Anda di halaman 1dari 19

B.

KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

1. Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis
(Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

2. Klasifikasi
Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:
1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:
1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit

3. Tujuan
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Meningkatkan rasa percaya diri
6. Menciptakan keindahan

Faktor – factor yang dapat mempengaruhi


1. Citra tubuh
2. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya,
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
3. Praktik sosial
4. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola Personal Hygiene.
5. Status sosioekonomi
6. Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
7. Pengetahuan
8. Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
9. Budaya
10. Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
11. Kebiasaan seseorang
12. Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
13. Kondisi fisik
14. Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

Dampank yang sering timbul


a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan
integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan
gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

C. Personal Hygiene Pada lansia


Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan
sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna
dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan
gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan
tempat tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995).

Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu:


1. Mereka yang masih aktif
Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan
sehari – hari dapat terenuhi.
2. Mereka yang pasif
Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau
lumpuh.

Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar
kulit yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia
sebaiknya diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.

2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk
menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian
khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu
direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes
selama 5 – 10 menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih
mulut tersebut. Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk
mencegah bahaya gigi palsu terjatuh dan pecah.

3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang – kadang mengalami kesulitan dalam mencuci
rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan
kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu
diberi conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia
tidak kedinginan.

4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan
terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak,
harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena
cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan
piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.

6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada
jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal
antara lain:
a. Penglihatan menjadi ganda
b. Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
c. Sakit pada mata
d. Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung – ujung objek
e. Mata yang kemerahan
f. Tiba – tiba kehilangan melihat dengan jelas

7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang
tidur atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature
secara tiba – tiba harus dihindarkan.

Bagi mereka yang pasif


Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap
diperhatikan, yaitu:
1. Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek
2. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan
menghindarkan pegal – pegal serta atrofi otot
3. Letak tidur diatur antara lain:
a. Letak guling dibawah lutut
b. Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan
bokong
c. Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri
d. Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran
atau papah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa,
memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis
(synthesis) dan evaluasi (evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).

2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia


Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di
bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan
sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi
kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho,
2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan
karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat
mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk
mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan
seterusnya.

3. Faktor Ekonom
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan
keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan
hidup keluarga.

4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene.
Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri
yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang
kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).

5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh
terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional,
dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005).

6. Faktor Citra Tubuh


Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh
individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).

7. Faktor peran keluarga


Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga
status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga
dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi
tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk
merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry,
2005).

B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan
motorik, keleamahan otot
Intervensi :
a. Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak
disukai klien.
b. Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu
c. Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)
d. Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan
kemampuan untuk makan sendiri
e. Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan
f. Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata
g. Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan
fisiknya (terbaik dalam posisi duduk di kursi dengan meja)
h. Berikan kontak sosial selama makan
i. Untuk kekurang-kurangan yang nampak
- Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan
artikel (misal baki merah, piring putih )
- Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan
sesuai dengan yang disukai (atau atur artikel makan dalam pola makan yang
menyerupai jam); catat pada rencana pengaturan perawatan yang digunakan
(misal, daging jam 6, kentang jam 9, sayur - sayur jam 12)
- Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti,
daging, buah, hot dog) untuk meningkatkan kemandirian
j. Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif
yang diperlukan
- Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari piring
- Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan
- Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang
- Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan
- Cangkir minuman khusus
- Pisau atau alat pemotong
k. Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat
pemotong daging, roti, mentega
l. Untuk klien dengan kekurangan kognitif
- Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak
mudah mengalihkan perhatian dari tugas
- Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan
untuk makan
- Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara
fisik klien dapat makan
- Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap
kelemahan, frustasi, atau agitasi
m. Untuk individu atau klien yang sangat ketakutan akan keracunan
- Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng
- Makan satu potong roti dulu
- Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga
n. Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan dan tujuan
seluruh intervensi

2. Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan


visual dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :
a. Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran
b. Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien
c. Berikan privasi selama mandi rutin
d. Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai
e. Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)
f. Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran,
tergantung pada fasilitas yang ada dirumah (klien harus latihan di RS dalam
persiapan pulang ke rumah)
g. Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan
- Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi
atau pancuran
- Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah
- Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi
- Papan mandi untuk pindah kekursi
- Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau
pancuran
- Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun
- Sikat gigi yang sudah teradaptasi
- Alat pencukur
- Pemegang semprotan pancuran
h. Untuk individu dengan kemunduran kognitif:
- Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program
struktur untuk membantu menurukan ansietas
- Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan, orientasi tujuan adanya
perlengkapan mandi
- Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien
memandikan satu bagian tubuhnya sampai dikerjakan dengan benar, berikan
umpan balik positif terhadap keberhasilan
- Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan
tugas yang tidak dibantu
- Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat
meningkatkan ansietas

i. Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada
berbagai kebutuhan beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk
membantu dalam mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan

3. Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan


kemampuan visual dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :
a. Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran
b. Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus
dan tidak dibantu
c. Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta
bukan bagian depan
d. Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian,
sejak tugas dapat melemahkan, membuat nyeri atau mengalami kerusakan
e. Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari
aktivitas sebelum berkembang lebih lanjut
f. Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya
g. Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa
bantuan yang digunakan termasuk gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing,
sendok sepatu yang panjang, pengikat sepatu yang elastis
h. Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa
daripada pakaian malam
i. Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin
j. Untuk individual dengan kemunduran kognitif
- Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk
memberikan suatau program terstruktr untuk menurunkan ansietas
- Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering,
hindari pengalihan
- Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu
- Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat
meningkatkan ansietas
k. Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan
rasional diatas

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal pengkajian : 28 Maret 2012


Jam 08.00 WIB
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. H
TTL : Sampit, 10 November 1942
Jenis kelamin : Perempuan
Golongan darah : O
Pendidikan : -
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin / Janda
TB / BB : 151 cm / 51 kg
Penampilan : Tampak tidak rapi dan tidak terawat
Ciri – ciri tubuh : Rambut beruban, kulit keriput, badan agak bungkuk.
Alama : Kel. Baamang RT / RW : 07 / 03
Kec. Baamang Tengah Telp / Hp : -
Kabupaten / Kotamadya : Kotawaringin Timur
Orang yang dekat : Ny. E
Hubungan : Anak kandung
Alamat / Telpon : Baamang Tengah

B. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : -
Alamat pekerjaan : -
Jarak dari rumah : -
Alat transportasi : -
Pekerjaan sebelumnya: -
Jarak dari rumah : -
Alat transportasi : -
Sumber – sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : Klien mendapat uang
bulanan dari anak - anaknya

C. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe tempat tinggal : Permanen (rumah pribadi)
Jenis lantai rumah : Papan
Kondisi lantai : Kering
Tangga rumah : Tidak ada
Penerangan : Cukup
Tempat tidur : Aman, tidak tinggi
Alat dapur : Rapi
WC : Aman, lantai tidak licin
Kebersihan lingkungan : Cukup baik
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 2 orang
Derajat privasi : Cukup terjaga
Tetangga terdekat : Ny. M
Alamat / Telpon : Baamang Tengah

D. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Berkebun
Keanggotaan organisasi : -
Liburan / Perjalanan : Keluar kota (mengunjungi anak)

E. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : L (perawat)
Jarak dari rumah : ± 1 km
Rumah Sakit : RSUD DR. MURJANI / ± 3 km
Klinik : PKM BMG I / ± 1,5 km
Pelayanan kesehatan di rumah : -
Makanan yang dihantarkan : -
Perawatan sehari – hari yang dilakukan keluarga : -
Lain – lain : -

F. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Klien beragama Islam, melaksanakan solat 5 waktu.
Yang lainnya : -

G. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Klien sering merasa lemah dan cepat lelah
jika beraktifitas banyak.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Klien tidak ada menderita penyakit berat.
Paling hanya sakit kepala, demam, batuk, atau flu biasa.
Keluhan Utama
1. Provocative / Paliative : -
2. Quality / Quantity : -
3. Region : -
4. Severity Scale : -
5. Timing : -
Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : Jika sakit klien biasa membeli obat di
warung
Obat – obatan
-
Alergi (Catatan agent dan reaksi spesifik)
Obat – obatan : -
Makanan : -
Faktor lingkungan : -
Penyakit yang diderita
-

H. AKTIVTAS HIDUP SEHARI – HARI (ADL)


Indeks KATZ : A
Oksigenasi : Baik, tidak ada alat bantu
Cairan & Elektrolit : Minum ± 6 gelas / hari, ± 250 ml / gelas
Nutrisi : Nafsu makan baik, makan 3x/hari
Eliminasi : Lancar, tidak ada gangguan
Aktivitas : Mandiri namun terbatas karena klien merasa lemah dan cepat lelah
Istirahat & Tidur : Tidur siang ± 1 jam, tidur malam ± 7 jam
Personal Hygiene : Kurang baik, tampak tidak rapi, dan tidak terawat
Seksual : Tidak ada keinginan untuk berhubungan lagi karena merasa sudah tua
Rekreasi : Mengunjungi anak di luar kota

I. PSIKOLOGI, KOGNITIF, DAN PERSEPTUAL


Konsep diri : Baik
Emosi : Stabil
Adaptas : Baik
Mekanisme pertahanan diri : Baik
Status mental : Baik
Tingkat kesadaran : Composmentis
Afasia : Tidak ada
Dimensia : Tidak ada
Orientasi : Normal
Bicara : Normal
Bahasa yang digunakan : Banjar
Kemampuan membaca: Kurang / terbatas
Kemampuan interaksi : Baik
Vertigo : Tidak ada
Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) : 6 (Kerusakan Intelektual Sedang)
Mini-Mental State Exam (MMSE) : 6 (Gangguan Intelektual Sedang)
Geriatrik Depression Scale : Skor 4
APGAR : 6 (Sedang)

J. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda vital : TD 130 / 80 mmHg TB 151 kg
N 72 x/m BB 51 kg
RR 20 x/m
S 36,4

A. PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN (B1: BREATHING)


1. Bentuk Dada : Simetris
a. Sekresi dan Batuk : Tidak Ada
Pola Nafas
b. Frekuensi nafas : 20x/m dan teratur
Bunyi Nafas
c. Normal : Vesikuler di semua lapang paru
d. Abnormal :-
e. Resonen local :-
f. Pergerakan dada : Simetris
g. Tractil Fremitus/Fremitus Lokal :-
h. Alat Bantu Pernafasan :-

B. CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)


1. Nadi
Frekuensi : 72x/m dan reguler
2. Bunyi jantung : Normal
3. Letak jantung : Normal
4. Pembesaran jantung : Tidak
5. Nyeri dada : Tidak
6. Edema : Tidak
7. Clubbing finger : Tidak

C. PERSARAFAN (B3: BRAIN)


Tingkat Kesadaran: Composmentis
1. GCS
Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6
Total GCS: 14
2. Reflex : Normal
3. Koordinasi gerak : Ya
4. Kejang : Tidak
5. Lain-lain : -

D. PENGINDERAAN (PERSEPSI SENSORI)


1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : Normal
b. Visus : -
c. Pupil : Isokor
d. Gerak bola mata : Normal
e. Medan penglihatan : Menyempit
f. Buta warna : Tidak
g. Tekanan Intra Okuler : Tidak
2. Hidung (Penciuman)
a. Bentuk : Normal
b. Gangguan Penciuman : Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : Normal
b. Membran tympani : Keruh
c. Otorrhae : Tidak
d. Gangguan Pendengaran : Ya
e. Tinitus : Ya
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal
E. PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
Masalah kandung kemih : Sering
Produksi urine : ± 1000 ml/hari
Frekuensi : ± 4 – 5 x/hari
Warna : Kuning Jernih
Bau : Amoniak

F. PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)


1. Mulut dan Tenggorokan
a. Mulut : Selaput lendir mulut lembab
b. Lidah : Hiperemik
c. Kebersihan Rongga Mulut : Berbau
d. Tenggorokan : Tidak ada sakit menelan
e. Abdomen : Kenyal
f. Pembesaran Hepar : Tidak
g. Pembesaran Lien : Tidak
h. Asites : Tidak
2. Masalah Usus Besar dan Rectum/Anus
BAB : ± 1 x/hari, Tidak ada masalah
Obat pencahar : Tidak
Lavemen : Tidak

G. OTOT, TULANG, DAN INTEGUMEN (B6: BONE)


1. Otot dan Tulang
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM): Bebas
Kemampuan kekuatan otot:
- Tidak ada fraktur
- Tidak ada dislokasi
- Tidak ada haematom
2. Integumen
Warna kulit : Hiperpigmentasi
Akral : Hangat
Turgor : Tidak Elastik
Tulang belakang: Kiposis

H. REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara : Bentuk simetris, tidak ada benjolan
Kelamin : Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien menopause

I. ENDOKRIN
Klien tidak memiliki kelainan endokrin

J. PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia, merasa
lemah dan sering cepat lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan diri.

ANALISA DATA

No
Data Etiologi Problem
.

1. DS : “Saya merasa lemah dan sering Kelemahan otot Kurang perawatan


cepat lelah bila beraktivitas jadi untuk diri
perawatan diri ya seadanya saja”

DO : - K/U Baik
- Tampak tidak rapi, kotor, dan tidak
terawat
- Rambut putih, kulit keriput

I. PRIORITAS MASALAH
1. Kurang perawatan diri

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kurang perawatan diri b/d penurunan kelemahan otot

RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan1. Anjurkan klien mandi 2x1. Menjaga kebersihan dan
tindakan keperawatan sehari dan ajarkan klien kelembaban kulit
selama 1 x 24 jam, memakai baby oil setiap2. Menjaga kebersihan dan
klien mampu habis mandi kesegaran mulut
melakukan perawatan2. Anjurkan klien menyikat3. Menjaga kebersihan rambut
diri dengan kriteria gigi minimal setiap mandi dan kelembaban kulit kepala
hasil : 3. Anjurkan klien mencuci4. Menjaga kerapianrambut
1. Klien tampak bersih, rambut rutin 3x seminggu,5. Menjaga kebersihan kuku,
rapi, dan terawat memakai conditioner dan menghindari terjadi luka
2. Klien tampak sehat anjurkan untuk minta karena akan sulit sembuh
bantuan orang terdekat /6. Menjaga kenyamanan dan
anak menjaga agar selalu rapi dan
4. Anjurkan klien menyisir tidak terjadi iritasi
rambutnya tiap hari dan7. Meningkatkan pengetahuan
ditata rapi dan kesadaran klien akan
5. Anjurkan klien minta pentingnya tetap melakukan
bantuan pada orang perawatan diri / menjaga
terdekat / anak untuk kebersihan diri meskipun
memotong kuku bila sudah lansia
panjang, bila bisa mandiri
ingatkan untuk hati – hati
dan jangan terlalu pendek
atau sampai menimbulkan
luka
6. Anjurkan klien untuk
memakai pakaian yang
tidak berbahan kasar, tidak
tebal, mudah dan nyaman
dipakai
7. Berikan penkes tentang
pentingnya melakukan
perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia

IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1 1 1. Menganjurkan klien mandi 2x sehari dan Tanggal 28 Maret 2012
. mengajarkan klien memakai baby oil setiap Jam 17.00 WIB
habis mandi
2. Menganjurkan klien menyikat gigi minimal S : “Saya sudah mulai mencoba
setiap mandi menjalankan anjuran – anjuran
3. Mengnjurkan klien mencuci rambut rutin 3x untuk perawatan diri saya dan
seminggu, memakai conditioner dan saya meminta bimbingan dari
menganjurkan untuk minta bantuan orang anak saya karena saya sudah tua
terdekat / anak begini tidak bisa melakukannya
4. Mengnjurkan klien menyisir rambutnya tiap sendiri”
hari dan ditata rapi
5. Menganjurkan klien minta bantuan pada O:
orang terdekat / anak untuk memotong kuku - Klien tampak bersih, rapi, dan
bila panjang, bila bisa mandiri ingatkan untuk terawat
hati – hati dan jangan terlalu pendek atau - Klien tampak sehat
sampai menimbulkan luka
6. Menganjurkan klien untuk memakai pakaian A : Masalah teratasi
yang tidak berbahan kasar, tidak tebal,
mudah dan nyaman dipakai P : Lanjutkan intervensi
7. Memberikan penkes tentang pentingnya
melakukan perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J, 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC


Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC Kedokteran.
Setiabudhi, T & Hardiwinoto, 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek Menjaga.
Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tarwoto & Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proes Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai