuisioner mengalami jumlah
Pendidikan IPAQ-SF, migrain, 77 responden
Dokter WHO WBI, (20.1%) orang 384
Fakultas dan nyeri mahasiswa sedangkan
Kedokteran kepala primer mengalami penelitian
Universistas tension type sekarang
Sriwijaya headache, 3 Hubungan
(0.8%) orang Aktivitas Fisik
mahasiswa Dengan
mengalami Kenyamanan
nyeri kepala Psikis, Jumlah
kluster. Analisis responden 60
menggunakan responden.
Chi Square 2. Perbedaan
menunjukan responden
bahwa aktifitas jurnal
fisik memiliki penelitian
hubungan terdahulu
dengan nyeri Mahasiswa
kepala primer, sedangkan
Kesimpulan: penelitian
Terdapat sekarang
Hubungan pasien
8

Antara Aktifitas hipertensi


Fisik Dengan 3. Perbedaan
Nyeri Kepala tempat
Primer Pada pelaksanaan
Mahasiswa penelitian
Praklinik terdahulu
Program Studi Universitas
Pendidikan Sriwijaya
Dokter Fakultas sedangkan
Kedokteran penelitian
Universitas sekarang
Sriwijaya. Desa
Jungsemi
Kecamatan
Wedung
Kabupaten
Demak
2. Bahareh The Cross Dari hasil 1. Perbedaan
dkk Relationship sectional penelitian, tiga variable : The
(2018) Between subskala Relationship
Regular kesejahteraan Between
Physical psikologis (yaitu Regular
Activity With pertumbuhan Physical
Spiritual individu, Activity With
Intelligence komunikasi Spiritual
And positif dengan Intelligence
Psychological orang lain, dan And
Well-Being penerimaan Psychological
Among The diri) secara Well-Being
Elderly In signifikan Among The
Tehran berkorelasi Elderly In
dengan Tehran,
aktivitas fisik jumlah
secara teratur respondenn-
(P≥ 0,05). nya 200
responden
sedangkan
penelitian
sekarang
Hubungan
Aktivitas Fisik
Dengan
Kenyamanan
Psikis, Jumlah
responden 60
responden.
2. Perbedaan
responden
jurnal
penelitian
terdahulu
lansia
sedangkan
penelitian
sekarang
pasien
hipertensi
3. Perbedaan
9

tempat
pelaksanaan
penelitian
terdahulu
Tehran
sedangkan
penelitian
sekarang
Desa
Jungsemi
Kecamatan
Wedung
Kabupaten
Demak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi


1. Pengertian Hiperetensi
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
tingginya tekanan darah.Seseorang dikatakan menderita hipertensi
jika memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg dan atau tekanan
darah diastolik≥90mmHg dalam pemeriksaan berulang.Hipertensi
berdasarkan penyebabnya digolongkan menjadi primer atau sering
disebut esensial dan hipertensi sekunder (Thomas et al., 2020).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016),
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,
tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan,
dan Tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan
gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar & Djafar, 2021).
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua
golongan menurut (Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga
hipertensi idiopatik,karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor
yang memengaruhi yaitu :
(Aspiani, 2014)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini

10
11

Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki


riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis Kelamin dan Usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia
bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak
dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari
pada perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung
berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini
bisa dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi
konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal
yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan
lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh.
Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan
pada volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh
darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja
ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah didalam
dinding pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah
meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga
berat badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas
(>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya
peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pola hidup sehat
dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok,
dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap
dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung
rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah
pasien. Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan
terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta
12

untuk menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam


batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar
terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya
dapat diketahui dengan pasti, sebagai akibat dari adanya penyakit
lain. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi penyebabnya adalah
penyakit ginjal, 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan
darah.Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit
ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab
sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara
langsung atau tidak, dapat menyebabkan naiknya tekanan darah.
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering
berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung
koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat (Sunardi, 2008
dalam Budi Nugraha, 2018).
3. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah
tekanan darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah
diastolik kurang dari 80 mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi
bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 90 mmHg.
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
Kategori Tekanan Tekanan darah
darah sistolik diastolik
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-129 mmHg <80 mmHg
Hipetensi stage I 130-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage II >_140 mmHg >_90 mmHg
(Sumber : American Heart Association, Hypertension Highlights 2018 :
Guideline For ThePrevention, Detection, Evaluation And Management Of
High Blood Pressure In Adults 2013)
4. Komplikasi Hipertensi
Berikut ini adalah komplikasi dari hipertensi menurut Yuda (2011) :
a. Arteriosklerosis
Hipertensi dapat menyebabkan pergeseran, penebalan,
dan kekuatan pada pembuluh darah arteri sehingga
13

memungkinkan untuk rusak. Efek laanjutan dari kerusakan dari


pembuluh darah arteri ini adalah gangguan sirkulasi darah yang
mengarah pada serangan jantung.
b. Aneurisma (pembuluh darah yang bengkak)
Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan
pembuluh darah menjadi tipis dan mengembang, dan
mengakibatkan aneurisma. Hal ini bisa berakibat fatal jika
aneurisma pecah.
c. Gagal jantung
Fungsi dari jantung adalah memompa darah ke seluruh
tubuh. Apabila jantung memberikan tekanan yang terlalu tinggi
untuk mengalirkan darah, maka diperlukan kerja jantung yang
besar. Kondisi seperti ini akan menyebabkan otot jantung menjadi
lebih tebal, tetapi jantung bekerja terlalu keras dalam waktu ynag
lama, maka lama-kelamaan otot jantung akan mengalami
kelelahan dan tidak mampu untuk bekerja memompa darah
secara optimal.
d. Stroke
Pecahnya aneurisma di otak bisa menyebabkan stroke.
Hipertensi yang tidak terkendali juga bisa menyebabkan
pembekuan darah di arteri karotis (arteri di leher). Bekuan darah
tersebut bisa menyebabkan stroke emboli bila memasuki otak.
e. Gagal ginjal
Hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteri
di ginjal, menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.
f. Retinopati
Retinopati merupakan kerusakan pembuluh darah pada
jaringan peka cahaya di bagian belakang mata. Hipertensi yang
tidak terkendali akan memengaruhi arteriol (cabang arteri) di
mata, sehingga menyebabkan lesi.
g. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seseorang
untuk mempertahankan ereksi untuk melakukan penetrasi.
Kondisi ini memang banyak ditemukan pada penderita dengan
tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, atau mengkonsumsi
14

obat antidepresan. Dalam hal ini, hipertensi dapat menyebabkan


pengurangan perfusi atau suplai darah ke genetalia pria.
h. Gangguan kognitif dan demensia
Gangguan daya pikir dan isi pikir Tekanan darah yang
tinggi bisa mempengaruhi kesehatan otak. Hasilnya akan muncul
dimensia atau pikun dan gangguan kognitif atau daya pikir.
Penyebabnya hampir sama dengan yang terjadi pada retina mata,
yaitu penyempitan arteri di beberapa bagian otak. Individu yang
mengalami gangguan ini akan mengalami masalah dalam
ingatan, berhitung, berpikir, memutuskan sesuatu, memilih, dan
lain sebagainya.
5. Manifestasi Klinis Hipertensi
Menurut Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), tanda dan gejala pada
hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah. Selain penentuan tekanan
arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berati hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebnayakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Tanda gejala hipertensi berat atau menahun dan tidak terobati
akan timbul gejala yaitu (Nurarif, A H & Kusuma H, 2016)
a. Sakit kepala
b. Lemas dan kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual dan muntah
6. Dampak Hipertensi
Hipertensi memberikan dampak buruk terhadap tekanan darah
individu yang mempengaruhi kehidupannya meliputi, aspek fisik,
15

sosial dan psikologis tehadap pola hidupnya melalui keluarga dan


hubungan sosial (Sulistyarini, 2013).
a. Aspek Fisik
Tekanan darah tiggi berdampak buruk pada fisik, seperti
terjadinya peregangan pada otot, rasa nyeri pada sekitaar tengkuk
dan frekuensi jantung yang mengalami kecepatan. Arterosklorosis
memicu terjadinya nyeri kepala yang dapat mengkaibatkan
spasme pembuluh darah darah penurunan oksigen pada otak.
b. Sosial
Hipertensi memicu dampak ekonomi individu, dimana
penghasilan ekonomi rumah tangga akan hlang karena terjadinya
kecacatan hingga menmbulkan kematian. Perkembangan
ekonomi juga akan terancam apabila hipertensi menyerang usia
produktif yang memengaruhi hubungan dengan sosialnya.
c. Psiologis
Hipertensi juga memicu terjadinya kecemasan. Pasien
hipertensi akan semakin mudah tersinggung dan emosi
(Aspiani,2016). Salah satu dampat psikologis dari hipertensi
adalah stress, dimna pasien akan mengalami kecemasan terkait
kondisinya hinggga menimbulkan stress.
7. Penatalaksanaan Hipertensi
Pengobatan hipertensi yang baik di dasarkan pada penyebabnya.
Jenis terapi mengatasi hipertensi adalah pemberian obat, pengaturan
pola makan, aktivitas fisik dan rutin memeriksa tekanan darah. Terapi
atau penanggulangan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu penanggulangan farmakologis dan non farmakologis (Aspiani,
2016) :
a. Pengobatan Farmakologis
Pengobatan Farmakologis Sesuatu dikatakan
fakmakologis apabila berhubungan dengan obat-obatan, dalam
penyakit hipertensi, obat obatan tersebut disebut obat
antihipertensi yang tergolong menjadi lima bagian (Muttaqin,
2009). Golongan pertama adalah obat diuretik, hidroklorotiazid
dapat dikonsumsi pasien hipertensi yang mengalami hipertensi
ringan atau baru saja mengalami hipertensi. Golongan kedua yaitu
16

simpatolitik, yakni penghambat adrenergik alfa yang digunakan


sebagai penghambat neuron adrenergik. Golongan ketiga
merupakan Vasodilator arteriol, dimana Vasodilator arteriol akan
merangsang otot-otot polos pembulu darah terutama arteri dimana
hal tersebut membuat tekanan darah menurun. Golongan
keempat merupakan ACE inhibitor dan golongan terakhir
merupakan penghambat adrenergik alfa yang akan memblok
reseptor adrenergik alfa
b. Pengobatan Non Farmakologis
Pengobatan nonfarmakologis tidak kalah penting dengan
pengobatan farmakologis, bahkan menguntungkan bagi penderita
hipertensi ringan untuk meningkatkan kesejahteraan.Terapi
nonfarmakologis ini dapat membantu penderita hipertensi ringan
untuk megontrol tekanan darah sehingga pengobatan
farmakologis tidak diperlukan atau kurang lebih ditunda.
Pengobatan nonfarmakologis dapat dijadikan pelengkap
pengobatan farkmakologis sehingga menghasilkan efek
pengobatan yang baik dan kenyamanan psikis yang baik.Tidak
sedikit penderita hipertensi yang berhasil mengelola penyakitnya
tanpa obat. Pada umumnya obat antihipertensi juga memiliki efek
samping yang cukup serius, misalnya beta blocker yang
mengakibatkan sulit tidur, kelelahan dan gangguan sistem
pencernaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model
perawatan yang berkelanjutan sangat efektif dalam merubah gaya
hidup pasien darah tinggi.

B. Konsep Kenyamanan Psikis Pasien Hipertensi


1. Pengertian kenyamanan psikis
Kenyamanan psikis merupakan suatu keadaan seseorang merasa
sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial
(Keliat, Windarwati, Pawirowiyono, & Subu, 2015). Pasien hipertensi
merasakan gangguan pada sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, pasien
hipertensi merasakan nyeri kepala yang hebat. Nyeri kepala yang
diakibatkan pasien hipertensi menyebabkan ketidaknyamanan dan
17

terjadinya fungsi tubuh yang berdampak pada gejala fisik dan gejala
psikoemosional yang dapat mempengaruhi kenyamanan pasien
hipertensi (Miaskowski.,et al.,2006)
Dari pernyataan terkait kebutuhan kenyamanan psikis,
disimpulkan bahwa kenyamanan psikis merupakan pandangan
individu terkait beberapa aspek hidupnya dalam menentukan tujuan.
Keinginan individu juga dapat dilihat dari bagaimana individu
memaksimalkan aspek positif dalam dirinya. Rata-rata pasien yang
mengalami penyakit hipertensi memiliki kenyamanan psikis yang
buruk, terutama aspek kenyamanan fisik. Kenyamanan psikis
memiliki empat aspek utama, yaikni kenyamanan fisik, kenyamanan
psikospiritual, kenyamanan lingkungan dan kenyamanan sosial
yang menjadi aspek penting dalam mempengaruhi kenyamanan
psikis indvidu yaitu kenyamanan fisik desebabkan karena
kesehatan fisik. Kesehatan fisik dapat mencakup beberapa hal,
salah satunya yaitu pemeriksaan medis secara tidak teratur, tidak
mengkonsumsi obat-obatan, serta masih melakukan pola hidup
buruk sehingga berdampak negatif pada kondisi kenyamanan
pasien secara fisiologis, sosiologis, maupun lingkungan pasien.
Kenyamanan merupakan pola kesenangan, kelegaan dan
kesempurnaan dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan
sosial (NANDA Internasional, 2015-2017).
2. Aspek Kenyaman Psikis Pasien Hipertensi
Menurut kolcaba (2011) aspek kenyamanan terirdiri dari :
a. Kenyamanan fisik
Penyakit hipertensi dapat memicu permasalahan fisik yang
sangat signifikan dalam berkurangnya status emosional
(Muldayeva,2017). Penyakit Hipertensi dapat memicu
permasalahan pada aspek fisik (Supratman,2014). Kenyamanan
pasien hipertensi menurun karenan aspek fisik yang membuat
psien hipertensi bergantung pada obat-obatan yang akan memicu
berkurangnya energi serta menyebabkan kelelahan,
keterhambatan aktivitas fisik, rasa tidak nyaman, istirahat yang
kurang cukup sehingga memicu kapasitas kerja
(Yuniandita,2019).
18

b. Kenyamanan psikospiritual
Kenyamanan psikospiritual merupakan aspek terpenting
pada pasien hipertensi dikarenakan aspek psikospiritual memiliki
peran penting dalam proses perkembangan penyakit pasien
hipertensi. Pasien hipertensi cenderung memiliki kondisi psikologis
yang tidak normal atau berlebihan akan memicu terjadinya
peningkatan tekanan darah (Anbasaran, 2015).
Kenyamanan psikospiritual pasien hipertensi akan
mengalami gangguan akibat kekambuhan penyakit menimbulkan
terjadinya sterss. Kondisi stress dapat mengganggu kestabilan
emosi pasien hipertensi yang mengalami stres akan menunjukan
gejala mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap
segala sesuatu, gugup, mudah tersinggung, gelisah, harga diri
menurun, gampang menyerang orang, merasa sedih dan depresi.
Gangguan kenyamanan psikosipiritual dapat mengeluarkan
hormon adrenalin dan kortisol yang mengakibatkan jantung
berdenyut lebih kencang dan menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah yang pada akhirnya akan mengakibatkan
hipertensi (Citra windani , 2019), sehingga peningkatan tekanan
darah yang terus menerus terjadi dapat menimbulkan komplikasi
terhadap penyakit yang akan berdampak pada kenyamanan yang
rendah (Prasetyorini, 2012).
c. Kenyamanan Lingkungan
Dalam kenyamanan lingkungan yang terdiri dari sumber
financial, yakni minimnya informasi yang didapatkan terkait
pentingnya dan perawatan mengenai kesehatan, kondisi
lingkungan yang memicu penyebab timbulnya penyakit hipertensi
(Yuniandita,2019). Persepsi pasien hipertensi terkait lingkungan
yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari seperti merasakan
hidup dengan kebebasan, memiliki keamanan serta kenyamanan
dalam hidup, realisasi dengan lingkungan fisik yang baik seperti
bebas polusi, transport yang aman dan nyaman, serta kemudahan
untuk mendapatkan informasi kesehatan (Wongsawat,2017).
Kenyamanan pada lingkungan sekitar tempat tinggal pasien
19

hipertensi sangat penting karena dapat membangkitkan optimisme


(An-Nafi’, 2009).
d. Kenyamanan sosial
Kenyamanan sosial yang diberikan pada pasien hipertensi
memiliki dampak positif untuk meningkatkan kesehatanya. Dalam
hal ini, kenyamanan sosial yang didaptkan pada pasien hipertensi
dapat berupa dukungan emosional dari orang lain untuk menjaga
kestabilan tekanan darah, meningkatkan individu dalam
keteraturan pengobatan sehingga individu dapat merasakan
perhatian, kepedulian dan kasih sayang dari orang-orang sekitar
(Utami,2016).
3. Faktor Kenyamanan Psikis
Menurut Potter dan Perry, (2010) terdapat faktor yang
mempengaruhi kenyamanan psikis yaitu :
a. Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat menjadikan faktor yang dapat
mempengaruhi kenyamanan. Pada dasarnya pria lebih jarang
melaporkan kenyamanan dibandingkan wanita.
b. Usia
Bertambahnya usia memicu individu mudah mengalami
penyakit jantung koroner, usia 40 hingga 60 tahun merupakan
usia yang rentan terserang penyakit serius yang mengalami
peningkatan 5 kali lipat. Semakin bertambahnya usia dapat
memicu terjadinya peningkatan permasalahan terkait kesehatan
karena adanya perubahan fisiologi dan fungsional (Bhandari dkk,
2016).
c. Lama menderita hipertensi
Saat ini penderita hipertensi mendapat sorotan khusus, hal
ini dikarenakan penyakit hipertensi yang tidak langsung ditangani
terlalu lama oleh individu tersebut dapat memicu terjadinya
komplikasi yang lebih serius (Sari, 2017).
d. Ansietas (kecemasan)
Hubungan antara gangguan kenyamanan nyeri dengan
kecemasan bersifat kompleks. Kecemasan terkadang
meningkatkan persepsi terhadap nyeri, nyeri juga mengakibatkan
20

perasaan cemas. Dalam teorinta melaporkan bahwa stimulus


nyeri yang mengaktivasi bagian dari sistem limbic dipercaya dapat
mengontrol emosi, terutama kecemasan. Sistem limbik
memproses reaksi emosional terhadap nyeri, apakah dirasa
mengganggu atau berusaha untuk mengurangi nyeri.
e. Keluarga dan dukungan sosial
Dukungan sosial baik dari orang yang dicintai akan
memberikan kontribusi pasien dalam meningkatkan kenyamanan.
Keluarga merupakan suatu sistem, sebagi sisitem keluarga
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu
yang tinggal didalam rumah. Masalah kesehatan yang dialami
oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota
keluarga yang lain dan seluruh system. Keluarga merupakan
system pendukung yang vital bagi individu (Sudiharto, 2012)
f. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan faktor yang memiliki pengaruh
keyamanan pasien hipertensi, ketika individu melakukan aktivitas
fisik dengan teratur guna meningkatkan kenyamanan secara fisik
dan mental, selain aktivitas fisik, kenyamanan dapat ditingkatkan
dengan cara mental yaitu pengurangan pikiran berat,
meningkatkan gairah dan rasa percaya diri, mengurangi rasa
cemas dan depresi terkait penyakit yang menimpa.

C. Aktivitas Fisik
1. Pengertian Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah aktivitas fisik setiap gerakan tubuh yang
membutuhkan energi untuk mengerjakannya. Aktivitas fisik adalah
setiap gerakan tubuh yang mengingatkan pengeluaran tenaga dan
energi atau pembakaran kalori (Kemenkes,2015). Melakukan aktivitas
fisik yang cukup merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang
dikategorikan kedalam pengobatan non farmakologis. Aktivitas fisik
yang cukup teratur memang terbukti dapat membantu menurunkan
tekanan darah (Marliani & Tantan, 2007:57). Manurung & Wibowo
(2016) menyatakan penatalaksanaan terapi nonfarmakologi dengan
modifikasi gaya hidup melakukan aktivitas fisik harus dilaksanakan
21

oleh penderita hipertensi sebelum menggunakan terapi farmakologi


atau sebelum mengonsumsi obat-obatan.
Kurangnya aktivitas fisik pada penderita hipertensi dapat
menyebabkan selalu tinggi tekanan darah, jika dalam rentang waktu
yang lama dapat berisiko mengakibatkan rusaknya sel saraf sehingga
terjadinya kelumpuhan pada organ karena adanya pecah pembuluh
darah otak (Arlianti, Muhaimin, & Anwar, 2019). Dampak lain
kurangnya aktivitas fisik/ tidak adanya aktivitas fisik pada penderita
hipertensi akan berisiko mengalami komplikasi berbagai penyakit
kronis (strok, gagal jantung, gagal ginjal) (Afiah, Yusran, & Sety,
2018).
Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dapat menyebabkan
perubahan-perubahan misalnya jantung akan bertambah kuat pada
otot polosnya sehingga daya tampung besar dan konstruksi atau
denyutannya kuat dan teratur, selain itu elastisitas pembuluh darah
akan bertambah karena adanya relaksasi dan vasodilatasi sehingga
timbunan lemak akan berkurang dan meningkatkan kontraksi otot
dinding pembuluh darah (Marliani & Tantan, 2007)
2. Jenis – Jenis Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang bermanfaat untuk pasien hipertensi sebaiknya
memenuhi kriteria FITT (frequency intensity time type). Frekuensi
adalah seberapa sering aktivitas dilakukan dan berapa hari dalam
seminggu.Intensitas merujuk pada seberapa keras aktivitas dilakukan,
umumnya dibagi seberapa keras suatu aktivitas dilakukan.Biasanya
diklasifikasikan menjadi intensitas rendah, sedang, serta tinggi
(Ambardini, 2009).
Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan sebagai
berikut :
a. Aktivitas fisik ringan
Aktivitas fisik ringan yaitu membutuhkan sedikit tenaga dan
tidak menyebabkan perubahan pada pernapasan atau ketahanan
(endurance). Aktivitas fisik dikaitkan ringan apabila MET
(Metabolic Equivalent) <600. Contoh aktvitas fisik ringan antara
lain, yaitu : berjalan, menyapu, mencuci, berdandan, duduk,
belajar, mengasuh anak, menonton tv, dan bermain komputer/hp
22

b. Aktivitas sedang
Aktivitas sedang yaitu aktivitas yang membutuhkan tenaga
intens atau terus menerus. Aktivitas fisik sedang dilakukan
minimal 20 menit per hari. Aktivitas fisik dengan intensitas sedang
dilakukan minimal 5 hari dalam seminggu. Aktivitas fisik dikatakan
sedang apabila nilai MET (Metabolic Equivalent)>_600 Sampai
<300. Contoh aktivitas fisik sedang antara lain, yaitu : jogging,
tenis meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan,
bersepeda, bermain musik, jalan cepat.
c. Aktivitas berat
Aktivitas fisik berat seringkali dihubungkan dengan olahraga
yang membutuhkan kekuatan (strength). Aktivitas fisik dengan
intensitas berat setidaknya dilakukan selama 7 hari dan dapat
dikombinasikan dengan aktivitas fisik ringan dan sedang. Aktivitas
fisik diakitkan berat apabila nilai MET (metabolic equivalent)
>_3000. Contoh aktivitas fisik berat antara lain, yaitu: berlari,
sepak bola, aerobik, bela diri, dan outbond (Nurmalina, 2011).
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik bagi
remaja yang kegemukan atau obesitas, berikut ini beberapa faktor
tersebut:
a. Usia
Aktivitas fisik seseorang meningkat sampai mencapai
maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi
penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira
sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga
penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
b. Jenis kelamin
Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik remaja laki-laki
hampir sama dengan remaja perempuan, tapi setelah pubertas
remaja laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.
c. Pola makan
Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas,
karena bila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak,
maka tubuh akan merasa mudah lelah, dan tidak ingin
23

melakukan kegiatan seperti olah raga atau menjalankan aktivitas


lainnya Kandungan dari makanan yang berlemak juga banyak
mempengaruhi tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari
ataupun berolahraga, sebaiknya makanan yang akan di konsumsi
di pertimbangkan kandungan gizinya agar tubuh tidak mengalami
kelebihan energi namun tidak dapat dikeluarkan secara maksimal.

d. Penyakit/ kelainan pada tubuh


Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur
tubuh, obesitas, hemoglobin/sel darah dan serat otot. Bila ada
kelainan pada tubuh seperti di atas aka mempengaruhi aktivitas
yang akan di lakukan. Seperti kekurangan sel darah merah,
maka orang tersebut tidak di perbolehkan untuk melakukan
olah raga yang berat. Obesitas juga menjadikan kesulitan
dalam melakukan aktivitas fisik. (Karim, 2010).
4. Manfaat Aktifitas Fisik
aktivitas fisik merupakan faktor yang penting dalam memelihara
kesehatan yang baik secara keseluruhan. Menjadi aktif secara fisik
memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk dapat
mengurangi penyakit hipertensi, membantu mengontrol berat bedan
dan mengembangkan kesehatan mental. Aktivitas fisik memberikan
manfaat bagi kesehatan jantung. Saat melakukan aktivitas fisik,
seperti olahraga, jantung akan menjadi lebih kuat, sehingga tidak
perlu bekerja lebih keras dalam memompa darah. Pada kondisi ini,
termasuk untuk penderita hipertensi, membuat aliran darah menjadi
lancar dan tekanan darah menjadi lebih terkendali. Aktivitas fisik
teratur dapat menyeimbangkan sistem saraf otonom, sehingga tubuh
menjadi lebih relaks dan pengeluaran hormon-hormon yang berperan
dalam peningkatan tekanan darah seperti hormon adrenalin lebih
terkontrol (Gain, 2011). Aktivitas fisik dapat membantu memanajemen
kondisi jangka panjang, dengan mereduksi efek dari kondisi dan
meningkatkan kenyamanan penderitanya (Nursalam & Falls,2016).

5. Latihan Fisik pada pasien Hipertensi


a. Frekuensi
24

1) Latihan fisik aerobik dianjurkan dilakukan setiap hari


2) Latihan fisik tipe resistensi dapat dilakukan sebagai
tambahan 2-3x/minggu secara selang-seling.
b. Intensitas
1) Latihan aerobik dilakukan dengan intensitas sedang (misalnya
jalan cepat), hingga mencapai 50-70% dari denyut jantung
maksimal
2) Latihan tipe resistensi dilakukan dengan intensitas sedang,
yaitu 50-70% dari berat maksimal yang dapat diangkat pada
satu kali repetisi latihan.
c. Waktu
1) 30-60 menit per hari untuk latihan aerobik tanpa henti, atau
secara berselang sekitar 10 menit dengan total 30 menit per
hari.
2) Latihan tipe resistensi minimal mencakup 8-10 sesi, dimana per
latihan setidaknya terdiri dari 8-12 repetisi.
d. Tipe
1) Penekanan pada latihan aerobik, misalnya jalan, jogging,
bersepeda, dan berenang. Aktivitas yang menggunakan banyak
otot secara terus-menerus, ritmikal dan aerobik merupakan
rekomendasi utama untuk pasien dengan hipertensi
2) Latihan tipe resistensi sebaiknya meliputi kaki, panggul, dada,
punggung, perut, bahu dan lengan. Latihan angkat beban
baik atau mesin dapat menjadi pilihan.
Latihan merupakan komponen penting dalam tatalaksana gaya
hidup dalam pencegahan primer dan tatalaksana hipertensi. Sejumlah
penelitian secara konsisten menunjukkan adanya efek yang
menguntungkan dari latihan fisik terhadap hipertensi dengan
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan penurunan
tekanan darah 5-7 mmHg pada pasien dengan hipertensi (Diaz &
Shimbo,2013).

Jenis –jenis latihan fisik pasien hipertensi sebagi berikut :


a. Latihan Dinamis Aerobik (Endurance)
25

Latihan aerobik diartikan sebagai latihan dinamis regular


dan pergerakan bertujuan pada kelompok otot besar dengan
aktivitas sedang hingga berat yang menyebabkan stress pada
sistem kardiovaskular. Contoh latihan aerobik pada umumnya
adalah jalan cepat, jogging, lari, menari, bersepeda, berenang,
dan penggunaan mesin eliptikal (Brook.,et al.,2013).
b. Latihan Resistensi Dinamis
Latihan resistensi dinamis merupakan suatu bentuk latihan
yang mana usaha yang dilakukan melawan energi yang
berlawanan diikuti oleh tujuan menggerakkan sekelompok sendi
dan otot besar. Latihan resistensi dinamis melibatkan kontraksi
(pemendekan) konsentrik ataupun eksentrik dari otot. Tipe
olahraga yang umum adalah angkat beban dan circuit training,
yang biasanya diikuti dengan penggunaan peralatan latihan
seperti mesin olahraga tipe Nautilus. Tipe latihan seperti ini secara
tipikal dilakukan dengan tujuan secara progresif meningkatkan
kekuatan otot. Akan tetapi, latihan ini juga mungkin memiliki efek
kardiometabolik, termasuk menurunkan tekanan darah (Brook.,et
al.,2013).
c. Latihan Resistensi Isometrik
Latihan resistensi isometrik melibatkan kontraksi otot yang
berkelanjutan tanpa perubahan pada panjang otot yang terlibat.
Contoh latihan resistensi isometrik seperti plank, wall sit, jembatan
glute, dead hang, isometric squat Sebagian besar penelitian
tentang resistansi isometrik berdurasi pendek dan hanya
melibatkan sedikit peserta. Meskipun demikian, manfaat
kardiovaskular yang jelas namun relatif kecil dari pelatihan
resistensi telah muncul, termasuk perbaikan sederhana pada
tekanan darah (Brook.,et al.,2013).

D. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kenyamanan Psikis


Beberapa faktor resiko yang berkaitan dengan aktivitas fisik adalah
usia, jenis kelamin, pola makan dan penyakit/ kelainan pada tubuh.
Seseorang yang banyak beraktivitas fisik termasuk berolahraga
26

cenderung memiliki peran utama dalam kesehatan mental dan fungsi


kognitif dalam mengurangi kecemasan (Stubbs.,2017).
Pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Bahareh dkk (2018)
mengenai The Relationship Between Regular Physical Activity With
Spiritual Intelligence And Psychological Well-Being Among The Elderly In
Tehran. Teknik sampling yang digunakan. Studi populasi termasuk semua
manula (lebih dari 60 tahun) yang tinggal di Teheran. Di total, 200 peserta
dipilih melalui kenyamanan purposive . Pengumpulan data melalui
metode cross sectional. Teknik analisis data menggunakan teknik
Pearson korelasi momen produk dan regresi linier. Dari hasil penelitian,
tiga subskala kesejahteraan psikologis (yaitu pertumbuhan individu,
komunikasi positif dengan orang lain, dan penerimaan diri) secara
signifikan berkorelasi dengan aktivitas fisik secara teratur (P≥ 0,05).
Aktvivitas fisik yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu
cara pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak
terabaikan dalam penanganan pasien tersebut. Aktivitas fisik
memperlihatkan dapat menurunkan tekanan darah yang meliputi
penurunan berat badan pada pasien dengan overweight atau obesitas.
Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension),
perencanaan beraktivitas fisik dengan rutin dapat menurunkan tekanan
darah, mempertinggi khasiat obat antihipertensi,dan menurunkan resiko
penyakit kardiovaskuler, Sehingga dapat membantu memanajemen
kenyamanan jangka panjang bagi penderitannya (Nursalam &
Falls,2016).
27

E. Kerangka Teori
Bagan 2.1. Kerangka Teori Penelitian

Faktor- faktor
penyakit
Faktor Yang
hipertensi
Mempengaruhi
1.Geneitk Kenyamanan Psikis

2.Jenis kelamin 1.Jenis kelamin

3.Usia 2.Usia

4.Diet 3.Lama menderita


hipertensi
5.Gaya hdup
4.Ansietas

5.Keluarga dan
dukungan sosial
Kenyamanan
Hipertensi
Psikis 6. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik merupakan


faktor dalam memelihara
kesehatan yang baik dan Aktivitas
bermanfaat bagi Fisik
kesehatan jantung
Meningkatkan termasuk mengurangi
lenyamaan hipertensi, mengontrol
berat badan dan
mengembangkan
kesehatan mental
sehingga dapat

: di teliti

: tidak diteliti
28

Sumber : Aspiani (2014), Potter & Perry (2010)


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok
lain. Definisi mengatakan bahwa variabel adalah suatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu
konsep tertenstu (Notoatmodjo, 2018).
Variabel penelitian dibedakan menjadi 2 macam yaitu variabel
terikat dan variabel bebas (Sugiyono, 2018).
1. Variabel Independent (Variabel Bebas)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variable bebas adalah merupakan variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependent (terikat) (Sugiyono, 2018)
Dalam penelitian ini variabel independent (variabel bebas) adalah
Aktivitas Fisik.
2. Variabel Dependent (Variabel Terikat)
Variabel dependent sering disebut sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independent
(bebas) (Sugiyon,2018).
Dalam penelitian ini variabel dependent (variabel terikat) adalah
kenyamanan psikis pasien hipertensi di desa jungsemi kecamatan
wedung kabupaten demak.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori relevan,

28
29

belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui


pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empiric. (Sugiyono,2018).
Rumusan masalah ini menanyakan apakah ada hubungan
aktivitas fisik dengan kenyamanan psikis pasien hipertensi di Desa
Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten Demak sehingga ada dua jenis
hipotesis yang harus dibuktikan :
Hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan
ada hubungan antara variabel satu dengan yang lain (Sugiyono,2018).
Hipotesis nol (Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan tidak
ada hubungan antara variabel satu dengan yang lain (Sugiyono, 2018).
Hipotesis dalam penelitian ini dibagi 2 yaitu :
Ha : Ada hubungan Aktivitas Fisik dengan Kenyamanan Psikis pasien
hipertensi di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten
Demak.
Ho : Tidak ada hubungan Aktivitas Fisik dengan Kenyamanan Psikis
pasien hipertensi di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten
Demak.
C. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep merupakan uraian tentang hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan yang lain dari masalah yang diteliti
(Notoatmodjo,2018).
Berdasarkan ruang lingkup penelitian dan teori yang telah
diuraikan maka kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Bebas (independent) Variabel Terikat (Dependent)

Kenyamanan Psikis
Aktivitas Fisik
Pasien Hipertensi
30

D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji
hipotesis. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis korelasi. Penelitian analisis korelasi adalah penelitian yang
dilakukan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih
(Notoatmodjo, 2018)
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mencari ada tidaknya
hubungan aktivitas fisik dengan kenyamanan psikis pasien hipertensi
di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
metode cross sectional yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang
terjadi pada objek penelitian ini diukur atau dikumpulkan secara
stimulant atau dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2018).
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data penelitian di Desa
Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten demak pada bulan Oktober
2021
3. Metode Pengumpulan Data
Metode atau cara yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
suatu penelitian tidak hanya menggunakan satu cara pengumpulan
data, tetapi dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber
dan berbagai cara. Adapun teknik-teknik dalam pengumpulan data
dapat dilakukan melalui observasi (pengamatan), interview
(wawancara), kuisioner (angket), dokumentasi dan gabungan dari
keempat teknik tersebut (Sugiyono, 2016).
Pengumpulan data berdasarkan sumber pada datanya dapat
menggunakan :
a. Data Primer
Data primer data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut
31

juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to
date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkan secara langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari (Notoatmodjo, 2018).
Teknik yang dapat digunakan peneliti mengumpulkan data
primer antara lain penyebaran kuisioner. Data primer yang
didapatkan yaitu dari hasil pengisian kuisioner dengan pasien
hipertensi di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten
Demak.
Berikut ini langkah-langkah dalam pengumpulan data
primer dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Peneliti meminta ijin penelitian dari institusi pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kudus.
2) Setelah mendapatkan surat ijin dari institusi pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kudus, peneliti mengajukan surat
ijin penelitian dari institusi Universitas Muhammadiyah Kudus
kepada Kepala Dinas Kesehatan .
3) Peneliti kemudian menyerahkan surat ijin penelitian tembusan
dari Kepala Dinas Kesehatan kepada Kepala UPTD
Puskemas Wedung demak II
4) Setelah itu, peneliti mendapatkan surat balasan dari Kepala
Dinas Kesehatan kabupaten Demak dan Kepala UPTD
Puskemas Wedung Demak II
5) Peneliti kemudian mengumpulkan data dan melakukan
penelitian setelah mendapatkan ijin untuk melakukan
penelitian dari kepala kelurahan Jungsemi Kecamatan
Wedung Kabupaten Demak
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara
membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain yang
bersumber dari literature, buku-buku atau dari tempat yang akan
diteliti (Notoatmodjo, 2018).
Data sekunder didapatkan dari bidan desa di Desa Jungsemi
Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
32

Langkah-langkah dalam pengumpulan data dalam penelitian


ini sebagai berikut :
1) Meminta surat pengantar untuk melakukan pengumpulan data
dari institusi Univeritas Muhammadiyah Kudus
2) Peneliti meminta ijin kepada Kepala Desa Jungsemi
Kecamatan Wedung Kaupaten Demak
3) Peneliti meminta ijin kepada Bidan Desa Jungsemi
4) Peneliti meminta profil tentang Desa jungsemi
5) Penelti menggunakan data dari pengumpulan data secara
langsung yang sebelunya telah dilakukan pengisian lembar
kuisioner aktivias fisik dan kenyamanan psikis
6) Setelah lembar kuisioner diisi oleh responden kemudian
kuisioner dikembalikan oleh peneliti
7) Peneliti mengumpulkan hasil kuisioner yang telah diisi oleh
responden.
8) Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengumpulan
dan analisis data dengan bantuan program komputer.
4. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam populasi dijekaskan secara spesifik tentang
siapa atau golongan mana yang menjadi sasaran penelitian tersebut
(Sugiyono,2016).
Populasi dalam peneleitian ini adalah penderita hipertensi di Desa
Jungsemi Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien hipertensi di Desa jungsemi kecamatan
wedung kabupaten Demak sebanyak 60 responden dalam setahun
pada tahun 2021.
5. Prosedur Sampel Dan Sampel Penelitian
a. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterikstik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari
populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili).
33

Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil


dari satu populasi (Sugiyono,2018).
N
1+ ( N . e2 )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Standar error (5%)
N
n= 2
1+ N (d )
60
n=
1+60 ( 0.052 )
60
n=
1+0 ,15
60
n=
1 , 15
n=52 ,1 (52)
Maka jumlahnya sampel pada penelitian ini adalah sebanyak
52 penderita hipertensi di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak.
Sampel diambil secara langsung pada saat penelitian
dilakukan dengan menggunakanan kriteria inklusi dan ekslusi
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perli
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil
sebagai sampel (Notoatmodjo,2018). Dalam penelitian ini
kriteia inklusinya adalah :
a. Pasien hipertensi di Desa Jungsemi Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak
b. Pasien hipertensi 40 -.>60 tahun.
c. Bersedia menjadi responden
d. Bersedia menadatangani informant contsent

2) Kriteria Eksklusi
34

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak


dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,2018). Kriteria
eksklusi dalam penenlitian ini adalah :
a. Responden yang tidak menderita hipertensi
b. Responden membatalkan menjadi responden penelitian
b. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian
(Sugiyono, 2018). Peneliti menentukan sampel yang terdapat dalam
populasi secara non probability sampling berupa purposive
sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti.
(Nursalam,2013) Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 52
pasien hipertensi.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dengan kriteria yaitu pada masyarakat Desa
Jungsemi menderita penyakit hipertensi yang mana kurang
melakukan aktivitas fisik dan mengalami gangguan kenyamanan
psikis, dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria inklusi dan
eksklusi berdasarkan data pasien hipertensi, populasi sebesar 60
responden yang terdiri dari pasien hipertensi berdasarkan rumus
solvin dudapatkan sampel sebanyak 52 responden. Sampel diambil
secara langsung pada saat peneliti dilakukan dengan menggunakan
kriteria inklusi dam eksklusi.

6. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah batasan yang digunakan
untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang
diamati atau diteliti, definisi operasional ini juga bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel-variabel yng bersangkutan serta pengembangan instrumen
(alat ukur) (Notoatmodjo,2018).
35

Tabel 3.1
Devinisi operasional variabel dan skala ukur variabel
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Suatu gerakan tubuh Kuisioner Hasil Ordinal
Independent yang membutuhkan IPAQ dikategori
Aktivitas fisik energi untuk an
mengerjakan menjadi :
sesuatu aktifitas 1.Aktvitas
sehari-hari. Ringan :
<600
METs-
menit/ming
gu.
2.Aktvitas
Sedang :
600-1500
METs-
menit/ming
gu.
3.Aktivitas
Berat :
>1500
METs-
menit/Ming
gu.

Variabel Perasaan nyaman GHQ-28 1. Baik : Ordinal


dependent : sejahtera secara (General 76-100%
Kenyamanan psikis yang dimiliki Health 2. Cukup :
psikis pasen hipertensi Questinar 56-75%
berhubungan e) 3.Kurang :
dengan fisik, <56%
kecemasan,
insomnia, disfungsi
social (gangguan
fungsi sosial), dan
depresi.

7. Instrumen Penelitian Dan Cara Penelitian


a. Instrumen penelitian
Instrumen peneltian adalah alat-alat yang dapat digunakan
dalam pengumpulan data dapat berupa kuisioner (daftar
36

pertanyaan), formulir observasi, formulir lain yang berkaitan


dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo,2018).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuisioner. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2018).
b. Kuisioner aktivitas fisik menggunakan kuisioner IPAQ. Penentuan
jawaban kuisioner menggunakan Hasil dikategori an menjadi :
1. Aktvitas Ringan : <600 METs-menit/Minggu.
2. Aktvitas Sedang : 600-1500 METs-menit/Minggu.
3. Aktivitas Berat : >1500 METs- menit/Minggu.
c. Kuisioner kenyamanan psikis menggunakan GHQ-28 (General
Health Questinare), yang dikategorikan menjadi Baik jika skor
jawanban 76-100%, Cukup jika skor jawaban 56-75%, Kurang jika
skor jawaban <56% (Nursalam,2013).

8. Uji validitas dan uji realibilitas


a. Uji Validitas +
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
itu benar-benar mengukur apa itu yang diukur (Notoatmojdo,
2018). Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun
tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu
diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap tiap item
(pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Dalam arti dapat menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu
tetap konsisten atau tetas asas bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat
ukur yang sama (Notoadmodjo,2018).
37

9. Teknik Pengolahan dan Analisa Data


a. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2018), pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan computer dengan program system
pengolahan data komputer. Adapun lagkah-langkah pengolahan
data dilakukan sebagai berikut :
1.) Editing
Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti
akan memeriksa kebenaran dan kelengkapan data atau
setelah data terkumpul meliputi pemeriksaan akan
kelengkapan pengisian kuesioner, kejelasan makna jawaban
dan kosentrasi antara jawaban-jawaban.
2.) Coding (Pemberian Kode)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka).
Setelah semua kuesioner diedit atau di sunting, selanjutnya
dilakukan peng ”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pada saat
analisa dan juga pada saat memasukan data (data entry).
Untuk lembar kuisioner aktivitas fisik
a. Kode 1 : Aktivitas fisik ringan
b. Kode 2 : Aktivitas fisik sedang
c. Kode 3 : Aktvitas fisik berat
Untuk lembar kuisioner kenyamanan psikis pasien hipertensi
a. Kode 1 : Kenyamanan psikis pasien hipertensi baik
b. Kode 2 : Kenyamanan psikis pasien hipertensi cukup
c. Kode 3 : Kenyamanan psikis pasien hipertensi kurang
3.) Scoring (Penilaian)
38

Kegiatan melakukan scoring terhadap jawaban dari kuisioner.


Pemberian skor atau nilai pada jawaban pertanyaan yang
telah diterapkan. Penelitian ini menggunakan skala ordinal.
a. Aktivitas Fisik,skor penilaian sebagai berikut :
1. Aktvitas Ringan : <600 METs-menit/Minggu.
2. Aktvitas Sedang : 600-1500 METs-menit/Minggu.
3. Aktivitas Berat : >1500 METs- menit/Minggu.
b. Kenyamanan psikis, skor penilaian sebagai berikut :
a) Baik : skor 76-100%
b) Cukup : skor 56-76%
c) Kurang : skor <56%
1) Processing (Memasukkan Data)
Processing atau memasukkan data setelah merubah data
menjadi angka, selanjutnya data dari kuesioner dimasukkan
ke dalam program computer.
2) Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data
yang sudah dimasukkan, untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi.
a) Analisa Data
Analisis data bertujuan memperoleh kesimpulan
secara umum dari penelitian, yang merupakan
konstribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan.
Hasil penelitian diolah dengan menggunakan program
komputer, dan selanjutnya akan dilakukan analisa.
Pengolahan dan Analisa data ini dilakukan dengan
menggunakan software SPSS (Notoatmodjo, 2018).
Analisis data suatu penelitian, biasanya melalui prosedur
bertahap antara lain :
1) Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan
terhadap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap variable
39

(Notoadmodjo, 2018). Analisa univariat ini digunakan


untuk menggambarkan tiap variabel penelitian antara
variabel bebas dan variabel terikat. Selanjutnya dicari
masing-masing presentase dengan rumus:
f
χ = χ 100 %
n
Keterangan :
x = hasil presentase
f = frekuensi hasil penelitian
n = total seluruh observasi
2) Analisa Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisis yang di gunakan untuk
mengetahui hubungan antara dau variable yaitu
variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2014).
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat
(Arikunto, 2010). Analisa bivariat dalam penelitian ini
menggunakan uji Spearman Rho dengan tingkat
kemaknaan α ≤ 0,05 dengan bantuan komputerisasi
SPSS (Riwidikdo, 2014). Rumus uji Spearman Rho :
r_(s=) (6x Σ_(i=1)^n D^2)/(nx (n^2-1))
Keterangan :
r : nilai koifiesien spearman
D : perbedaan / selisih antara variabel bebas dan
terikat
N : jumlah sampel 1 dan konstanta
Ketentuan dan syarat uji spearman rho adalah sebagai
berikut :
a) Jumlah sampel besar ≥ 30 responden
b) Data berdistribusi tidak normal
c) Data bersifat kategorik (skala ordinal)
Berdasarkan uji tersebut dapat diputuskan adanya
hubungan yang signifikan apabila dari perhitungan
didapatkan nilai p value ≤ 0,05 pada taraf kesalahan 5%
(Notoatmodjo, 2018).
40

Untuk melihat kuat tidakknya hubungan didasarkan


pada nilai r (Rho) yang dikategorikan sebagai berikut :
a) 0.00 – 0.199 : Sangat lemah.
b) 0.20 – 0.399 : Lemah
c) 0.40 – 0.599 : Sedang
d) 0.60 – 0.799 : Kuat
e) 0.80 – 1.00 : Sangat Kuat
Dalam penelitian ini, analisa yang dilakukan
dengan menggunakan analisis univariate dengan tujuan
untuk mendeskripsikan karakteristik variabel penelitian.
Analisis univariate dilakukan untuk melihat distribusi
frekuensi dari setiap variabel yang bertujuan untuk
menggambarkan distribusi dari proposal berbagai
varabel yang di teliti (Notoatmodjo, 2018).
10. Etika Penelitian
Penelitian kesehatan pada umumnya dan penelitian masyarakat
pada khususnya menggunakan manusia sebagai objek yang diteliti
disatu sisi, dan sisi lain manusia sebagai peneliti atau yang melakukan
penelitian. Hal ini berarti bahwa ada hubungan timbal balik antara
orang sebagai peneliti dan orang sebagai yang diteliti (Notoatmodjo,
2018).
a. Informed Consent (Persetujuan Penelitian)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberi lembar persetujuan
(Hidayat, 2017).
b. Confidentiality (Rahasia)
Confidentiality adalah jaminan menjaga kenyamanan
responden selama penelitian dengan bentuk menjaga kerahasiaan
segala bentuk penelitian data responden yang disimpan sebagai
hasil dokumen penelitian (informasi atau masalah terkait
penelitian) oleh peneliti (Sugiyono, 2017).
c. Anonimity (Tanpa Nama)
Anonimity adalah suatu upaya dalam menjaga kerahasiaan
identitas responden dan informasi yang telah dikumpulkan oleh
peneliti agar tidak diperkenankan melakukan publikasi pada lembar
41

pengumpulan data, hal ini dilakukan hanya dengan memberikan


kode pada setiap responden (Sugiyono, 2017).

E. Jadwal Penelitian
Terlampir
43

DAFTAR PUSTAKA

Afiah, Yusran & Sety. (2018). Faktor risiko Antara Aktivitas Fisik, Obesitas Dan
Stres Dengan Kejadian Penyakit Hipertensi Pada Umur 45-55 Tahun Di
Wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe Tahun 2018.
Jurnal Ilmiah mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Vol. 3, No. 2
Agus Riyanto, 2013, Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan,
Jakarta: Salemba Medika
Ambardini, R. L. (2009). Aktivitas Fisik Pada Lanjut Usia Oleh. UNY, (February
2009), 1–13
Anbarasan, S. S. (2015). Gambaran kualitas hidup lansia dengan hipertensi di
wilayah kerja puskesmas Rendang pada periode 27 Februari sampai 14
Maret 2015. Intisari Medis, 4(1), 113-124
Arlianti, Muhaimin, T., & Anwar, S. (2019). Pengaruh Aktivitas Olahraga dan
Perilaku Merokok Terhadap Hipertensi Pada Lansia di Puskesmas Tomini
Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2019. Journal of
Islamic Nursing, 1-8
Aspiani, R. Y. (2014) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskular: Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
Aspiani, R.Y. 2016. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Bhandari, N., Bhusal, B. R., Takma, K. C., & Lawot, I. (2016). Quality of life with
hypertension in Kathmandu. International Journal of Nursing Science.
3(2016), 379-384.
Brooks, GF., Carroll KC, Butel JS, Morse, and all (2013). Mikrobiologi Kedokteran
Jawetz, Melnick, & Adelberg. Ed. 25. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta
Diaz K, Shimbo D (2013). Physical Activity and the Prevention of Hypertension.
Curr Hypertens Rep.Dec; 15(6): 659-668.
Hidayat, A. A. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan (A.
Suslia & T. Utami, eds.). Penerbit Salemba Medika.
J. J. Stubbs, G. C. Birch, B. L. Woo, and C. G. Kouhestani.2017. “Physical
security assessment with convolutional neural network transfer learning,”
Karim. (2010). Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik

43
44

Keliat, B. A., Dwi Windarwati, H., Pawirowiyono, A., & Subu, A. (2015). Nanda
International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (edisi 10). Jakarta: EGC.
Musakkar, & Djafar, T. (2021). Promosi Kesehatan: Penyebab Terjadinya
Hipertensi (H. Aulia (ed.)). CV. Pena Persada.
Notoatmodjo, S (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Nurarif & Kusuma, (2016). Terapi Komplementer Akupresure. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice.
Edisi 7. Vol. 3. Jakarta : EGC
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_
20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Agustus 2018
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Supratman, et al. (2014). Physical activity and quality of life among
communitydwelling older people in Indonesia: an intervention study.
Journal of the Tsuruma Health Science Society Kanazawa University.
Vol.38: 57-66.
Thomas, J., Stonebrook, E., & Kallash, M. (2020). Pediatric hypertension: Review
of the definition, diagnosis, and initial management. International Journal
of Pediatrics and Adolescent Medicine, (xxxx), 0–5.
https://doi.org/10.1016/j.ijpam.2020.09.005
WHO | Hypertension [Internet]. [cited 2018 Aug 5]. Available from:
http://www.who.int/topics/hypertension/en/
Yuda Putu, 2011. Deteksi dini dan pencegahan hipertensi dan stroke,
Yogyakarta:Media Pressindo.
45

Yuniandita, N., Supratman, Kartinah, & Hudiyawati, D. (2019). Gambaran


Kualitas Hidup Pada Aspek Fisik Penderita Hipertensi Di Wilayah
Puskesmas Pajang Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada Yth.

Bapak/Ibu Penderita Hipertensi

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Prodi S1


Keperawatan Universitas Muhammadiya Kudus :

Nama : Nailul Fi’liah


NIM : 1020183146
Bermakud mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN
AKTIVITAS FISIK DENGAN KENYAMANAN PSIKIS PASIEN HIPERTENSI DI
DESA JUNGSEMI KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK” untuk
melaksanakan kegiatan tersebut, saya memohon kepada anda untuk
berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner yang terlampir dan bersedia untuk
menjadi responden. Dalam pengambila data, peneliti menggunakan etika
penelitian yaitu peneliti menjaga kerahasiaan responden, menjamin keamanan
selama proses penelitian berlangsung, dan anda boleh keluar atau
mengundurkan diri jika merasa kurang nyamana pdengan proses penelitian.
Atas perhatiannya dan ketersediaannya, peneliti mengucapkan terima kasih.

Kudus, Desember 2021


Hormat Saya

Nailul Fi’liah
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Inform Concent)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya bersedia menjadi responden


penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (S-
1) Universitas Muhammadiyah Kudus yang akan melakukan penelitian dengan
judul “HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KENYAMANAN PSIKIS
PASIEN HIPERTENSI DI DESA JUNGSEMI KECAMATAN WEDUNG
KABUPATEN DEMAK”

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat merugikan bagi
diri saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Demikian surat persetujuan ini saya buat untuk dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Kudus, Desember 2021

Responden

(……………………..)
Lampiran 3
JADWAL PENELITIAN
Bulan

No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari


Maret 2022 April 2022 Mei 2022 Juni 2022
2021 2021 2021 2022 2022

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan & ACC Judul

2 Studi Pendahuluan
Konsul BAB I, II, III
3
(Penyusunan Proposal)
Pengajuan Ujian
4.
Proposal

5 Ujian Proposal Skripsi

Pengumpulan Proposal
6
Skripsi

7 Penelitian

Analisis dan Pengolahan


8
Data

9 Konsul BAB IV, V, VI


10 Ujian Skripsi
11 Pemberkasan Skripsi
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
AKTIVITAS FISIK PASIEN HIPERTENSI
DI DESA JUNGSEMI KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK

Tanggal :
Kode :
Petunjuk pengisian :
Saudara diharapkan dapat mengisi kuisioner ini dengan jujur sesuai
dengan yang saudaara alami atau rasakan.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Usia :
4. Alamat :
5. Pekerjaan :
Pertanyaan dibawah ini adalah pertanyaan seputar aktivitas fisik
yang anda lakukan selama 7 hari sebelumnya. Jawablah setiap
pertanyaan dibawah ini meskipun Anda merasa bahwa anda bukanlah
orang yang aktif. Berpikirlah tentang aktivitas fisik yang anda lakukan
ditempat kerja, dirumah dan halam, untuk bergerak dari suatu tempat ke
tempat lain, dan pada waktu luang untuk rekreasi atau berolahraga.
A. Aktivitas Fisik Berat yang telah Bapak/Ibu lakukan selama 7 hari
sebelumnya.
Aktivitas Berat adalah aktivitas yang menggunakan tenaga fisik kuat
sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya dan dilakukan sekurang-
kurangnya selama 10 menit.
1. Selama 7 hari sebelumnya. Berapa hari Bapak/Ibu melakkan aktivitas
fisik berat, contohnya mengangkat barang berat (>20 kg), senam aerobik,
bersepeda cepat?
 ………………….. hari seminggu
 Tidak ada aktivitas berat. Loncat ke soal nomor 3
2. Berapa lama waktu yang Bapak/Ibu gunakan untuk melakukan aktivitas
fisik berat tersebut dalam sehari.
 ………………….. Jam………….. menit sehari
 Tidak tahu/tidak pasti
B. Aktivitas fisik sedang yang telah anda lakukan selama 7 hari sebelumya.
Aktivitas fisik seang adalah aktivitas yang menggunakan daya fisik yang
sedang sehingga membuat Bapak/Ibu bernafas agak lebih kuat daripada
biasanya dan dilakukan sekurang-kurangnya selama 10 menit.
1. Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari Bapak/Ibu telah melakukan
aktivitas fisik sedang, contohnya mengangkat beban ringan (<20 kg),
mengepel lantai, bersepeda laju sedang, atau bermain badminton? (tidak
termasuk berjalan kaki)
 ……………………hari seminggu
 Tidak tahu/tidak pasti
2. Berapa lama waktu yang Bapak/Ibu gunakan untuk melakukan aktivitas
fisik
Sedang tersebut dalam sehari?
 ………………….jam……………………..menit sehari
 Tidak tahu/tidak pasti
C. Berapa lama yang Bapak/Ibu yang telah gunakan untuk berjalan kaki
selama 7 hari sebelumnya termasuk juga berjalan kaki ditempat kerja
dan dirumah, berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain, dan berjalan
kaki untuk rekreasi, berolahraga, bersenam, atau berjalan kaki pada
waktu senggang.
1. Selama 7 hari sebelumnya, berapa harikah Bapak/Ibu telah berjalan kaki
selama sekurang-kurangnya 10 menit dalam sehari?
 ………………………hari seminggu
 Tidak ada berjalan kaki. Lompat ke soal nomor 7
2. Berapa lama waktu yang Bapak/Ibu biasa gunakan untuk berjalan kaki
dalam hari tersebut?
 ……………………..jam……………………….menit sehari
 Tidak tahu/ tidak pasti
D. Berapa lama waktu yang telah Bapak/Ibu gunakan untuk duduk pada hari
kerja atau dalam rumah pada 7 hari sebelumnya. Termasuk juga wwaktu
duduk yang dihabiskan duduk ditempat kerja, dirumah, waktu belajar dan
pada waktu senggang termasuk duduk di meja, mengunjungi teman-
teman, memmbaca, atau duduk atau berbaring sambal menonton televisi.
1. Selama 7 hari sebelumnya, berapa waktu yang telah Bapak/bu gunakan
untuk duduk dalam sehari pada suatu hari kerja ?
 …………………….jam…………………….menit sehari
 Tidak tahu/tidak pasti
KUESIONER PENELITIAN
KENYAMANAN PSIKIS PASIEN HIPERTENSI
DI DESA JUNGSEMI KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK

Tanggal :
Kode :
Keterangan :
Kami igin mengetahui seandainya anda memiliki beberapa keluhan dan
keadaan kesehatan anda pada umumnya, dalam waktu satu bulan ini. Tolong
jawablah SEMUA pertanyaan dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang
sangat tepat bagi anda. Ingatlah bahwa kami ingin tahu tentang keluhan saat ini
dan baru-baru ini, bukan yang anda alami dimasa lalu.
Petunjuk Pengisian :
Saudara diharapkan dapat mengisi kuisioner ini dengan jujur sesuai dengan
yang saudaara alami atau rasakan.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Usia :
4. Alamat :
5. Pekerjaan :

1 2 3 4
Lebih dari biasanya Sama seperti Lebih kurang dari Sangat kurang dari
biasanya biasanya biasanya
Apakah anda dalam satu bulan ini….
No Butir item 1 2 3 4
1 Merasa dalam keadaan baik
dan sehat ?
2. Merasa membutuhkan vitamin
yang baik ?
3 Merasa tidak enak badan
Lelah ?
4 Merasa pusing ?
5 Merasa sesak atau ada
tekanan di kepala ?
6 Saya sakit demam atau
kedinginan ?
7 Tidak bisa tidur karena
kekhawatiran ?
8 Sulit tidur dengan lelap saat
tidur ?
9 Terus merasa tegang ?
10 merasa tegang dan
bertempramen buruk ?
11 Saya merasa segala sesuatu
yang terjadi masih dalam
pengendalian saya ?
12 Berusaha agar tetap sibuk dan
tetap bekerja ?
13 Perlu waktu yang ama untuk
mengatasi yang anda kerjakan
?
14 Merasa terperosok meskipun
anda bekerja dengan baik ?
15 Merasa puas dengan cara
anda melaksankan tugas ?
16 Merasa bahwa anda sedang
memainkan bagian yang
bermanfaat dalam semua hal ?
17 Merasa mampu membuat
keputusan tentang segala hal?
18 Mampu menikmati aktivitas
anda sehari-hari secara wajar?
19 Berpikir tentang diri anda
sehari sebagai orang yang
tidak berarti?
20 Merasa hidup tanpa harapan?
21 Merasa bahwa kehidupan ini
bukanlah hal yang berarti?
22 Berpikir tentang kemungkinan
bahwa anda dapat
meninggalkan diri anda
sendiri?
23 Menyadari saat ini tidak dapat
melakukaan segala sesuatu
karena anda terlalu cemas?
24 Menyadari anda sebaiknya
mati dan meninggalkan ini
semua ?
25 Menyadari bahwa gagasan
untuk mengakhiri kehidupan
anda sendiri akan sampai
dipikiran anda?

Anda mungkin juga menyukai