Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH JUS BUAH NAGA MERAH ( HYLOCEREUS

POLYRHIZUS) TERHADAP KADAR KOLESTEROL


PADA PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA
DI PUSKESMAS GRIBIG KUDUS

Proposal Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S1)

Oleh :
Dewi Kusuma Widyastuti
NIM. 720153058

Pembimbing :
1. Dewi Hartinah, S. Kep., Ners., M. Si. Med
2. Sri Karyati , M. Kep. Ns. Sp. Kep. Mat

JURUSAN S-1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
Tahun 2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul “PENGARUH JUS BUAH NAGA MERAH


(HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA
PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA DI PUSKESMAS GRIBIG KABUPATEN
KUDUS 2019’’ telah mendapat persetujuan oleh pembimbing Skripsi S1
Keperawatan untuk diajukan dihadapan tim penguji proposal skripsi pada :
Nama : DEWI KUSUMA WIDYASTUTI
NIM : 720153058
Hari :
Tanggal :

Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dewi Hartinah, S.Kep.,Ners.,M.Si.Med Sri Karyati, M.Kep.Ns.Sp.Kep.Mat


NIDN : 0605127801 NIDN : 0602087401

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor,

Rusnoto, SKM.,M.Kes.,(Epid)
NIDN : 0621087401

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul “PENGARUH JUS BUAH NAGA MERAH


(HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA
PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA DI PUSKESMAS GRIBIG KABUPATEN
KUDUS 2019”, ini telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji Proposal Skripsi
Jurusan S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus, pada :
Hari :
Tanggal :
Nama : DEWI KUSUMA WIDYASTUTI
NIM : 720153058

Menyetujui,
Penguji 1 Penguji 2

Dewi Hartinah, S.Kep.,Ners.,M.Si.Med Umi Faridah, S.Kep.,Ners,MNS


NIDN : 0605127801 NIDN : 0604058601

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor,

Rusnoto, SKM.,M.Kes.,(Epid)
NIDN : 0621087401

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke-hadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal Skripsi dengan judul “PENGARUH JUS BUAH NAGA MERAH
(HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA
PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA DI PUSKESMAS GRIBIG KABUPATEN
KUDUS 2019” dengan lancar.
Dalam penyusunan proposal Skripsi ini, penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
proposal Skripsi ini.
Adapun rasa terima kasih penulis ucapkan pada:
1. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) selaku Pimpinan Universitas Muhammadiyah
Kudus yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan
proposal skripsi ini.
2. Dewi Hartinah, S.Kep.,Ners.,M.Si.Med selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyusun proposal Skripsi.
3. Sri Karyati, M.Kep.Ns.Sp.Kep.Matselaku pembimbing II dan penguji anggota
yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyusun proposal
Skripsi.
4. Kepada orang tua tercinta, Bapak dan Ibu serta kakak tersayang yang
keberadaanya selalu mencurahkan kasih sayang, dukungan moril maupun
spiritual kepada penulis.
5. Segenap dosen dan staf di Universitas Muhammadiyah Kudus.
6. Kepala UPT Puskesmas Gribig Kudus yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Teman-teman seangkatan S1 Keperawatan yang telah memberikan dukungan
kepada penulis.
8. Teman-teman seperjuangan skripsi bimbingan Ibu Dewi Hartinah terutama
Maulidatur Rochmah, Sukma Dewi, Wisnu Bayu, Ari Yogo, Nafi, Lailis Safitri,
Yolanda, Shofi, Rosi, Amri.
9. Teman sekaligus sahabat-sahabat terbaikku yang senantiasa mendukung dan
mensuportku Dana Indah, Evita Maya, Fitia Oktaviani, Esa Zulfia, Maulidatur.
10. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya proposal Skripsi.

iv
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis telah berusaha dengan
segala kemampuan yang penulis miliki, namun penulis menyadari bahwa
penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan
proposal skripsi ini.Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan lembaga kesehatan pada khususnya.

Kudus, Januari 2019


Penulis

Dewi Kusuma W.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

DAFTAR ISI ......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................. viii

DAFTAR BAGAN ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 6

C. Tujuan Penelitian.............................................................. 7

D. Ruang Lingkup Penelitian................................................. 7

E. Manfaat Penelitian............................................................ 7

F. Keaslian Penelitian ........................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 10

A. Hiperkolesterolemia.......................................................... 10

B. Kolesterol ......................................................................... 12

C. Buah Naga ....................................................................... 23

D. PenelitianTerkait .............................................................. 32

E. Kerangka Teori ................................................................. 34

vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 35

A. Variabel Penelitian ........................................................... 35

B. Hipotesis Penelitian .......................................................... 35

C. Kerangka Konsep Penelitian ............................................ 36

D. Rancangan Penelitian ...................................................... 36

E. Etika Penelitian ................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 43

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................... 8

Tabel 2.1 Kategori Kadar Kolesterol LDL ........................................ 16

Tabel 2.2 Kategori Kadar Kolesterol HDL........................................ 17

Tabel 2.3 Kategori Kadar Kolesterol Total Dalam Darah ................. 17

Tabel 2.4 Jenis Makanan yang Mengandung Kolesterol Tinggi........ 20

Tabel 2.5 Obat Antikolesterol ............................................................ 21

Tabel 2.6 Kandungan Buah Naga Merah ........................................... 31

viii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori................................................................ 34

Bagan 3.1 Variabel Penelitian .......................................................... 36

Bagan 3.2 Desain Penelitian ............................................................ 37

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Pengambilan Data awal

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 4 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 6 Cheklist Responden

Lampiran 7 Lembar Observasi

Lampiran 8 SOP Kolesterol

Lampiran 9 SOP Jus Buah Naga Merah

Lampiran 10 Jadwal Penelitiian

Lampiran 11 Lembar Konsul


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kolesterol
serum meningkat terutama kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang melebihi
batas normal. Low density lipoprotein adalah suatu lipoprotein berdensitas
rendah yang membawa kolesterol dan trigliserida dari hati ke jaringan perifer
tubuh, peningkatan konsentrasi LDL dalam plasma berhubungan dengan
peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler (PKV) ( Davidson et al; 2009).
Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk
mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi
bisa menyebabkan terjadinya asterosklerosis yang akhirnya akan berdampak
pada penyakit jantung koroner (Rabecca dkk, 2014). Gangguan yang terjadi
pada darah disebabkan akibat rendahnya tingkat kolesterol plasma atau HDL
pada darah, yang dimana dapat menyebabkan terjadinya perkembangan
peradangan pada darah dan gangguan pada jantung. Kelainan fraksi lipid yang
utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL),
dan trigliserida serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) (Laily,
2015).
Hiperkolesterolemia adalah faktor risiko utama terjadinya asterosklerosis
yang merupakan penyebab tersering dari penyakit kardiovaskuler.
Aterosklerosis adalah penyakit pembuluh darah yang ditandai dengan
penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan dan
organ yang seharusnya dialiri darah menjadi kekurangan pasokan darah (
iskemia). Asterosklerosis terjadi akibat adanya penumpukan plak atau lemak
kolesterol (Ruslianti, 2014).
Kolesterol merupakan suatu senyawa lemak yang lunak seperti lilin
berwarna putih yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati
(Cijregina, 2014). Dalam tinjauan ilmiah, kolesterol adalah senyawa lemak
kompleks yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya
dari luar tubuh (zat makanan) (Nurrahmani, 2017). Kadar profil lipid tidak
normal, kadar kolesterol LDL sangat tinggi dapat berkontributor penting untuk
terjadinya PKV yang dapat secara signifikan dipengaruhi oleh perubahan pola

1
1
2

makan. Telah diketahui bahwa konsumsi asam lemak jenuh merupakan faktor
besar dalam konsentrasi plasma kolesterol (Ros, 2012).
Insidensi PKV biasanya rendah dimana konsentrasi kolesterol
plasmapopulasi rendah. Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengurangi
prevalensi hiperkolesterolemia merupakan sarana penting penurunan risiko
PKV. Insiden rendah PKV terdapat dinegara- negara yang berbatasan dengan
cekungan mediterania, dimana buah adalah sumber utama dari lemak makanan
(Bonafonte et al; 2012). Pola diet sehat mediterania telah lama
direkomendasikan sebagai baris pertama pengobatan untuk menurunkan kadar
kolesterol LDL dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien
hiperkolesterolemia (Ros, 2012).
Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) telah diteliti sebelumnya pada
subjek Diabetes Mellitus tipe 2 menunjukkan bahwa selama 28 hari pemberian
buah naga merah dengan dosis 400 g hanya meningkatkan kadar HDL
sebanyak 3,2% Kadar HDL sebenarnya mengalami peningkatan hingga 1,9%
hingga 21 hari pemberian buah, namun ternyata mengalami penurunan hingga
16,7% di minggu akhir. Buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang
tinggi. Pigmen berwarna putih pada buah naga merah diketahui sebagai
betacyanin yang merupakan turunan dari betalanin. Betalanin mempunyai
manfaat sebagai antiradikal dan senyawa antioksidatif. Berbagai zat aktif
sntihiperlipidemia yang terkandung dalam buah naga merah diantaranya niasin,
asam askorbat, dan asampalmitat diyakini meningkatkan kadar HDL. Niasin
dapat meningkatkan sintesis HDL dan menurunkan kecepatan katabolisme
HDL. Buah naga merah sangat kaya akan vitamin c. Vitamin C yang
terkandung dalam daging buah naga merah sangat mencukupi kebutuhan
perhari individu yaitu mencapai 540,27 mg/1001 g. Vitamin C berperan sebagai
antioksidan memilikiefek mencegah keruskan HDL yang diakibatkan
peroksidase lipid, Pembentukan radikal bebas serta meningkatkan ekresi asam
empedu. Asam palmitat yang terdapat di dalam biji buah naga merah memiliki
efek mengurangi tingkat katabolisme apolipoprotein A-1 ( Apo A-1) sehingga
ada lebih banyak HDL yang dapat di sintesis (Departemen kesehatan, 2009).
Berdasarkan World Health Organization (WHO), angka kematian di
indonesia yang diakibatkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu
pada tahun 2002 sebesar 28% dan mengalami peningkatan pada tahun 2008
sebesar 30%. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah penyakit
3

jantung dan pembuluh darah merupakan kasus tertinggi yaitu sebesar 880.193
(64,43%) total 1.409.857 kasus penyakit tidak menular. Kejadian penyakit
jantung dan pembuluh darah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
disebabkan oleh hiperkolesterolemia. Hal ini di tunjukkan pada tahun 2007-
2008 kadar kolestrol dalam darah >200 mg/dl meningkatkan resiko terjadinya
penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 1,8 kali lebih besar dibandingkan
dengan kolestrol darah <200 mg/dl (Yani, 2015).
Berdasarkan penelitian terbaru dari WHO tidak kurang dari 20% stroke
disebabkan oleh kelebihan kolesterol dan 50% dari penderita penyakit jantung
di sebabkan oleh kolesterol tinggi. Penyakit kolesterol ini tergolong penyakit
yang sangat berbahaya. Kolesterol merupakan penyebab penyakit berbahaya
pertama bersama diabetes. Keduanya merupakan gangguan system
kardiovaskuler. Kolesterol dan diabetes sama – sama menghambat peredaran
darah. Jika aliran darah tidak lancar atau malah terhambat, akibatnya bisa
menjadi fatal yaitu kematian. Rata – rata kadar kolesterol orang Indonesia sama
dengan kadar kolesterol orang Amerika Serikat. Di Jepang, jumlah orang yang
mengalami kelebihan kolesterol sebanyak 5 banding 1000 orang. Di Indonesia,
jumlahnya bisa mencapai 27 banding 1000 orang, tak terpaut jauh dari Amerika
Serikat yang terkenal dengan kebiasaan dan pola makan junk foodnya yaitu
mencapai 30 banding 1000 orang (WHO, 2014).
Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia cenderung meningkat. Studi
MONICA (Monitoring Trends and Determinants of Cardiovaskuler Disease) I
tahun 1988 dan MONICA II tahun 1993 di Jakarta menunjukkan peningkatan
prevalensi hiperkolesterolemia 13,4% menjadi 16,2% pada penduduk
perempuan dan 11,2 % menjadi 14% pada penduduk laki-laki.
Hiperkolesterolemia lebih sering terjadi pada laki-laki (36,2%) dibandingkan
wanita (31%) menurut National Health and Nutrition Examination Survey III data
yang diambil pada tahun 2005-2008 (CDC, 2009). Sedangkan berdasarkan
data Riskesdes (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 proporsi penduduk
Indonesia dengan kadar kolestrol total di atas normal lebih tinggi pada
perempuan (39,6%) dibandingkan pada laki-laki (30,0%) dan di daerah
perkotaan lebih tinggi daripada daerah pedesaan (Depkes, 2013).
Angka kejadian hiperkolesterolemia di Indonesia menurut penelitian
Monitoring trends and deferminants of Cardiovascular Disease (MONICA) di
4

Jakarta tahun 2006 menunjukkan bahwa rata–rata kadar kolesterol pada wanita
206,6 mg/dl dan 199,8 mg/dl (Riskesdes, 2013).
Pengobatan kolesterol dapat dilakukan dengan dua jenis, yaitu
pengobatan farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan farmakologis
adalah penatalaksanaan kolesterol yang menggunakan obat-obatan kimiawi
yang efeknya hanya pada penurunan kadar kolesterol, sedangkan pengobatan
non farmakologis tidak memiliki efek samping yang membahayakan bagi
kesehatan. Pengobatan jenis non farmakologis ini tidak perlu memerlukan
biaya yang mahal, mudah dilakukan serta bertujuan menurunkan kadar
kolesterol dan pengendalian faktor risiko dan penyakit lainnya. Pengobatan non
farmakologis ini menggunakan tanaman-tanaman tradisional atau buah-
buahan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam pengobatan ini
adalah buah naga merah (Widjadja, 2009).
Mengkonsumsi buah dan sayur segar secara teratur dapat menurunkan
kadar kolesterol. Buah dan sayur mengandung zat kimia tanaman
(phytochemical) yang penting, seperti niasin, antioksidan, protein, pridoksin,
kobalamin, asam askorbat, betakaroten dan antosianin dan mengandung serat
pangan dalam bentuk pektin. Selain itu dalam buah naga merah terkandung
beberapa mineral seperti serat, kalsium, karoten, riboflavin, niasin, fosfor, Fe.
Vitamin yang terdapat dalam buah naga antara lain : Vitamin B1, Vitamin B2,
Vitamin B3, dan vitamin C terdapat dalam buah Naga merah yang
mengandung berbagai zat yang dapat menurunkan kadar kolestrol darah yaitu
dengan menurunkan proses sintesis kolestrol. Niasin vitamin B3 yang
terkandung dalam buah naga merah dapat menurunkan produksi VLDL
sehingga kadar IDL dan LDL menurun. Asam askorbat (Vitamin C) membantu
reaksi hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu sehingga meningkatkan
ekskresi kolesterol (Isvadhila, 2012).
Makanan yang banyak mengandung serat juga sangat penting untuk
keseimbangan kolesterol. Serat yang terdapat dalam tumbuhan, terutama
sayur, buah, padi–padian, kacang–kacangan, dan biji–bijian dapat menurunkan
kadar kolesterol, karena dapat mengangkut asam empedu, serat juga dapat
mengatur kadar gula dan menurunkan tekanan darah (Sita, 2010).
Menurut Isvadhila (2012) pemberian buah naga merah (hylocereus
polyrihizus) dapat menurunkan kolesterol darah pada responden karena buah
naga merah memiliki kandungan antioksidan paling banyak dibandingkan buah-
5

buahan tropis lainnya seperti buah naga putih, lychee, mangga ranum (masak),
dan mangga hijau.
Konsumsi buah naga merah yang bisa langsung dimakan dalam bentuk
buah segar dapat membantu dalam menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh.
Selama ini buah naga masih belum banyak dimanfaatkan sebagai terapi
alternartif pada penderita kadar kolestrol tinggi, padahal dalam buah naga
terkandung berbagai zat penting seperti niasin, serat antioksidan dan protein
yang mampu menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh, buah naga merah
mengandung senyawa antosianin yang merupakan salah satu flavonoid.
Antosianin memiliki efek penurunan kadar kolestrol. Mekanisme kerjanya
dengan menghambat CETP dan menghambat enzim HMG-CoA reduktase
(Sigarlaki, 2016).
Hasil penelitian Amalia Pertiwi (2014) yang berjudul Pengaruh pemberian
jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar HDL pria
dislipidemia. Hasil penelitian terdapat pengaruh pemberian jus buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar HDL pria dislipidemia terdapat
perbedaan rerata kadar HDL pre pada kelompok kontrol dan perlakuan
(p<0,05) dimana rerata kadar HDL pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada
kelompok perlakuan namun keduanya termasuk dalam kategori rendah (< 40
mg/dl) menurut National Cholesterol Education (NCEP). Terdapat perbedaan
rerata kadar HDL post pada kelompok kontrol dan perlakuan (p<0,05). Terdapat
perubahan kadar HDLyang bermakna (p<0,05) setelah intervensi pada kedua
kelompok. Setelah pemberian jus buah naga merah terjadi peningkatan kadar
HDL pada kelompok perlakuan yang pada awal penelitian 28.71±5.27 mg/dl
menjadi 32.21±5.75 mg/dl dengan rerata kenaikan sebesar 3.50±3.94 mg/dl
(12.2%), sedangkan pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar HDL dari
33.86±3.76 mg/dl menjadi 28.50±6.76 mg/dl dengan rerata penurunan sebesar-
5.36±6.01 mg/dl (15.8%).
Penelitian yang dilakukan Ayuanjari (2017) yang berjudul pengaruh buah
naga merah (Hylocereus Polyrihizus) terdapat kadar kolestrol pada penderita
Hipertensi di Puskesmas Temon 1 Kulon Progo Yogyakarta. Hasil penelitian
terdapat pengaruh buah naga merah (Hylocereus Polyrihizus) terdapat kadar
kolestrol dengan nilai p value 0,042 (α< 0,05). Selian itu terdapat nilai p
value pada kelompok kontrol sebesar 0,042 dan kelompok perlakuan sebesar
0,05. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai p value 0,378 dengan taraf
6

signifikan nilai p<0,05, Uji paired t test menunjukkan p value lebih besar dari
0,05 (0,378 >0,05) maka Ha ditolak. Di berikan buah naga pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol didapatkan nilai p value 0,035 dengan taraf
signifikan nilai p<0,05.Uji indepensent t test ini menunjukkan p value lebih kecil
dari 0,05 (0,035<0,05) maka Ha diterima , sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh pemberian buah naga merah (Hylocereus Polyrihizus)
terdapat penurunan kadar kolesterol darah kelompok kontrol dan kelompok
intervensi setelah pemberian buah naga merah.
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Gribig ada
30 penderita kolesterolemia yang mengalami kadar kolesterol tinggi. Sebelum
dibawa ke Puskesmas 15 diantaranya minum obat dari apotik. 15 yang lainnya
tidak meminum obat karena tidak mengerti cara menanggulangi kolesterol yang
berlebih. Dari hasil studi pendahuluan yang didapat hasil wawancara dengan
petugas laboratorium pada bulan November 2018 di Puskesmas Gribig,
terdapat 30 penderita hiperkolesterolemia. 15 diantaranya sudah pernah minum
jus buah naga merah. 15 lainnya tidak pernah meminum jus buah naga merah
karena belum mengerti manfaat serta kandungan buah naga merah untuk
kolesterol yang berlebih.
Berdasarkan fenomena dari latar belakang diatas peneliti tertarik
mengambil judul penelitian “ Pengaruh Jus Buah Naga Merah (Hylocereus
Polyrhizus) Terhadap Kadar Kolesterol Pada Pasien Hiperkolesterolemia.
B. Rumusan Masalah

Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia cenderung meningkat. Studi


MONICA (Monitoring Trends and Determinants of Cardiovaskuler Disease)
tahun 1993 menunjukkan peningkatan prevalensi hiperkolesterolemi 13,4%
menjadi 16,2% pada penduduk perempuan dan 11,2% menjadi 14% pada
penduduk laki-laki. Kasus Hiperkolesterolemia yang tejadi di UPT Puskesmas
Gribig Kabupaten Kudus yaitu sejumlah 20 penderita hiperkolesterolemia yang
mengalami kadar kolesterol tinggi. 7 diantaranya minum obat dari apotik, 13
lainnya tidak meminum obat karena tidak mengerti cara menanggulangi
kolesterol yang berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit
hiperkolesterolemia di wilayah kerja UPT Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus
masih cukup tinggi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh
7

pemberian jus buah naga merah terhadap kadar kolesterol di Puskesmas


Gribig tahun 2019?”
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
pemberian jus buah naga merah terhadap kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui adanya perubahan kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia sebelum perlakuan Kelompok Intervensi dan
kelompok kontrol
b. Mengetahui adanya perubahan kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia setelah perlakuan kelompok intervensi dan kelompok
kontrol
c. Mengetahui perubahan kadar kolesterol pada pasien hiperkolesterolemia
sebelum dan setelah perlakuan pada kompok intervensi dan kelompok
kontrol
d. Mengetahui perbedaan perubahan kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi.
D. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis membatasi pada ruang lingkup


tempat yaitu di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus, Sedangkan untuk ruang
lingkup waktu, Penelitian ini akan dilaksanakan bulan januari sampai dengan
februari tahun 2019 dengan sasaran penderita hiperkolesterolemia di ruang
lingkup Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus.
E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi bidang kesehatan sebagai
data sehingga dapat memberikan informasi-informasi yang diperlukan
mengenai pemberian jus buah naga merah kepada pasien
hiperkolesterolemia.
8

2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus


Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk
penelitian selanjutnya dan berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan di
masa depan.
3. Bagi Puskesmas Gribig
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk penanganan pertama bagi
pasien yang sedang mengidap hiperkolesterolemia dari bahan alami dan
tidak terkandung bahan kimia. Penelitian ini juga bisa dijadikan pendidikan
kesehatan di desa binaan puskesmas tersebut.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh mengkonsumsi
jus buah naga merah terhadap kadar kolesterol dalam darah pada pasien
hiperkolesterolemia.
F. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang penurunan kadar


kolestrol pada pasien hiperkolesterolemia adalah:
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan


Penelitian Dengan
Penelitian
1. Amalia Pengaruh Menggunakan Terdapat Variabel,
Pertiwi pemberian True perbedaan Tempat
(2014) jus buah Eksperimen rerata kadar Penelitian dan
naga merah HDL pre pada Tahun
(Hylocereus kelompok kontrol Penelitian
polyrhizus) dan perlakuan (
terhadap p<0,05) dimana
kadar HDL rerata kadar
pria HDL pada
dislipidemia kelompok kontrol
lebih tinggi
daripada
kelompok
perlakuan (< 40
mg/dl) kontrol
dan perlakuan
(p<0,05)

2. Ayuanja pengaruh Menggunakan Terdapat kadar Variabel,


ri buah naga True kolesterol dengan Tempat
(2017) merah Eksperimen nilai p value Penelitian dan
(Hylocereus 0,042 ( α< 0,05). Tahun
9

Polyrihizus) nilai p value pada Penelitian


terdapat kelompok kontrol
kadar sebesar 0,042 dan
kolestrol kelompok
pada perlakuan sebesar
penderita 0,05. Pada
Hipertensi di kelompok kontrol
Puskesmas diperoleh nilai p
Temon 1 value 0,378
Kulon Progo dengan taraf
Yogyakarta signifikan nilai
p<0,05. Maka Ha
di tolak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kadar Kolestrol Tinggi


1. Pengertian Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia (hiper:tinggi,emia:darah) merupakan salah satu
kelainan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) berupa peningkatan kadar
kolesterol total puasa di dalam darah. kelainan kadar lemak bukanlah suatu
penyakit, tetapi merupakan faktor risiko bagi penyakit lainnya, terutama
penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu hiperkolesterolemia juga
bertanggung jawab atas terjadinya aterosklerosis (Rusilanti, 2014).
Hiperkolesterolemia adalah dimana kondisi konsentrasi kolesterol
didalam darah melebihi batas normal. Hiperkolesterolemia terjadi akibat
akumulasi kolestrol dan lipid pada dinding pembuluh darah Kolesterol LDL-
teroksidasi berperan dalam pembentukan plak aterosklerosis atau
penyempitan pembuluh darah (Diyan, 2011).
Hiperkolesterol tidak disertai dengangejala-gejala khusus sehingga
kolesterol harus di kontrol agar tetap dalam kondisi normal. Pengaturan kadar
kolestrol dapat dikendalikan dengan beberapa cara antara lain dengan
mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, pengaturan konsumsi makanan,
konsumsi obat – obatan yang di anjurkan oleh dokter antara lain penggunaan
terapi statin dapat menurunkan kadar kolesterol, akan tetapi obat kolesterol
harus di minum setiap hari dan memiliki efek samping yang dapat beresiko
terhadap organ – organ vital dalam tubuh (Mumpuni dan Wulandari, 2011).
Hiperkolesterolemia terjadi akibat adanya akumulasi kolesterol dan lipid
pada dinding pembuluh darah. Kolesterol adalah molekul yang berperan
sangat penting dalam sintesis membran sel, prekusor sintesis hormon
steroid. Hormon korteks adrenal, sintesis asam –asam empedu dan vitamin
D. Kolesterol terdiri dari High Density Cholesterol (HDL), Low Density
Cholestrol (LDL), dan Trigliserida. HDL berperan dalam membawa kolesterol
dari aliran darah kehati. LDL berperan membawa kolesterol kembali ke aliran
darah. Kolesterol yang terdapat dalam tubuh dapat berasal dari makanan
(eksogen) atau disintesis oleh tubuh (endogen). Meski bukan penyakit,
gangguan metabolisme yang di tandai peningkatan kadar kolesterol total
dalam darah. Sebagai salah satu bahan lemak (lipid) dalam darah, kolesterol

10
10
11

.terbentuk secara alamiah dalam darah. Kelebihan kolesterol berdampak


buruk bagi kesehatan misalnya memicu penyakit kardiovaskuler dan stroke.
Karena kolesterol harus di kendalikan. Hati memproduksi sekitar 80%
kolesterol dalam darah tubuh manusia. Selebihnya berasal dari konsumsi
produk hewani di butuhkan dalam berbagai proses metabolisme. Misalnya
sebagai bahan pembentukan dinding sel, membuat vitamin D (Mumpuni dan
Wulandari, 2011).
Hubungan Hyperkolesterolemia dengan gangguan kardiovaskuler Kadar
Kolesterol yang tinggi di dalam darah mempunyai peran penting dalam
proses asterosklerosis yang selanjutnya akan menyebabkan kelainan
kardiovaskuler. Dari banyak penelitian Kohort, 2010 menunjukkan bahwa
makin tinggi kadar kolesterol darah, makin tinggi angka kejadian kelainan
kardiovaskuler. Begitu juga dengan makin rendah kadar kolesterol maka
makin rendah kejadian penyakit kardiovaskuler baik untuk pencegahan
primer maupun pencegahan sekunder. Setiap penurunan kadar kolesterol
total 1% menghasilkan penurunan resiko mortalitas kardiovaskuler sebesar
1,5%. Begitu juga dengan besarnya kadar kolesterol LDL dan HDL.
Penurunan kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) sebesar 1mg/dl
menurunkan risiko kejadian kardiovaskuler sebesar 1% dan peningkatan
kadar kolesterol High Density Lipoprotein (LDL) menurunkan risiko kejadian
kardiovaskuler sebesar 2–3%. Kolesterol di kirim ke sluruh tubuh melalui
darah. Pada saat mengalir bersama darah akan membentuk ikatan dengan
protein. Paket kolesterol-protein disebut “lipoprotein” bila yang di ikatnya
berupa lipoprotein berkecepatan tinggi (high density lipoprotein / HDL) di
sebut kolesterol baik karena bertugas membersihkan kolesterol lain dalam
darah, Sebaliknya bila yang di ikat lipoprotein berkecepatan rendah (low
density lipoprotein / LDL) disebut kolestrol jahat karena bila teroksidasi oleh
radikal bebas LDL akan menempel dan menjadi kerak di dinding pembuluh
darah, Akibatnya pembuluh darah ke jantung maupun ke otak tersumbat dan
terjadilah stroke atau serangan jantung (Odelia, 2011).
Di Indonesia angka kejadian hiperkolesterolemia penelitian dilakukan
oleh MONICA 1 (1988) sebesar 13,4% wanita dan 11,4 % pria. Pada
MONICA II (1994) meningkat menjadi 16,2% untuk wanita dan 14% untuk
pria. Prevelansi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan mencapai 200-
284 mg/dl atau mencapai 10,9% dari total populasi pada tahun
12

2004.Penderita pada generasi muda usia 25-34 tahun mencapai 9,3%.


Wanita menjadi kelompokpaling banyak menderita masalah ini. Yaitu 14,5%
atau hampir dua kali lipat dari laki- laki. Hiperkolesterolemia berhubungan
erat dengan kadar kolesterol LDL di dalam darah. Displidemia adalah
kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan kolesterol
total,kolesterol LDL, trigliserida diatas normal serta penurunan kolesterol
HDL. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia bisa di
sebabkan faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familia dan
hiperkolesterolemia poligenik. Juga di sebabkan faktor sekunder akibat dari
penyakit lain seperti diabetes mellitus sindrom nefrotik serta faktor kebiasaan
diet lemak jenuh (saturated fat) kegemukan dan kurang olah raga.
2. Hiperkolesterol Familial
Penyakit yang di turunkan ini terjadi diakibatkan oleh adanya efek gen
pada pada reseptor LDL permukaan membrane sel tubuh. Reseptor ini
menyebabkan hati yang tidak bisa mengabsorbsi LDL. Karena menganggap
LDL tidak ada. Hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam
plasma. Pada pasien dengan hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar
kolesterol total mencapai 600-1000 mg/dl aau 4 sampai 6 kali orang normal
(Guyton dan Hall, 2014).
3. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini adalah hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan.
Hiperkolesterolemia poligenik merupakan interaksi antara kelainan genetic
yang multiple, nutrisi dan faktor – faktor lingkungan lainyya serta memiliki
lebih dari satu dasar metabolic.Penyakit ini biasanya disertai dengan
xantoma (Guyton dan Hall, 2014).
B. Kolesterol
1. Pengertian
Kolesterol adalah senyawa sterol (gabungan antara senyawa steroid dan
alkohol) dan lemak yang ditemukan dalam membran sel di semua jaringan
tubuh (Mumpuni dan Wulandari, 2011). Kolesterol secara normal di produksi
oleh tubuh tetapi kadar kolesterol akan meningkat tergantung apa yang kita
makan sehari- hari. Kolesterol memiliki banyak fungsi yang penting bagi
perkembangan tubuh, fungsi–fungsi tersebut antara lain membran sel yang
mempunyai derajat kekentalan tertentu yang dapat bertahan pada berbagai
rentang suhu, membantu pembentukan asam empedu. Membantu dalam
13

metabolisme vitamin–vitamin yang larut dalam lemak merupakan prekusor


dalam pembentukan vitamin D dan hormon steroid antara lain progesteron,
esterogen, dan testosteron (Mumpuni dan Wulandari, 2011).Kolesterol telah
terbukti mengganggu dan mengubah struktur pembuluh darah yang
mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang menyebabkan lesi, plak,
oklusi, dan emboli (Stapleton et al, 2010).
Menurut informasi LIPI (2009), menjelaskan bahwa dua lemak utama
dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak yang beredar di dalam
tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ
hati, yang bias disimpan di dalam sel–sel lemak sebagai cadangan energy.
Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bias mengikuti aliran
darah, gabungan antara lemak dan protein ini di sebut lipoprotein. Lipoprotein
plasma meliputi :
a. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang bertugas untuk mengangkut
lemak menuju ke hati. Sampai didalam hati, unsur lemak yang saling
mengikat akan diubah kembali sehingga tidak saling mengikat.
Terbentuknya asam lemak dalam akan di simpan sebagai sumber energi .
Kilomikron dibentuk dari triasilgliseron, kolesterol, protein dan berbagai
lipid yang berasal dari makanan yang masuk usus halus Pada peredaran
kilomikron, triasilgliserol dihidrosis oleh enim lipoprotein lipase
menghasilkan residu yang kaya kolesterol disebut sisa kilomikron dan
dibawa ke hati (Ulfah, 2017).
b. VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
VLDL merupakan lipoprotein yang berat jenisnya sangat
rendah.Jenis lipoprotein ini memiliki kandungan lipid tinggi. Sisa kolesterol
yang tidak diekskresikan dalam empedu akan bersatu dengan VLDL
sehingga menjadi LDL. Dengan bantuan enzim lipoprotein lipase, VLDL
diubah menjadi IDL dan selanjutnya menjadi LDL (Ulfah, 2017).
c. LDL (Low Density Lipoproteins)
LDL merupakan kolesterol jahat karena memiliki sifat aterogenik
(mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah dan
mengurangi pembentukan reseptor LDL). Tingginya kadar HDL
menyebabkan pengendapan kolestrol dalam arteri. LDL akan menembus
dinding pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan
14

dinding pembuluh darah yang lebih dalam yaitu intima. Disamping itu LDL-
teroksidasi menghasilkan zat yang dapat mengubah monosit yang telah
masuk ke dalam intima menjadi makrofag. Sementara itu LDL-teroksidasi
sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel busa. Sel busa
yang terbentuk akan saling berikatan membentuk benjolan yang
mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh darah (Ulfah, 2017).
Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak kolestrol)
membuat darah bersifat rapuh dan mudah pecah, meninggalkan “luka”
pada dinding pembuluh darah yang dapat mengaktifkan pembentukan
bekuan darah. Jika pembuluh darah sudah mengalami penyempitan dan
pengerasan oleh plak kolestrol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat
pembuluh darah secara total (Odelia, 2011).
d. HDL (High Density Lipoproteins)
HDL merupakan senyawa lipoprotein yang berat jenisnya
tinggi.Membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari lemak
endogenus di hati.Kandungan kolesterol yang lebih rendah dari LDL dan
fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut
kolesterol baik.HDL ini fi gunakan untuk mengangkut kolesterol berlebihan
dari seluruh jaringan tubuh untuk di bawa ke hati. HDL merupakan
lipoprotein pembersih kelebihan kolesterol dalam jaringan. Kalau kadar
HDL dalam darah cukup tinggi, terjadinya proses pengendapan lemak
pada dinding pembuluh darah darah dapat dicegah. Kolesterol yang
diangkut ke hati terutama berupa kolesterol yang akan di manfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan empedu dan hormone (Ulfah, 2017).
Kandungan HDL dikatakan rendah jika kurang dari 35 mg % pada
pria dan kurang dari 42 mg % pada wanita. HDL dalam plasma akan
mengikat kolesterol bebas maupun ester kolesterol dan mengangkutnya
kembali ke hati. Selanjutnya, kolesterol yang terikat akan mengalami
perombakan menjadi adangan kolesterol untuk sintesis VLDL. Tingginya
kadar HDL dalam darah akan mempercepat proses pengangkutan
kolesterol ke hati, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
penimbunan kolesterol dalam pembuluh darah (Ulfah, 2017).
Kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang di produksi oleh hati
dan sangat di perlukan oleh tubuh. Tetapi kolesterol berlebihan akan
menimbulkan masalah, terutama pada pembuluh darah jantung dan otak.
15

Setiap orang memiliki kolesterol di dalam darahnya dimana 50% di


produksi oleh tubuh sendiri dan 50% berasal dari makanan kolestrol yang
di produksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan Kolesterol LDL.
Kolesterol tidak hanya menjadi komponen penting dari dinding sel tetapi
juga penting untuk produksi hormon- hormon tertentu. Bagi kebanyakan
orang antara 70 sampai 75 % kolesterol dalam darah di produksi oleh hati
25 sampai 30 % lainnya berasal dari makanan yang mereka makan
(Santoso, 2011).
Kadar kolesterol darah adalah kadar kolesterol yang terlarut dalam
plasma darah. Kolesterol terdapat jaringan dan lipoprotein plasma yang
berupa kolesterol bebas atau gabungan dangan asam lemak rantai
panjang sebagai ester kolesterol.Kolesterol sangat larut dalam lemak
tetapi hanya sedikit yang larut dalam air, dan membentuk ester dengan
asam lemak. Kolestrol merupakan produk metabolisme hewan sehingga
terdapat banyakpada makanan yang berasal dari hewa seperti: kuning
telur, daging, hati dan otak. Kolesterol yang berada dalam zat makanan
yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang
berakibat hiperkolesterolemia (Pratitasari, 2010).
Kolesterol dapat membahayakan tubuh apabila kolesterol terdapat dalam
jumlah terlalu banyak di dalam darah dapat membentuk endapan pada
dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan pada
pembuluh darah jantung, dan dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner dan bila pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke
(Mumpuni dan Wulandari, 2011).
2. Jalur pengangkutan lemak dalam darah
Menurut Informasi Teknologi LIPI, Pangan dan Kesehatan (2009), lemak
dalam darah diangkut dengan dua cara yaitu, melalui jalur eksogen dan jalur
endogen :
1) Jalur Eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus
dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut kilomikron.
Kilomikron ini akan membawanya kedalam aliran darah. Kemudian
trigliserid dalam kilomikron mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein
lipase, sehingga membentuk asam lemak bebas dan kilomikron sisa.
Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk di
16

ubah menjadi trigliserida sebagai cadangan energy. Kilomikron sisa akan


metabolism dalam hati menghasilkan kolesterol bebas.
2) Jalur Endogen
Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan
sehari–hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah
karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida,
trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density
Lipoprotein. VLDL kemudian akan di metabolismekan oleh
enzimlipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein).
IDL akan berubah menjadi LDL yang kaya akan kolesterol. LDL ini
bertugas menghantarkan kolesterol kedalam tubuh. Kolesterol yang tidak
diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, akan berikatan dengan HDL
(High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan kolesterol
dari dalam tubuh.
3. Macam–Macam Kolesterol
Menurut Sutanto (2010) ada dua jenis kolesterol didalam tubuh, yaitu :
a. LDL (Low Density Lipoprotein) yaitu kolesterol yang berbahaya karena
dapat menempel dan menyebabkan penyumbatan pada saluran darah,
LDL dengan kepadatan rendah menyerang pembuluh arteri dengan cara
melekat pada dinding arteri dan menutup saluran arteri. LDL merupakan
hasil sisa hidrolisis trigliserida. Di dalam sisa hidrolisis tersebut di
metabolismekan oleh hepar menjadi LDL.
Tabel 2.1 Kategori LDL
Kadar Kolesterol LDL Kategori Kolesterol LDL
< 100 Optimal
100 - 129 mg/dl Mendekati optimal / diatas optimal
130 – 159 mg/dl Batas tinggi
160 – 189 mg/dl Tinggi
> 190 mg/dl Sangat tinggi
(Sumber: Ulfah, 2017)
b. HDL (High Density Lipoprotein), yaitu kolesterol yang bermanfaat bagi
tubuh karena berfungsi mengangkut LDL yang terdapat di dalam jaringan
perifer ke hepar sehingga akan membersihkan lemak–lemak yang
menempel pada pembuluh darah untuk di keluarkan melalui saluran
empedu. Karena fungsinya tersebut sebagai kolesterol baik (Odelia, 2011)
17

Tabel 2.2 kategori kadar kolesterol HDL


Kadar kolesterol HDL Kategori kolesterol HDL
<40 Rendah
>60 Tinggi
(Sumber: Ulfah, 2017)
Kolesterol dapat membahayakan tubuh apabila kolesterol terdapat
dalam jumlah terlalu banyak didalam darah dapat membentuk endapan
pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan pada
pembuluh darah jantung.Dan dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner dan bila pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke.
Orang yang gemuk belum tentu mempunyai kadar kolesterol yang tinggi.
kadar kolesterol tergantung pada jenis makanan sehari–hari yang di
konsumsinya. Kadar kolesterol normal usia 30 tahun=180 dan diatas 30
tahun=200, orang yang berumur 40 tahun ke atas harus hati-hati terhadap
kolesterol. Hiperkolesterolemia tidak di sertai tanda-tanda khusus
sehingga kolesterol harus di kontrol agar tetap dalam kondisi normal
(Mumpuni dan Wulandari, 2011)
4. Kolesterol Total
Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang di bawa dalam semua
partikel pembawa kolesterol dalam darah, termasuk High density lipoprotein
(HDL), Low density lipoprotein (LDL), Very low density lipoprotein (VLDL).
Kolesterol berdistribusi luas disemua sel tubuh, terutama di jaringan saraf.
Kolesterol adalah konsisten utama membran plasma dan lipoprotein plasma.
Kolesterol mengandung gugus-gugus polar sehingga termasuk amtipatik
yang membentuk membran, misel, liposom, dan emulsi (Maes and Botham,
2010).
Tabel 2.3 Kategori Kadar Kolesterol Total Dalam Darah.
Kadar kolesterol total Kategori kolesterol total
Kurang dari 200 mg/dl Normal
200 - 239 mg/dl Sedang / batas normal
240 mg/dl dan lebih Tinggi
(Sumber: Ulfah, 2017)
Kolesterol dalam tubuh meningkat menyebabkan aktivitas enzim
HMG–CoA reduktase menurun. Aktivitas enzim HMG-CoA yang terlambat
akan meningkatkan prekusor LDL di permukaan sel hepar sehingga
meningkatkan pengeluaran lipoprotein untuk memenuhi kebutuhan sel
berupa kolesterol. Kolesterol dapat membahayakan tubuh apabila kolesterol
18

terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam darah yang biasa disebut
hiperkolesterolemia. Kadar kolesterol normal yaitu kadar kolesterol total <
200 mg/dl, kadar kolesterol LDL sebaiknya < 160–189 mg/dl, dan kadar
kolesterol HDL sebaiknya >60 mg/dl
(Aduis treatment panel III, 2009).
5. Penyebab kolesterol tinggi
Kolesterol tinggi tidak muncul begitu saja dalam tubuh.pada kondisi
normal, tubuh memproduksi secara alami kolesterol yang diperlukan secara
tepat dan sesuai, namun dengan adanya asupan makanan- makanan yang
banyak mengandung kolesterol maka kolesterol dalam tubuh akan meningkat
secara drastis menurut Mumpuni dan Wulandari (2011) kolesterol disebabkan
antara lain :
a. Faktor Genetik
Ada sebagian orang yang memproduksi kolesterol lebih banyak di
bandingkan orang lain, seperti kita ketahui 80% kolesterol di dalam darah
di produksi oleh tubuh secara alami, maka dari itu apabila ada keturunan
yang memiliki penyakithiperkolesterolemia harus ekstra hati–hati dengan
pola makannya.
b. Faktor Makanan
Asupan lemak dalam tubuh penting untuk diperhatikan, apabila tidak
mengkonsumsi lemak yang cukup maka tenaga kita akan akan
berkurang tapi bila mengkonsumsi lemak berlebihan maka dapat
mengakibatkan kerusakan pembuluh darah. Pada sebagian besar kasus
hiperkolesterolemia, kolesterol tinggi berasal dari makanan yang
mengandung lemak jenuh seperti daging hewan dan minyak kelapa.
Lemak tidak jenuh yang terdapat dalam minyak goreng bila digunakan
untuk menggoreng dengan pemanasan tinggi dapat mengubah struktur
kimia lemak sehingga dapat berakibat negative pada kesehatan.
c. Faktor Stress
Kolestrol dapat meningkat secara drastis apabila stres berlangsung lebih
lama dapat mengakibatkan terjadinya sejumlah serangan jantung dan
kemungkinan dapat terjadi kematian mendadak.
d. Radikal Bebas
Radikal bebas dapat juga memicu kolesterol meningkat. Radikal bebas
dapat merusak kolesterol. LDL yang tertimbun pada lapisan dalam
19

dinding tunica intima pembuluh darah arteri. Kolesterol LDL yang


tertimbun tidak rusak oleh oksidan, akibatnya kolesterol tinggi dalam
darah dapat dikaitan dengan atherosclerosis yang menyebabkan aliran
darah menyempit dan kaku, perusakan timbunan LDL kolesterol yang di
picu oleh radikal bebas meruapakan awal dipercepatnya proses
penebalan dinding dan penyempitan arteri.
6. Pencegahan hiperkolesterol menurut Brunner & Suddart (2012) adalah:
a. Berolahraga secara teratur
Aktivitas olah raga seperti jalan cepat, lari l lari kecil, sepeda, berenang
dan lain–lain, secara teratur 3-5 kali seminggu selama 30 menit. Olah
raga secara teratur akan membantu meningkatkan kadar kolesterol
terutama HDL yang baik untuk memetabolisme lemak.
b. Berhenti Merokok jika anda seorang perokok
c. Jaga Berat Badan Ideal
Berat badan yang berlebih (obesitas) adalah salah satu faktor esiko
hiperkolesterolemia untuk itu berat badan supaya tetap ideal dengan IMT
<25.0, cara menjaga berat badan yang ideal adalah dengan pengaturan
diet makan dan aktivitas.
d. Jangan Makan Telur Lebih Dari Dua Kali Seminggu
Kandungan telur terutama pada kuning telur memilii kadar lemak yang
cukup tinggi sehingga makanan telur terutama kuningnya maka kolesterol
dapat meningkat.
e. Gunakan Minyak Sayur untuk Menggoreng Jangan Pakai Mentega
Mentega memiliki kandungan lemak yang cukup banyak di bandingkan
minyak sayur maka penggunaan mentega dapat berkontribusi terhadap
peningkatan lemak jenuh pada tubuh.
f. Makan Jangan Berlebihan
Perbanyak Makan Sayur dan Buah–buahan yang Tinggi Kandungan Anti
Oksidanya, Kandungan oksidan dalam sayuran dapat membantu produksi
HDL dalam tubuh secara alami dan membantu mengoptimalkan vitamin–
vitamin yang baik untuk tubuh.
7. Komplikasi hiperkolesterol menurut Prakash (2012) adalah :
a. Atherosclerosis ( Penyempitan pembuluh darah)
b. Jantung Koroner, serangan jantung
c. Stroke
20

8. Anjuran bagi penderita menurut Rahmawati (2010) adalah:


a. Makanlah makananyang direbus atau di oseng-oseng
b. Lebih mengkonsumsiprotein dari kacang–kacangan seperti tempedan
tahu.
c. Buang kulit ayamsebelum dimasak
d. Kurangi sebanyak–banyaknya mengkonsumsi lemak daging.
e. Buanglah semua lemak yang menempel pada dinding sebelum di masak.
9. Makanan yang tidak mengandung kolesterol tinggi menurut Rahmawati
(2010) antara lain: Buah-buahan, Biji- bijian, Sayuran, Kacang–kacangan,
Susu Skim memiliki kandungan kolesterol 3 mg, Susu full milk memiliki
kandungan kolesterol 11 mg.
10. Beberapa jenis makanan yang mengandung kolesterol tinggi (Rahmawati,
2010)
Tabel 2.4 jenis makanan yang mengandung kolesterol tinggi
Jenis Makanan Kandungan kolesterol ( mg)
Kerang 50
Lemak sapi 60
Cream 70
Daging ayam 80
Ikan 100
Keju 100
Kepiting 100
Udang 200
Mentega 300
Hati sapi 300
Ginjal 400
Hati ayam 500
Kuning telur 1.500
Otak 3.100

11. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
Pengobatan hiperkolesterolemiadapat dilakukan dengan
mengkonsumsi obat–obatan, akan tetapi sebelumnya konsultasikan
dengan dokter terlebih dahulu untuk mengkonsumsi obat penurun
kolesterol agar dokter dapat menentukan obat yang paling aman dan
sesuai dengan kondisi kita. Berikut beberapa jenis obat antikolesterol
yang banyak terdapat di pasaran :
21

Tabel 2.5 Obat antikolesterol yang banyak terdapat di pasaran


Jenis obat Contoh Cara kerja
Penyerap asam empedu - Kolestirsmin - Meningkatkan asam empedu
- Kolestipol di usus
- Meningkatkan kolesterol LDL
dari aliran darah
Penghambat sintesis - Niasin - Mengurangi kecepatan
lipoprotein pembentukan VLDL
(merupakan prekusor dari
LDL)
Penghambat koenzim - Adrenalin - Menghambat pembentukan
areduktase - Fluvastatin kolesterol
- Simvastatin - Meningkatkan pembuangan
LDL dari aliran darah
Sumber: Tsang ( 2010);Arab dan Steck ( 2009)
Simvastatin dikenal sebagai obat kolesterol tinggi (hiperkolesterol)
atau gangguan lemak tubuh (dislipidemia). Obat ini termasuk golongan
obat statin atau disebut golongan obat HMGCoA reductase inhibitors
(obat penghambat konversi lemak tubuh). Selain simvastatin, terdapat
beberapa obat statin lainnya, yaitu atrovastatin, fluvastatin, lovastatin,
pravastatin, dan rosuvastatin.
Statin bekerja dengan menghalangi aksi enzim hati yang
betanggung jawab untuk memproduksi kolesterol . Terlalu banyak
kolesterol dalam darah bisa menyebabkan penumpukan plak di
dindingarteri. Penumpukan itu pada akhirnya dapat menyebabkan arteri
menyempit atau mengeras. Gumpalan darah tiba–tiba dalam arteri yang
menyempit dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke. Statin
menurunkan kadar kolesterol LDL dan kolesterol total. Pada saat yang
sama, mereka menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol
HDL. Statin juga dapat cenderung untuk menstabilkan plakdi arteri .
memperkecil kemungkinan terjadinya serangan jantung.
Simvastatin tidak boleh diberikan pada pasien atau kondisi berikut:
1) Alergi (hipersensitif) terhadap simvastatin
2) Penyakit hati akut
3) Kehamilan
4) Wanita yang sedang menyusui
5) Tidak boleh di berikan bersamaan dengan obat–obat berikut :
ketokonazol, eritromisin, klaritromisin, obat HIV inhibitor protease,
siklosporin, gemfibrozil, dan danazol.
Efek samping obat simvastatin
22

1) Sulit buang air besar ( konstipasi)


2) Infeksi Saluran napas atas
3) Banyak buang gas
4) Peningkatan enzim hati
5) Nyeri otot
6) Nyeri perut
b. Non Farmakologi
Selain penanganan dengan farmakologi penggunaan obat tradisional juga
tidakkalah berkhasiat dan tanpa efek samping yang berbahaya bagi organ
vital dalam tubuh ,pengobatan dengan kadar kolesterol total dan ideal
adalah 140–200 mg/dl jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dl
dapat meningkatkan resiko serangan jantung. Pengobatan menggunakan
obat tradisional dapat di peroleh dari bahan–bahan yang ada disekita kita.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa asupan yang berasal dari
tubuhstanol / sterol ester sebanyak 2-3 gram perhari mampu menurunkan
kadar HDL sebesar 6- 15 % tanpa mengubah kadar HDL dan Trigliserida.
Mengkonsumsi buah dan sayur segar secara teratur dapat menurunkan
kadar kolesterol. Buah dan sayur mengandung zat kimia tanaman
(phytochemical)yang penting. Makanan yang banyak mengandung serat
juga sangat penting untuk keseimbangan kolesterol. Serat yang terdapat
dalam tumbuhan terutama sayur, buah, biji–bijian, padi–padian dan
kacang–kacangan dapat menurunkan kadar koleserol karena dapat
mengangkut asam empedu, serat juga dapat mengatur kadar gula dan
menurunkan tekanan darah (Hendrawan, 2011). Bahan tradisional yang
mudah kita jumpai dan dapat bermanfaat terhadap penurunan kadar
kolesterol antara lain :
1) Bawang Putih
Mengkonsumsi bawang putih ½ sampai 1 siung setiap hari secara
terus menerus selama satu bulan akan mampu menurunkan
kolesterol sebanyak 9 % jika terlalu banyak dapat menyebabkan
diare, demam.penelitian dari pusat riset ditagore medical college,India
melaporkan efek bawang putih mentah dan digoreng terdapat
kecenderungan pengurangan pembentukan bekuan darah, khasiat
bawang putih menjadi sedikit berkurang.
23

2) Tempe
Tempe memiliki kandungan niacin yang mampu menurunkan
kolesterol. Tempe mengandung niacin 5 kali lebih banyak daripada
kedelai. Selain itu mengandung isoflavon yang sudah teruji dapat
menurunkan kolesterol.
3) Anggur
Selain serat, di dalam buah anggur terdapat pula zat catechin yang
sangat baik dalam menurunkan kolesterol.
4) Apel
Buah apel kaya akan serat dan zat antioksidan.Apel dapat
menurunkan kolesterol sebaiknya apel di konsumsi beserta kulitnya
karena kulit apel mengandung peketin (serat larut).
5) Buah Naga merah
Mengkonsumsi buah naga bagi kesehatan, menyimpan Vitamin B3
jika di konsumsi secara teratur dapat menurunkan kadar kolestrol
dalam darah secara efektif.
C. Buah Naga
1. Pengertian Buah Naga
Buah naga adalah buah sejenis pohon kaktus.Buah naga telah lama
dikenal oleh rakyat Tionghoa kuno sebagai buah pembawa berkah, oleh
karena itu biasanya buah naga diletakkan diantara patung naga di alta. Buah
naga berasal dari Meksiko, Amerika Selatan dan juga Amerika Tengah
namun saat ini buah naga sudah ditanam secara komersial di Vietnam,
Taiwan, Malaysia, Australia, dan Indonesia. Nama asing dari buah naga
adalah Dragon Fruit, dalam bahasa latin buah naga dikenal dengan
Phitahaya (Idawati, 2012).
Buah naga merupakan tanaman khusus dari famili Cactacea. Secara
morfologi tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki
daun yang mana hanya memiliki akar, batang, bunga, buah serta biji. Buah
naga memiliki bentuk bulat agak memanjang, mempunyai kulit buah yang
beragam warnanya yaitu merah, merah gelap, dan kuning ( Hor dkk,2012).
Departemen Pertanian (2009) menyatakan bahwa buah naga termasuk
kelompok tanaman kaktus atau famili Cacteceae, subfamili Hylocereanea,
dan genus Hylocereus. Genus ini terdiri sekitar 16 spesies.Tiga diantaranya
memiliki buah yang komersial yaitu Hylocereus undatus (berdaging putih),
24

Hylocereus polyrhizus (daging merah) dan Hylocereus costaricensis (daging


super merah). Buah naga dapat di lihat pada gambar 2.1

(a) (b)

(c)
Gambar 1. a. Hylocereus undatus (sumber: Kristanto, 2014)
b. Hylocereus polyrhizus (sumber: Kristanto, 2014)
c. Hylocereus costaricensis (sumber: Kristanto, 2014)
Buah naga masuk pertama kali ke Indonesia sekitar tahun 2000 yang di
impor dari Thailand dan pada tahun 2001 buah naga mulai dibudidayakan di
indonesia (Renasari, 2010). Buah naga termasuk ke dalam jenis buah batu
yang berdaging dan berair. Buah berbentuk bulat agak memanjang atau
bulat agak lonjong. Kulit buah ada yang berwarna merah menyala, merah
gelap, dan kuning, tergantung dari jenisnya sedangkan ketebalannya
berkisar 1-2 cm. Berat buah beragam berkisar anatara 80-800 g.Daging
buah berserat sangat halus dan di dalam daging buah bertebaran biji-biji
hitam yang sangat banyak dan berukuran sangat kecil. Sedangkan daging
buahnya ada yang berwarna merah, putih, dan hitam. Daging buah
bertekstur lunak dan rasanya manis sedikit masam (Hor dkk, 2012).
Salah satu buah naga yang di budidayakan di Indonesia adalah
Hylocereus polyrhizus. Buah naga jenis ini memiliki buah dengan kulit
berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Rasa buah lebih
manis dibanding Hylocereus undatus dengan kadar kemanisan mencapai
25

13-15% briks (Mahmudi, 2011). Pada dasarnya kandungan gizi yang


terdapat di dalam kurang lebih sama, mulai dari Kalsium, Karoten, Vitamin C,
B1,B2,B3, Protein. Buah naga mempunyai banyak manfaat bagi tubuh
manusia diantaranya adalah menguatkan fungsi ginjal, tulang, dan
kecerdasan otak, meningkatkan ketajaman mata, menceah kanker usus,
memperkuat tulang dan gigi, mencegah diabetes melitus, menjaga
kesehatan jantung, membantu menjaga kesehatan kulit, menurunkan
kolestrol dan sebagai antioksidan (Departemen Pertanian, 2009).
2. Jenis-jenis Buah Naga
Menurut Chet (2009) terdapat empat jenis tanaman buah naga,yaitu:
a. Buah naga daging putih (hylocereus undatus)
Jenis ini mudah di jumpai dipasar lokal maupun mancanegara. Kulit
merah buah ini amat kontras dengan daging putih di dalamnya.Di dalam
daging itu bertebaran biji hitam.

b. Buah naga daging merah (hylocereus polyhizus)


Sosok tanaman jenis ini lebih kekar. di bagian batang dan cabang,
jarak antar duri tampak lebih rapat.

c. Buah naga daging super merah (hylocereus costaricensis)


Batangnya lebih besar dan berwarna loreng ketika tua. Kulit buah
merah dan berjumbai.
26

d. Buah naga kulit kuning daging putih (selenicerius megalanthus)


Penampilannya khas dengan kulit kuning dan tanpa sisik atau
jumbai. Tekstur kulit cenderung halus, seperti apel, sehingga di juluki
kaktus apel. Kadar kemanisan 15-18 brik. Ukuran buahn 80-100 gram.

Penelitian ini menggunakan buah naga berjenis daging merah,


dimana buah naga merah ini memiliki nama latin Hylocereus Polyhizus
termasuk dalam keluarga kaktus.Buah ini berbentuk oval dengan kulitnya
yang berwarna merah jambu dan di kelilingi sirip yang berwarna hijau.
Jika dibelah daging buahnya warna merah cerah dengan dominasi biji
berwarna hitam kecil. Batang buah naga berbentuk bercabang dan
memiliki duri kecil yang cukup tajam dan bunganya berbentuk seperti
terompet (Panjuantiningrum, 2009)
3. Klasifikasi Buah Naga Merah
Buah Naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau famili
Cactaceae dan subfamili Hylocereanea. Dalam subfamili ini terdapat
beberapa genus, Sedangkan buah naga termasuk dalam genus
Hylocereus. Genus ini terdiri dari sekitar 16 spesies ( Kristanto, 2014).
27

Klasifikasi Buah naga merah (Hylocereus polyhizus) menurut (Isvadhila


2012) secara lengkap.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertuup)
Kelas : Dicotyledoneae (berkeping dua)
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Cactales
Family : Cactaceae
Subfamily : Hylocereanea
Genus : Lylocereus
Species : - Hylocereus polyrhizus
- Hylocereus costaricensis
- Hylocereus Undatus
4. Morfologi Tanaman Buah Naga menurut Kristanto (2014).
Tanaman buah naga merupakan tanaman jenis merambat, secara
morfologi ,tanaman ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak
memiliki daun. Berikut adalah morfologinya buah naga :
a. Akar
Akar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh di pangkal batang di
dalam tanah tetapi juga pada celah-celah batang. Yang berfungsi
sebagai alat pelekat sehingga tumbuhan dapat melekat atau
memanjat tumbuhan lain atau pada tiang penyangga. Akar pelekat ini
dapat juga disebut akar udara atau akar gantung yang
memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup sebagai epifit.
Perakaran tanaman buah naga sangat tahan dengan kekeringan dan
tidak tahan genangan yang cukup lama. Walaupun tanaman ini
dicabut dari tanah masih hidup terus sebagai tanaman epifit karena
menyerap air dan mineral melalui akar udara yang ada pada
batangnya (Kristanto, 2014).
28

Gambar 2.2 Akar Buah Naga


b. Batang dan cabang
Tidak seperti tumbuhan lain yang berbatang yang terbentuk segitiga
dan tidak seperti kaktus pada umumnya. Tumbuhan ini memiliki duri
pendek sekali bahkan hampir tidak kelihatan, sehingga kadang
dianggap sebagai kaktus tidak berduri. Batang tumbuhan buah naga
tumbuhan memanjang dan melengkung sehingga disebut juga
tanaman melengkung (Emil, 2011). Dari batang ini tumbuh banyak
cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan batang. Batang dan
cabang juga berfungsi sebagai daun dalam proses asimilasi sehingga
berwarna hijau. Batang dan cabang mengandung kambium yang
berfungsi untuk pertumbuhan tanaman.
Dari batang dan cabang tumbuh duri-duri yang keras, tetapi sangat
pendek sehingga tidak mencolok. Biasanya jumlah duri di setiap titik
tumbuh pada batang sekitar 4-5 buah. Letak duri tersebut pada tepi
siku-siku batang maupun cabang, karena sangat pendek maka
tanaman ini sering dianggap sebagai kaktus tidak berduri
(Kristanto,2014).

Gambar 2.3 Batang dan cabang buah naga


29

c. Bunga
Bunga tanaman buah naga berbentuk seperti terompet, mahkota
bunga bagian luar berwarna krem dan mahkota bunga bagian dalam
berwarna putih bersih sehingga pada saat bunga mekar tampak
mahkota bunga berwarna krem bercampur putih. Bunga memiliki
sejumlah benang sari (sel kelamin jantan)yang berwarna kuning.
Bunga buah naga tergolong bunga hermaprodit, yaitu dalam satu
bunga terdapat benang sari (sel kelamin jantan) dan putik sel
(kelamin betina) (Cahyono, 2009).
Bunga muncul atau tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung
sirip yang berduri. Sehingga dengan demikian pada satu ruas batang
tumbuh bunga yang berjumlah banyak dan tangkai bunga yang
sangat pendek, saat mekar mahkota akan berwarna putih bersih di
dalamnya terdapat benang sari berwarna kuning dan mengeluarkan
aroma harum. Sementara di tengahnya terdapat kepala putik yang
nantinya akan menjadi buah jika sudah terjadi penyerbukan
(Hardjadinata, 2012).

Gambar 2.4 Bunga buah naga


d. Buah naga
Buah naga berbentuk bulat panjang. Letak buah pada umumnya
mendekati ujung cabang atau batang. Pada batang atau batang
tumbuh buah lebih dari satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan
(Rahayu, 2014).Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan
berair. Bentuk buah bulat agak memanjang atau bulat agak lonjong.
Kulit buah ada yang berwarna merah menyala, merah gelap, dan
kuning. Tergantung dari jenis nya kulit buah agak tebal 3-4 mm. Di
sekujur kulitnya dihiasi dengan jumbai-jumbai menyerupai sisik ular
naga. Daging buah berserat sangat halus dan di dalam daging
buahnya ada yang berwarna merah, putih, dan hitam, tergantung dari
30

jenisnya. Daging buah bertekstur lunak dan rasanya manis sedikit


masam (Cahyono, 2009).

Gambar 2.5 Buah naga berdaging putih dan Buah naga


berdaging merah
e. Biji buah naga
Biji berbentuk bulat berukuran kecil dan berwarna hitam. Kulit biji
sangat tipis tetapi keras sangat banyak dan tersebar di dalam daging
buah. Bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Biji buah naga dapat
langsung dimakan tanpa mengganggu kesehatan. Biji dapat di
gunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Biji
merupakan organ perkembangbiakan, tetapi jarang di gunakan.Biji
buah naga dapat di kecambahkan untuk di jadikan bibit. Setiap buah
terdapat sekitar 1.200 – 2.300 biji.perbanyakan tanaman
menggunakan biji jarang digunakan karena memerlukan waktu yang
cukup lama sampai tanaman berproduksi (Hardjadinata, 2012).

Gambar 2.6. Biji buah naga

5. Manfaat buah naga.


Buah naga selain rasanya nikmat dan segar, diyakini banyak
memberikan manfaat bagi kesehatan karena memiliki kandungan unsur-
unsur yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Bagian-bagian buah
naga terdiri dari kulit buah, daging, buah dan biji. Kulit buah naga dapat
di manfaatkan sebagai pewarna makanan daging buahnya dikonsumsi
31

sebagai produk pangan dan bijinya di manfaatkan dalam


pengembangbiakan bibit secara generatif (Emil, 2012) Hylocereus
polyhizus juga kaya akan antioksidan seperti vitamin C dan flavonoid
yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembatan kosmetik untuk
mencegah kehilangan kelembapan pada kulit. Selain itu Vitamin B1, B2
juga banyak menyimpan Vitamin B3 jika di konsumsi secara teratur
dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah secara efektif (Budiana,
2013).
6. Kandungan buah naga
Buah naga merah baik untuk kesehatan dan keperluan harian. Hal ini
telah dibuktikan melalui analisis makanan yang di lakukan oleh “Taiwan
Food Industry Develop and Research Authorities” tentang kandungan
yang terdapat dalam buah naga merah yang tertera dalam tabel.
Tabel 2.6 Kandungan buah naga merah per 100 g
No. Kandungan Kadar
1. Kadar air 82,5 – 83 g
2. Protein 0,159 – 0,229 g
3. Lemak 0,21- 0,61 g
4. Serat Kasar 0,7 – 0,9 g
5. Betakaroten 0,005 - 0,012 mg
6. Kalsium 6,3 – 8,8 mg
7. Fosfor 30,2 – 36,1 mg
8. Zat besi 0,55 – 0,65 mg
9. Vitamin B1 0,28 – 0,043 mg
10. Vitamin B2 0.043 – 0,045 mg
11. Vitamin B3 0,297 – 0,43 mg
12. Vitamin C 8 – 9 mg
13. Tiamin 0,28 – 0,30 g
14. Riboflavin 0,043 – 0,044 mg
15. Niacin 1,297 – 1,300 mg
16. Abu 0,28 g
17. Lain- lain 0,54 – 0,68 g
Sumber :Taiwan Food Industry Develop & Research Authories dalam
Anonim (2009).
Buah naga merah memiliki kandungan vitamin B3 (niasin) yang lebih
tinggi daripada buah naga putih yaitu sebesar 1,3 mg/100 g buah,
sedangkan pada buah naga putih hanya sebesar 0,2 mg/100 g buah
(Pareira 2011; Liniawati 2011).
Buah naga merah juga memiliki khasiat antara lain untuk melawan
kanker, penyakit jantung, menurunkan tekanan darah dan sebagai
antioksidan alami Adanya khasiat-khasiat tersebut disebabkan oleh
32

kandungan nutrisi dalam buah naga merah yang sangat mendukung bagi
kesehatan tubuh manusia. Semua yang diciptakan Allah memiliki manfaat
termasuk tumbuh-tumbuhan. Tumbuh–tumbuhan telah banyak digunakan
sebagai bahan obat tradisional untuk kesehatan dan kecantikan. Hal
tersebut berhubungan dengan firman allah swt dalam QS.Asy-Syu’araa/ 26
(Santoso, 2011).
Manfaat yang paling menonjol dari buah naga merah adalah sebagai
antioksidan, Antioksidan yang sudah diteliti dari buah naga merah yaitu:
antioksidan likopen.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat golongan
oksigen reaktif, golongan nitrogen reaktif dan radikal bebas lainnya sehingga
mampu mencegah kerusakan pada sel normal, protein, dan lemak yang
akhirnya mencegah pula penyakit-penyakit degeneratif seperti
kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penuaan. Antioksidan memiliki struktur
molekul yang dapat memberikan elektronnya (donor elektron) kepada
molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali fungsinya dan dapat
memutus reaksi berantai (Santoso, 2011) seperti pada gambar:

Gambar 2.7 Aktivitas antioksidan

D. Penelitian terkait.
1. Pada penelitian yang dilakukan Amalia Pertiwi, 2014 tentang Pengaruh
pemberian jus buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar
HDL pria dislipidemia. Hasil penelitian terdapat pengaruh pemberian jus
buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar HDL pria
dislipidemia terdapat perbedaan rerata kadar HDL pre pada kelompok
kontrol dan perlakuan (p<0,05) dimana rerata kadar HDL pada kelompok
kontrol lebih tinggi daripada kelompok perlakuan namun keduanya termasuk
dalam kategori rendah (< 40 mg/dl) menurut National Cholesterol Education
33

(NCEP). Terdapat perbedaan rerata kadar HDL post pada kelompok kontrol
dan perlakuan (p<0,05). Terdapat perubahan kadar HDLyang bermakna
(p<0,05) setelah intervensi pada kedua kelompok. Setelah pemberian jus
buah naga merah terjadi peningkatan kadar HDL pada kelompok perlakuan
yang pada awal penelitian 28.71±5.27 mg/dl menjadi 32.21±5.75 mg/dl
dengan rerata kenaikan sebesar 3.50±3.94 mg/dl (12.2%), sedangkan pada
kelompok kontrol terjadi penurunan kadar HDL dari 33.86±3.76 mg/dl
menjadi 28.50±6.76 mg/dl dengan rerata penurunan sebesar-5.36±6.01
mg/dl (15.8%).
2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ayuanjari, 2017 tentang pengaruh buah
naga merah (Hylocereus Polyrihizus) terdapat kadar kolestrol pada penderita
Hipertensi di Puskesmas Temon 1 Kulon Progo Yogyakarta. Hasil penelitian
terdapat pengaruh buah naga merah (Hylocereus Polyrihizus) terdapat kadar
kolestrol dengan nilai p value 0,042 (α< 0,05). Selian itu terdapat nilai p
value pada kelompok kontrol sebesar 0,042 dan kelompok perlakuan
sebesar 0,05. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai p value 0,378 dengan
taraf signifikan nilai p<0,05, Uji paired t test menunjukkan p value lebih besar
dari 0,05 (0,378 >0,05) maka Ha ditolak. Di berikan buah naga pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan nilai p value 0,035
dengan taraf signifikan nilai p<0,05.Uji indepensent t test ini menunjukkan p
value lebih kecil dari 0,05 (0,035<0,05) maka Ha diterima , sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian buah naga merah
(Hylocereus Polyrihizus) terdapat penurunan kadar kolesterol darah
kelompok kontrol dan kelompok intervensi setelah pemberian buah naga
merah.
34

E. Kerangka Teori

Faktor yang Kadar Penatalaksanaan:


mempengaruhi 1. Farmakologi
kolesterol: kolesterol a. Kolestiramin
b. Kolestipol
1. Genetic
c. Nisan
2. Makanan
d. Adrenalin
3. Stress
e. Pravastatin
4. Radikal bebas
f. Simvastatin

2. Non farmakologi
a. Bawang putih
b. Tempe
c. Anggur
Tingkat kolesterol d. Apel
1. Kolesterol e. Buah
normal naga merah
2. Kolesterol
ambang batas
normal
3. Kolesterol tinggi
1. Vitamin B1
2. Vitamin B2
3. Vitamin B3

Menurunkan
kadar
kolesterol

Sumber : Mumpuni dan Wulandari, 2011; Tsang, 2010 ; Arab dan Steck, 2009.

Keterangan :

Variabel yang di teliti :

Variabel yang tidak diteliti :

Gambar 2.1 Kerangka Teori


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel merupakan ciri atau ukuran yang dimiliki oleh suatu anggota-
anggota kelompok yang berbeda dengan kelompok lain (Notoatmodjo, 2010).
Variabel penelitian dibedakan menjadi 2 macam yaitu variabel terikat dan
variabel bebas (Sugiyono, 2010).
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini
dikenal dengan nama variabel bebas yang artinya bebas dalam
mempengaruhi variabel lain atau menjadikan timbulnya variabel dependen.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberian Jus buah naga merah.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Kadar Kolestrol Pada Pasien Hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig
Kabupaten Kudus 2019.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil
sementara yang keberadaannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar
atau salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan pada Kerangka teori, maka hipotesis penelitiannya adalah
Ha : Ada Pengaruh Jus Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Terhadap
Kadar Kolestrol Pada Pasien Hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig
Kabupaten Kudus 2019.
Ho : tidak Ada Pengaruh Jus Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)
Terhadap Kadar Kolestrol Pada Pasien Hiperkolesterolemia di
Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus 2019.

35

35
36

C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang
ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan ruang lingkup penelitian dan teori yang telah diuraikan,
maka kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Variabel penelitian
Variabel Independent Variabel Dependent

Pemberian Jus buah Kadar Kolestrol Pada Pasien


naga merah Hiperkolesterolemia di
puskesmas gribig

D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasy
Ekperimental, desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperiment (Sugiyono, 2010).
Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain penelitian Non-equivalentcontrol group pre test - post test.
Desain ini bertujuan mengidentifikasi hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan dua kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi
(Notoatmodjo, 2010).
Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan berupa
pemberian jus buah naga merah sedangkan untuk kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan apapun. Pada kelompok eksperimental dan kontrol
diawali dengan pre test (pengukuran awal) berapa kadar kolesterol pasien
dengan hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig dan setelah pemberian
perlakuan diadakan pengukuran kembali (post test) berapa kadar kolesterol
pasien dengan Hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig.
Rancangan penelitian sebagaimana pada gambar 3.2.
37

Gambar 3.2
Desain Penelitian
Subyek Pre Perlakuan Post

K- Experiment O X O1-A

K-Kontrol O - O1-B

Keterangan :
K-Experiment : Kelompok perlakuan.
K-Kontrol : Kelompok kontrol.
O : Observasi awal (pre test).
X : Perlakuan.
- : Tidak ada perlakuan.
O1-A : Observasi setelah pemberian jus buah naga merah
O1-B : Observasi tanpa pemberian jus buah naga merah

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data


Metode pendekatan yang dipakai adalah studi case control artinya,
mengkaji variabel dependen terlebih dahulu sedangkan variable
independen ditelusuri secara respektif. Sebagai kontrol pada jenis
penelitian pada jenis penelitian kasus kontrol, dipilih dari kelompok subjek
yang berasal dari populasi yang karakteristiknya sama dengan kasus
(Nursalam, 2010).
3. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data atau menggunakan alat observasi lain
untuk mengumpulkan data (Notoatmojo, 2010).
Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil uji kadar
kolesterol pada pasien Hiperkolesterolemia di Puskesmas Gribig
kabupaten Kudus tahun 2019.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak
langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip.
38

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Gribig


kabupaten Kudus berupa data jumlah pasien dengan
Hiperkolesterolemia.

4. Populasi Penelitian
Populasi adalan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dana karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Populasi pada penelitian ini adalah pasien Hiperkolesterolemia di
Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus berjumalah 30 responden yang
diambil dari jumlah pasien Hiperkolesterolemia dari bulan Oktober s/d
Desember 2018.

5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Sampel penelitian merupakan
sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2010).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan total sampling. Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien dengan Hiperkolesterolemia di
Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi tersebut dibawah ini, yaitu ;
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien dengan Hiperkolesterolemiayang bersedia berpartisipasi
dalam penelitian.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek tidak dapat mewakili
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian
karena ada hambatan (Alimul, 2009).
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
1) Pasien Hiperkolesterolemia yang menolak atau tidak kooperatif
saat dilakukan pre test.
2) Pasien dalam keadaan umum tidak memungkinkan
Dalam penelitian ini menggunakan total sampel, Jadi sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 responden. Dalam penelitian ini
sample yang memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok experiment dan kelompok kontrol. Pembagian kelompok tersebut
39

adalah 15 responden yang mendapat intervensi dan 15 responden yang


tidak mendapat intervensi.
6. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional Variabel adalah definisi yang menyatakan
seperangkat petunjuk atau kriteria yang lengkap tentang apa yang diamati
oleh suatu penelitian (Silalahi, 2010). Adapun definisi operasional dari
masing-masing variable adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
N Variabel Definisi Alat Ukur Kategori/ Skor Skala
o Operasional
1 2 3 4 5 6
1. Pemberian Merupakan suatu Cek LIst  Diberikan jus Nominal
Jus Buah tindakan berupa Buah Naga
Naga Merah memberikan Jus Merah
yang bahan  Tidak diberikan
dasarnya adalah Jus Buah
buah naga merah Naga Merah
2. Kadar Merupakan Alat Ukur  Hiperkolesterol Interval
kolesterol Jumlah kolesterol Kolesterol Jika > 200
pada pasien yang ada didalam mg/dl
Hiperkolester tubuh yang  Normal jika <
olemia diketahui dengan 200 mg/dl
pemeriksaan
dengan
menggunakan
alat kolesterol

7. Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat bantu fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,
2010). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah alat test
kolesterol.
8. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
a. Teknik Pengolahan Data
1) Editing Data
Memeriksa atau editing adalah upaya untuk memeriksa kembali
kebenaran data yang diperoleh dari responden. Editing dilakukan
pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul
(Alimul,2009).
2) Coding
mengklasifikasi jawaban yang ada dan mengelompokkan menurut
macamnya secara manual.
40

3) Entry Data
Kegiatan memasukan data yang telah terkumpul kedalam master
table atau data base computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana.
4) Tabulasi (Tabulating)
Data yang ada disusun dalam bentuk tabel atau grafik distribusi
frekuensi dan diolah dengan menggunakan program komputer.
b. Teknik Analisa Data
Analisa hasil penelitian ini akan menganalisis pengaruh
pemberianjus buah naga merah dengan kadar kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia di puskesmas gribig kabupaten kudus tahun 2018.
Analisa nyata yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat dan bivariat.
1) Analisis Univariat
Analisa univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat pada penelitian adalah
pemberian jus buah naga merah dengan kadar kolesterol pada
pasien hiperkolesterolemia.
Rumus analisa univariat :

Keterangan:
f : Frekuensi yang dihasilkan
N : Jumlah seluruh sample
2) Analisa Bivariat
Analsis bivariat yaitu analisis data yang dilakukan pada dua
variabel yang diduga mempunyai hubungan atau korelasi
(Notoatmodjo, 2010). Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga merah
dengan Kadar Kolesterol Pada Pasien Hiperkolesterolemia di
Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus tahun 2019. Data yang
terkumpul dalam penelitian ini akan dilakukan uji normalitas data,
41

apabila didapatkan data normal, maka data akan dilakukan uji


statistik dengan menggunakan uji statistikpaired T-test atau
Independen T-test. Apabila data berdistribusi tidak normal maka
akan menggunakan uji statistik non parametrik wilcoxonatau Mann
whitney . Syarat untuk uji Paired T-test adalah sebagai berikut :
a) Data berdistribusi normal
b) Variabel terikat berskala interval atau rasio
Syarat untuk uji Independen T-test adalah sebagai berikut :
a) Data berdistribusi normal
b) Variabel data homogen
c) Data yang diuji berjumlah sedikit
Syarat ujiwilcoxon adalah sebagai berikut :
a) data untuk analisis terdiri atas benda, unit atau buah.
b) sampel X dan Y merupakan variabel – variabel yang acak
kontinyu atau berkelanjutan
c) dari hasil pengukuran merupakan data kuantitatif yang tidak
diketahui normalitas data distribusinya (data interval)
d) berhadapan dengan kasus sampel yang berhubungan.
Syarat uji Mann whitney adalah sebagai berikut :
a) Skala data variabel terikat adalah ordinal, interval atau
rasio
b) Data berasal dari 2 kelompok
c) Variabel independen satu dengan yang lainnya, artinya data
berasal dari kelompok yang berbeda atau tidak berpasangan
d) Varian kedua kelompok sama atau homogen
E. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menekankan masalah etika
meliputi :
1) Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetaui dampaknya. Jika subjek bersedia maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia
maka peneliti harus menghormati hak pasien (Hidayat, 2010).
42

2) Anonymity (tanpa nama)


Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data (Hidayat, 2010).
3) Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah etika penelitian ini dengan maksud memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Hidayat, 2010).
F. Jadwal Penelitian
(terlampir)
DAFTAR PUSTAKA

Arab, Steck, & Bowen. (2009). Partisipation of Lycopen and Betacarotene in


Carcinogenesis: Defenders, Aggresors, or Passive Bystanders Epidemiologic
Reviewa .

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rhineka Cipta.

Astuti, & Rahmawati. (2010). Asimilasi Kolesterol dan Dekonjugasi Garam Empedu
oleh Bakteri Asam Laktat (BAL) dari Limbah Kotoran Ayam Secara In Vitro.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Jurusan
Pendidikan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

Ayuanjari, T. A. (2017). Pengaruh buah naga merah (Hylocereus Polyrihizus)


terhadap kadar kolestrol pada penderita hipertensi di puskesmas Temon 1 kulon
progo Yogyakarta .

Aziz, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.

Bonafonte, Fito, Covas, Farras, & Osada. (2012). HDL-related mechanisms of olive
oil protection in cardiovascular disease. , 394-409.

Botham, & Mayes. (2012). Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. Jakarta: EGC.

Brunner, & Suddart. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Budiana, N. (2013). Buah Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Cahyono. (2009). Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta: Pustaka
Mina.

CDC. (2009). Hand Sanitizer Ingredients. Di unduh dari http://www.hand-sanitizer-


dispenser-review.com/hand-sanitizer-ingrediants.htm.Desember 2012 .

chet. (2009). Total Phenolic And Total FlavonoidsCnontent Of pitaya peel By Water
Extraction .

Cijregina. (2014). pemeriksaan-kadar-kolesterol-total-dengan-sampel-serum-dan-


sampel-plasma-edta .

Davidson, Gandhi, & Ohsfeldt. (2009). Hypercholesterolemia treatment patterns and


low-density lipoprotein cholesterol monitoring in patients with a diagnosis of
atherosclerosis in clinical practice .
DEPKES. (2013). Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI. Jakarta: Riset Kesehatan Dasar.

DEPKES. (2014). Riset Kesehatan Dasar(Riskesdes) .

DEPKES. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Dyan. (2011). Pengaruh pemberian nata de coco terhadap kadar kolesterol LDL dan
HDL pada pasien hiperkolesterolemia .

Emil. (2011). Buah Naga Unggul. Yogyakarta: Lili Publisher.

Guyton, & Hall. (2014). Buku Ajar Fisiologi KedokteranEdisi 12. Jakarta: EGC.

Hardjadinata. (2012). Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik . Jakarta:
Penebar Swadaya.

Hidayat.A.A, A. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.


Jakarta: Heath Books.

Hor, Ahmad, Zam, Hashim, & Lim. (2012). Safety assessment of methanol extract of
red dragon fruit (Hylocereus polyrizus): Acute And Subchronic Toxicity .

Idawati. (2012). Budidaya Buah Naga Pusat Penelitian dan Pengembangan


Pertanian di Aceh .

Isvadhila. (2012). Efek Pemberian Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)


Terfermentasi Terhadap Kadar Ldl Dan Hdl Tikus Putih Galur Wistar yang diberi diet
tinggi Lemak Universitas Jember .

Kristanto, D. (2014). Berkebun Buah Naga. Jakarta: Penebar Swadaya.

LIPI. (2009). Gaya Hidup Sehat.Balai informasi tekhnologi LIPI-UPT Pangan dan
Kesehatan .

Mahmudi. (2011). Pengelolaan Pengeahuan Buah Naga Budidaya dan


Pemanfaatannya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia .

MMV, L. (2011). Pemberian Ekstrak buah naga merah (Hylocereus Polyhizus)


menurunkan kadar F2 Isoprostan pada ( Albino Rat) yang diberi aktivitas berlebih.
Universitas Udayana , Denpasar.

Mumpuni, & Wulan. (2011). Cara Jitu Mengatasi Kolesterol. Yogyakarta: Andi Ofset.

Nadesul, H. (2011). Sehat itu Murah. Jakarta: Penerbit Buku Compas cetakan edisi
baru.

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rhineka Cipta.

Nursalam. (2010). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:


Informedia.
Odelia, V. (2011). Buku Saku Cara Cerdas Melibas Kolesterol. Semarang: Ega
Acitya Cetakan 1.

Panjuantiningrum. (2009). ,” Pengaruh Pemberian Buah Naga merah (hylocereus


polyrhizus) terhadap kadar glukosa darah tikus putih yang diinduksi aloksan ‘’
Surakarta : Fakultas kedokteran UNIVERSITAS Sebelas MARET .

Pareira. (2010). Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Putih (Hylocereus Undatus
H.) Terhadap Kadar Kolesterol. Skripsi Universitas Sebelas Maret , Surakarta.

Pertanian, D. (2009). Pedoman Buku Budidaya Standart Opening Prosedure (SOP)


Buah Naga (Hylocereus polyrizus).Direktorat Hortikultura Departemen Pertanian .

Pertiwi, W. A. (2014). Pengaruh pemberian jus buah naga merah (hylocereous


Polyrhizus) terhadap kadar HDL pria Dislipidemia .

Prakash. (2012). Antioxidant Activity;Medallion Laboratories : Analithycal Progres,


Vol 19 , 1-4.

Pratitasari, D. (2010). Makan Sayur Seasyik Bermain, Ide Unik agar Anak Menyukai
Sayur Tanpa Paksaan. Yogyakarta: B-Fisrt Cetakan 1.

Quntari, L. L. (2015). Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Murbei


(Morus Alba L) Dengan Simvastatin Terhadap Kolesterol Total Tikus Putih
Hiperkolesterolemia .

Rahmawati, S. (2010). Menu Sehat Kolesterol. Yogyakarta: Insania cetakan 1.

Renasari. (2010). Budidaya Tanaman Buah Naga Super Red DI Wana Bekti
Handayani.Fakultas Pertanian universitas Sebelas Maret. Surakrta .

RISKESDAS. (2013). Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpulan Data.


Jakarta: Badan Litbangkes.

Ros, E. (2012). How important is dietary management in hypercholesterolemia ,


489-492.

Ruslianti. (2014). Kolesterol tinggi bukan untuk Ditakuti. Jakarta: Fmedia Cetakan 1.

Santoso. (2011). Serat Pangan ( Dietary Fiber) dan Manfaatnya bagi Kesehatan .

Santoso. (2011). Beautiful Mind: Berfikir Positif Islami: Jakarta: Vikas Publishing
House .

Sigarlaki, E. D., & Tjiptaningrum, A. (2016). Pengaruh pemberian buah naga merah
(hylocereus polyrhizus) terhadap kadar kolestrol total .

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sri, R. (2014). Budidaya Buah Naga Cepat Panen. Jakarta: Infra Hijau.
Stapleton, Goodwill, James, Brock, & Frisbee. (2010). Hypercholesterolemia and
microvaskuler dysfunction: interventional strategies. Journal of Inflammation .

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Sutanto. (2010). Cekal (cegah dan tangakal) Penyakit Modern. Yogyakarta.

Tsang. (2010). A community study of generalized anxiety disorder. Anxiety Disorder


.

Ulfah, N. (2017). Stop! Kolesterol Tinggi. yogyakarta: Grub Relasi Inti Media.

Vanessa, R., Maria, L., & aida, y. (2014). Pemanfaatan Minuman Serbuk Instan
Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii BI). Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Total
Darah .

WHO. (2014). Maternal Motality.

Yani, M. (2015). Mengendalikan Kadar Kolestrol pada Hiperkolesterolemia .


LAMPIRAN
Lampiran 10

JADWAL PENELITIAN
Bulan

Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni


No Kegiatan
2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan& ACC
1
Judul

2 StudiPendahuluan

Konsul BAB I, II, III


3 (Penyusunan
Proposal)

4 Ujian Proposal

Pengumpulan
5
Proposal

6 Penelitian

AnalisisdanPengolah
7
an Data

8 Konsul BAB IV, V, VI

9 UjianSkripsi

10 PemberkasanSkripsi
Lampiran 4

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Bapak / Ibu Penderita Hiperkolesterolemia
Di Puskesmas Gribig Kudus

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Prodi S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus :

Nama : Dewi Kusuma Widyastuti


NIM : 720153058
Alamat : Desa Klambu Dusun Canga’an RT.02/06 Kab.Grobogan

Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH JUS BUAH NAGA


MERAH ( HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP KADAR KOLESTROL
PADA PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA DI PUSKESMAS GRIBIG KUDUS”
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, saya memohon kepada anda untuk
berpartisipasi dengan cara mengisi cheklist yang terlampir dan bersedia untuk
melakukan pemberian jus buah naga merah. Dalam pengambilan data, peneliti
menggunakan etika penelitian yaitu peneliti menjaga kerahasiaan responden,
menjamin keamanan selama proses penelitian berlangsung, dan Anda boleh keluar
atau mengundurkan diri jika merasa kurang nyaman dengan proses penelitian.
Atas perhatian dan ketersediaannya, peneliti mengucapkan terima kasih.

Kudus, 2019
Hormat Saya

Dewi Kusuma Widyastuti


Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus
Nama : Dewi Kusuma Widyastuti
NIM : 720153058
Judul : ”Pengaruh Jus Buah Naga Merah ( hylocereus polyrhizus) terhadap
Kadar Kolestrol Pada Pasien Hiperkolesterolemia di Puskesmas
Gribig Kudus”
Saya bersedia menjadi responden, secara sukarela tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun dan data yang dihasilkan dalam penelitian ini akan dirahasiakan. Dan
dipergunakan hanya untuk keperluan pengolahan data saja.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kudus, 2019
Responden

( )
Lampiran 6

CHEKLIST
PENGARUH JUS BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)
TERHADAP KADAR KOLESTROL PADA PASIEN
HIPERKOLESTEROLEMIA
DI PUSKESMAS GRIBIG KUDUS

Tanggal Pengisian :
No. Responden :
Umur : tahun
Jenis Kelamin :
Berat Badan : kg

Cheklist untuk Pemberian Jus Buah Naga Merah


Isilah dengan memberikan tanda centang ( √ )
YA TIDAK
Dalam menurunkan kadar kolestrol apakah Anda
menggunakan jus buah naga merah ?
Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH JUS BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS
POLYRHIZUS)TERHADAP KADAR KOLESTROL PADA PASIEN
HIPERKOLESTEROLEMIA
DI PUSKESMAS GRIBIG KUDUS

(Data pengukuran terakhir aktual, diambil / dilakukan pengukuran saat penelitian)

No. Kadar Kolestrol Kadar Kolestrol


Respo sebelum diberi jus setelah diberi jus Keterangan
nden buah naga merah buah naga merah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Lampiran 8

SOP PEMERIKSAAN KOLESTEROL DARAH


(STANDART
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian Salah satu jenis pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
kadar kolesterol didalam darah
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
kadar kolesterol dalam darah pasien untuk mengetahui resiko
penyakit jantung
Alat dan Bahan 1. Alat
 Autocheck
 Stik Kolesterol
 Lancet
2. Bahan
 Kapas Alcohol
 Hanscoen
Prosedur 1. Petugas mengucapkan salam
Tindakan 2. Lakukan identifikasi pasien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4. Minta persetujuan pasien
5. Petugas melakukan cuci tangan
6. Petugas memakai handscone
7. Atur posisi pasien senyaman mungkin
8. Pasang stik kolesterol pada alat autocheck
9. Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol
10. Petugas menusukkan lancet pada jari pasien
11. Letakkan stik kolesterol pada darah yang keluar pada jari
12. Menutup bekas tusukan dengan kapas alkohol
13. Menulis hasil kolesterol
14. Merapikan pasien
15. Membuang lancet dan stik kolesterol pada bengkok
16. Berpamitan dengan pasien
17. Petugas membuang stik kolesterol dan handscone pada
limbah infeksius
18. Petugas mencuci tangan
19. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
Dokumen Form permintaan Laboratorium
Terkait
Lampiran 9

SOP
(STANDART
OPERASIONAL PEMBUATAN JUS BUAH NAGA MERAH
PROSEDUR
Pengertian Salah cara yang dilakukan untuk menjadikan buah naga merah
menjadi minuman yang bermanfaat
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat jus
buah naga merah
Alat dan Bahan 3. Alat
 Blender
 Talenan
 Sendok Makan
 Pisau
 Gelas Ukur
4. Bahan
 Buah Naga Merah
 Air
 Gula Pasir
Prosedur 20. Potong Buah Naga Menjadi Dua Bagian
Tindakan 21. Ambil Daging Buah Naga Merah
22. Masukkan Ke dalam Blender
23. Tambahkan 100 cc Air mineral
24. Tambahkan 2 sendok makan gula pasir
25. Haluskan daging buah naga merah sampai halus
26. Sajikan ke dalam gelas

Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai