Anda di halaman 1dari 91

PENGARUH PENYULUHAN MENSTRUASI MELALUI

MEDIA BOOKLET DAN LEAFLET TERHADAP


PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI DALAM
MENGHADAPI MENARCHE DI SDN 200113
DAN SD MUHAMMADIYAH 1
PADANGSIDIMPUAN

PROPOSAL TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Magister

DISUSUN OLEH:
MUTIA SARI LUBIS
19710017

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM


MAGISTER STIKES GUNA BANGSA
YOGYAKARTA
2020
PROPOSAL TESIS

PENGARUH PENYULUHAN MENSTRUASI MELALUI MEDIA BOOKLET DAN


LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI DALAM
MENGHADAPI MENARCHE DI SDN 200113
DAN SD MUHAMMADIYAH 1
PADANGSIDIMPUAN

Oleh:
MUTIA SARI LUBIS
19710017

TELAH DISETUJUI UNTUK MENGIKUTI UJIAN PROPOSAL TESIS PADA


APRIL 2021

KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Cipta Pramana, Sp.OG (K) Dr. Heru Subaris Kasjono, S.KM,
M.Kes

NIDN NIDN

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL TESIS

PENGARUH PENYULUHAN MENSTRUASI MELALUI MEDIA BOOKLET DAN


LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI DALAM
MENGHADAPI MENARCHE DI SDN 200113
DAN SD MUHAMMADIYAH 1
PADANGSIDIMPUAN

Oleh:
MUTIA SARI LUBIS
NIM.19710017

Telah diujikan pada April 2021 oleh tim penguji Program Studi Kebidanan
Program Magister STIKes Guna Bangsa Yogyakarta dan dapat melaksanakan
penelitian tesis.

Yogyakarta, 2021

Mengetahui

Penguji I

Dr. dr. H.M.Any Ashari, SpOG (K)

NIDN

Penguji II Penguji III

dr. Cipta Pramana, Sp.OG (K) Dr. Heru Subaris Kasjono, S.KM,
M.Kes

NIDN NIDN

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR BAGAN................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Perumusan Masalah....................................................................6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................7
E. Keaslian Penelitian......................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................12


A. Remaja......................................................................................12
B. Menarche...................................................................................20
C. Menstruasi ................................................................................27
D. Konsep Penyuluhan Kesehatan.................................................39
E. Pengetahuan ............................................................................44
F. Sikap..........................................................................................48
G. Kerangka Teori..........................................................................52
H. Kerangka konsep.......................................................................53
I. Hipotesis....................................................................................54

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................55


A. Desain Penelitian.......................................................................55
B. Populasi dan Sampel Penelitian................................................56
C. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................58
D. Variable Penelitian.....................................................................58
E. Definisi Operasional...................................................................58
F. Instrumen Penelitian..................................................................60
G. Alur/Tahap Pengumpulan Data..................................................63
H. Analisa Data..............................................................................64
I. Metode Pengolahan Data..........................................................66
J. Etika Penelitian..........................................................................67

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian......................................................................... 8


Tabel 3.1 Desain Penelitian..............................................................................55
Tabel 3.2 Defenisi Operasional........................................................................59
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Menstruasi.....................60
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Dalam Menghadapi Menarche.................61
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Sumber Informasi Yang Diperoleh Siswi Tentang
Menstruasi....................................................................................... 61

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 H-P-O Fetus Pubertas..................................................................20


Gambar 2.2 Kerangka Konsep.........................................................................22
Gambar 2.3 H-P-O Fetus Pubertas (Telarche, Pubarche, Menarche)..............22
Gambar 2.4 Siklus Menstruasi.........................................................................29
Gambar 2.5 Hipotalamus Hipofisis Ovarium (Persiapan Preovulasi)...............32

vi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori............................................................................52


Bagan 2.2 Kerangka Konsep.........................................................................53

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung

antara masa anak-anak dengan dewasa. Pertumbuhan dan

perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun

psikologis. Perkembangan yang pesat ini berlangsung pada usia 11-16

tahun pada laki-laki dan 10-15 tahun pada perempuan (Purba , 2017).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) remaja adalah

dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan

RI Nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia

10-18 tahun dn menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (

BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah Di

Indonesia pada tahun 2013 jumlah remaja sebanyak 64 juta jiwa (BKKBN,

2013). Berdasarkan data statistik tahun 2017 jumlah remaja putri di

Indonesia yaitu 22 juta jiwa berusia 10-19 tahun (Infodatin, 2014).

Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam

rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa

pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan

perdarahan periodik dan siklik dari uterus disertai pengelupasan atau

dekuamasi endometrium (Proverawati, 2014).

Permulaan menstruasi terjadi selama masa remaja dimana

perubahan fisiologis dan emosinal yang dominan terjadi masa remaja

merupakan masa penting dimana perempuan sedang mempersiapkan

menyesuaikan diri untuk mengelola perdarahan menstruasi mereka

1
2

dengan cara aman dan bersih. Kebanyakan wanita merasa tidak nyaman

membahas menstruasi karena tabu dan tidak memiliki akses untuk

mendapatkan informasi yang memadai (Belayneh, 2019).

Perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti

perasaan seorang wanita yang mengalami menstruasi pertama kali

(menarche). Gejala lain yang dirasakan yaitu sakit kepala, pegal-pegal di

kaki dan pinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut.

Sebelum periode ini terjadi, biasanya ada beberapa perubahan

emosional seperti perasaan suntuk, marah dan sedih yang disebabkan

oleh adanya pelepasan beberapa hormon (Lutfiyah, 2017).

Menstruasi adalah tahap pertama pertanda kedewasaan

(pubertas) pada anak perempuan, itu salah satu tanda fisik yang terjadi

pada seorang remaja. Menstruasi juga sering dikenal dengan istilah mens

atau datang bulan. Proses terjadinya menstruasi sekitar 3-5 hari, namun

terkadang menstruasi juga dapat terjadi sampai 7 hari. Sedangkan siklus

menstruasi rata-rata terjadi 21-35 hari (Khusen, 2017)

Gangguan siklus menstruasi akan memberikan dampak bagi

remaja. Gangguan siklus menstruasi secara fisiologis dapat menandakan

adanya kehamilan, gangguan endokrin, kelainan siklus dan status gizi

remaja tersebut kurang. Remaja putri termasuk kategori kelompok yang

lebih beresiko tinggi terkena infeksi saluran reproduksi (ISR). ISR yang

berlanjut dapat mengakibatkan kemandulan hingga terjadinya kehamilan

diluar kandungan. Penyebab ISR beragam salah satunya adalah perilaku

personal hygiene yang tidak benar pada saat menstruasi. Perilaku

tersebut meliputi mengganti pembalut kurang dari 4 kali dalam sehari,

bahan pembalut yang digunakan tidak tepat,sering menggunakan

antiseptik guna merawat genetalia, tidak mengganti celana dalam kurang


3

dari 2 kali sehari, cara cebok yang salah sesudah buang air kecil (BAK)

dan buang air besar (BAB) dan mandi tidak mengganti pembalut.

Pendidikan mentruasi yang kurang dapat menjadi penyebab

masalah kesehatan reproduksi jangka panjang. Saat mengalami

menstruasi mulut rahim akan terbuka, sel darah yang berisi protein yang

keluar melalui vagina memancing pertumbuhan kuman. Jika kebersihan

saat menstruasi tidak terjaga, resiko kesehatan seperti infeksi, sititis,

endometriosis, bahkan karsinom serviks akan meningkat. Didukung hasil

penelitian Kharisma (2017) menyakan bahwa pendidikan kesehatan

mempengaruhi perilaku hygiene saat menstruasi. Dengan adanya

penyuluhan kesehatan tentang menstruasi pada remaja diharapkan

remaja memperhatikan betapa pentingnya kesehatan pada remaja itu

sendiri, sehingga remaja dapat menjaga diri agar tetap sehat saat

menstruasi serta meningkatkan kesadaran remaja tentang kemungkinan

adanya resiko penyakit organ reproduksi apabila tidak menjaga personal

hygiene saat menstruasi (Febriana, 2020).

Berdasarkan penelitian yang dialakukan oleh Mouli & Patel (2017)

remaja putri di Low Middle Income Country (ILMIC) sekitar 88,7%

berespon negatif dan tidak siap menghadapi menarche. Informasi utama

mengenai menstruasi mereka peroleh dari ibu dan anggota keluarga

perempuan lainnya yang belum tentu memberikan informasi yang benar

tentang kebingungan yang dialami oleh remaja putri ketika mengalami

menarche. pengetahuan yang kurang dan rasa malu yang dialami oleh

remaja putri dapat menyebabkan kesalahpahaman tentang menstruasi

sehingga menyebabkan remaja tersebut tidak siap dalam menghadapi

menarche. hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fadriyana (2017) mengatakan bahwa 63% remaja tidak siap dalam


4

menghadapi menarche karena memiliki informasi yang salah tentang

menstruasi dengan suatu hal yang negatif (Delima, 2020).

Remaja putri memerlukan kiat-kiat untuk mempertahankan diri

secara fisik maupun psikis dan mental menghadapi menarche. Oleh

karena itu perlu diberikan penyuluhan atau informasi tentang menstruasi

agar remaja putri dapat mengerti tentang menstruasi cara menjaga

kebersihan pada saat menstruasi dan perubahan yang terjadi pada diri

remaja setelah menarche dan dapat menyikapinya dengan baik.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menambah

pengetahuan remaja putri terhadap menstruasi seperti pemberian

informasi melalui media cetak seperti poster, leaflet, brosur, majalah

booklet, dan surat kabar. Penggunaan media booklet sebagai penelitian

ini karena booklet merupakan media komunikasi massa yang bertujuan

untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, dan

larangan-larangan kepada masyarakat yang berbentuk cetakan. Booklet

memiliki beberapa kelebihan antar lain mudah dibawa, praktis, sampai

pada sasaran, dapat dibaca sewaktu-waktu dan tidak memerlukan listrik,

menarik karena terdapat gambar-gambar pada booklet. Booklet

merupakan media cetak yang berbentuk buku sedangkan leaflet media

cetak berbentuk selebaran / kertas lipat.

Penggunaan media leaflet sebagai penelitian ini karena leaflet

merupakan media informasi sederhana dengan ukuran yang relatif kecil

dan simpel daripada booklet dan mudah untuk dipahami, sehingga leaflet

merupakan media yang sederhana sebagai pengingat pesan dimana

leaflet tersebut dapat dibawa oleh pembaca dengan belajar secara

mendiri dan bisa dibaca dimanapun berada (Fauziah, 2017).


5

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada bulan oktober

dengan guru yang mengajar di kelas IV dan V di SD 200113 Tanobato,

didapatkan informasi bahwa setiap tahun setidaknya ada 3 sampai 5 siswi

mendapat menarche dilingkungan sekolah diantara mereka yang

mendapat menarche ada yang menangis histeris karena tidak tahu apa

yang sedang dialaminya. Setelah dilakukan wawancara dengan guru,

guru menyatakan bahwasanya belum pernah ada diberikan pendidikan

kesehatan tentang menstruasi menggunakan media apapun kepada siswi

kelas IV dan V, peyampaian tentang menstruasi yang disampaikan

kepada siswi biasanya disampaikan oleh guru agama pada saat pelajaran

agama dimana datangnya menstruasi pertanda seorang anak perempuan

sudah baligh (seseorang yang telah mencapai kedewasaan dalam agama

islam).

Sementara wawancara yang dilakukan terhadap guru yang

mengajar dikelas IV dan V di SD Muhammadiyah 1 didapatkan informasi

bahwa di SD tersebut belum pernah diberikan materi tentang menstruasi,

dan setiap ada siswi yang mengalami menstruasi pada saat disekolah

atau saat jam pelajaran berlangsung siswi tersebut akan menangis

karena dia merasa takut dengan keluarnya darah di kemaluannnya

karena siswi tersebut tidak mengetahui kalau dia sedang menstruasi dan

guru hanya menjelaskan kepada siswi bahwa dia sedang menstruasi

tetapi tidak menjelaskan dengan rinci mengenai menstruasi dan

kesehatan reproduksi sehingga siswi yang mengalami menstruasi

tersebut akan disuruh pulang kerumah untuk istirahat dan menggunakan

pembalut. Guru juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

dilakukan penelitian mengenai menstruasi di SD tersebut.


6

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penyuluhan tentang

menstruasi karena kurangnya pengetahuan dan sikap siswi dalam

menghadapi menarche sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan menggunakan media booklet dan leaflet sebagai media dalam

pelaksaan penelitian karna booklet dan leaflet media yang berisi bacaan

dan gambar-gambar yang dianggap dapat menarik perhatian siswi untuk

membacanya dan praktis dan dengan dilakukanya penelitian ini diharapkan

dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswi dalam menghadapi

menstruasi. Penelitian ini dilakukan di SD 200113 Tanobato dan SD

Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar

belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah

ada pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media booklet dan leaflet

terhadap pengetahuan dan sikap siswi dalam menghadapi menarche di

SD 200113 Tanobato dan SD Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan

menstruasi melalui media booklet dan leaflet terhadap pengetahuan

dan sikap siswi dalam menghadapi menarche di SD 200113 Tanobato

dan SD Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media

booklet terhadap pengetahuan siswi dalam menghadapi menarche


7

b. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media

booklet terhadap sikap siswi dalam menghadapi menarche

c. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media

leaflet terhadap pengetahuan siswi dalam menghadapi menarche.

d. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media

leaflet terhadap sikap siswi dalam menghadapi menarche

e. Untuk mengetahui perbedaan penyuluhan menstruasi melalui media

booklet dan media leaflet terhadap pengetahuan siswi dalam

menghadapi menarche

f. Untuk mengetahui perbedaan penyuluhan menstruasi melalui media

booklet dan media leaflet terhadap sikap siswi dalam menghadapi

menarche

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menjadi landasan dalam promosi kesehatan serta penyuluhan

pada siswi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam

mengahadapi menarche.

2. Manfaat Praktik

a. Bagi Responden

Diharapkan siswi dapat menambah wawasan dan informasi

tentang menstruasi sehingga dapat memahami bagaimana cara

menghadapi menarche

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menambah pengetahuan, pemahaman khususnya tentang

pendidikan kesehatan tentang menstruasi pada siswi dalam

menghadapi menarche
8

c. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah

satu bahan informasi di SD 200113 Tanobato dan SD

Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan agar dapat memberikan

konseling tentang menstruasi kepada siswi. Sehingga siswi dapat

meningkatkan pengetahuan tentang menstruasi dan dapat

mempersiapkan diri menghadapi menarche.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

NO Nama Judul Metode Dan Sampel Variabel Hasil


Peniliti Penelitian Penelitian Penelitian
1. Nurmaw Hubungan Penelitian bersifat Variabel bebas : Hasil uji statistik
ati pengetahuan observasional study hubungan didapatkan ada
(2019) tentang dengan pendekatan cross pengetahuan hubungan tingkat
menstruasi sectional. Populasi dalam tentang pengetahuan siswi
dengan penelitian ini adalah kelas menstruasi dengan tentang
kesiapan siswi 6 SD berjumlah 37 orang. Variabel terikat : menstruasi dengan
SD dalam Sampel dalam penelitian kesiapan siswi kesiapan siswi dalam
menghadapai diambil dengan tekhnik menghadapi
menarche sampling jenuh sehingga menstruasi
total sampel berjumlah 37
siswi. Analisis
menggunakan uji rank
spearman.
2. Sutanti Pengaruh Desain penelitian one Variabel bebas : Hasil peneltian
(2014) peenyuluhn group pre-test post-test penyuluhan menunjukkan bahwa
tentang dengan cara kelompok tentang pendidikan kesehatan
menstruasi subjek diobservasi menstruasi memperngaruhi sikap
terhadap sikap sebelum dilakukan Variabel terikat : remaja putri pra
remaja putri itervensi, kemudian sikap remaja putri menstruasi
pra menstruasi diobservasi lagi setelah pra menstruasi
intervensi. Subyek
9

penelitian ini sebanyak 29


remaja putri. Subyek
penelitian dpilih dengan
menggunakan total
sampling.
3. Ulfa Pengaruh Desain penelitian adalah Variabel bebas : Ada pengaruh
(2014) penyuluhan pre-eksperimental. penyuluhan penyuluhan terhadap
tentang Dengan pendekatan one tentang pngetahuan dan sikap
menarche group pre-test post-test menstruasi remaja putri tentang
terhadap design. Subyek penelitian Variabel terikat : menarche
pengetahuan berjumlah 100 siswi dipilih pengetahuan dan
dan sikap secaras simple random sikap tentang
remaja putri sampling menarche
pra menstruasi
4. Chandra- Mapping the Menggunakan strategi - Remaja perempuan di
Mouli knowledge pencarian terstruktur, ILMIC sering kurang
(2017) and artikel yang menyelidi informasi dan tidak siap
understanding kesiapan gadis remaja untuk menstruasi.
of menarche, menghadapi menarche,
menstrual pengetahuan tentang
hygienen and menstruasi, dan praktik
menstrual kebersihan menstruasi di
health among ILMIC diidentfikasi.
adolescent Sebanyak 81 studi yang
girls in low and diterbitkan dalam jurnal
middle income peer review antara tahun
countries 2000-2015 yang
menggambarkan
pengalaman gadis remaja
dari 25 negara berbeda
dimasukkan.
5. Belayneh Knowledge Metode penelitian dengan - Mayoritas remaja putri
Z (2019) and menstrul cross sectional berbasis sekolah memiliki
hygiene kelembagaan yang pengetahuan yang
kurang tentang
practice dilakukan di sekolah
menstruasi dan praktik
among menengah zona Gedeo higienis yang tidak
adolescent diantara 791 remaja putri tepat.
school girls in yang dipilih secara acak
Southern menggunakan tekhnik
Ethiopia : in a multi tahap sampling. Data
cross sectional dikumpulkan dengan
study kuesionener yang
diberikan pewawancara
6. Yadav Knowledge, Penelitian dengan study - 67,4% responden
RN attitude, and cross sectional dilakukan memiliki pengetahuan
(2018) practice on dari bulan oktober sampai sedang dan 26,4%
10

menstrual desember 206 di 7 komite responden memiliki


hygiene pembangungan desa pengetahuan baik.
management distrik Doti, Nepal. Namun, dari 141
among school Penelitian ini dilakukan responden remaja putri,
adolescents diantara 276 siswa dari hanya 56 (40%) yang
kelas 7 dan 8 dari 11 melakukan praktik
sekolah dengan kebersihan menstruasi
menggunakan kuesioner. dengan baik. Sekitr
Analisis deskriptif setengah responden
dilakukan dengan memiliki sikap positif
menganalisis terhadap masalah
pengetahuan, sikap, dan terkait manajemen
praktik remaja sekolah kebersihan menstruasi
tentang manajemen
kebersihan menstruasi
7. Gultie, T Age of Studi cross sectional - Pengetahuan
(2014) menarche and berbasis sekolah responden tentang
knowledge dilakukan dari November manajemen kebersihan
about 2012 hingga Juni 2013. sangat tinggi. Guru
menstrual Tekhnik pengambilan sekolah adalah sumber
hygiene sampel bertingkat. Peserta utama informasi.
management dipilih dengan lotre.
among Kuesioner yang telah teruji
adolescent sebelumnya dan
school girls in terstruktur digunakan.
Amhara Analisis multivariat
Province, digunakan untuk menilai
Ethiopia : efek independen dari
Implication to prediktor.
health care
workers and
school
teachers
8. Setyowat Improving Desain penelitian adalah - Terdapat perbedaan
i (2019) female eksperimen semu, pre- yang signifikan dalam
adolescents post-test dengan desain hal pengetahuan,
knowlwdge, kelompok kontrol dengan respon emosi, serta
emotional, 174 remaja putri dengan sebelum dan sesudah
response, and tekhnik stratified random intervensi pada
attitude toward sampling. Respon dibagi kelompok intervensi.
menarche menjadi 2 kelompok yaitu Regresi logistik
preparation kelompok kontrol dan menunjukkan bahwa
reproductive intervensi. Analisis data pendidikan reproduksi
health dengan uji chi-square, uji merupakan faktor yang
education McNemar, dan regresi paling berpengaruh
logistik. Kelompok pada pengetahuan
11

intervensi diberikan remaja putri, tanggapan


program menarcheal emosi, dan sikap
preparation penkes menghadapi menarche.
reproduksi dalam bentuk

booklet, sedangkan
kelompok tidak mengalami
intervensi.
12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja menandai masa pertumbuhan dan perkembangan

fisik, emosional, kognitif, dan perilaku, selama masa remaja anak

perempuan mengalami awal menarche yang menandakan transisi

masa pubertas (Gold-Watts, 2020)

Perkembangan lebih lanjut istilah adolescence sesungguhnya

memiliki arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental,

emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini didukung oleh piaget

(Hurlock, 1991) yang mengatakan bahwa secara psikologis remaja

adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam

masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa

dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa

sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini

mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia

pubertas. (Ali, 2015).

Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19

tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah

datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. secara tradisi

menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang

mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-

tugas sebagai wanita dewasa dan siap dinikahkan (Sibagariang, 2016).

12
13

2. Tahap-tahap Remaja

Perkembangan dari segi rohani atau kejiwaan juga melewati

tahapan-tahapan yang dalam hal ini dimungkinkan dengan adanya

kontak terhadap lingkungan atau sekitarnya. Masa remaja dibedakan

menjadi :

a. Masa remaja awal (10-13 tahun)

1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman

sebaya

2) Tampak dan merasa ingin bebas

3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan

keadaan tubuhnya dan mulai berfikir khayal (abstrak)

b. Masa remaja tengah (14-16 tahun)

1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri

2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan

jenis

3) Timbul perasaan cinta yang mendalam

4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin

berkembang

5) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

seksual

c. Masa remaja akhir (17-19 tahun)

1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri

2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap

dirinya

4) Dapat mewujudkan perasaan cinta


14

5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak

(Setyaningrum, 2015).

3. Perkembangan Remaja

Perkembangan merupakan proses belajar sosial yang

berkesinambungan. Perkembangan remaja ditandai dengan

perubahan fisik, kognitif maupun psikososialnya

a. Perubahan fisik

Perubahan fisik remaja merupakan perubahan secara biologis

yang ditandai dengan kematangan organ seks primer maupun

organ seks sekunder, yang dipengaruhi oleh kematangan hormon

seksual.

1) Ciri –ciri kelamin primer

a) Mulai berfungsinya organ reproduksi

Organ reproduksi pada laki-laki (testis) mulai berfungsi

menghasilkan hormon testosteron. Testosteron berfungsi

merangsang testis untuk menghasilkan sperma. Organ

reproduksi pada perempuan (ovarium) mulai memproduksi

hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini

mempengaruhi perkembangan organ reproduksi

perempuan. Selain ini, juga mempengaruhi ovulasi, yaitu

pematangan sel telur dan pelepasan sel telur dari ovarium.

b) Laki-laki mengalami mimpi basah dan perempuan

mengalami menstruasi. Seiring dengan produksi yang

sperma yang meningkat pada anak laki-laki terjadi mimpi

basah. Mimpi basah pertama dapat dijadikan tanda

bahwa seorang laki-laki telah akil balig. Organ reproduksi


15

yang telah aktif pada anak perempuan ditandai dengan

terjadinya menstruasi. Ketika memasuki masa pubertas,

indung telur (ovarium) pada perempuan mulai aktif dan

mampu menghasilkan sel telur atau (ovum).

2) Ciri-ciri kelamin sekunder

Ciri-ciri kelamin sekunder berupa perubahan fisik, terjadi pada

laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri kelamin sekunder pada

perempuan antara lain payudara tumbuh membesar,

tumbuhnya rambut diketiak dan disekitar alat kelamin, serta

membesarnya panggul. Ciri-ciri kelamin sekunder anak laki-

laki adalah tumbuhnya kumis dan jambang, tumbuhnya

rambut diketiak dan disekitar alat kelamin serta dada menjadi

lebih bidang.

b. Perkembangan Psikologis

Pertumbuhan fisik terutama organ-organ seksual mempegaruhi

berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan baru

seperti perasaan cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih

intim dengan lawanjenis. Pada usia remaja awal, perkembangan

emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat

terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat

negatif dan tempramental yaitu mudah tersinggung dan sedih

c. Perkembangan Sosial

Perkembanagn sosial remaja dipengaruhi oleh pengalaman sosial

yang dialami pada masa kanak-kanak. Dalam perkembangan

sosialnya remaja mulai memisahkan diri dari orangtua dan mulai

memperluas hubungan dengan teman sebaya (peer group).


16

Kelompok sebaya menjadi begitu berarti dan sangat berpengaruh

dalam kehidupan sosial remaja.

d. Perkembanagn Kepribadian

Banyak remaja yang menggunakan standar kelompok sebagai

dasar konsep mereka mengenai kepribadian “ideal” atau menilai

kepribadian mereka sendiri. Banyak kondisi dalam kehidupan

remaja yang turut membentuk pola kepribadian melalui

pengaruhnya pada konsep diri, diantaranya sama dengan kondisi

pada masa kanak-kanak tetapi banyak yang merupakan akibat

dari perubahan-perubahan fisik, dan psikologis yang terjadi

selama masa remaja.

e. Perkembangan Kognitif

Salah satu perkembangan remaja yang harus dilaluinya adalah

mampu berfikir secara lebih dewasa dan rasional, serta memiliki

pertimbangan yang lebih matang dalam menyesuaikan masalah.

Mereka harus mampu mengembangkan standar moral dan kognitif

yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dan menjamin konsistensi

yang membuat keputusan dan bertindak (Dieny, 2014).

4. Karakteristik Umum Perkembangan Remaja

Masa remaja merupakan peralihan anatara masa kehidupan anak-

anak dan masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya,

mereka sudah bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang

dewasa, tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa,

ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa. Oleh karena itu ada

sejumlah sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja, yaitu sebagai

berikut :
17

a. Kegelisahan

Sesuai dengan fase perkembangannya, remaja mempunyai

banyak idealisme, angan-angan atau keinginan yang hendak

diwujudkan di masa depan. Namun sebenarnya remaja belum

memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan

semua itu. Seringkali angan-angan dan keinginannya jauh lebih

besar dibandingkan dengan kemampuannya.

b. Pertentangan

Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada

pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orangtua

dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Oleh karena itu,

remaja sering mengalami kebingungan karena sering terjadi

pertentangan pendapat antar mereka dengan orangtua.

Pertentangan yang sering terjadi itu menimbulkan keinginan

remaja untuk melepaskan diri dari orangtua kemudian

ditentangnya sendiri karena dalam diri remaja ada keinginan untuk

memperoleh rasa aman. Remaja sesungguhnya belum begitu

berani mengambil resiko dari tindakan meninggalkan lingkungan

keluarganya yang jelas aman bagi dirinya. Tambahan pula

keinginan melepaskan diri itu belum disertai dengan kesnggupan

untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orangtua dalam soal

keuangan. Akibatnya, pertentangan yang sering terjadi itu akan

menimbulkan kebingungan dalam diri remaja itu sendiri maupun

pada orang lain.

c. Mengkhayal

Keinginan untuk menjelajah dan bertualangan tidak semua

tersalurkan. Biasanya hambatannya dari segi keuangan atau


18

biaya. Sebab menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan

membutuhkan biaya yang banyak, padahal kebanyakan remaja

hanya memperoleh uang dari orangtuanya. Akibatnya mereka lalu

mengkhayal, mencari kepuasan bahkan, bahkan menyalurkan

khayalannya melalui dunia fantasi. Khayalan remaja putra berkisar

soal prestasi dan jenjang karier. Sedangkan remaja putri lebih

mengkhayalkan romantuka hidup. Khayalan ini tidak selamanya

bersikap negatif. Sebab khayalan ini kadang-kadang

menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya timbul

ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.

d. Aktivitas berkelompok

Berbagai macam keinginan remaja seringkali tidak dapat terpenuhi

karena bermacam-macam kendala, dan yang sering terjadi adalah

tidak tersedianya biaya. Adanya bermacam-macam larangan dari

orangtua seringkali melemahkan atau bahkan mematahkan

semangat para remaja. Kebanayakan remaja menemukan jalan

keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan rekan

sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan

suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala

dapat diatasi bersama-sama.

e. Keinginan mencoba segala sesuatu

Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high

curiosity). Karena didorong rasa ingin tahu yang tinggi, remaja

cenderung ingin bertualang, menjelajah sesuatu dan mencoba

segala sesuatu yang belum pernah dialaminya (Ali, 2015).

5. Penyebab Perubahan Pada Masa Pubertas


19

Usia mulainya pubertas dan perkembangannya dipengaruhi oleh

berbagai faktor biologis, psikososial dan lingkungan. Faktor terpenting

tampaknya adalah kesehatan umum individu. Sebelum anak matang

secara seksual, pengeluaran hormon seks jarang terjadi. Akan tetapi,

dengan semakin meningkatnya jumlah hormon yang dikeluarkan,

struktur dan fungsi organ-organ seks akan semakin matang. Hubungan

yang erat antara kelenjar pituitary yang ada pada dasar otak telah

terbentuk dengan gonad atau kelenjar seks. Jadi ada tiga hal yang

menjadi penyebab masa puber, yaitu :

a. Peran kelenjar pituitary

Kelenjar pituitary memproduksi dua hormon, yaitu hormon

pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya

individu, hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk

meningkatkan aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber, jumlah

hormon gonadotropik bertambah secara bertahap, demikian pula

kepekaan gonad terhadap hormon gonadotropik. Dalam keadaan

itulah terjadinya perubahan-perubahan masa puber.

b. Peranan Gonad

Seiring pertumbuhan dan perkembangan gonad, bertambah

besarlah organ-organ seks, yaitu ciri-ciri seks primer dan fungsinya

pun menjadi matang. Begitu pula ciri-ciri seks sekunder seperti

berkembangnya rambut kemaluan.

c. Interaksi kelenjar pituitary dan gonad

Hormon yang telah diproduksi gonad, yang telah dirangsang oleh

hormon gonadotropik yang diproduksi oleh kelenjar pituitary,

kemudian bereaksi terhadap kelenjar ini dan secara berangsur-

angsur mengakibatkan penurunan jumlah kromosom hormon


20

pertumbuhan yang diproduksi sehingga menjadikan proses

pertumbuhan terhenti. Interaksi antara hormon gonadotropik dan

gonad terus berlangsung sepanjang reproduksi individu, kemudian

berkurang secara perlahan saat wanita mendekati menopause.

Gambar 2.1 H-P-O Fetus Pubertas

B. MENARCHE

1. Pengertian Menarche

Menarche adalah proses fisiologis alami dan pertanda

kesehatan fisik yang baik, meskipun demikian banyak anak perempuan

terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah memulai

menstruasi mereka tanpa persiapan selama menstruasi dan tidak yakin

kapan dan dimana mencari bantuan informasi tentang menstruasi.

(Sychareun, 2020).

Gejala yang sering menyertai menarche adalah rasa tidak

nyaman disebabkan karena selama menstruasi volume air di dalam

tubuh kita berkurang. Gejala lain yang dirasakan yaitu sakit kepala,

pegal-pegal di kaki dan di pinggang untuk beberapa jam, kram perut

dan sakit perut. Sebelum periode ini terjadi biasanya ada beberapa
21

perubahan emosional, perasaan suntuk, marah dan sedih yang

disebabkan oleh adanya pelepasan beberapa hormon (Proverawati,

2014).

2. Saat Menstruasi Pertama Datang

Perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti

perasaan seorang wanita yang mengalami menstruasi untuk pertama

kali (menarche). Menstruasi pertama atau menarche adalah hal yang

wajar yang pasti dialami oleh setiap wanita normal dan tidak perlu

digelisahkan. Namun hal ini akan semakin parah apabila pengetahuan

remaja mengenai menstruasi ini sangat kurang dan pendidikan dari

orang tua yang kurang. Adanya anggapan orang tua yang salah bahwa

hal ini merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan dan

menganggap bahwa anak akan tahu dengan sendirinya, menambah

rumitnya permasalahan.

Gejala menjelang menstruasi terjadi hampir di seluruh bagian

tubuh, dan berbagai sistem yang ada dalam tubuh, antara lain adanya

rasa nyeri di payudara, sakit pinggang, pegal linu, perasaan seperti

kembung, muncul jerawat, lebih sensitif, mudah marah (emosional) dan

kadang timbul perasaan malas. Berbagai perubahan selama pubertas

bersamaan dengan terjadinya menarche meliput thelarche, adrenarche,

pertumbuhan badan lebih cepat dan perubahan psikis.

Thelarche (perkembangan payudara), terjadi paling awal pada

usia kurang dari 10 tahun (8-13 tahun). Pembesaran payudara pada

saat pubertas disebabkan oleh sekresi hormon estrogen yang

mendorong terjadinya penimbunan lemak di jaringan payudara.

Sedangkan adrenarche (pubarche atau perkembangan rambut aksila


22

dan pubis) terjadi ketika anak berusia 11 tahun dan karena lonjakan

sekresi androgen adrenal pada pubertas, bukan akibat estrogen.

Kemudian diikuti dengan pertumbuhan badan yang cepat, bisa terjadi

setelah 2 tahun thelarche atau 1 tahun sebelum menarche. Hal ini

karena dipengaruhi oleh growth hormon, estradiol dan insulin like-

growth factors (IGF-I) atau somatomedin-C.

Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai.

Menstruasi terjadi saat lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar

yang dikenal dengan istilah darah menstruas. Dalam keadaan normal,

setiap wanita yang telah memasuki usia subur akan melepaskan satu sel

telur (ovum). Ovum akan dihasilkan dan dilepaskan oleh indung telur

(ovarium). Ovum yang telah dilepaskan tersebut akan berjalan masuk ke

dalam rahim melalui saluran telu. Bila pada saat itu ada sel-sel sperma

yang masuk dan bertemu, dapat terjadi pembuahan yang berlanjut

menjadi kehamilan. Untuk mempersiapkan kehamilan yangmungkin

terjadi dinding rahim akan menebal. Penebalan yang disebabkan oleh

faktor hormonal ini berguna agar rahim siap menerima mudigah yang

akan tertanam disana. Bila kehamilan tidak terjadi, kadar hormon (yang

membuat rahim menebal) akan turun. Akibatnya dinding rahim sebelah

dalam akan luruh dan terjadilah menstruasi (Proverawati, 2014).


23

Gambar 2.2 H-P-O Fetus Pubertas ( Telarche, Pubarche, Menarche)

3. Perubahan yang Terjadi Saat Menarche

Perubahan fisik yang terjadi pada waktu menarche adalah :

a. Buah dada yang mengembang

b. Puting menonjol keluar

c. Panggul melebar

d. Rambut tumbuh di ketiak dan sekitar alat kelamin. Rambut juga

tumbuh sedikit lebih banyak di lengan dan tungkai

e. Bentuk tubuh menjadi sedikit lebih bulat karena lemak mulai

menumpuk

f. Alat kelamin warnanya menjadi lebih gelap dan lebih berotot

g. Cairan yang keluar dari vagina lebih nyata terlihat

h. Mulai datang bulan (menstruasi)

4. Fisiologi Menarche

Pada siklus haid endometrium dipersiapkan secara teratur untuk

menerima ovum setelah terjadi ovulasi, dibawah pengaruh secara ritmik

hormon-hormon ovarium yaitu estrogen dan progesteron. Proses

ovulasi harus ada suatu kerja sama yang harmonis antara korteks

serebri, hipotalamus, hipofesis, dan ovarium selain itu juga dipengaruhi

oleh glandula tireodea, korteks adrenal, dan kelenjer endokrin lain.

Pada tiap siklus haid FSH (follicle stimulating hormone) dikeluarkan

oleh lobus hipofise yang menimbulkan beberapa folikel primer yang

dapat berkembang dalam ovarium. Folikel ini akan berkembang menjadi

folike de graaf yang membuat estrogen.


24

Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga lobus anterior

hipofise dapat mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yakni

LH (luteinizing hormone). Produksi kedua hormon gonadotropin (FSH

dan LH) adalah dibawah pengaruh releasing hormon (RH) yang

disalurkan dari hipotalamus ke hipofise. Penyaluran RH ini sangat

dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap

hipotalamus. Selain itu juga mendapat dari luar, seperti cahaya, bau-

bauan melalui bulbus olfaktorius, dan hal-hal psikologik.

Bila penyaluran releasing hormon berjalan baik maka produksi

gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de graaf selanjutnya

makin lama makin menjadi matang dan makin banyak berisi likuor

follikuli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh

terhadap endometrium yang menyebabkan endometrium tumbuh dan

berproliferasi disebut masa proliferasi di bawah pengaruh LH folikel de

graaf menjadi lebih matang, mendekati permukaan ovarium, dan

kemudian terjadilah ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus

rubrum, yang akan menjadi korpus luteum di bawah pengaruh hormon

LH dan LTH (luteotrophic hormone).

Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Progesteron ini

mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berprofilerasi

dan menyebabkan kelenjer- kelenjer berkeluk-keluk dan bersekresi

(masa sekresi). Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum

berdegenerasi dan mengakibatkan kadar estrogen dan pogresteron

menurun. Menurunnya kadar estrogen dan pogresteron menimbulkan

efek pada arteri yang berkeluk-keluk di endometrium. Tampak diletasi

dan statis dengan hiperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia.
25

Setelah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan

endometrium yang nekrotik. Proses ini disebut haid atau mensis.

5. Macam-macam Menarche

a. Menarche normal

Menarche adalah haid yang pertama yang terjadi pada seorang

wanita pada usia 12-14 tahun.

b. Menarche dini ( menarche prekoks)

Pada menarche dini hormon gonadotropin diproduksi sebelum anak

berumur 8 tahun sudah ada haid sebelum usia 10 tahun. Hormon ini

merangsang ovarium, sehingga ciri-ciri kelamin sekunder, menarche

dan kemampuan reproduksi terdapat sebelum waktunya. Menarche

dini disebabkan antara lain karena kelainan di sekitar hipotalamus

dan hipofisis serta tumbuhnya karsinoma ovarii yang mengeluarkan

Human Chorionic Gonadotropin (HCG).

c. Menarche tarda

Menarche tarda adalah menarche yang baru datang setelah usia 14

tahun, yang disebabkan oleh faktor herideter, gangguan kesehatan

dan kekurangan gizi. Maka dengan peningkatan kesehatan, gejala

pubertas tarda dapat sembuh dengan spontan.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usia Menarche

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi usia menarche yaitu

a. Rangsangan audio visual

Faktor penyebab menstruasi dini juga datang dari rangsangan audio

visual, baik berasal dari percakapan maupun tontonan dari film-film

atau internet berlabel dewasa, vulgar, atau mengumbar sensualitas.

Rangsangan dari telinga dan mata tersebut kemudian merangsang

sistem reproduksi dan genital untuklebih cepat matang.


26

Keterpaparan media massa cetak dan elektronik (majalah, film,

televisi) memiliki keterkaitan dengan kecepatan usia pubertas

remaja yang kemudian menyebabkan menarche lebih cepat pada

remaja putri

b. Ras

Dalam penelitian yang melihat apakah ada perbedaan usia antara

anak perempuan kulit hitam dan kulit putih saat pertama kali

mengalami menstruasi dengan faktor-faktor seperti berat badan,

tinggi badan, atau ketebalan lipat kulit (ukuran lemak tubuh). Peneliti

mendapat hasil lebih 40% anak perempuan kulit hitam mengalami

menstruasi pertama sebelum usia 11 tahun dibandingkan anak

perempuan kulit putih. Sekitar 10% anak perempuan kulit putih dan

15% anak perempuan kulit hitam mulai mengalami menstruasi

sebelum usia 11 tahun, keadaan ini disebut menarche dini.

c. Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi keluarga mempunyai peran yang cukup tinggi

dalam hal percepatan umur menarche saat ini. Hal ini berhubungan

karena tingkat sosial ekonomi pada suatu keluarga akan

mempengaruhi kemampuan keluarga di dalam hal ketersediaan

pangan rumah tangga yang berdampak pada kecukupan gizi

keluarga, terutama gizi anak perempuan dalam keluarga yang dapat

mempengaruhi usia menarche-nya.

d. Statua Gizi

Penurunan usia menarche remaja putri berkaitan dengan asupan zat

gizi. Asupan serat yang rendah dan asupan lemak berlebih diduga

berhubungan dengan penurunan usia menarche remaja putri.


27

Disebutkan bahwa usia menarche dapat dipengaruhi oleh asupan

energi dan asupan protein. Konsumsi makanan tinggi lemak dapat

menyebabkan penumpukan lemak di jaringan adiposa yang

berhubungan dengan peningkatan kadar leptin. Leptin akan

memacu pengeluaran GnRH yang selanjutnya mempengaruhi

pengeluaran FSH dan LH dalam merangsang pematangan folikel

dan pembentukan estrogen. Asupan protein hewani juga dikaitkan

dengan penurunan usia menarche, sedangkan asupan protein

nabati berhubungan dengan keterlambatan usia menarche karena

mengandung isoflavon

e. Genetik atau keturunan

Status menarche dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan.

Bukti bahwa usia menarche dipengaruhi oleh faktor genetik adalah

studi- studi yang menunjukan kecenderungan usia ibu saat

menarche untuk memprediksi usia menarche putrinya

C. MENSTRUASI

1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi merupakan proses fisiologis alami yang memerlukan

penanganan yang tepat, haid dikaitkan dengan makna agama dan

budaya yang dapat mempengaruhi persepsi anak perempuan serta

cara orang dewasa menanggapi kebutuhan mereka (Chandra-Mouli,

2017).

Menstruasi adalah luruhnya lapisan dalam dinding rahim (lapisan

mukosa uterus) yang banyak mengandung pembuluh darah yang

terjadi secara berkala dan dikeluarkan melalui vagina, atau pendarahan

periodic melalui vagina yang terjadi dengan pelepasan mukosa uterus


28

(endometrium). Lapisan ini dibentuk sebagai persiapan jika sel telur

(ovum) berhasil dibuahi oleh sel sperma (spermatozoid). Jika sel telur

tidak dibuahi, maka lapisan jaringan ini akan meluruh (Citrawathi, 2014).

2. Fisiologis Siklus Menstruasi

Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara

hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan

terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal,

ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena

tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-

perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.

Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan

progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel

ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh

sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling

berpengaruh adalah estradiol. Estrogen bertanggung jawab terhadap

perkembangan dan pemeliharaan organorgan reproduktif wanita dan

karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa.

Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan

payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus.

Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi

dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan

hormon yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang

merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi

ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi progesteron

berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan

kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh

ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat


29

dalam perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido

wanita.

Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai

2-3 tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18

tahun. Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi

dapat dikemungkakan bahwa setiap penyimpangan system akan

terjadi penyimpangan pada partum umun menstruasi. Pada umumnya

menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama

perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang

sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat

dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah.

Siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 21-35 hari. Walaupun

hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua perempuan memiliki siklus

menstruasi yang sama. Terkadang siklus menstruasi terjadi setiap 21

hingga 30 hari. Umumnya menstruasi berlangsung selama 5 hari,

namun terkadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 sampai 7 hari.

Siklus menstruasi yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat

faktor hormonal. Seorang perempuan yang memiliki hormon estrogen

dan progesteron yang berlebihan dapat memungkinan terjadinya

menstruasi dalam waktu yang lebih cepat (Salangka, 2018)


30

.
Gambar 2.3 Siklus Menstruasi

Bagian - bagian Siklus Menstruasi

Ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi yaitu:

a. Siklus Endomentrium

Siklus endometrium terdiri dari empat fase, yaitu :

1. Fase menstruasi

Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan

disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya

stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari

(rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen,

progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar

terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating

Hormon) baru mulai meningkat

2. Fase proliferasi

Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang

berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 darisiklus

haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28


31

hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara

lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang

perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh

menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari

semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi

tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel

ovarium.

3. Fase sekresi/luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga

hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase

sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan

sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan

halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi

kelenjar.

4. Fase iskemi/premenstrual

Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7

sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan

dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan

progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan

progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga

suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi

nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan

perdarahan menstruasi dimulai.

b. Siklus Ovulasi

Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang

menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan


32

LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang

pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi

oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu

sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh

FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi

mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih,

oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai

berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai

puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi

baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi

implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun.

Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan

dan akhirnya luruh.

c. Siklus Hipofisis-hipotalamus
33

Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen

dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang

rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk

mensekresi Gn-RH (gonadotropin realising hormone). Sebaliknya,

Gn-RH menstimulasi sekresi FSH (folikel stimulating hormone).

FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan

produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH

hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan LH

(lutenizing hormone). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13

atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan

implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh

karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi

menstruasi.

Gambar 2.4 Hipotalamus Hipofisis Ovarium (Persiapan

Preovulasi)

3. Hormon yang mengontrol siklus menstruasi

Menstruasi merupakan hasil kerja sama yang sangat rapi dan

baku dari hypothalamus-pituitary-ovarian endocrine axis. Hipotalamus


34

memacu kelenjar hipofisis dengan mensekresi gonadotropin-releasing

hormone (GnRH) suatu deka-peptide yang disekresi secara pulsatif

oleh hipotalamus. Pulsasi sekitar 90 menit, mensekresi GnRH melalui

pembuluh darah kecil di sistem portal kelenjar hipofisis anterior,

gonadotropin hipofsis memacu sintesis dan pelepasan FSH (follicle-

stimulating hormone) (FSH) dan LH (luteinizing-hormone).

FSH adalah hormon glikoprotein yang memacu pematangan

folikel selama fase folikuler dari siklus. FSH juga membantu LH

memacu sekresi hormon steroid, terutama estrogen oleh sel granulosa

dari folikel matang. LH berperan dalam steridogenesis dalam folikel

dan penting dalam ovulasi yang tergantung pada mi-cycle surge dari

LH. Aktivitas siklik dalam ovarium atau siklus ovarium dipertahankan

oleh mekanisme umpan balik yang bekerja antara ovarium,

hipotalamus, dan hipofisis

Ga
mbar 2.5 Mekanisme Umpan Balik Hormon Yang Berperan
Dalam Siklus Menstruasi
4. Hal – hal yang perlu di perhatikan pada saat menstruasi yaitu:

Pada saat menstruasi, dinding rahim mudah sekali terkena infeksi.

Oleh karenanya, wanita harus mempraktikkan kebersihan sesuai

standar kesehataan karena bakteri mudah masuk ke Miss V dan dapat


35

menyebabkan penyakit yang merusak seluruh system reproduksi.

Pada saat menstruasi, beberapa wanita merasakan sakit di sekitar

pinggang dan pinggul. Hal ini terjadi karena tertariknya otot rahim.

Untuk melaksanakan kebersihan sesuai standar kesehatan,

ketika menggunakan pembalut selama menstruasi, wanita harus

menggantinya sebanyak 2-3 kali per hari, dan setelah mandi dan

buang air kecil bisa setiap 3-4 jam. Hal ini untuk menghindari iritasi.

Patut diketahui bahwa darah merupakan media yang baik bagi

pertumbuhan kuman, jadi sebaiknya penggantian pembalut

diperhatikan. Ketika menggunakan pembalut dan menggantinya,

cucilah dengan bersih, kemudian dibungkus dengan kertas, dan

membuangnya ditempat sampah. Pembalut kain, lebih bagus

direndam diair hangat dengan deterjen di ember tertutup sebelum

mencucinya (Proverawati, 2017).

5. Gangguan dan kelainan menstruasi

Etiologi gangguan menstruasi pada perempuan dapat berasal dari

gangguan ketidakseimbangan hormonal, permasalahan pada struktur

organ reproduksi, adanya infeksi, dan faktor lain yang tidak diketahui

secara pasti. Jenis gangguan menstruasi yang banyak dialami

perempuan antara lain : disfungsi perdarahan uterus, dismenorea

(nyeri saat menstruasi), sindrom premenstrual, dan amenore (tidak

menstruasi). Gangguan menstruasi dibagi berdasarkan tingkat

ketidaknyamanan (nyeri atau tidak), jumlah darah yang keluar dan

masalah keteraturan siklus menstruasi (Afiyanti, 2016).

Macam-macam kelainan menstruasi antara lain :

a. Amenorea
36

Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3

bulan berturut turut. Amenorea terbagi 2 yaitu

1. Amenorea primer

Apabila seorang wanita berusia 18 tahun keatas tidak pernah

mendapat haid, wanita dengan usia 14 tahun pertumbuhan

seks sekunder belum tampak, tidak haid atau telah mencapai

usia 16 tahun seks sekunder tumbuh.

2. Amenorea sekunder

Wanita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak

mendapat haid lagi, wanita usia reproduksi, pernah haid tetapi

haidnya tidak datang selama 3 bulan berturut-turut.

b. Polimenorea

Polimenorea adalah siklus haid lebih pendek dari biasanya atau

haid terlalu sering (<21 hari). Penyebabnya adalah gangguan

hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau menjadi

pendeknya mpasa luteal endometriosis, peradangan ovarium

c. Oligomenorea

Oligomenorea adalah siklus haid lebih panjang/haid jarang (>35

hari). Penyebabnya adalah fase folikuler yang memanjang dan

fase sekresi yang memanjang.

d. Menoragia

Menoragia adalah perdarahan siklik > 8 hari dengan jumlah

darah banyak dari normal. Penyebabnya adalah kelainan uterus :

myoma uteri, hyperplasia endometrium, infeksi genetalia interna

dan kelainan darah serta gangguan fungsional (gangguan

endokrinologik).

e. Metroragia
37

Metroragia adalah perdarahan yang terjadi tanpa ada hubungan

dengan siklus haid. Penyebabnya adalah kelainan organik dan

endokrinologik (Dewi, 2013).

6. Dismenorea

Dismenorea adalah salah satu permasalahan di masyarakat

khususnya bagi wanita. Faktor risiko wanita mengalami dismenorea

diantarannya adalah usia menarche, perokok, kurang olahraga,

obesitas, konsumsi alkohol, stres dan abnormalitas organ reproduksi

wanita.

Dismenorea adalah nyeri selama masa menstruasi ditandai

dengan adanya kram di bagian perut bawah yang sedemikian

hebatnya hingga menyebabkan penderita harus beristirahat atau

meninggalkan kegiatannya sehari-hari untuk beberapa jam atau

beberapa hari. Angka kejadian di Indonesia yang mengalami

dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan yang lainnya adalah

penderita dismenorea sekunder. 14% dari pasien remaja sering tidak

bisa menjalani aktivitas di sekolah disebabkan oleh dismenorea.

a. Dismenorea Primer

Dismenorea primer merupakan nyeri haid yang tidak berhubungan

dengan kelainan alat-alat genital atau penyebab fisik yang nyata.

Nyeri haid akan timbul sebelum atau bersama dengan awal siklus

menstruasi yang berlangsung selama beberapa menit hingga

beberapa jam, biasanya selama 8-72 jam. Pada siklus menstruasi

pada bulan pertama setelah menars biasanya berjenis

anovulatoar atau tidak disertai oleh ovum, itu sebabnya


38

dismenorea primer biasa terjadi setelah 6-12 bulan semenjak

menarche. Sifat dismenorea primer ialah rasa nyeri kejang

berjangkit- jangkit, terbatas pada perut bagian bawah tetapi nyeri

dapat menjalar ke daerah pinggang dan paha. Nyeri tersebut dapat

disertai keluhan muntah, rasa mual, sakit kepala, iritabilitas, diare,

dan sebagainya.

b. Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder adalah keluhan nyeri haid yang terjadi

akibat beberapa kondisi patologis atau adanya kelainan pada alat-

alat genital seperti endometriosis, adenomiosis uteri, salfingitis,

dan sebagainya. Keluhan nyeri pada dismenorea primer sering

dialami pada usia > 30 tahun, dimana seiring waktu dapat

meningkatkan rasa nyeri dan memperburuk keluhan karena

bertambahnya umur. Karakteristik dismenorea sekunder dapat

dirasakan dengan keluhan yang berbeda-beda sesuai kelainan

patologis panggul yang dialami

Berdasarkan tingkatan rasa nyeri Dismenorea :

a. Dismenorea ringan : rasa nyeri akan hilang bila untuk istirahat

sejenak, minum hangat, tidak menggangu kegiatan sehari-

hari, kerja, kuliah dll.

b. Dismenorea sedang : rasa nyeri tidak hilang dengan istirahat,

sehingga memerlukan pertolongan dengan minum obat

penghilang rasa nyeri yg akan semakin meningkat pada siklus

berikutnya

c. Dismenorea berat : rasa nyeri hebat dan tidak hilang dengan

minum obat, keringat dingin, bahkan bisa sampai pingsan


39

7. Manfaat menstruasi

a. Tubuh mengalami sinkronisasi

Dr. Cheryl Pagel, dokter keluarga dari Banner Good Samaritan

Medical Center mengungkapkan bahwa perempuan yang

mendapatkan menstruasi setiap bulannya merupakan bukti

bahwa tubuhnya melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan.

Hal ini berarti tubuh berada dalam kondisi sinkron dan

merupakan salah satu indikator kesehatan yang baik.

b. Tubuh mengalami hal yang positif

Menstruasi setiap bulan adalah cara yang alami untuk

mengatakan bahwa seseorang tidak terlalu gemuk dan tidak

terlalu kurus. Hal ini karena jika seseorang memilih tubuh yang

terlalu gemuk maka lemak yang terakumulasi akan

menyebabkan menstruasi tidak teratur. Demikian pula dengan

tubuh yang terlalu kurus juga bisa membuat menstruasi tidak

teratur.

c. Membersihkan tubuh

Menstruasi yang datang setiap bulan bisa membantu

melepaskan bakteri dari sistem reproduksi dan memungkinkan

tubuh untuk menghilangkan kelebihan zat besi, sehingga dapat

menurunkan resiko alzheimer, penyakit jantung dan stroke.

d. Hidup lebih lama dan bahagia

Penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih sering berusia

panjang dibanding pria. Kondisi ini karena adanya kelebihan zat

besi yang hilang saat menstruasi, sehingga memungkinkan

terjadinya proses pembersihan tubuh seperti yang disebutkan


40

pada poin sebelumnya.

e. Membuat penampilan lebih baik dan nyaman

Sebagian besar perempuan mengetahui bahwa PMS bisa

mendatangkan efek buruk seperti kembung, jerawat, kelelahan,

atau payudara yang sakit. Tetapi setelah menstruasi datang dan

berakhir, biasanya perempuan akan merasa lebih baik dan lebih

nyaman. Perubahan hormonal yang terjadi akan memberikan

efek signifikan setelah menstruasi berlangsung sekitar 3-4 hari

(Laila, 2014)

D. Konsep Penyuluhan Kesehatan

1. Definisi Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah suatu proses yang direncanakan

dengan sadar untuk menciptakan peluang bagi individu-individu untuk

senantiasa belajar memperbaiki kesadaran (literacy) serta

meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya (life skills) demi

kepentingan kesehatannya.

Notoatmodjo juga menjelaskan bahwa penyuluhan kesehatan

adalah proses memberikan informasi tentang cara-cara mencapai hidup

sehat, cara pemeliharaan kesehatan serta pencegahan terhadap

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan yang

kemudian memberikan perubahan pada sikap yang lebih positif

sehingga seseorang tersebut memiliki kesadaran untuk berperilaku

sesuai dengan pengetahuan yang diperolehnya. Hasil perubahan yang

didapat akan bersifat langgeng karena didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012).

2. Tujuan
41

Tujuan penyuluhan dalam pendidikan kesehatan adalah sebagai

berikut:

a. Memberikan peserta didik pengetahuan tentang ilmu kesehatan,

termasuk cara hidup sehat dan teratur.

b. Memberikan peserta didik nilai dan sikap yang positif terhadap

prinsip hidup sehat.

c. Memberikan keterampilan tentang pertolongan dan pemeliharaan

kesehatan.

d. Menjadikan peserta didik terbiasa dengan kehidupan sehari-hari

yang sesuai dengan syarat kesehatan.

e. Memberikan peserta didik suatu motivasi agar mampu menularkan

perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

f. Menanamkan kepada peserta didik bahwa mengutamakan

pencegahan lebih baik dari mengobati penyakit.

g. Memberikan peserta didik ketahanan yang kuat terhadap perilaku

yang tidak sesuai dengan kesehatan.

h. Menjadikan peserta didik mampu mengoptimalkan derajat

kesehatannya.

Penyuluhan kesehatan bertujuan untuk mendapatkan suatu

perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku baik dari individu, keluarga,

kelompok atau komunitas bahkan masyarakat untuk memelihara

kesehatan yang optimal. Selain itu, penyuluhan kesehatan memiliki

tujuan yang memiliki tahapan yaitu untuk jangka panjang, penyuluhan

akan mengoptimalkan status kesehatan, dalam jangka menengah akan

terbentuk perilaku sehat dan dalam jangka pendek akan terbentuk


42

pengetahuan, sikap dan norma dari seseorang yang mendapat peny

uluhan.

3. Metode

Dalam memberikan penyuluhan kesehatan, harus

mempertimbangkan metode yang akan digunakan dengan melihat

bagaimana sasaran dan jumlahnya. Berdasarkan besarnya jumlah

sasaran, metode penyuluhan kesehatan dibagi sebagai berikut:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan

Penyuluhan kesehatan perorangan ini ditujukan kepada seseorang

atau individu yang memiliki ketertarikan terhadap suatu masalah

kesehatan, baik karena pernah mengalami sendiri masalah

kesehatan ataupun ketertarikan berdasarkan pengalaman orang lain.

Memberikan penyuluhan kesehatan kepada perseorangan juga harus

mempertimbangkan karakteristik individunya seperti tingkat

pendidikan, usia, suku bangsa, ekonomi, dan pekerjaan. Pendekatan

yang dapat digunakan yaitu bimbingan/konseling dan wawancara.

b. Penyuluhan kesehatan kelompok masyarakat

Memberikan penyuluhan kepada sasaran kelompok masyarakat

selain harus mempertimbangkan karakteristik usia, suku bangsa,

pekerjaan dan pendidikan, tempat dan waktu memberikan

penyuluhan, jumlah kelompok serta homogenitas kelompok juga

harus diperhatikan. Metode yang dapat digunakan yaitu ceramah dah

seminar.

Sedangkan bila jumlah sasaran adalah kelompok kecil (kurang dari

15 orang), metode yang dapat digunakan adalah diskusi kelompok,


43

curah pendapat atau dengar pendapat (brain sorming), bermain

peran (role play) dan kelompok-kelompok kecil.

c. Penyuluhan kesehatan massa/public

Pemberian penyuluhan kesehatan dengan sasaran massa, biasanya

tidak memperhatikan homogenitas sasarannya. Hal ini disesuaikan

dengan tujuan penyuluhan yang biasanya adalah untuk menggugah

massa terkait masalah kesehatan yang baru seperti HIV, AIDS, flu

burung, masalah sampah, sanitasi lingkunhan dan sebagainya.

Metode yang biasa digunakan adalah memanfaatkan media

komunikasi yang bersifat massal seperti media cetak, media

elektronik.

Ceramah adalah metode penyampaian informasi dan pengetahuan

dengan cara lisan kepada sekelompok masyarakat yang pada

umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan

sebagai salah satu metode yang paling ekonomis untuk

penyampaikan informasi dan paling efektif dalam mengatasi

kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan

daya beli serta daya paham peserta. Adapun kelebihan metode

ceramah adalah penceramah mudah menguasai kelompok,

pemceramah mudah menerangkan banyak bahan ajar berjumlah

besar, dapat diikuti sejumlah orang dan mudah dilaksanakan.

4. Media

Dalam menyampaikan penyuluhan kesehatan, diperlukan media

yang berguna untuk mempermudah proses penyampaian sekaligus

mempercepat penyerapan informasi pendidikan yang diterima sasaran.

Media penyuluhan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

a. Media cetak
44

Beberapa media cetak yang dapat digunakan adalah, Booklet,

Leaflet, Flyer (selebaran), Flipchart (lembar balik), surat kabar,

majalah, tabloit, jurnal, foto.

b. Media elektronik. Media elektronik yang dapat digunakan adalah

Televisi, Radio, Slide, Film, Film Strip, ICT.

c. Media papan (Billboard) (Arissa, 2017).

5. Media Booklet

Booklet merupakan sebuah buku yang digunakan untuk

menampilkan berbagai catatan dengan tulisan dan gambar dengan

tampilan yang menarik (Imtihana, 2014). Hal yang sama juga

disampaikan oleh Collin (2015) bahwa booklet adalah buku kecil dan tipis

yang memiliki sampul kertas dan memiliki informasi tentang sesuatu.

Booklet memiliki beberapa manfaat antara lain :

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara

komunikan dengan sumber belajar

d. Memungkinan komunikan belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori kinestetiknya.

e. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi yaitu

komunikator, bahan pembelajaran, media pembelajaran, komunikan,

dan tujuan pembelajaran (Daryanto, 2013)

6. Media Leaflet

Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui

lembaran yang dilipat. Adapun keuntungan menggunakan Leaflet antara


45

lain sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena

mengurangi kebutuhan mencatat. Sasaran dapat melihat isinya disaat

santai dan sangat ekonomis. Berbagai informasi dapat diberikan atau

dibaca oleh anggota kelompok sasaran sehingga bisa didiskusikan dan

dapat memberikan informasi yang detail yang mana tidak dapat diberikan

secara lisan, mudah dibuat, diperbanyak, dan diperbaiki serta mudah

disesuaikan dengan kelompok sasaran.

Media Leaflet ini memiliki keunggulan yaitu sederhana dan murah,

serta orang yang membacanya pada saat santai sehingga para

pembacanya dapat menyesuaikan dan belajar mandiri. Sementara itu ada

beberapa kelemahan dari Leaflet yaitu, tidak tahan lama dan mudah

hilang, leaflet akan menjadi percuma jika sasaran tidak diikutsertakan

secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang baik. Ketika kita

membuat leaflet, banyak yang harus kita perhatikan dalam

pembuatannya, seperti :

a. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai.

b. Tuliskan apa tujuannya.

c. Tentukan isi singkat hal-hal yang harus ditulis dalam leaflet.

d. Kumpulkan tentang subyek yang akan disampaikan.

e. Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya

bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya.

f. Buatkan konsepnya. (Novilia, 2017)

E. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan
46

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,

dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu

ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah

mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa

peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan

formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung

dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua aspek ini

akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif

terhadap objek tertentu.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik ddari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)
47

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat diihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)
48

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain :

a. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh

pertama bagi seseorang, dimana seseorang dpat mempelajari hal-

hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat

kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh

pengalaman yang akan berpengarh pada cara berpikir seseorang.

b. Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang

mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu

pengetahuan.

c. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi.

d. Informasi

Informasi tidak terlepas dari sumber informasinya. Sumber

informasinya adalah asal dari suatu informasi atau data yang


49

diperoleh. Sumber informasi ini dikelompokkan dalam tiga

golongan, yaitu :

1) Sumber informasi documenter

merupakan sumber informasi yang berhubungan dengan

dokumen resmi maupun dokumen tidak resmi. Dokumen

resmi adalah bentuk dokumen yang diterbitkan maupun yang

tidak diterbitkan di bawah tanggung jawab instansi resmi.

Dokumen tidak resmi adalah segala bentuk dokumen yang

berada atau menjadi tanggung jawab dan wewenang badan

instansu tidak resmi atau perorangan. Sumber primer atau

sering disebut sumber data dengan pertama dan hukum

mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadao

informasi tersebut.

2) Sumber kepustakaan

Kita telah mengetahui bahwa di dalam perpustakaan

tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dan

berbagai disiplin ilmu dari buku, laporan-laporan penelitian,

majalah, ilmiah, jurnal, dan sebagainya

3) Sumber informasi lapangan

Sumber informasi akan mempengaruhi bertambahnya

pengetahuan seseorang tentang suatu hal sehingga informasi

yang diperoleh dapat terkumpul secara keseluruhan ataupun

sebagainya.

e. Pengalaman

Suatu pengalaman itu dapat dikaitkan dengan umur dan

pendidikan individu, maksudnya adalah pendidikan yang tinggi

maka pengalaman individu tersebut akan luas, sedangkan


50

semakin tua umur seseorang maka semakin banyak pengalaman

seseorang (Novilia, 2017).

F. Konsep Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri

individu untuk berkelakukan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu

objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut.

Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kersiapan

antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial,

atau secara sederhana, dan merupakan respon terhadap stimulus

sosial yang terlah terkondisikan. Sikap dapat juga didedfinisikan

sebagai efek atau penilaian positif atau penilaian positif atau negatif

terhadap suatu objek.

Thrustone mengatakan, bahwa sikap berkaitan dengan tingkat

perasaan, yakni derajat afek positif atau negative seseorang pada

objek-objek fisik, psikologis, dan social yang dinyatakan dalam unsur

senang atau tidak senang, bahagia atau tidak bahagia, dan setuju atau

tidak setuju.

2. Komponen sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu :

a. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen ognitif berisi kepercayaan

stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan

penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau

problem yang kontroversial.


51

b. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling

dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling

bertahan terahadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah

mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan

perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

c. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi

tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/beraksi terhadap

sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang

dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap

seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikap

antara lain :

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam

situasi yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh Orang Lain

Pada umumnya individu cenderung untuk memilih sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang lain yang dianggap

penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan

untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut.


52

c. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah mmenanamkan garis pengarah

sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai

sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi

corak pengalaman individu-individu masyarakan asuhannya.

d. Informasi

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan secara obyektif

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibat berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsumen moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan system kepercayaan tidaklah

mengeherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi

atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Novilia, 2017).


53

G. Kerangka Teori

Kerangka konsep penelitian berdasarkan tujuan penelitian,

tinjauan pustaka, maka kerangka konsep penelitian ini adalah :.

Penyuluhan tentang
menstruasi melalui
booklet dan leaflet

Faktor yang Faktor yang


mempengaruhi mempengaruhi sikap
Pengetahuan
1. Pengalaman
1. Lingkungan Siswi 2. Pengaruh orang
2. Sosial budaya lain
3. Informasi 3. Kebudayaan
4. Pengalaman 4. Informasi
5. Faktor
emosional

Pengetahuan tentang menstruasi

1. Pengertian menarche
2. Perubahan yang terjadi saat
menarche
3. Fisiologi menarche
4. Macam-macam menarche
5. Faktor-faktor yang
mempengaruhi usia menarche
6. Pengertian menstruasi
7. Siklus dan fase menstruasi
8. Hal – hal yang harus
diperhatiakan pada saat
mentruasi
9. Gangguan menstruasi
10. Manfaat menstruasi

Tingkat pengetahuan dan


sikap dalam menghadapi
menarche
Bagan 2.1 Kerangka Konsep
54

Sumber : Modifikasi Novilia (2017), Chandra-Mouli (2017), Salangka (2018),

Proverawati (2017), Afiyanti (2016).

H. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep

– konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian - penelitian yang

akan dilakukan

Variabel independent Variabel dependen

Pengetahuan siswi
Penyuluhan menstruasi
melalui booklet dan
leaflet
Sikap siswi

Variabel pengganggu

Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi


Pengetahuan sikap
1. Lingkungan 1. Pengalaman
2. Sosial budaya 2. Pengaruh orang lain
3. Informasi 3. Kebudayaan
4. Pengalaman 4. Informasi
5. Faktor emosional

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Yang Diteliti

: Berpengaruh
55

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan tentatif (sementara) mengenai

kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan jawaban

yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam

penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media booklet terhadap

pengetahuan siswi dalam menghadapi menarche

2. Ada pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media booklet terhadap

sikap siswi dalam menghadapi menarche

3. Ada pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media leaflet terhadap

pengetahuan siswi dalam menghadapi menarche

4. Ada pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media leaflet terhadap

sikap siswi dalam menghadapi menarche

5. Ada perbedaan pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media booklet

dan leaflet terhadap pengetahuan siswi

6. Ada perbedaan pengaruh penyuluhan menstruasi melalui media booklet

dan leaflet terhadap sikap siswi


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, menggunakan

desain quasi experiment dengan rancangan control group pretest-postest

design. Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penyuluhan menstruasi menggunakan media booklet dan leaflet terhadap

pengetahuan dan sikap siswi kelas IV dan V dalam menghadapi menarche.

Penelitian terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

menggunakan media booklet dan kelompok kontrol menggunakan media

leaflet. Sebelum dilakukan intervensi pada kedua kelompok ini dilakukan

pre-test kemudian dilanjutkan dengan pemberian intervensi. Setelah

pemberian intervensi selesai kemudian dilakukan post test pertama dan 7

hari kemudian dilakukan post-test yang kedua. Adapun konsep rancangan

penelitian dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Kelompok Pre-test Eksperimen Post-test Post-test

I II

KE O1 X1 O2 O3

KK O4 X2 O5 O6

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

KE : Kelompok eksperimen yang diberikan penyuluhan

menstruasi meggunakan booklet

KK : Kelompok kontrol yang diberikan penyuluhan menstruasi

menggunakan leaflet

55
56

X1 : Pemberian penyuluhan menstruasi pada kelompok

eksperimen dengan menggunakan booklet

X2 : Pemberian penyuluhan menstruasi pada kelompok kontrol

dengan leaflet

O1 : Pre-test terhadap pengetahuan dan sikap sebelum

diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen

O2 : Post-test pertama terhadap pengetahuan dan sikap

diberikan setelah dilakukan perlakuan / intervensi pada

kelompok eksperimen

O3 : Post-test kedua terhadap pengetahuan dan sikap diberikan

7 hari kemudian setelah post-test pertama dilakukan

O4 : Pre-test terhadap pengetahuan dan sikap sebelum

dilakukan diberikan perlakuan pada kelompok kontrol

O5 : Post-test pertama terhadap pengetahuan dan sikap

diberikan setelah dilakukan perlakuan / intervensi pada

kelompok kontrol

O6 : Post-test II teradap pengetahuan dan sikap diberikan 7 hari

keamudian setelah dilakukan perlakuan / intervensi pada

kelompok kontrol

B. Polulasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diolah

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswi kelas IV dan V sebanyak 116 orang. Dimana

jumlah siswi di SDN 200113 Tanobato sebanyak 59 orang, kelas IV 30


57

orang dan kelas V 29 orang. Sedangkan jumlah siswi di SD

Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan sebanyak 57 orang, siswi kelas

IV 28 orang dan kelas V 29 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Sampel penelitian ini

adalah siswi kelas IV dan V yang belum mengalami menstruasi sesuai

dengan kriteria inklusi yang sudah ditentukan. Data hasil stupen jumlah

siswi yang belum mengalami menstruasi sebanyak 59 orang di SDN

200113 dan 57 orang di SD Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan.

Penelitian ini didapatkan sampel berjumlah 54 orang didasarkan pada

rumus Slovin (Nursalam, 2016) :

N
n= 2
1+ Ne

116
n=
¿¿

116
n=
¿¿

n = jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = derajat kesalahan1%

Selanjutnya pembagian menjadi dua kelompok. Masing-masing

kelompok terdiri 54 orang, yang diperoleh secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi (simple random

sampling). Kelompok eksperimen yaitu sebanyak 54 orang akan diberikan

intervensi dengan media booklet dan kelompok kontrol sebanyak 54

orang akan diberikan intervensi dengan leaflet.


58

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN 200113 Tanobato dan SD

Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan

Oktober – Februari 2021.

D. Variabel Penelitian

Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat),

(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas

yaitu penyuluhan menstruasi menggunakan media booklet dan leaflet.

Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel

bebas terhadap perubahan (Notoatmodjo, 2012). Variabel terikat pada

penelitian ini yaitu pengetahuan dan sikap siswi dalam menghadapi

menarche

Variabel pengganggu pada yang diukur pada penelitian ini adalah

sumber informasi yang diperoleh responden tentang pengertian tentang

pengertian menstruasi, usia terjadinya menstruasi, siklus menstruas, fase

menstruasi, gangguan menstruasi, personal hygiene saat menstruasi, hal-

hal yang harus diperhatiakan pada saat mentruasi.

E. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisi variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap satu

sasaran atau fenomena (Notoadmojo, 2012). Definisi operasional yang ada

dalam penelitian ini adalah :


59

Tabel 3.2 Defenisi Operasional

Variabel Definisi Cara Hasil Skala


Operasional Ukur dan Alat Ukur Ukur
Ukur
Variabel bebas Penyampaian materi Memberikan Menggun Nominal
Penyuluhan kepada responden melalui penyuluhan akan
menstruasi ceramah, booklet dan kepada siswi booklet =
menggunakan leaflet tentang Pengertian dengan media 1
booklet dan menarche, perubahan booklet pada leaflet =
leaflet yang terjadi saat kelompok 2
menarche, fisiologi eksperimen
menarche, macam-macam dan media
menarche, faktor-faktor leaflet pada
yang mempengaruhi usia kelompok
menarche, pengertian kontrol
menstruasi, siklus dan
fase menstruasi, hal – hal
yang harus diperhatiakan
pada saat mentruasi,
gangguan menstruasi,
manfaat menstruasi
Variabel terikat Pemahaman responden Membandingka Menggun Interval
Pengetahuan terhadap materi yang n pengetahuan akan
diberikan tentang siswi sebelum kuesione
Pengertian menarche, dan sesudah r yang
perubahan yang terjadi diberikan terdiri
saat menarche, fisiologi penyuluhan dari 2
menarche, macam-macam menggunakan item
menarche, faktor-faktor kuesioner pilihan
yang mempengaruhi usia jawaban
menarche, pengertian benar
menstruasi, siklus dan skor 1
fase menstruasi, hal – hal dan
yang harus diperhatiakan jawaban
pada saat mentruasi, salah 0
gangguan menstruasi,
manfaat menstruasi
Sikap Sikap siswi dalam Membandingka Menggun Interval
menghadapi menarche n sikap siswi akan
setelah diberikan sebelum dan kuesione
penyuluhan tentang sesudah r yang
Pengertian menarche, diberikan terdiri
perubahan yang terjadi penyuluhan dari 2
saat menarche, fisiologi menggunakan item
menarche, macam-macam kuesioner pilihan
60

menarche, faktor-faktor jawaban


yang mempengaruhi usia benar
menarche, pengertian skor 1
menstruasi, siklus dan dan
fase menstruasi, hal – hal jawaban
yang harus diperhatiakan salah 0
pada saat mentruasi,
gangguan menstruasi,
manfaat menstruasi
Variabel Sumber informasi yang Memberikan orang Nominal
pengganggu diperoleh siswi tentang pertanyaan tua = 1,
Pengertian menarche, dalam kakak =
Sumber informasi perubahan yang terjadi kuesioner 2, teman
saat menarche, fisiologi dengan pilihan = 3,
menarche, macam-macam jawaban orang media
menarche, faktor-faktor tua, kakak, sosial =
yang mempengaruhi usia teman, media 4, tenaga
menarche, pengertian sosial, media kesehata
menstruasi, siklus dan cetak, dan n=5
fase menstruasi, hal – hal tenaga
yang harus diperhatiakan kesehatan.
pada saat mentruasi,
gangguan menstruasi,
manfaat menstruasi

F. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur data yang digunakan dalam peneiltian ini

adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal - hal yang diketahui (Arikunto, 2010).

Instrumennya menggunakan kuesioner pengetahuan siswi terhadap

menstruasi yang diadopsi dari penelitian Ayu (2017).

Tabel 3.3
Kisi – kisi kuesioner pengetahuan terhadap menstruasi
1. Menarche adalah menstruasi yang sudah dialami berulang kali oleh
seorang wanita
2. Menarche adalah menstruasi pertama kali bagi seorang wanita
3. Menstruasi adalah pengeluaran darah dari alat kandungan lewat alat
61

kelamin
4. Menarche sebagai tanda mulai memasuki usia dewasa atau puber dari segi
biologis
5. Rata-rata wanita mengalami menarche dalam rentang usia 10-16 tahun
atau awal remaja tengah pubertas

Penskoran terhadap kuesioner pengetahuan yaitu dengan pilihan

jawaban salah nilainya 0 dan jawaban benar nilainya 1

Tabel 3.4
Kisi – kisi kuesioner sikap dalam menghadapi menstruasi menstruasi
1. Saya siap menghadapi menstruasi karena melihat ibu dan saudara
perempuan saya juga mendapatkan menstuasi.
2. Saya tidak siap menghadapi menstruasi karena pernah melihat orang
menstruasi perutnya sakit Saya takut mengadapi menstruasi pertama saya
3. Saya siap menghadapi menstruasi walau kata orang menstruasi itu sakit.
4. Saya siap menghadapi menstruasi karena melihat iklan di TV ada minuman
pengurang rasa sakit pada saat menstruasi
5. Saya siap menghadapi menstruasi karena biasanya anak seumuran saya
sudah mendapat menstruasi.

Penskoran terhadap kuesioner pengetahuan yaitu dengan pilihan

jawaban salah nilainya 0 dan jawaban benar nilainya 1

Tabel 3.5
Kisi – kisi kuesioner sumber informasi yang diperoleh siswi tentang
menstruasi
Sumber informasi diperoleh dari :
1. Orang tua
2. Kakak
3. Teman
4. Media sosial
5. Media cetak
6. Tenaga kesehatan
7. ... (diisi selain sumber informasi diatas, mohon dituliskan )

Data untuk penelitian ini meliputi data peimer. Data primer adalah

sumber data yang didapatkan secara langsung menggunakan kuesioner

yang dibuat oleh peneliti. Data primer diperoleh dasi mengumpulkan hasil

kuesioner pengetahuan dan sikap siswi dalam menghadapi menarche.

2. Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu booklet dan leaflet

disertai ceramah yang dilakukan dengan materi tentang pengertian

menarche, perubahan yang terjadi saat menarche, fisiologi menarche,


62

macam-macam menarche, faktor-faktor yang mempengaruhi usia

menarche, pengertian menstruasi, siklus dan fase menstruasi, hal –

hal yang harus diperhatiakan pada saat mentruasi, gangguan

menstruasi, manfaat menstruasi. Penyuluhan berlangsung selama 110

menit dimana pembukaan (5 menit), pre—test (30 menit),

penyampaian materi (30 menit), tanya jawab (10 menit), post test (30

menit), dan penutup (5 menit).

3. Booklet dan leaflet

Uji validitas isi konten atau text dilakukan pengujian berdasarkan

judgemental expert dengan cara Aiken‘s V (conten validity coefficient)

oleh 3 ahli untuk mengenal sejauh mana item tersebut mewakili isi

yang akan diukur. Dalam penelitian ini uji validitas kontruk dan isi

dilakukan oleh 3 yaitu dokter, dibidang pendidikan (dosen) dan satu

orang ahli informasi dan teknologi. Hasil analisis dilakukan dengan

cara Aiken‘s V (conten validity coefficient) dengan perhitungan uji

validasi menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S = r- ꞁo

n = banyaknya judgemental expert

lo = angka penilaian validasi terendah (1)

r = angka yang diberikan oleh penilan

c = angka penilaian validasi tertinggi (5


63

G. Alur/tahap pengumpulan data

Jalannya penelitian dilakukan dengan tiga tahapan diantaranya:

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Mengurus surat studi pendahuluan ke Program Studi Kebidanan

Program Magister STIKES Guna Bangsa.

b. Peneliti menyiapkan data siswi kelas IV dan V SDN 200113 dan SD

Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan.

c. Menghitung populasi, menentukan sampel, waktu pelaksaan dan

materi penyuluhan yang akan diberikan saat penelitian

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Peneliti membagikan pre test pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol di ruang kelas masing-masing dan untuk mengisi

kuesioner diberi waktu 30 menit.

b. Hari pertama peneliti melakukan penyuluhan menstruasi kepada

kelompok eksperimen dengan membagikan booklet yang berisikan

materi seputar menstruasi sesuai dengan materi yang sudah

disiapkan dari jam 08.00 – 09.50 (selama 110 menit) dimana

pembukaan (5 menit), pre—test (30 menit), penyampaian materi (30

menit), tanya jawab (10 menit), post test (30 menit), dan penutup (5

menit).

c. Hari kedua peneliti melakukan penyuluhan menstruasi kepada

kelompok kontrol dengan membagikan leaflet yang berisikan materi

seputar menstruasi sesuai materi yang sudah disiapkan dari jam

08.00 – 09.50 (selama 110 menit) dimana pembukaan (5 menit), pre

—test (30 menit), penyampaian materi (30 menit), tanya jawab (10
64

menit), post test (30 menit), dan penutup (5 menit) pada kelompok

kontrol.

d. Kuesioner dikumpulkan dan dikembalikan kepada peneliti kemudian

peneliti melakukan pengecekan pada lembar jawaban apakah

sudah semua terisi lengkap, jika belum responden diminta untuk

melengkapinya.

e. Post-test kedua diberikan 7 hari kemudian setelah dilakukan

penyuluhan pada kedua kelompok tersebut

3. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian berupa pemeriksaan data yang telah

dikumpulkan, dilanjutkan dengan scoring dan tabulasi data, kemudian

mengolah data, lalu melakukan pembahasan serta menarik

kesimpulan terhadap hasil analisa penelitian.

H. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang menganalisis tiap variable

dari hasil penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian

data dianalisa menggunakan statistik untuk mendapatkan bentuk mean

dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara

statistic untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi dari masing-

masing variabel.

Analisis univariat pada penelitian ini adalah untuk

menggambarkan karakteristik subyek penelitian, dengan menghitung

distribusi frekuensi dan proporsi dari masing-masing variabel dan

untuk selanjutnya data ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi.

2. Analisis Bivariat
65

Untuk melihat pengaruh dari pemberian intervensi pada kelompok

intervensi (pre test – post test) Untuk uji analisis bivariat penelitian

menggunakan nilai atau skor asli dari masing-msing individu baik nilai

pengetahuan dan sikap, sebelum dilakukan uji bivariat diuji terlebih

normalitas data menggunakan kolmogorov smirnov (karena responden

>50 0rang).

Analisa bivariat dilakukan pada dua variabel untuk mengetahui

adanya korelasi dan perbedaan. Uji yang digunakan jika data

berdistribusi normal adalah uji paired t-test. Apabila data tidak

berdistribusi normal untuk melihat rata-rata perubahan pengetahuan

dan sikap siswi sebelum dan sesudah intervensi digunakan uji

wilcoxon.

Dalam penelitian ini uji paired t-test ata uji Wilcoxon digunakan

untuk membandingkan rata-rata dua set data (data sebelum dan

sesudah) yang saling berpasangan. Dalam penelitian ini dua set data

adalah kadar pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah perlakuan

pada masing-masing kelompok sampel, pada taraf kepercayaan 95%

(α 0,05).

Untuk melihat Uji beda pada kelompok intervensi pada kelompok

eksperimen (booklet) dan kelompok kontrok (leaflet). Analisa bivariat

dilakukan pada dua variabel, perbedaan uji yang digunakan jika data

berdistribusi normal adalah uji t-test independent. Apabila data tidak

berdistribusi normal untuk melihat perubahan pengetahuan dan sikap

digunakan uji mann withney.

Uji Independent sample t-test dan uji mann withney adalah jenis uji

statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua group

yang tidak saling berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling
66

berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk dua

subjek sampel yang berbeda. Dalam penelitian ini uji T-test

Independent untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan sikap

antara kelompok eksperimen dengan media booklet dan kelompok

kontrol dengan media leaflet.

I. Metode Pengolahan Data

Setelah data yang di dapat dengan menggunakan kuisioner dari

seluruh responden terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Editing

Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode

dan penjelasannya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan

kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatuvariabel.Coding

merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dengan memberikan

kode untuk masing-masing pertanyaan.

3. Scoring

Scoring dilakukan dengan menetapkan skor (nilai) pada setiap

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner dan pada saat

mengkategorikan setiap variabel.


67

4. Entry Data

Data yang telah diperiksa, dikode dan diberi skor kemudian

dimasukkan kedalam program SPSS untuk dianalisis.

5. Cleaning

Dilakukan untuk memastikan bahwa keseluruhan data sudah di

entri dan tidak dapat kesalahan dalam memasukkan data sehingga

siap untuk dianalisis

J. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang

sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan

berhubungan langsung dengan manusia. Masalah etika yang harus

diperhatikan antara lain adalah :

1. Ethical Clearance

Penelitian ini dilakasanakan setelah mendapat persetujuan dari komisi

etik

2. Informed Consent (Lembar persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara

penelitian dengan responden penelitian dengan memberikan lembaran

persetujuan. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembaran persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya, bila

subjek menolak maka penelitian tidak akan memaksa tetap

menghormati hal-hal subjek.

6. Anatomy (tanpa nama)


68

Anatomy bertujuan untuk memberikan jaminan dalam penggunaan

subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentiality bertujuan untuk memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

panitia, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset.

8. Justice (keadilan)

Prinsip ini dilakukan untuk menunjang tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil,

hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan

terhadap manusia
69
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti DY, Pratiwi A. (2016). Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi


Perempuan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Ali PDM, Asrori PDM. (2015). Psikologi Remaja. Cetakan ke. Jakarta: PT
Bumi Aksara

Belayneh Zalalem, Birhanie Mekuriaw. (2019) Knowledge and menstrul


hygiene practice among adolescent school girls in Southern
Ethiopia : in a cross sectional study. BMC Public Health 19 :
1595. https://doi.org/10.1186/s12889-01907973-9

Chandra-Mouli Venkatraman, Sheila Vipul Patel. (2017) Mapping the


knowledge and understanding of menarche, menstrual hygienen
and menstrual health among adolescent girls in low and middle
income countries. Reproductive Health 14:30. DOI
10.1186/s12978-017-0293-6

Citrawathi MD. (2014). sistem reproduksi manusia.yogyakarta: graha ilmu

Collin (2015). Webster’s New World College Dictionary, 4th Edition. New
York : Houghton Mifflin Harcourt

Daryanto. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung : Yrma Widya.

Delima M, Yessi A, Tri L. (2020). Pendidikan kesehatan tentang


menstruasi terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche
pada siswi kelan V dan VI. Jurnal kesmas asclepius. 2(2) :97-
104

Dewi M ulfah kurnia (2013). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan


Keluarga Berencana untuk Mahasiswa Bidan. Jakarta: CV. Trans
Info Media

Dieny FF. (2014). Permasalahan Gizi pada Remaja Putri. Yogyakarta:


Graha ilmu

Febriana R. (2020). Edukasi menstruasi pada remaja putri di pondok


pesantren Darussalam Al-Hafidz Kota Jambi. Jurnal abdimas
kesehatan (JAK). 2(3):201-204

Gold-Watts Anise, Marte H, (2020). A quality study of adolescent girls


experience of menarche and menstruation in rural tamil nadu,
india. International journal of qualitative studies on health and
well beig. 15 : 1-14

Imtihana, M. (2014). Pengembangan Buklet Berbasis Penelitian Sebagai


Sumber Belajar Materi Pencemaran Lingkungan. Journal of
Biology education. vol 3 No 2

Infodatin pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI. (2014)


Khusen D. (2017) rahasia kesehatan wanita. jakarta: fakultas kedokteran
universitas Indonesia

Laila NN. (2014). Buku Pintar Menstruasi. Yogjakarta: bukubiru. 14-22

Lutfiya I. ( 2017). Analisis Kesiapan Siswi Sekolah Dasar dalam


Menghadapi Menarche. J Biometrika dan Kependud. 5(2):135–
45.

Muhammad I. (2016). panduan penyusunan karya tulis ilmiah bidang


kesehatan. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku


Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Novilia, Arissa. (2017). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap


Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam memberikan Terapi Diet
Gluten Free Cafein Free (GFCF) Pada Anak Autisme di Pusat
Layanan Autis Provinsi Jambi.

Nursalam. (2016). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Proverawati A, Misaroh S. (2014). Menarche Menstruasi pertama penuh


makna. Yogyakarta: Nuha Medika

Purba, VM. (2017). Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Kecemasan


Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Usia Sekolah Dasar
Di SD Negeri 064988 Medan. J Muara Sains, Teknol Kedokt dan
Ilmu Kebidanan. 1(52):138–44.

Riduwan. (2012). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian.


Alfabeta.

Salangka G, Rompas S, Regar M. Hubungan Dukungan Keluarga


Dengan Kesiapan Remaja Putri Dalam Menghadapi Menarche Di
SMP Negeri 1 Kawangkoan. J Keperawatan. 2018. 6:1–5

Setyaningrum DE. (2015). Pelayanan Keluarga Berencana & Kesehatan


Reproduksi. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media

Sibagariang EE. (2016). Kesehatan Reproduksi Wanita. CV. Trans Info


Media

Sudjana Trya A, Ni Komang Ari Sawitri, I.G.A Triyani. (2015). Pengaruh


pendidikan kesehatan mengenai menarche terhadap penerunan
kecemasan siswi SMP kelas VII menjelang menarche di SMP N
1 Semarapura. Coping ners journal. 3(2) : 44 – 50

Ulfa Maria, Ika Agustina. (2014). Pengaruh penyuluhan tentang menarche


terhadap pengetahuan dan sikap rema putri pra menstruasi.
Jurnal ners dan kebidanan. 1(3) : 197-201

Winarti A, fatma siti f, Rizky W. (2016) Pengaruh pendidikan kesehatan


terhadap kecemasan tentang menarche pada siswi kelas V
sekolah Dasar. Jurnal ners dan kebidanan Indonesia. 5(1) : 51-
57

Nurmawati Ida, Feby Erawantini. (2019) Hubungan pengetahuan tentang


menstruasi dengan kesiapan siswi sd dalam menghadapi
menarche. Jurnal kesehatan 12 (2) : 136-142.

Sutanti Ita Tri, Laily PM. (2014) Pengaruh penyuluhan tentang menstruasi
terhadap sikap remaja putri pra menstruasi. Jurnal ners dan
kebidanan. 1(1) : 37-41

Setyowati, Mira Rizkia, Titin Ungsianik. (2019) Improving female


adolescents knowlwdge, emotional, response, and attitude
toward menarche preparation reproductive health education.
Asia Pac Isl Nurs J. 4(2) : 84-91. Doi: 10.31372/20190402.1041
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yth :

Responden

Di SDN 200113

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program


Studi Kebidanan Program Magister STIKES Guna Bangsa :

Nama : Mutia Sari Lubis

NIM : 19710017

Akan melakukan kegiatan penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan


Menstruasi Melalui Media Booklet Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
Siswi Dalam Menghadapi Menarche Di SDN 200113 Dan SD Muhammadiyah 1
Padangsidimpun.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
responden, kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk
kepentingan penelitian. Jika tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada
ancaman bagi saudari. Jika saudari menyetujui, maka saya mohon kesediaan
untuk menandatangani lembar persetujuan saya dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kuesioner yang saya sertakan.
Atas perhatian dan kesediaan saudari sebagai responden, saya ucapkan
terimakasih.

Peneliti

Mutia Sari Lubis


PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yth :

Responden

Di SD Muhammadiyah 1 Padangsidimpuan

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program


Studi Kebidanan Program Magister STIKES Guna Bangsa :

Nama : Mutia Sari Lubis

NIM : 19710017

Akan melakukan kegiatan penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan


Menstruasi Melalui Media Booklet Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
Siswi Dalam Menghadapi Menarche Di SDN 200113 Dan SD Muhammadiyah 1
Padangsidimpun.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
responden, kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk
kepentingan penelitian. Jika tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada
ancaman bagi saudari. Jika saudari menyetujui, maka saya mohon kesediaan
untuk menandatangani lembar persetujuan saya dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kuesioner yang saya sertakan.
Atas perhatian dan kesediaan saudari sebagai responden, saya ucapkan
terimakasih.

Peneliti

Mutia Sari Lubis


PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami penjelasan pada lembar permohonan


menjadi responden, saya :

Nama :

Umur :

Asal sekolah :

Bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang


akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Magister
STIKES Guna Bangsa yang bernama : Mutia Sari Lubis , dengan judul
“Pengaruh Penyuluhan Menstruasi Melalui Media Booklet Dan Leaflet Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Siswi Dalam Menghadapi Menarche Di SDN 200113
Dan SD Muhammadiyah 1 Padangsidimpun
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya, oleh
karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Padangsidimpuan, ………………..

Responden

……………………………
KUESIONER PENELITIAN

A. Pengetahuan Tentang Menstruasi

Petunjuk pengisian : Berilah tanda centang ( pada jawaban yang anda


anggap benar.

NO Pertanyaan Benar Salah


1 Menarche adalah menstruasi yang sudah
dialami berulang kali oleh seorang wanita.

2 Menarche adalah menstruasi pertama kali


bagi seorang wanita.

3 Menstruasi adalah pengeluaran darah dari alat


kandungan lewat alat kelamin.

4 Menarche sebagai tanda mulai memasuki usia


dewasa atau puber dari segi biologis.

5 Rata-rata wanita mengalami menarche dalam


rentang usia 10-16 tahun atau awal remaja tengah
pubertas.
6 Wanita dapat mengalami menarche pada
usia berapapun.

7 Banyaknya darah pada waktu menstruasi adalah


kira- kira dua kali ganti pembalut dalam sehari.

8 Umumnya sebulan sekali seorang wanita akan


menstruasi.
9 Lamanya menstruasi pada wanita sama.

10 Rata-rata jarak menstruasi saat ini dengan


menstruasi yang akan datang pada dasarnya
berkisar 28 hari.
11 Pada saat menstruasi pasti perut terasa sakit.

12 Wanita yang belum pernah mendapat menstruasi


sampai umur 18 tahun disebut amenorrhea
primer.
13 Nyeri perut bagian bawah yang terjadi sebelum
pada saat dan sesudah menstruasi disebut
desminore.
14 Selama menstruasi 1 hari tidak perlu ganti pembalut.

15 Tidak menjaga kebersihan saat menstruasi dapat


menyebabkan seseroang mudah terkena penyakit
infeksi alat kelamin.
16 Pada saat menstruasi kalau makan amis darah yang
keluar akan berbau amis juga.
17 Pada saat menstruasi dilarang berenang karena bisa
menyebabkan infeksi.
18 Karena wanita yang menstruasi mengeluarkan banyak
darah maka saat menstruasi dianjurkan makan-
makanan bergizi.

19 Wanita dengan jaringan lemak yang banyak


lebih cepat mengalami menarche dibandingkan
remaja putri yang kurus.

20 Cepat lambatnya menarche tidak dipengaruhi oleh


genetik atau bawaan orang tua.

21 Wanita yang tinggal didesa lebih cepat mendapatkan


menarche dibandingkan wanita yang tinggal dikota.

22 Cemas bukan merupakan salah satu keluhan


yang dialami wanita pada saat menstruasi.

23 Perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu


menyelimuti perasan wanita yang mengalami
menstruasi untuk pertama kali.

24 Wanita tidak mengalami keluhan apapun saat


mengalami menarche.

25 Menstruasi yang pertama kali dapat menyebabkan


kecemasan pada wanita.

26 Gejala menjelang menstruasi antara lain nyeri di


payudara sekitar pinggul, pegal linu, muncul jerawat,
lebih mudah marah.
B. Kuesioner Sikap Menghadapi Menarche

Petunjuk pengisian : Berilah tanda check ( pada jawaban yang anda anggap
benar.

NO Pernyataan Ya Tidak
1 Saya siap menghadapi menstruasi karena
melihat ibu dan saudara perempuan saya
juga mendapatkan menstuasi.

2 Saya tidak siap menghadapi menstruasi


karena pernah melihat orang menstruasi
perutnya sakit.
3 Saya siap menghadapi menstruasi walau kata
orang menstruasi itu sakit.
4 Saya siap menghadapi menstruasi karena
melihat iklan di TV ada minuman pengurang
rasa sakit pada saat menstruasi.

5 Saya siap menghadapi menstruasi karena


biasanya anak seumuran saya sudah
mendapat menstruasi.

6 Saya siap menghadapi menstruasi walaupun


karena menstruasi saya tidak bisa
menjalankan ibadah.

7 Saya tidak siap mendapat menstruasi karena


menjadikan saya tidak bisa menjalankan ibadah.

8 Saya siap mendapat menstruasi karena kata


guru hal itu wajar dialami oleh setiap wanita.

9 Kalau ada teman saya sudah mendapat


menstruasi saya baru siap mendapat
menstruasi.
10 Walaupun teman-teman saya belum ada
yang menstruasi saya sudah siap mendapat
menstruasi.
11 Saya tidak siap menghadapi menstruasi
karena saya melihat orang menstruasi itu
repot.
12 Saya tidak siap menghadapi menstruasi
karena pernah melihat orang kalau sedang
menstruasi tidak bisa kemana-mana.

13 Saya tidak siap menghadapi menstruasi


karena datangnya 1 bulan sekali.

14 Saya tidak siap menghadapi menstruasi karena


melihat orang yang sedang menstruasi tubuhnya
lemas.

15 Saya siap menghadapi menstruasi karena


dengan menstruasi saya menjadi wanita normal.

16 Saya tidak siap menghadapi menstruasi


karena melihat iklan di TV ada minuman
pengurang rasa sakit pada saat menstruasi.

17 Saya tidak siap menghadapi menstruasi


karena biasanya anak seumuran saya sudah
mendapatkan menstruasi.

18 Saya siap menghadapi menstruasi karena


cerita dari teman saya yang sudah
mendapatkan menstruasi.

19 Saya siap menghadapi menstruasi karena saya


sudah mendapatkan informasi dari media
massa.
20 Saya merasa mudah marah dan stress
ketika menstruasi.

21 Emosi tidak menjadi penyaluran atau


penngalihan mekanisme pertahanan ego
saat menstruasi.

22 Pada saat menstruasi tingkat kesensitifan saya


meningkat.
C. Kuesioner Sumber Informasi
Petunjuk pengisian : Berilah tanda check ( pada jawaban yang anda anggap
benar. Boleh diisi lebih dari satu

Sumber informasi diperoleh dari :


1. Orang tua
2. Kakak
3. Teman
4. Media sosial
5. Media cetak
6. Tenaga kesehatan
7. ... (diisi selain sumber informasi diatas, mohon dituliskan )

Anda mungkin juga menyukai