Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA

Disusun Oleh :
RIFKI APRIA NUGRAHA
5016041114

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
TAHUN AJARAN 2016/2017

1. Definisi Personal Hygiene


Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis
(Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi, mulut, mata, telinga, kuku, kulit dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 2005).
2. Tujuan Personal Hygiene
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Mencegah penyakit
e. Meningkatkan rasa percaya diri
f. Menciptakan keindahan
3. Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain :
a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
f. Perawatan genitalia
g. Perawatan kulit seluruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan
4. Penyebab Defisit Personal Hygiene
a. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan personal hygiene sendirii
b. Kurangnya pengetahuan dan informasi
c. Keterbatasan biaya
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Tidak adanya fasilitas yang memadai
5. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Personal Hygiene
a. Citra Tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri.
Misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
b. Praktek Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo. Alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya

d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
dirinya seperti pengguanaan shampoo, sabun dan lain-lain
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu, kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
6. Dampak Yang Sering Timbul
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telingan dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri dan gangguan interaksi sosial.
A. Personal Hygiene pada Lansia
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan
sehari-hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungan
dengan kebersihan perorangan (personal hygiene) yaitu antara lain kebersihan mulut
dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku serta
kebersihan tempat tidur dan posisi tidur (Nugroho, 2005).
B. Perawatan secara umum bagi lansia terbagi dua, yaitu :
1) Lansia aktif
Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga
kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi.
Bagi lansia aktif, hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan
kelenjar kulit yang mengeluarkan lemak sudah berkurang. Maka sehabis mandi
kulit lansia sebaiknya diolesi dengan baby oil terutama di lengan, siku, ketiak,

paha dan sebagainya.


Kebersihan mulut

Kebersihan mulut sangat penting. Para lansia perlu dibantu dalam menyikat
gigi, terutama lansia yang menggunakan gigi palsu. Gigi palsu perlu mendapat
perhatian khusus, gigi palsu harus dibersihkan dengan sabut dan sikat agar tdiak

mengakibatkan bau.
Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang-kadang mengalami kesulitan dalam
mencuci rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat. Sama halnya
dengan kulit, rambut lansia juga kehilangan lemaknya sehingga sehabis keramas
perlu diberi conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera

dikeringkan agar lansia tidak kedinginan.


Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan. Menggunting kuku
pada lansia jangan terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada
lansia lebih sulit sembuh.

Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang, akibatnya tulisan kecil terlihat
kabur pada jarak normal sedangkan pada jarak jauh terlihat terang. Gejala yang

tidak normal antara lain :


Penglihatan menjadi ganda
Sakit pada mata
Terlihat ada warna atau terang disekita ujung-ujung objek.
Mata kemerahan
Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakain harus
lunak, mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia harus dijaga agar tetap

raip karena lansia cenderung tidak peduli terhadap pakaiannya.


Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembaban

ruang tidur atau ruangan lainnya.


2) Lansia Pasif
Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit
dan lumpuh.
Bagi lansia pasif atau lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
Usahakan bantal tidak terlalu keras atau terlalu lembek.

Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar otot badan tetap aktif dan

mecegah pegal-pegal serta atrofi otot.


Letak guling dibawah lutut
Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit

dan bokong
Pada posisi setengah duduk, dibagian kepala tempat tidur diberi sandaran

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Lansia


1) Faktor pengetahuan
Menurut Purwanto (2004) dalam Friedman (2003), domain kognitif berkaitan
dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, menganalisa,
memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisa, dan evaluasi.
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu
menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi/keadaan sakit
(Notoatmodjo, 2010).
2) Kondisi Fisik dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama
dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan perananperanan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan dalam mencukupi
kebutuhan hidupnya.
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan
karena demensia dimana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini
dapat mempengaruhi ADL (Activity Of Daily Living) yaitu kemampuan
seseorang untuk mengurus dirinya sendiri, dimulai dari bangun tidur, mandi,
berpakaian dan sebagainya.
3) Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (2000) dalam Friedman (2003), besar pendapatan
keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas
dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan
kelangsungan hidup keluarga.
4) Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene.
Seseorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktek perawatan
diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi
tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter & Perry, 2005).
5) Faktor Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.


Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh
individu (Brunner & Suddart, 1999) dalam Setiadi (2005).

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri : makan
Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
d. Ketidaknyamanan
Ditandai dengan :
a.
b.
c.
d.

Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan ke mulut


Ketidakmampuan mengunyah makanan
Ketidakmampuan menghabiskan makanan
Ketidakmampuan menelan makanan

2. Defisit perawatan diri : mandi


Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan Motivasi
c. Kendala lingkungan
d. Gangguan muskuloskeletal
Ditandai dengan :
a.
b.
c.
d.

Ketidakmampuan untuk mengakses ke kamar mandi


Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
Ketidakmampuan menjangkau sumber air

3. Defisit perawatan diri : berpakaian


Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
d. Keletihan dan kelemahan
Ditandai dengan :
a. Ketidakmampuan mengancingkan pakaian
b. Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
c. Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
d. Hambatan memilih pakaian

4. Defisit perawatan diri : eliminasi


Faktor yang berhubungan :
a.
b.
c.
d.

Gangguan kognitif
Penurunan motivasi
Kendala lingkungan
Keletihan
Ditandai dengan :

a.
b.
c.
d.

Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat


Ketidakmampuan menyiram toilet kursi buang air (commode)
Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode
Ketidakmampuan untuk duduk di toilet commode

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J, 2000.. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Nugroho, 2000.. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC Kedokteran
Setiabudhi, T & Hardiwinoto, 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek
Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
Tarwoto dan Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai