Proposal Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S1)
Oleh :
Dewi Kusuma Widyastuti
NIM. 720153058
Pembimbing :
1. Dewi Hartinah, S. Kep., Ners., M. Si. Med
2. Sri Karyati , M. Kep. Ns. Sp. Kep. Mat
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor,
Rusnoto, SKM.,M.Kes.,(Epid)
NIDN : 0621087401
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Penguji 1 Penguji 2
Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor,
Rusnoto, SKM.,M.Kes.,(Epid)
NIDN : 0621087401
iii
KATA PENGANTAR
iv
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis telah berusaha dengan
segala kemampuan yang penulis miliki, namun penulis menyadari bahwa
penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan
proposal skripsi ini.Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan lembaga kesehatan pada khususnya.
Dewi Kusuma W.
v
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian.............................................................. 7
E. Manfaat Penelitian............................................................ 7
A. Hiperkolesterolemia.......................................................... 10
B. Kolesterol ......................................................................... 12
D. PenelitianTerkait .............................................................. 32
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 43
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kolesterol
serum meningkat terutama kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang melebihi
batas normal. Low density lipoprotein adalah suatu lipoprotein berdensitas
rendah yang membawa kolesterol dan trigliserida dari hati ke jaringan perifer
tubuh, peningkatan konsentrasi LDL dalam plasma berhubungan dengan
peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler (PKV) ( Davidson et al; 2009).
Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk
mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi
bisa menyebabkan terjadinya asterosklerosis yang akhirnya akan berdampak
pada penyakit jantung koroner (Rabecca dkk, 2014). Gangguan yang terjadi
pada darah disebabkan akibat rendahnya tingkat kolesterol plasma atau HDL
pada darah, yang dimana dapat menyebabkan terjadinya perkembangan
peradangan pada darah dan gangguan pada jantung. Kelainan fraksi lipid yang
utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL),
dan trigliserida serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) (Laily,
2015).
Hiperkolesterolemia adalah faktor risiko utama terjadinya asterosklerosis
yang merupakan penyebab tersering dari penyakit kardiovaskuler.
Aterosklerosis adalah penyakit pembuluh darah yang ditandai dengan
penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan dan
organ yang seharusnya dialiri darah menjadi kekurangan pasokan darah (
iskemia). Asterosklerosis terjadi akibat adanya penumpukan plak atau lemak
kolesterol (Ruslianti, 2014).
Kolesterol merupakan suatu senyawa lemak yang lunak seperti lilin
berwarna putih yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati
(Cijregina, 2014). Dalam tinjauan ilmiah, kolesterol adalah senyawa lemak
kompleks yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya
dari luar tubuh (zat makanan) (Nurrahmani, 2017). Kadar profil lipid tidak
normal, kadar kolesterol LDL sangat tinggi dapat berkontributor penting untuk
terjadinya PKV yang dapat secara signifikan dipengaruhi oleh perubahan pola
1
1
2
makan. Telah diketahui bahwa konsumsi asam lemak jenuh merupakan faktor
besar dalam konsentrasi plasma kolesterol (Ros, 2012).
Insidensi PKV biasanya rendah dimana konsentrasi kolesterol
plasmapopulasi rendah. Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengurangi
prevalensi hiperkolesterolemia merupakan sarana penting penurunan risiko
PKV. Insiden rendah PKV terdapat dinegara- negara yang berbatasan dengan
cekungan mediterania, dimana buah adalah sumber utama dari lemak makanan
(Bonafonte et al; 2012). Pola diet sehat mediterania telah lama
direkomendasikan sebagai baris pertama pengobatan untuk menurunkan kadar
kolesterol LDL dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien
hiperkolesterolemia (Ros, 2012).
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) telah diteliti sebelumnya pada
subjek Diabetes Mellitus tipe 2 menunjukkan bahwa selama 28 hari pemberian
buah naga merah dengan dosis 400 g hanya meningkatkan kadar HDL
sebanyak 3,2% Kadar HDL sebenarnya mengalami peningkatan hingga 1,9%
hingga 21 hari pemberian buah, namun ternyata mengalami penurunan hingga
16,7% di minggu akhir. Buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang
tinggi. Pigmen berwarna putih pada buah naga merah diketahui sebagai
betacyanin yang merupakan turunan dari betalanin. Betalanin mempunyai
manfaat sebagai antiradikal dan senyawa antioksidatif. Berbagai zat aktif
sntihiperlipidemia yang terkandung dalam buah naga merah diantaranya niasin,
asam askorbat, dan asampalmitat diyakini meningkatkan kadar HDL. Niasin
dapat meningkatkan sintesis HDL dan menurunkan kecepatan katabolisme
HDL. Buah naga merah sangat kaya akan vitamin c. Vitamin C yang
terkandung dalam daging buah naga merah sangat mencukupi kebutuhan
perhari individu yaitu mencapai 540,27 mg/1001 g. Vitamin C berperan sebagai
antioksidan memilikiefek mencegah keruskan HDL yang diakibatkan
peroksidase lipid, Pembentukan radikal bebas serta meningkatkan ekresi asam
empedu. Asam palmitat yang terdapat di dalam biji buah naga merah memiliki
efek mengurangi tingkat katabolisme apolipoprotein A-1 ( Apo A-1) sehingga
ada lebih banyak HDL yang dapat di sintesis (Departemen kesehatan, 2009).
Berdasarkan World Health Organization (WHO), angka kematian di
indonesia yang diakibatkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu
pada tahun 2002 sebesar 28% dan mengalami peningkatan pada tahun 2008
sebesar 30%. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah penyakit
3
jantung dan pembuluh darah merupakan kasus tertinggi yaitu sebesar 880.193
(64,43%) total 1.409.857 kasus penyakit tidak menular. Kejadian penyakit
jantung dan pembuluh darah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
disebabkan oleh hiperkolesterolemia. Hal ini di tunjukkan pada tahun 2007-
2008 kadar kolestrol dalam darah >200 mg/dl meningkatkan resiko terjadinya
penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 1,8 kali lebih besar dibandingkan
dengan kolestrol darah <200 mg/dl (Yani, 2015).
Berdasarkan penelitian terbaru dari WHO tidak kurang dari 20% stroke
disebabkan oleh kelebihan kolesterol dan 50% dari penderita penyakit jantung
di sebabkan oleh kolesterol tinggi. Penyakit kolesterol ini tergolong penyakit
yang sangat berbahaya. Kolesterol merupakan penyebab penyakit berbahaya
pertama bersama diabetes. Keduanya merupakan gangguan system
kardiovaskuler. Kolesterol dan diabetes sama – sama menghambat peredaran
darah. Jika aliran darah tidak lancar atau malah terhambat, akibatnya bisa
menjadi fatal yaitu kematian. Rata – rata kadar kolesterol orang Indonesia sama
dengan kadar kolesterol orang Amerika Serikat. Di Jepang, jumlah orang yang
mengalami kelebihan kolesterol sebanyak 5 banding 1000 orang. Di Indonesia,
jumlahnya bisa mencapai 27 banding 1000 orang, tak terpaut jauh dari Amerika
Serikat yang terkenal dengan kebiasaan dan pola makan junk foodnya yaitu
mencapai 30 banding 1000 orang (WHO, 2014).
Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia cenderung meningkat. Studi
MONICA (Monitoring Trends and Determinants of Cardiovaskuler Disease) I
tahun 1988 dan MONICA II tahun 1993 di Jakarta menunjukkan peningkatan
prevalensi hiperkolesterolemia 13,4% menjadi 16,2% pada penduduk
perempuan dan 11,2 % menjadi 14% pada penduduk laki-laki.
Hiperkolesterolemia lebih sering terjadi pada laki-laki (36,2%) dibandingkan
wanita (31%) menurut National Health and Nutrition Examination Survey III data
yang diambil pada tahun 2005-2008 (CDC, 2009). Sedangkan berdasarkan
data Riskesdes (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 proporsi penduduk
Indonesia dengan kadar kolestrol total di atas normal lebih tinggi pada
perempuan (39,6%) dibandingkan pada laki-laki (30,0%) dan di daerah
perkotaan lebih tinggi daripada daerah pedesaan (Depkes, 2013).
Angka kejadian hiperkolesterolemia di Indonesia menurut penelitian
Monitoring trends and deferminants of Cardiovascular Disease (MONICA) di
4
Jakarta tahun 2006 menunjukkan bahwa rata–rata kadar kolesterol pada wanita
206,6 mg/dl dan 199,8 mg/dl (Riskesdes, 2013).
Pengobatan kolesterol dapat dilakukan dengan dua jenis, yaitu
pengobatan farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan farmakologis
adalah penatalaksanaan kolesterol yang menggunakan obat-obatan kimiawi
yang efeknya hanya pada penurunan kadar kolesterol, sedangkan pengobatan
non farmakologis tidak memiliki efek samping yang membahayakan bagi
kesehatan. Pengobatan jenis non farmakologis ini tidak perlu memerlukan
biaya yang mahal, mudah dilakukan serta bertujuan menurunkan kadar
kolesterol dan pengendalian faktor risiko dan penyakit lainnya. Pengobatan non
farmakologis ini menggunakan tanaman-tanaman tradisional atau buah-
buahan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam pengobatan ini
adalah buah naga merah (Widjadja, 2009).
Mengkonsumsi buah dan sayur segar secara teratur dapat menurunkan
kadar kolesterol. Buah dan sayur mengandung zat kimia tanaman
(phytochemical) yang penting, seperti niasin, antioksidan, protein, pridoksin,
kobalamin, asam askorbat, betakaroten dan antosianin dan mengandung serat
pangan dalam bentuk pektin. Selain itu dalam buah naga merah terkandung
beberapa mineral seperti serat, kalsium, karoten, riboflavin, niasin, fosfor, Fe.
Vitamin yang terdapat dalam buah naga antara lain : Vitamin B1, Vitamin B2,
Vitamin B3, dan vitamin C terdapat dalam buah Naga merah yang
mengandung berbagai zat yang dapat menurunkan kadar kolestrol darah yaitu
dengan menurunkan proses sintesis kolestrol. Niasin vitamin B3 yang
terkandung dalam buah naga merah dapat menurunkan produksi VLDL
sehingga kadar IDL dan LDL menurun. Asam askorbat (Vitamin C) membantu
reaksi hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu sehingga meningkatkan
ekskresi kolesterol (Isvadhila, 2012).
Makanan yang banyak mengandung serat juga sangat penting untuk
keseimbangan kolesterol. Serat yang terdapat dalam tumbuhan, terutama
sayur, buah, padi–padian, kacang–kacangan, dan biji–bijian dapat menurunkan
kadar kolesterol, karena dapat mengangkut asam empedu, serat juga dapat
mengatur kadar gula dan menurunkan tekanan darah (Sita, 2010).
Menurut Isvadhila (2012) pemberian buah naga merah (hylocereus
polyrihizus) dapat menurunkan kolesterol darah pada responden karena buah
naga merah memiliki kandungan antioksidan paling banyak dibandingkan buah-
5
buahan tropis lainnya seperti buah naga putih, lychee, mangga ranum (masak),
dan mangga hijau.
Konsumsi buah naga merah yang bisa langsung dimakan dalam bentuk
buah segar dapat membantu dalam menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh.
Selama ini buah naga masih belum banyak dimanfaatkan sebagai terapi
alternartif pada penderita kadar kolestrol tinggi, padahal dalam buah naga
terkandung berbagai zat penting seperti niasin, serat antioksidan dan protein
yang mampu menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh, buah naga merah
mengandung senyawa antosianin yang merupakan salah satu flavonoid.
Antosianin memiliki efek penurunan kadar kolestrol. Mekanisme kerjanya
dengan menghambat CETP dan menghambat enzim HMG-CoA reduktase
(Sigarlaki, 2016).
Hasil penelitian Amalia Pertiwi (2014) yang berjudul Pengaruh pemberian
jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar HDL pria
dislipidemia. Hasil penelitian terdapat pengaruh pemberian jus buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar HDL pria dislipidemia terdapat
perbedaan rerata kadar HDL pre pada kelompok kontrol dan perlakuan
(p<0,05) dimana rerata kadar HDL pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada
kelompok perlakuan namun keduanya termasuk dalam kategori rendah (< 40
mg/dl) menurut National Cholesterol Education (NCEP). Terdapat perbedaan
rerata kadar HDL post pada kelompok kontrol dan perlakuan (p<0,05). Terdapat
perubahan kadar HDLyang bermakna (p<0,05) setelah intervensi pada kedua
kelompok. Setelah pemberian jus buah naga merah terjadi peningkatan kadar
HDL pada kelompok perlakuan yang pada awal penelitian 28.71±5.27 mg/dl
menjadi 32.21±5.75 mg/dl dengan rerata kenaikan sebesar 3.50±3.94 mg/dl
(12.2%), sedangkan pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar HDL dari
33.86±3.76 mg/dl menjadi 28.50±6.76 mg/dl dengan rerata penurunan sebesar-
5.36±6.01 mg/dl (15.8%).
Penelitian yang dilakukan Ayuanjari (2017) yang berjudul pengaruh buah
naga merah (Hylocereus Polyrihizus) terdapat kadar kolestrol pada penderita
Hipertensi di Puskesmas Temon 1 Kulon Progo Yogyakarta. Hasil penelitian
terdapat pengaruh buah naga merah (Hylocereus Polyrihizus) terdapat kadar
kolestrol dengan nilai p value 0,042 (α< 0,05). Selian itu terdapat nilai p
value pada kelompok kontrol sebesar 0,042 dan kelompok perlakuan sebesar
0,05. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai p value 0,378 dengan taraf
6
signifikan nilai p<0,05, Uji paired t test menunjukkan p value lebih besar dari
0,05 (0,378 >0,05) maka Ha ditolak. Di berikan buah naga pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol didapatkan nilai p value 0,035 dengan taraf
signifikan nilai p<0,05.Uji indepensent t test ini menunjukkan p value lebih kecil
dari 0,05 (0,035<0,05) maka Ha diterima , sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh pemberian buah naga merah (Hylocereus Polyrihizus)
terdapat penurunan kadar kolesterol darah kelompok kontrol dan kelompok
intervensi setelah pemberian buah naga merah.
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Gribig ada
30 penderita kolesterolemia yang mengalami kadar kolesterol tinggi. Sebelum
dibawa ke Puskesmas 15 diantaranya minum obat dari apotik. 15 yang lainnya
tidak meminum obat karena tidak mengerti cara menanggulangi kolesterol yang
berlebih. Dari hasil studi pendahuluan yang didapat hasil wawancara dengan
petugas laboratorium pada bulan November 2018 di Puskesmas Gribig,
terdapat 30 penderita hiperkolesterolemia. 15 diantaranya sudah pernah minum
jus buah naga merah. 15 lainnya tidak pernah meminum jus buah naga merah
karena belum mengerti manfaat serta kandungan buah naga merah untuk
kolesterol yang berlebih.
Berdasarkan fenomena dari latar belakang diatas peneliti tertarik
mengambil judul penelitian “ Pengaruh Jus Buah Naga Merah (Hylocereus
Polyrhizus) Terhadap Kadar Kolesterol Pada Pasien Hiperkolesterolemia.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
pemberian jus buah naga merah terhadap kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui adanya perubahan kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia sebelum perlakuan Kelompok Intervensi dan
kelompok kontrol
b. Mengetahui adanya perubahan kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia setelah perlakuan kelompok intervensi dan kelompok
kontrol
c. Mengetahui perubahan kadar kolesterol pada pasien hiperkolesterolemia
sebelum dan setelah perlakuan pada kompok intervensi dan kelompok
kontrol
d. Mengetahui perbedaan perubahan kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi.
D. Ruang Lingkup Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi bidang kesehatan sebagai
data sehingga dapat memberikan informasi-informasi yang diperlukan
mengenai pemberian jus buah naga merah kepada pasien
hiperkolesterolemia.
8
10
10
11
dinding pembuluh darah yang lebih dalam yaitu intima. Disamping itu LDL-
teroksidasi menghasilkan zat yang dapat mengubah monosit yang telah
masuk ke dalam intima menjadi makrofag. Sementara itu LDL-teroksidasi
sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel busa. Sel busa
yang terbentuk akan saling berikatan membentuk benjolan yang
mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh darah (Ulfah, 2017).
Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak kolestrol)
membuat darah bersifat rapuh dan mudah pecah, meninggalkan “luka”
pada dinding pembuluh darah yang dapat mengaktifkan pembentukan
bekuan darah. Jika pembuluh darah sudah mengalami penyempitan dan
pengerasan oleh plak kolestrol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat
pembuluh darah secara total (Odelia, 2011).
d. HDL (High Density Lipoproteins)
HDL merupakan senyawa lipoprotein yang berat jenisnya
tinggi.Membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari lemak
endogenus di hati.Kandungan kolesterol yang lebih rendah dari LDL dan
fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut
kolesterol baik.HDL ini fi gunakan untuk mengangkut kolesterol berlebihan
dari seluruh jaringan tubuh untuk di bawa ke hati. HDL merupakan
lipoprotein pembersih kelebihan kolesterol dalam jaringan. Kalau kadar
HDL dalam darah cukup tinggi, terjadinya proses pengendapan lemak
pada dinding pembuluh darah darah dapat dicegah. Kolesterol yang
diangkut ke hati terutama berupa kolesterol yang akan di manfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan empedu dan hormone (Ulfah, 2017).
Kandungan HDL dikatakan rendah jika kurang dari 35 mg % pada
pria dan kurang dari 42 mg % pada wanita. HDL dalam plasma akan
mengikat kolesterol bebas maupun ester kolesterol dan mengangkutnya
kembali ke hati. Selanjutnya, kolesterol yang terikat akan mengalami
perombakan menjadi adangan kolesterol untuk sintesis VLDL. Tingginya
kadar HDL dalam darah akan mempercepat proses pengangkutan
kolesterol ke hati, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
penimbunan kolesterol dalam pembuluh darah (Ulfah, 2017).
Kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang di produksi oleh hati
dan sangat di perlukan oleh tubuh. Tetapi kolesterol berlebihan akan
menimbulkan masalah, terutama pada pembuluh darah jantung dan otak.
15
terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam darah yang biasa disebut
hiperkolesterolemia. Kadar kolesterol normal yaitu kadar kolesterol total <
200 mg/dl, kadar kolesterol LDL sebaiknya < 160–189 mg/dl, dan kadar
kolesterol HDL sebaiknya >60 mg/dl
(Aduis treatment panel III, 2009).
5. Penyebab kolesterol tinggi
Kolesterol tinggi tidak muncul begitu saja dalam tubuh.pada kondisi
normal, tubuh memproduksi secara alami kolesterol yang diperlukan secara
tepat dan sesuai, namun dengan adanya asupan makanan- makanan yang
banyak mengandung kolesterol maka kolesterol dalam tubuh akan meningkat
secara drastis menurut Mumpuni dan Wulandari (2011) kolesterol disebabkan
antara lain :
a. Faktor Genetik
Ada sebagian orang yang memproduksi kolesterol lebih banyak di
bandingkan orang lain, seperti kita ketahui 80% kolesterol di dalam darah
di produksi oleh tubuh secara alami, maka dari itu apabila ada keturunan
yang memiliki penyakithiperkolesterolemia harus ekstra hati–hati dengan
pola makannya.
b. Faktor Makanan
Asupan lemak dalam tubuh penting untuk diperhatikan, apabila tidak
mengkonsumsi lemak yang cukup maka tenaga kita akan akan
berkurang tapi bila mengkonsumsi lemak berlebihan maka dapat
mengakibatkan kerusakan pembuluh darah. Pada sebagian besar kasus
hiperkolesterolemia, kolesterol tinggi berasal dari makanan yang
mengandung lemak jenuh seperti daging hewan dan minyak kelapa.
Lemak tidak jenuh yang terdapat dalam minyak goreng bila digunakan
untuk menggoreng dengan pemanasan tinggi dapat mengubah struktur
kimia lemak sehingga dapat berakibat negative pada kesehatan.
c. Faktor Stress
Kolestrol dapat meningkat secara drastis apabila stres berlangsung lebih
lama dapat mengakibatkan terjadinya sejumlah serangan jantung dan
kemungkinan dapat terjadi kematian mendadak.
d. Radikal Bebas
Radikal bebas dapat juga memicu kolesterol meningkat. Radikal bebas
dapat merusak kolesterol. LDL yang tertimbun pada lapisan dalam
19
11. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Pengobatan hiperkolesterolemiadapat dilakukan dengan
mengkonsumsi obat–obatan, akan tetapi sebelumnya konsultasikan
dengan dokter terlebih dahulu untuk mengkonsumsi obat penurun
kolesterol agar dokter dapat menentukan obat yang paling aman dan
sesuai dengan kondisi kita. Berikut beberapa jenis obat antikolesterol
yang banyak terdapat di pasaran :
21
2) Tempe
Tempe memiliki kandungan niacin yang mampu menurunkan
kolesterol. Tempe mengandung niacin 5 kali lebih banyak daripada
kedelai. Selain itu mengandung isoflavon yang sudah teruji dapat
menurunkan kolesterol.
3) Anggur
Selain serat, di dalam buah anggur terdapat pula zat catechin yang
sangat baik dalam menurunkan kolesterol.
4) Apel
Buah apel kaya akan serat dan zat antioksidan.Apel dapat
menurunkan kolesterol sebaiknya apel di konsumsi beserta kulitnya
karena kulit apel mengandung peketin (serat larut).
5) Buah Naga merah
Mengkonsumsi buah naga bagi kesehatan, menyimpan Vitamin B3
jika di konsumsi secara teratur dapat menurunkan kadar kolestrol
dalam darah secara efektif.
C. Buah Naga
1. Pengertian Buah Naga
Buah naga adalah buah sejenis pohon kaktus.Buah naga telah lama
dikenal oleh rakyat Tionghoa kuno sebagai buah pembawa berkah, oleh
karena itu biasanya buah naga diletakkan diantara patung naga di alta. Buah
naga berasal dari Meksiko, Amerika Selatan dan juga Amerika Tengah
namun saat ini buah naga sudah ditanam secara komersial di Vietnam,
Taiwan, Malaysia, Australia, dan Indonesia. Nama asing dari buah naga
adalah Dragon Fruit, dalam bahasa latin buah naga dikenal dengan
Phitahaya (Idawati, 2012).
Buah naga merupakan tanaman khusus dari famili Cactacea. Secara
morfologi tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki
daun yang mana hanya memiliki akar, batang, bunga, buah serta biji. Buah
naga memiliki bentuk bulat agak memanjang, mempunyai kulit buah yang
beragam warnanya yaitu merah, merah gelap, dan kuning ( Hor dkk,2012).
Departemen Pertanian (2009) menyatakan bahwa buah naga termasuk
kelompok tanaman kaktus atau famili Cacteceae, subfamili Hylocereanea,
dan genus Hylocereus. Genus ini terdiri sekitar 16 spesies.Tiga diantaranya
memiliki buah yang komersial yaitu Hylocereus undatus (berdaging putih),
24
(a) (b)
(c)
Gambar 1. a. Hylocereus undatus (sumber: Kristanto, 2014)
b. Hylocereus polyrhizus (sumber: Kristanto, 2014)
c. Hylocereus costaricensis (sumber: Kristanto, 2014)
Buah naga masuk pertama kali ke Indonesia sekitar tahun 2000 yang di
impor dari Thailand dan pada tahun 2001 buah naga mulai dibudidayakan di
indonesia (Renasari, 2010). Buah naga termasuk ke dalam jenis buah batu
yang berdaging dan berair. Buah berbentuk bulat agak memanjang atau
bulat agak lonjong. Kulit buah ada yang berwarna merah menyala, merah
gelap, dan kuning, tergantung dari jenisnya sedangkan ketebalannya
berkisar 1-2 cm. Berat buah beragam berkisar anatara 80-800 g.Daging
buah berserat sangat halus dan di dalam daging buah bertebaran biji-biji
hitam yang sangat banyak dan berukuran sangat kecil. Sedangkan daging
buahnya ada yang berwarna merah, putih, dan hitam. Daging buah
bertekstur lunak dan rasanya manis sedikit masam (Hor dkk, 2012).
Salah satu buah naga yang di budidayakan di Indonesia adalah
Hylocereus polyrhizus. Buah naga jenis ini memiliki buah dengan kulit
berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Rasa buah lebih
manis dibanding Hylocereus undatus dengan kadar kemanisan mencapai
25
c. Bunga
Bunga tanaman buah naga berbentuk seperti terompet, mahkota
bunga bagian luar berwarna krem dan mahkota bunga bagian dalam
berwarna putih bersih sehingga pada saat bunga mekar tampak
mahkota bunga berwarna krem bercampur putih. Bunga memiliki
sejumlah benang sari (sel kelamin jantan)yang berwarna kuning.
Bunga buah naga tergolong bunga hermaprodit, yaitu dalam satu
bunga terdapat benang sari (sel kelamin jantan) dan putik sel
(kelamin betina) (Cahyono, 2009).
Bunga muncul atau tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung
sirip yang berduri. Sehingga dengan demikian pada satu ruas batang
tumbuh bunga yang berjumlah banyak dan tangkai bunga yang
sangat pendek, saat mekar mahkota akan berwarna putih bersih di
dalamnya terdapat benang sari berwarna kuning dan mengeluarkan
aroma harum. Sementara di tengahnya terdapat kepala putik yang
nantinya akan menjadi buah jika sudah terjadi penyerbukan
(Hardjadinata, 2012).
kandungan nutrisi dalam buah naga merah yang sangat mendukung bagi
kesehatan tubuh manusia. Semua yang diciptakan Allah memiliki manfaat
termasuk tumbuh-tumbuhan. Tumbuh–tumbuhan telah banyak digunakan
sebagai bahan obat tradisional untuk kesehatan dan kecantikan. Hal
tersebut berhubungan dengan firman allah swt dalam QS.Asy-Syu’araa/ 26
(Santoso, 2011).
Manfaat yang paling menonjol dari buah naga merah adalah sebagai
antioksidan, Antioksidan yang sudah diteliti dari buah naga merah yaitu:
antioksidan likopen.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat golongan
oksigen reaktif, golongan nitrogen reaktif dan radikal bebas lainnya sehingga
mampu mencegah kerusakan pada sel normal, protein, dan lemak yang
akhirnya mencegah pula penyakit-penyakit degeneratif seperti
kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penuaan. Antioksidan memiliki struktur
molekul yang dapat memberikan elektronnya (donor elektron) kepada
molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali fungsinya dan dapat
memutus reaksi berantai (Santoso, 2011) seperti pada gambar:
D. Penelitian terkait.
1. Pada penelitian yang dilakukan Amalia Pertiwi, 2014 tentang Pengaruh
pemberian jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar
HDL pria dislipidemia. Hasil penelitian terdapat pengaruh pemberian jus
buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar HDL pria
dislipidemia terdapat perbedaan rerata kadar HDL pre pada kelompok
kontrol dan perlakuan (p<0,05) dimana rerata kadar HDL pada kelompok
kontrol lebih tinggi daripada kelompok perlakuan namun keduanya termasuk
dalam kategori rendah (< 40 mg/dl) menurut National Cholesterol Education
33
(NCEP). Terdapat perbedaan rerata kadar HDL post pada kelompok kontrol
dan perlakuan (p<0,05). Terdapat perubahan kadar HDLyang bermakna
(p<0,05) setelah intervensi pada kedua kelompok. Setelah pemberian jus
buah naga merah terjadi peningkatan kadar HDL pada kelompok perlakuan
yang pada awal penelitian 28.71±5.27 mg/dl menjadi 32.21±5.75 mg/dl
dengan rerata kenaikan sebesar 3.50±3.94 mg/dl (12.2%), sedangkan pada
kelompok kontrol terjadi penurunan kadar HDL dari 33.86±3.76 mg/dl
menjadi 28.50±6.76 mg/dl dengan rerata penurunan sebesar-5.36±6.01
mg/dl (15.8%).
2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ayuanjari, 2017 tentang pengaruh buah
naga merah (Hylocereus Polyrihizus) terdapat kadar kolestrol pada penderita
Hipertensi di Puskesmas Temon 1 Kulon Progo Yogyakarta. Hasil penelitian
terdapat pengaruh buah naga merah (Hylocereus Polyrihizus) terdapat kadar
kolestrol dengan nilai p value 0,042 (α< 0,05). Selian itu terdapat nilai p
value pada kelompok kontrol sebesar 0,042 dan kelompok perlakuan
sebesar 0,05. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai p value 0,378 dengan
taraf signifikan nilai p<0,05, Uji paired t test menunjukkan p value lebih besar
dari 0,05 (0,378 >0,05) maka Ha ditolak. Di berikan buah naga pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan nilai p value 0,035
dengan taraf signifikan nilai p<0,05.Uji indepensent t test ini menunjukkan p
value lebih kecil dari 0,05 (0,035<0,05) maka Ha diterima , sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian buah naga merah
(Hylocereus Polyrihizus) terdapat penurunan kadar kolesterol darah
kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah pemberian buah naga
merah.
34
E. Kerangka Teori
2. Non farmakologi
a. Bawang putih
b. Tempe
c. Anggur
Tingkat kolesterol d. Apel
1. Kolesterol e. Buah
normal naga merah
2. Kolesterol
ambang batas
normal
3. Kolesterol tinggi
1. Vitamin B1
2. Vitamin B2
3. Vitamin B3
Menurunkan
kadar
kolesterol
Sumber : Mumpuni dan Wulandari, 2011; Tsang, 2010 ; Arab dan Steck, 2009.
Keterangan :
A. Variabel Penelitian
Variabel merupakan ciri atau ukuran yang dimiliki oleh suatu anggota-
anggota kelompok yang berbeda dengan kelompok lain (Notoatmodjo, 2010).
Variabel penelitian dibedakan menjadi 2 macam yaitu variabel terikat dan
variabel bebas (Sugiyono, 2010).
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini
dikenal dengan nama variabel bebas yang artinya bebas dalam
mempengaruhi variabel lain atau menjadikan timbulnya variabel dependen.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberian Jus buah naga merah.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Kadar Kolestrol Pada Pasien Hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig
Kabupaten Kudus 2019.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil
sementara yang keberadaannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar
atau salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan pada Kerangka teori, maka hipotesis penelitiannya adalah
Ha : Ada Pengaruh Jus Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Terhadap
Kadar Kolestrol Pada Pasien Hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig
Kabupaten Kudus 2019.
Ho : tidak Ada Pengaruh Jus Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)
Terhadap Kadar Kolestrol Pada Pasien Hiperkolesterolemia di
Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus 2019.
35
35
36
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang
ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan ruang lingkup penelitian dan teori yang telah diuraikan,
maka kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Variabel penelitian
Variabel Independent Variabel Dependent
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasy
Ekperimental, desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperiment (Sugiyono, 2010).
Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain penelitian Non-equivalentcontrol group pre test - post test.
Desain ini bertujuan mengidentifikasi hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan dua kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi
(Notoatmodjo, 2010).
Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan berupa
pemberian jus buah naga merah sedangkan untuk kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan apapun. Pada kelompok eksperimental dan kontrol
diawali dengan pre test (pengukuran awal) berapa kadar kolesterol pasien
dengan hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig dan setelah pemberian
perlakuan diadakan pengukuran kembali (post test) berapa kadar kolesterol
pasien dengan Hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig.
Rancangan penelitian sebagaimana pada gambar 3.2.
37
Gambar 3.2
Desain Penelitian
Subyek Pre Perlakuan Post
K- Experiment O X O1-A
K-Kontrol O - O1-B
Keterangan :
K-Experiment : Kelompok perlakuan.
K-Kontrol : Kelompok kontrol.
O : Observasi awal (pre test).
X : Perlakuan.
- : Tidak ada perlakuan.
O1-A : Observasi setelah pemberian jus buah naga merah
O1-B : Observasi tanpa pemberian jus buah naga merah
4. Populasi Penelitian
Populasi adalan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dana karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Populasi pada penelitian ini adalah pasien Hiperkolesterolemia di
Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus berjumalah 30 responden yang
diambil dari jumlah pasien Hiperkolesterolemia dari bulan Oktober s/d
Desember 2018.
3) Entry Data
Kegiatan memasukan data yang telah terkumpul kedalam master
table atau data base computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana.
4) Tabulasi (Tabulating)
Data yang ada disusun dalam bentuk tabel atau grafik distribusi
frekuensi dan diolah dengan menggunakan program komputer.
b. Teknik Analisa Data
Analisa hasil penelitian ini akan menganalisis pengaruh
pemberianjus buah naga merah dengan kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia di puskesmas gribig kabupaten kudus tahun 2018.
Analisa nyata yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat dan bivariat.
1) Analisis Univariat
Analisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat pada penelitian adalah
pemberian jus buah naga merah dengan kadar kolesterol pada
pasien hiperkolesterolemia.
Rumus analisa univariat :
Keterangan:
f : Frekuensi yang dihasilkan
N : Jumlah seluruh sample
2) Analisa Bivariat
Analsis bivariat yaitu analisis data yang dilakukan pada dua
variabel yang diduga mempunyai hubungan atau korelasi
(Notoatmodjo, 2010). Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga merah
dengan Kadar Kolesterol Pada Pasien Hiperkolesterolemia di
Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus tahun 2019. Data yang
terkumpul dalam penelitian ini akan dilakukan uji normalitas data,
41
Astuti, & Rahmawati. (2010). Asimilasi Kolesterol dan Dekonjugasi Garam Empedu
oleh Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Limbah Kotoran Ayam Secara In Vitro.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Jurusan
Pendidikan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.
Aziz, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Bonafonte, Fito, Covas, Farras, & Osada. (2012). HDL-related mechanisms of olive
oil protection in cardiovascular disease. , 394-409.
Botham, & Mayes. (2012). Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. Jakarta: EGC.
Brunner, & Suddart. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Cahyono. (2009). Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta: Pustaka
Mina.
chet. (2009). Total Phenolic And Total FlavonoidsCnontent Of pitaya peel By Water
Extraction .
Dyan. (2011). Pengaruh pemberian nata de coco terhadap kadar kolesterol LDL dan
HDL pada pasien hiperkolesterolemia .
Guyton, & Hall. (2014). Buku Ajar Fisiologi KedokteranEdisi 12. Jakarta: EGC.
Hardjadinata. (2012). Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik . Jakarta:
Penebar Swadaya.
Hor, Ahmad, Zam, Hashim, & Lim. (2012). Safety assessment of methanol extract of
red dragon fruit (Hylocereus polyrizus): Acute And Subchronic Toxicity .
LIPI. (2009). Gaya Hidup Sehat.Balai informasi tekhnologi LIPI-UPT Pangan dan
Kesehatan .
Mumpuni, & Wulan. (2011). Cara Jitu Mengatasi Kolesterol. Yogyakarta: Andi Ofset.
Nadesul, H. (2011). Sehat itu Murah. Jakarta: Penerbit Buku Compas cetakan edisi
baru.
Pareira. (2010). Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Putih (Hylocereus Undatus
H.) Terhadap Kadar Kolesterol. Skripsi Universitas Sebelas Maret , Surakarta.
Pratitasari, D. (2010). Makan Sayur Seasyik Bermain, Ide Unik agar Anak Menyukai
Sayur Tanpa Paksaan. Yogyakarta: B-Fisrt Cetakan 1.
Renasari. (2010). Budidaya Tanaman Buah Naga Super Red DI Wana Bekti
Handayani.Fakultas Pertanian universitas Sebelas Maret. Surakrta .
Ruslianti. (2014). Kolesterol tinggi bukan untuk Ditakuti. Jakarta: Fmedia Cetakan 1.
Santoso. (2011). Serat Pangan ( Dietary Fiber) dan Manfaatnya bagi Kesehatan .
Santoso. (2011). Beautiful Mind: Berfikir Positif Islami: Jakarta: Vikas Publishing
House .
Sigarlaki, E. D., & Tjiptaningrum, A. (2016). Pengaruh pemberian buah naga merah
(hylocereus polyrhizus) terhadap kadar kolestrol total .
Sri, R. (2014). Budidaya Buah Naga Cepat Panen. Jakarta: Infra Hijau.
Stapleton, Goodwill, James, Brock, & Frisbee. (2010). Hypercholesterolemia and
microvaskuler dysfunction: interventional strategies. Journal of Inflammation .
Ulfah, N. (2017). Stop! Kolesterol Tinggi. yogyakarta: Grub Relasi Inti Media.
Vanessa, R., Maria, L., & aida, y. (2014). Pemanfaatan Minuman Serbuk Instan
Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii BI). Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Total
Darah .
JADWAL PENELITIAN
Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan& ACC
1
Judul
2 StudiPendahuluan
4 Ujian Proposal
Pengumpulan
5
Proposal
6 Penelitian
AnalisisdanPengolah
7
an Data
9 UjianSkripsi
10 PemberkasanSkripsi
Lampiran 4
Kepada Yth.
Bapak / Ibu Penderita Hiperkolesterolemia
Di Puskesmas Gribig Kudus
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Prodi S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus :
Kudus, 2019
Hormat Saya
Kudus, 2019
Responden
( )
Lampiran 6
CHEKLIST
PENGARUH JUS BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)
TERHADAP KADAR KOLESTROL PADA PASIEN
HIPERKOLESTEROLEMIA
DI PUSKESMAS GRIBIG KUDUS
Tanggal Pengisian :
No. Responden :
Umur : tahun
Jenis Kelamin :
Berat Badan : kg
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH JUS BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS
POLYRHIZUS)TERHADAP KADAR KOLESTROL PADA PASIEN
HIPERKOLESTEROLEMIA
DI PUSKESMAS GRIBIG KUDUS
SOP
(STANDART
OPERASIONAL PEMBUATAN JUS BUAH NAGA MERAH
PROSEDUR
Pengertian Salah cara yang dilakukan untuk menjadikan buah naga merah
menjadi minuman yang bermanfaat
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat jus
buah naga merah
Alat dan Bahan 3. Alat
Blender
Talenan
Sendok Makan
Pisau
Gelas Ukur
4. Bahan
Buah Naga Merah
Air
Gula Pasir
Prosedur 20. Potong Buah Naga Menjadi Dua Bagian
Tindakan 21. Ambil Daging Buah Naga Merah
22. Masukkan Ke dalam Blender
23. Tambahkan 100 cc Air mineral
24. Tambahkan 2 sendok makan gula pasir
25. Haluskan daging buah naga merah sampai halus
26. Sajikan ke dalam gelas
Dokumen
Terkait