Anda di halaman 1dari 11

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 1 / 11

FORMAT PENCAPAIAN KOMPENTENSI PEMASANGAN NECK COLLAR

Nama Mahasiswa :
NIM :

TD DK DB
NO BUTIR EVALUASI
0 1 2
A INPUT
a. Neck collar sesuai ukuran
b. Bantal pasir
c. Handscoen
B PROSES
Persiapan Pasien :
1
Atur posisi pasien sesuai indikasi
Persiapan Lingkungan
2
Pasang sampiran, cukup cahaya dan terjaga privacy pasien
Persiapan Alat
3
Dekatkan alat ke pasien dan perawat
Persiapan Petugas
4 Perawat cuci tangan (Gunakan Handscoon sesuai Indikasi /
Keadaan Pasien)
Pelaksanaan Tindakan
Posisikan pasien telentang, dengan posisi leher
5
segaris/anatomis
Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian
kanan kepala mulai dari mandibula ke arah temporal,
6
demikian juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain
dengan cara yang sama
Perawat lainnya memasukkan neck collar secara perlahan
7
kebagian belakang leher dengan sedikit melewati leher.
8 Letakkan bagian Neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
9 Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
10 Pasang bantal pasir di kedua sisi kepala pasien

C SUB TOTAL
TOTAL
Bengkulu, .......................................
Penguji

(…………………………………)
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 2 / 11

PENGHENTIAN DARAH DENGAN TEKNIK POSITIONING, BALUT TEKAN,


DAN TORNIQUET

Nama Mahasiswa :
NIM :
Waktu : 5 menit
TD DK DB
NO BUTIR EVALUASI
0 1 2
A INPUT
 Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scort)
 Balut tekan
 Kain kasa steril
 Sarung tangan
 Tourniquet
 Plester
 Set untuk menjahit luka
 Obat desinfektan
 Spuit 20-50cc
 Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin
 Jelly
B PROSES
Persiapan Pasien :
1
Atur posisi pasien sesuai indikasi
Persiapan Lingkungan
2
Pasang sampiran, cukup cahaya dan terjaga privacy pasien
Persiapan Alat
3
Dekatkan alat ke pasien dan perawat
Persiapan Petugas
4 Perawat cuci tangan (Gunakan Handscoon sesuai Indikasi /
Keadaan Pasien)
Pelaksanaan Tindakan
5 Mendekatkan alat dan bahan
6 Mencuci tangan dan menggunakan APD
Perawat I
a. Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat
7
dengan permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan.
b. Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
8 Perawat II
a. Mengatur posisi pasien
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 3 / 11

b. Memakai sarung tangan kecil


c. Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan
dengan ujung-ujung jari
d. Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang
pertama, kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarahan
masih berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara
berulang sesuai kebutuhan tanpa mengangkat kain kasa yang
ada.
Menekan balutan
a. Meletakkan kain kasa steril di atas luka
9 b. Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras
(verband atau kayu balut) di atas luka
c. Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.
Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan
trumatik amputasi
a. Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan
menggunakan kain kasa steril
10
b. Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal
luka, kemudian ikatlah dengan kuat.
c. Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara
periodic
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquete:
a. Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika
tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan
11
amputasi atau sebagai “live saving”
b. Selama melakukan tindakan, perhatikan: Kondisi pasien dan
tanda-tanda vital, Ekspresi wajah, Perkembangan pasien
12 Cuci tangan dan merapikan alat
OUTPUT :
Perdarahan berhenti
C
SUB TOTAL
TOTAL
Bengkulu, .....................................
Penguji

(…………………………………..)
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 4 / 11

FORMAT PENCAPAIAN BIDAI BALUT


Nama Mahasiswa :
NIM :
Waktu :
TD DK DB
NO BUTIR EVALUASI
0 1 2
A INPUT:
1. Handscoon/sarung tangan
2. Bidai sesuai kebutuhan (panjang dan jumlah) berikan
pengalas dari kapas
3. Kassa gulung/mitella
4. Gunting perban
5. Kassa steril (jika perlu)
6. Handscoon
7. Bengkok
8. Bantal
9. Plester
10. Sampiran

B PROSES
Persiapan Pasien :
1
Atur posisi pasien sesuai indikasi
Persiapan Lingkungan
2
Pasang sampiran, cukup cahaya dan terjaga privacy pasien
Persiapan Alat
3
Dekatkan alat ke pasien dan perawat
Persiapan Petugas
4 Perawat cuci tangan (Gunakan Handscoon sesuai Indikasi /
Keadaan Pasien)
Pelaksanaan Tindakan
5 Perawat melakukan informed consent
Bagian extremitas yang cidera harus tampak seluruhnya,
6 pakaian harus dilepas bila perlu digunting

Periksa nadi, fungsi sensoris dan motorik extremitas bagian


7
distal dari tempat cidera sebelum pemasangan bidai
8 Jika extremitas tampak sangat pucat dan nadi tidak ada,
coba luruskan dengan tarikan secukupnya , tetapi bila terasa
ada tahanan jangan diteruskan, pasang bidai dalam posisi
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 5 / 11

tersebut dengan melewati 2 sendi

Bila curiga adanya dislokasi, pasang bantal atas bawah


9
jangan mencoba untuk diluruskan
Bila ada patah tulang terbuka, tutup bagian tulang yang
keluar dengan kapas steril dan jangan memasukkan tulang
10 yang keluar kedalam lagi, kemudian baru dipasang bidai
dengan melewati 2 sendi

11 Jika ada patah tulang, segera lakukan rujukan RSUD

Periksa nadi, fungsi sensoris dan motorik extremitas bagian


12 distal dari tempat cidera setelah pemasangan bidai

13 Bereskan alat-alat dan rapikan pasien

14 Lepas hanscoon dan cuci tangan

Hal yang perlu diperhatikan:

Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respon pasien,


pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar, ukuran
bidai yang sesuai dengan kebutuhan

SUB TOTAL
TOTAL
Bengkulu, ................................
Penguji

(………………………………)
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 6 / 11

FORMAT PENCAPAIAN KOMPENTENSI MENJAGA JALAN NAFAS DENGAN


ALAT

Nama Mahasiswa :
NIM :
Waktu : 5 menit

TD DK DB
NO BUTIR EVALUASI
0 1 2
A INPUT
 Hand scoond
 Masker
 OPA
 NPA
 Tongue spatel
 Jelly/pelumas
B PROSES
Persiapan Pasien :
1
Atur posisi pasien sesuai indikasi
Persiapan Lingkungan
2
Pasang sampiran, cukup cahaya dan terjaga privacy pasien
Persiapan Alat
3
Dekatkan alatke pasien dan perawat
Persiapan Petugas
4 Perawat cuci tangan (Gunakan Handscoon sesuai Indikasi /
Keadaan Pasien)
Pelaksanaan Tindakan
OPA (Oropharyngeal Airway)
5. Proteksi diri perawat
6. Ukur OPA dari pinggir bibir ke bagian pinna pasien
7. Perawat memasukkan tongue spatel ke dalam mulut
pasien
8. Tekan lidah ke arah posterior dengan hati-hati
menggunakan tongue spatel
9. Tahan tounge spatel dengan tangan yang non dominan
10. Tangan dominan memasukkan OPA secara terbalik
sampai menyentuh palatum molle
11. Putar OPA sampai 180° dan diletakan kearah posterior
lidah

NPA (Naso-pharyngeal Aieway)


12. Proteksi diri perawat
13. Cek kepatenan masing-masing lubang hidung
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 7 / 11

14. Beri jelly/pelumas pada NPA


15. Masukan NPA pada hidung yang kepatenan jalan
nafasnya baik
16. Masukkan sampai ujung NPA terletak di faring
OUTPUT
Alat terpasang dengan baik
C
SUB TOTAL
TOTAL
Bengkulu, ......................................
Penguji

(……………………………………)
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 8 / 11

FORMAT PENCAPAIAN KOMPENTENSI MENJAGA JALAN NAFAS TANPA


ALAT

Nama Mahasiswa :
NIM :
Waktu : 5 menit

TD DK DB
NO BUTIR EVALUASI
0 1 2
A INPUT
 Hand scoond
 Masker
B PROSES
Persiapan Pasien :
1
Atur posisi pasien sesuai indikasi
Persiapan Lingkungan
2
Pasang sampiran, cukup cahaya dan terjaga privacy pasien
Persiapan Alat
3
Dekatkan alatke pasien dan perawat
Persiapan Petugas
4 Perawat cuci tangan (Gunakan Handscoon sesuai Indikasi /
Keadaan Pasien)
Pelaksanaan Tindakan
HEAD TILT
5. Proteksi diri perawat
6. Atur posisi pasien supinasi tanpa bantal
7. Tahan kepala pasien dengan menahan frontal pasien
dengan tangan penolong (4 jari)
8. Tangan yang satunya diletakan di bawah leher pasien
untuk mengekstensikan kepala semaksimalnya

CHIN LIFT
9. Proteksi diri perawat
10. Tangan kiri menahan kepala agar tetap ekstensi
11. Kemudian jari-jari tangan kanan diletakan dibawah
mandibula kemudian mendorong dagu ke bagian
anterior
12. Ibu jari tangan yang sama sedikit menekan bibir
bawah untuk menekan mulut

JAW THRUST
Tindakan jaw trust dilakukan pada penderita yang dicurigai
trauma cervikal dilakukan dengan cara :
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 9 / 11

13. Proteksi diri perawat


14. Tindakan dilakukan memakai dua tangan,
15. Masing- masing tangan dibelakang angulus mandibula
dan menarik rahang bawah ke depan.

OUTPUT
Jalan nafas terjaga
C
SUB TOTAL
TOTAL

Bengkulu, ......................................
Penguji:

(…………………………………..)
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 10 / 11

FORMAT PENCAPAIAN KOMPENTENSI BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)


PADA PASIEN DEWASA

Nama Mahasiswa :
NIM :
Waktu : 5 menit

No Tindakan Dilakukan
Ya Tidak
Baik Kuran 0
g
2 1
DANGER
1 Memakai alat pelindung diri dan memastikan keamanan
penolong, lingkungan dan korban
RESPONSE
2 Menilai respons korban dengan cara :
a. Memanggil korban seperti “Bangun Pak” atau “Buka
Mata Pak”
b. Menepuk bahu korban/mencubit korban
SHOUT FOR HELP
3 Meminta pertolongan sambil tetap bersama korban dengan
cara
- Menggunakan handphone untuk memanggil
bantuan/ambulans
- Jika sendirian tanda handphone, memanggil bantuan
dengan berteriak
4 - Memperbaiki posisi korban telentang di tempat datar
dank eras
- Mengatur posisi penolong berlutut di samping korban
CIRCLATION
5 Memeriksa apakah napas korban terhenti atau tersenggal
(gasping) sambil memeriksa apakah nadi karotis tidak teraba
(dilakukan bersamaan dalam waktu < 10 detik)
6 Memberikan kompresi 30 kali
- Meletakkan kedua tumit telapak tangan menumpuk pada
pertengahan dada (seperdua bawah sternum) dengan
posisi lengan tegak lurus menghindari ujung jari-jari
menyentuh dinding dada korban
- Kedalaman tekanan 5-6 cm dengan kecepatab 100-120
x/menit
AIRWAY
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok :KGD/Jur.Kep/X/2013 Tgl. Diterbitkan : Oktober Paraf :
No. Revisi : 02 2013 Ketua Jurusan
Hal : 11 / 11

7 Membersihkan dan membuka jalan napas dengan head tilt-


chin lift atau jaw thrust (jika dicuriga trauma servikal)
BREATHING
8 Memberikan bantuan napas sebanyak 2 kali
9 Melakukan kompresi dan ventilasi dengan kombinasi 30:2
sebanyak 5 siklus
10 Melakukan evaluasi tiap 5 siklus (sekitar 2 menit)
- Jika nadi dan napas belum ada, teknik kombinasi
diulangi kembali dimulai dengan kompresi
- Jika nadi ada tapi napas belum ada, berikan rescue
breathing 1 ventilasi tiap 6 detik dan evaluasi tiap 2
menit
- Jika nadi dan nafas ada tapi belum sadar, posisikan
korban pada recovery position (posisi pemulihan)
Bengkulu, ......................................
Penguji:

(………………

Anda mungkin juga menyukai