Anda di halaman 1dari 12

KEBERSIHAN DIRI

KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN


(Personal Hygiene/PH and Environment Sanitation )
Oleh : Wiwik Priyatin

Staff Pengajar Akademi Keperawatan “Yakpermas” Banyumas

Blog : http :// wiwikaisya.blogspot.com/

I. Pendahuluan

Kebersihan diri maupun lingkungan merupakan hal yang fundamental, dan tidak terlepas dari
kehidupan kita sehari – hari, begitupula kita seringkali diingatkan dengan slogan “Kebersihan
sebagian dari pada iman “ yang berarti bahwa kebersihan mencerminkan kekuatan iman
seseorang, kembali lagi hal tersebut merupakan hal dasar yang perlu kita pahami dan kita
lakukan secara berkesinambungan dari kita lahir sampai kita tutup usia pada nantinya.

Dalam kehidupan sehari – hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang.Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal –
hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap
masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum.(Tarwoto, Watonah, 2006 :78).

Dari pernyataan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Kebersihan diri dan lingkungan
merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari; kemudian
bagaimana dengan kebersihan diri dan lingkungan yang mempengaruhi hygiene klien di
Rumah Sakit ?

Pasien atau klien adalah individu yang tidak terlepas dari adanya masalah kesehatan. Bagi
pasien yang mengalami masalah kesehatan, maka dimungkinkan kebutuhan dasarnya menjadi
terganggu salah satunya adalah masalah dalam hal kebersihan diri atau Personal Hygiene.
Kebutuhan dasar manusia merupakan focus dalam asuhan keperawatan, dalam hal ini perawat
harus mempunyai pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
melalui proses keperawatan,

Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan


asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang memfokuskan pada
identifikasi dan pemecahan masalah dari respons pasien terhadap penyakitnya. (Tarwoto,
Watonah, 2006 : 2).

Untuk itu, makalah ini akan memaparkan tentang konsep kebersihan diri dan lingkungan,
Macam-Macam Personal Hygiene, Faktor – Faktor yang mempengaruhi PH, Faktor
lingkungan yang mempengaruhi hygiene klien di RS, Pengkajian pada klien berhubungan
dengan kebersihan diri (PH), Diagnosa Keperawatan dan Tindakan Keperawatannya, serta
dapat membantu mahasiswa dalam belajar pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia pada
kompetensi PERSONAL HYGIENE/ PH.

2.Konsep Dasar Kebersihan Diri dan lingkungan

Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari kehidupan kita
sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk selalu
memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari berbagai macam
penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai kebersihan
diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga untuk merawat
orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit, Keluarga maupun di masyarakat.

Konsep Dasar

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene yang berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwoto,
Wartonah, 2006 : 78).

Macam – Macam Personal Hygiene

a. Perawatan kulit kepala dan rambut


b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga
e. Perawatan kuku dan tangan
f. Perawatan genetalia
g. Perawatan kulit seluruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Tujuan Perawatan Personal Hygiene

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan

Faktor – factor yang mempengaruhi personal hygiene

a. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya


karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik social
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus
selalu menjaga kebersihan kakinya.

3. Asuhan Keperawatan pada klien berhubungan dengan kebersihan diri (PH)

Sangat disayangkan masih banyak orang – orang yang mengabaikan kebersihan diri dan
lingkungannya, terbukti semakin banyaknya jumlah penyakit yang diakibatkan karena adanya
kebersihan diri dan lingkungannya yang kurang baik, contohnya penyakit kulit yang
disebabkan karena jamur (tinea pedis, tinea kruris, tinea kapitis, dll) serta karena sanitasi
lingkungan yang kurang baik dapat mengakibatkan penyakit yang banyak ditemukan pada
pasien anak – anak dimana perantaranya adalah nyamuk Aedes Aegypty yaitu DHF yang
lebih familiar kita sebut dengan demam berdarah.

Tugas kita sebagai perawat apabila menemukan pasien dengan gangguan yang berhubungan
dengan PH adalah memberikan asuhan keperawatan, melalui proses keperawatan.

Proses keperawatan adalah salah satu alat bagi perawat untuk memecahkan masalah yang
terjadi pada pasien. (Aziz Alimul Hidayat, 2002 : 8).

Proses keperawatan mengandung unsure – unsure yang bermanfaat bagi perawat dan klien.
Perawat dan klien membutuhkan proses asuhan keperawatan dari bagaimana melakukan
pengkajian untuk mendapatkan data, membuat diagnosa, merencanakan, melaksanakan dan
menilai hasil dari asuhan keperawatan..

a. Pengkajian pada klien berhubungan dengan kebersihan diri (PH)

Sebelum melakukan pengkajian, perawat hendaknya dibekali pengetahuan yang berkaitan


dengan dasar – dasar tentang struktur kulit, rambut dan kuku, agar data yang ditemukan pada
pasien dengan gangguan PH bisa akurat dan sesuai.

Struktur Kulit

Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan lapisan
terluar, dan aksesori – aksesorinya (rambut, kuku, kelenjar sabasea dan kelenjar keringat).

Rambut

Rambut tumbuh dari invaginasi tubular pada epidermis yang disebut folikel, dan folikel
rambut beserta kelenjar sabasea disebut sebagai ‘unit pilosebasea’.Ada tiga tipe rambut yaitu
rambut lanugo yang halus dan lembut terdapat sewaktu dalam kandungan dan menghilang
pada waktu usia janin mencapai bulan kedelapan; rambut velus yang tipis dan halus menutupi
sebagian besar tubuh kecuali pada tempat – tempat dimana rambut terminal tumbuh; rambut
terminal yang tebal dan berpigmen, terdapat pada kulit kepala, alis dan bulu mata yang
tumbuh sebelum pubertas.struktur rambut medulla, korteks kutikula.

Kuku

Kuku merupakan lempengan keratin transparan yang berasal dari invaginasi epidermis pada
dorsum falang terakhir dari jari. Lempengan kuku merupakan hasil pembelahan sel di dalam
matriks kuku, yang tertanam dalam lipatan kuku bagian proksimal, tetapi yang tampak hanya
sebagian yang berbentuk seperti bulan separuh (lanula) berwarna pucat pada bagian bawah
kuku. Lempengan kuku melekat erat pada dasar kuku (nail bed) di bawahnya. Kutikula
merupakan perluasan stratum korneum pada lipatan kuku proksimal ke atas lempengan kuku.

Kelenjar keringat dan sabasea

Kelenjar keringat ekrin penting dalam pengaturan suhu tubuh, fungsinya untuk mensekresi
air, elektrolit, laktat, urea dan ammonia.Kelenjar sabasea terdapat disetiap tempat pada kulit
mulai dari tangan sampai kaki. Tempat yang memiliki jumlah kelenjar yang banyak dan
menonjol adalah kepala, leher, dada dan punggung.

Dermis

Adalah lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah epidermis, dan merupakan bagian
terbesar dari kulit.

Fungsi kulit

a. Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial


b. Melindungi dari masuknya zat-zat kimia beracun dari lingkungan dan
mikroorganisme
c. Fungsi-fungsi imunologis
d. Melindungi dari kerusakan akibat radiasi UV
e. Mengatur suhu tubuh
f. Sintesis vitamin D
g. Berperan penting dalam daya tarik seksual dan interaksi sosial

PENGKAJIAN

a. Rambut

 Keadaan rambut yang kusam


 Keadaan tekstur

b. Kepala
 Botak / alopesia
 Ketombe
 Berkutu
 Adakah eritema
 Kebersihan

c. Mata
 Apakah sclera ikterik
 Apakah konjungtiva pucat
 Kebersihan mata
 Apakah gatal / mata merah

d. Hidung
 Adakah pilek
 Adakah alergi
 Adakah pendarahan
 Adakah perubahan penciuman
 Kebersihan hidung
 Bagaimana membrane mukosa
 Adakah septum deviasi
e. Mulut
 Keadaan mukosa mulut
 Kelembapannya
 Adakah lesi
 Kebersihan

f. Gigi
 Adakah karang gigi
 Adakah karies
 Kelengkapan gigi
 Pertumbuhan
 Kebersihan
g. Telinga
 Adakah kotoran
 Adakah lesi
 Bagaimana bentuk telinga
 Adakah infeksi
h. Kulit
 Kebersihan
 Adakah lesi
 Keadaan turgor
 Warna kulit
 Suhu
 Teksturnya
 Pertumbuhan bulu
i. Kuku tangan dan kaki
 Bentuknya bagaimana
 Warnanya
 Adakah lesi
 Pertumbuhannya
j. Genetalia
 Kebersihan
 Pertumbuhan rambut pubis
 Keadaan kulit
 Keadaan lubang uretra
 Keadaan skrotum, testis pada pria
 Cairan yang dikeluarkan

k. Tubuh secara umum


 Kebersihan
 Normal
 Keadaan postur

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI (Rencana Keperawatan)

1. Gangguan Integritas Kulit

Definisi : Keadaan dimana kulit seseorang tidak utuh

Kemungkinan berhubungan dengan :

a. bagian tubuh yang lama tertekan


b. imobilisasi
c. terpapar zat kimia

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. kerusakan jaringan kulit

b. gangrene

c. dekubitus

d. kelemahan fisik

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. stroke

b. Fraktur femur

c. Koma

d. Trauma medulla spinalis

Tujuan yang diharapkan :

a. pola kebersihan diri pasien normal

b. keadaan kulit, rambut kepala bersih

c. klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

INTERVENSI :
1. Kaji kembali kebutuhan personal hygiene pasien

Rasional : data dasar dalam melakukan intervensi

2. Kaji keadaan luka pasien

Rasional : menentukan intervensi lebih lanjut

3. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu mandi
pasien

Rasional : menghindari resiko infeksi kulit

4. Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang

Rasional : mengurangi tekanan dan menghindari luka dekubitus

5. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program

Rasional : penyembuhan luka

6. Obesrvasi tanda – tanda infeksi

Rasional : pencegahan infeksi secara dini

7. Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam

Rasional : mencegah dekubitus

2. Gangguan membrane mukosa mulut

Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka

Kemungkinan berhubungan dengan :

a. trauma oral
b. pembatasan intake cairan
c. pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. iritasi / luka pada mukosa mulut

b. peradangan / infeksi

c. kesulitan dalam makan dan menelan

d. keadaan mulut yang kotor

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :


a. stroke

b. stomatitis

c. koma

Tujuan yang diharapkan :

a. Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warna merah muda

b. Inflamasi tidak terjadi

c. Klien mengatakan rasa nyaman

d. Keadaan mulut bersih

INTERVENSI :

1. Kaji kembali pola kebersihan mulut

Rasional : data dasar dalam melakukan intervensi

2. Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum tidur

Rasional : membersihkan kotoran dan mencegah karang gigi

3. Gunakan sikat gigi yang lembut

Rasional : mencegah pendarahan

4. gunakan larutan garam atau baking soda dan kemudian bilas dg air bersih

rasional : larutan garam atau soda membantu melembabkan mukosa, meningkatkan


granulasi dan menekan bakteri

5. Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut

Rasional : mencegah gangguan mukosa

6. laksanakan program terapi medis

rasional : membantu menyembuhkan luka atau infeksi

3. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri

Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan


untuk dirinya.

Kemungkinan berhubungan dengan :


a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. Badan kotor dan berbau

b. Rambut Kotor

c. Kuku panjang dan kotor

d. Bau mulut dan kotor

Kondisi Klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Stroke

b. Fraktur

c. Koma

Tujuan yang diharapkan :

a. Kebersihan diri sesuai pola

b. Keadaan badan, mulut, rambut dan kuku bersih

c. Pasien merasa nyaman

INTERVENSI :

1. Kaji kembali pola kebersihan

Rasional : Data dasar dalam melakukan intervensi

2. Bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku

Rasional : mempertahankan rasa nyaman

3. Lakukan pendidikan kesehatan


a. pentingnya kebersihan diri
b. pola kebersihan diri
c. cara kebersihan

rasional : meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperatif

IMPLEMENTASI (TINDAKAN KEPERAWATAN)

1. KEBERSIHAN LINGKUNGAN
a. Merapikan Tempat Tidur
Pengertian : membuat tempat tidur menjadi bersih dan rapi

Tujuan : memberikan kenyamanan pada pasien dalam memenuhi kebutuhan


dirinya

Prosedur : terlampir

b. Mengganti alat tenun

Pengertian : mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada
tempat tidur pasien dengan pasien di atas tempat tidur dan pada tempat tidur
kosong.

Tujuan :

 Menciptakan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman


 Menghilangkan hal – hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur dan selimut yang bebas dari kotoran / lipatan
 Meningkatkan gambaran diri dan harga diri pasien dg menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapid an nyaman.
 Mengontrol penyebaran mikroorganisme.

Prosedur : terlampir

2. KEBERSIHAN DIRI
a. Memandikan pasien di atas tempat tidur

Pengertian : membersihkan seluruh tubuh pasien terbaring di atas tempat tidur

Tujuan :

 Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan
bakteri.
 Menghilangkan bau badan yang berlebihan
 Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
 Meningkatkan perasaan segar dan nyaman bagi pasien
 Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi kulit pasien

Prosedur :

Terlampir

b. Merawat rambut

 Menyisir rambut

Tujuan :

 Untuk merangsang sirkulasi pembuluh darah di kulit kepala


 Meratakan minyak rambut dan meningkatkan kesehatan rambut
 Meningkatkan rasa nyaman pasien
 Memantau adanya masalah pada rambut dan kulit kepala

(contoh : kutu atau ketombe)

Prosedur : terlampir

c. Mencuci rambut

Pengertian : menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala dengan


menggunakan sampo atau sabun.

Tujuan :

 merangsang sirkulasi pembuluh darah di kulit kepala dengan memberi pijatan /


massage.
 Membersihkan rambut dan meningkatkan rasa nyaman pasien.
 Mengurangi rasa gatal pada kepala.
 Menghilangkan ketombe.

Prosedur : terlampir

d. Menggosok gigi

Pengertian : membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan pasta gigi.

Tujuan :

 Mengangkat sisa makananan dari sekeliling gigi


 Menghindari bau mulut dan meningkatkan kesegaran mulut
 Mencegah gigi berlubang dan infeksi di jaringan mulut
 Meningkatkan daya tahan tubuh

Prosedur : terlampir

e. Memotong kuku

Pengertian : merawat kuku pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
secara mandiri.

Tujuan :

Menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat
kuku yang panjang.

Prosedur : terlampir

4. Penutup
Makalah ini memaparkan tentang kebersihan diri dan lingkungan sebagai dasar bagi
mahasiswa untuk belajar pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia, serta proses
bagi penulis dalam mewujudkan buku ajar bagi mahasiswa.

Referensi

Anda mungkin juga menyukai