KEBUTUHAN PSIKOLOGIS
DOSEN PEMBIMBING :
Endah Sri Wiayant, SST., M.Kes.
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti.
Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad
SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Kebutuhan Psikologis ini adalah
sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan.
Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut mendukung
terselesaikannya makalah ini,
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
Hormat saya,
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..…….i
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………….………….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………1
1.2 RumusanMasalah…………………………………………………………..........…....2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….…2
BAB II TINJAUAN TEORI………………………………………………………………...…3
2.1 Pemenuhan Rasa Nyaman Pasien ………………………………….….......................3
2.2 Pemenuhan Konsep Diri...........................................…………………………………..5
2.3 Penanganan Pasien yang Mengalami Berduka dan Kehilangan………………............6
BAB III KESIMPULAN DAN
SARAN……………………………………………………........11
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..11
3.2 Saran…………………………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...12
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pemenuhan rasa nyaman pasien
2. Untuk mengetahui pemenuhan harga diri.
3. Untuk mengetahui penanganan pasien yang mengalami berduka dan kehilangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suhu tubuh ditandai dengan: - Tampak
lemah - Pembatasan aktivitas - Pemenuhan ADL dilakukan oleh perawat dan keluarga Tujuan:
aktivitas terpenuhi dengan kriteria - Observasi TTV dalam batas normal (S: ºC, Nadi: 80
x/menit,td : 130/80 mmhg, P : 24 x/menit). - Pemenuhan ADL oleh klien Intervensi:
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan parameter frekuensi nadi 20/menit di atas
frekuensi istirahat. Rasional: parameter menunjukkan respons fisiologis pasien terhadap stress
aktivitas.
b. Kaji kesiapan klien untuk meningkatkan aktivitas karena kelemahan. Rasional: stabilitas
fisiologis pada istirahat penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual.
c. Berikan bantuan sesuai kebutuhan Rasional: teknik penghematan energi, menurunkan
penggunaan energi sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
d. Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas. Rasional: Pengaturan
jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan.
e. Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu Rasional: membantu meningkatkan
harga diri klien bila melakukan sendiri.
b. Bekerja pada klien pada tingkat kemampuan yang dimilikinya, dengan cara:
Identifikasi kemampuan yang dimiliki klien.
Mulai dengan penegasan identitasnya.
Memberikan tindakan yang mendukung untuk menurunkan tingkat kecemasannya.
Dekati klien dengan cara tanpa diminta.
Terima dan usahakan untuk klarifikasi komunikasi verbal dan nonverbal.
Cegah klien untuk mengisolasi diri.
Ciptakan kegiatan rutin yang sederhana pada klien.
Buat batasan pada perilaku yang tidak sesuai.
Orientasikan klien ke realita.
Dorong untuk melakukan perilaku yang tepat dan beri pujian dan pengakuan.
Bantu dalam melakukan kebersihan perseorangan dan penampilan diri.
Dorong klien untuk merawat diri sendiri.
b. Membantu klien mengklarifikasi konsep dirinya dan hubungannya dengan orang lain
melalui keterbukaan:
Dapatkan persepsinya tentang kekuatan dan kelemahannya.
Bantu klien untuk menggambarkan ideal dirinya.
Identifikasi kritik tentang dirinya.
Bantu klien untuk menggambarkan hubungan dengan orang lain.
d. Berespon empati bukan simpati dan tekankan bahwa kekuatan untuk berubah ada pada
klien:
Gunakan respon empati, evaluasi diri tentang simpati.
Menguatkan klien bahwa ia mempunyai kekuatan untuk memecahkan masalahnya.
Beritahukan pada klien bahwa ia bertanggung jawab terhadap perilakunya termasuk
respon koping adaptif dan maladaptive.
Diskusikan cakupan pilihan, area kekuatan dan sumber – sumber koping yang tersedia
untuk klien.
Gunakan system pendukung dari keluarga dan kelompok untuk memfasilitasi
penyelidikan diri klien.
Bantu klien untuk mengenali sifat dari konflik dan cara maladaptive yang dilakukan
klien untuk mengatasinya.
b. Gali respon koping adaptif dan maladaptive klien terhadap masalah yang diharapkan:
Gambarkan pada klien bahwa koping bebas dipilih dan memiliki konsekuensi positif
dan negative.
Bedakan respon adaptif dan maladaptive.
Bersama – sama mengidentifikasi kerugian dari respon maladaptive klien.
Diskusikan akibat respon klien yang maladaptive.
Gunakan berbagai teknik komunikasi terapeutik yang bervariasi:
Fasilitasi, adalah membantu klien dengan cara mendengarkan aktif, memberikan
respons, menerima dan mau memahami sehingga mendorong klien untuk berbicara
secara terbuka tentang dirinya.
Konfrontasi.
Klarifikasi.
Psikodrama, adalah metode drama khusus yang menggali hubungan – hubungan antar
individu, konflik – konflik dan masalah – masalah emosional yang digunakan untuk
memperbaiki kepribadian seseorang.
Analisis proses interaksi, adalah kegiatan menganalisis diri sendiri dan orang lain
meliputi verbal, non verbal, serta perasaan selama proses interaksi interpersonal
berlangsung.
Bantu klien memahami bahwa hanya dia yang mampu mengubah dirinya bukan orang
lain.
Jika klien mempunyai persepsi yang tidak konsisten, bantu dia melihat bahwa ia dapat
berubah, sebagai berikut:
Keyakinan dan idealnya dapat membawa dia pada kenyataan.
Lingkungan untuk membuat konsisten dengan keyakinannya.
Jika konsep diri tidak konsisten dengan perilakunya, ia dapat berubah:
o Perilakunya disesuaikan dengan konsep dirinya.
o Keyakinan yang mendasari konsep dirinya disesuaikan pada perilaku.
o Ideal dirinya.
o Bersama – sama mengulas bagaimana sumber koping dapat lebih baik
digunakan klien.
3.1 Kesimpulan
Kenyamanan & rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasanyang
meningkatkan penampilan sehari hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Konsep diri adalah gambaran yang diyakini individu tentang diri termasuk
didalamnya penilaian individu tentang sifat dan potensi yang dimiliki, hubungan
dengan orang lain dan lingkungan sekitar, tujuan hidup, harapan, maupun keinginan.
Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai
sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi
secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau
tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat
kembali.
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan
lain-lain. Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan
berduka disfungsional.
3.2 Saran
Dalam memenuhi kebutuhan psikologis kita perlu memahami dan mengerti
tentang bagaimana cara Mempelajari tentang kebutuhan dasar manusia sangat penting
untuk diterapkan dalam praktik keperawatan. Sebagai perawat, kita harus mengetahui
kebutuhan psikologis dari pasien, karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus
dipenuhi. Kita juga seharusnya bisa memprioritas kebutuhan yang mana harus
dipenuhi terlebih dahulu disamping kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, AAA., Musifatul Uliyah. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia,
Jakarta: EGC.
Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik, Edisi
4, Jakarta: EGC.
Amwalina.”Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Kecemasann Menghadapi
Ujian Nasional”. Jurnal Psikologi, (2009), 2; 1-18.
Andinny,Yuan. ”Pengaruh Konsep Diri Dan Berpikir Positif Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa”. Jurnal Formatif, (2013), 3; 126-135.
Budi, Anna Keliat. 2009. Model PraktikKeperawatanProfesionalJiwa. Jakarta : EGC
Iyus, Yosep. 2007. KeperawatanJiwa. RefikaAditama : Bandung