Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
untuk mata kuliah KDM dengan judul: PRINSIP KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL DAN RASA
AMAN (BEBAS NYERI)
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran. Dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalh ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A.LATAR BELAKANG ..........................................................................
B.RUMUSAN MASALAH......................................................................
C.TUJUAN PENULISAN........................................................................
A. SIMPULAN ........................................................................................
B. SARAN.................................................................................................
A. Latar Belakang
Ada banyak permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan pemenuhan rasa aman,
dimulai dari usia bayi, toddler, prasekolah, sekolah, remaja, dewasa dan lansia.
Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan psikologis
merupakan salah satu KDM yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi dengan faktor
lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara otomatis kebetuhan dasar
manusia terpenuhi. Seringkali terjadi hal kelainan terhadap klien yang berusia lanjut atau
lansia dikarenakan kurangnya perhatian terhadap klien. Untuk itu sebagai perawat
memberi ASKEP (Asuhan Keperawatan) kepada klien yang mengalami gangguan
kebutuhan rasa aman haruslah benarbenar diperhatikan agar kebutuhan klien terpenuhi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
A. KONSEP NYERI
a. Pengertian nyeri.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat
subjektif karena perasaan nyeri Nerbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebut lah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya
1. Mc. Coffery (1⁹79) mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang, yang keberadaannya nyeri dapat diketahui hanya jika orang tersebut
pernah mengalami.
2. Wolf weifsrl feurst (1974) mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
3. Artur C. Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi
tubuh, tingul ketika jaringan sedang dirusak sehingga individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri.
4. Scrumum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akivat
terjadinya rangsangan fisik maupun drai serabut saraf dalam tubuh ke otak fan diikuti
oleh rekaksi fisik, fisiologi, maupun emosional.
b. Fisiologi nyeri.
Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rnangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah noniceptor, merupakan saraf ujung ujung saraf
saraf sangat bebas yang memiliki sedikit mielin yang tersebar pada kulit dan mukosa,
khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kantong empedu. Reseptor
nyeri dapat memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi
tersebut dapat berupa kimiawi, termal, listrik, atau mekanis. Stimulasi oleh zal kimiawi di
antaranya seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan macam macam asam seperti
adanya asam lampung yang meningkat pada gastritis atau stimulasi yang dilepas apabila
terdapat kerusakan pada jaringan. Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor
tersebut di transmisikan berupa impuls impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua
jenis serabut, yaitu serabut A (delta) yang bermielin rapat dan serabut lamban (serabut
c),. Impuls impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifat inhibitor
yang di transmisikan ke serabut c. Serabut serabut aferen masuk ke spinal melalui akar
dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn tersebut terdiri atas tiga
membentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian,
impuls nyeru menyeberangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan bersambung
ke jalur spinal asendens yang ppaling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau
jalur spinothalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi mengenai
sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat 2 jalur mekanisme terjadinya nyeri,
yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada
otak yang terdiri atas jalur spinal, desemdens dari talamus, yang melalui otak tengah dan
medula, ke tanduk dorsal sumsum tulang belaknag yang berkonduksi dengan nociceptor
impuls supresif. Serotonin merupakan neurotransmiter dalam impuls supresif. Sistem
supresif lebih mengaktifkan stimulasi noniceptor yang di transmisikan oleh serabut A.
Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan respons terhadap
naloxone yang kurang banyak di ketahui mekanismenya
c. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi 2, yaitu nyeri akut dan kronis. Nyeri akut
merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6
bulan, serta ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan
nyeri yang timbul secara perlahan lahan, biasanya berlangsung dalan waktu cukup lama,
yaitu lebih dari enam bulan. Yang termaksud dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri
terminal, sindron nyeri kronis, dan nyeri psikomatis. Terdapat jenis nyeri yang spesifik,
diantaranya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent pain), nyeri psikogenik,
nyeri phantom dan nmekstermitas, nyeri neurologis dan lain lain. Umumnya, nyeri
somatis dan nyeri viseral ini bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit
(superfisial), yaitu pada otot dan tulang. Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada
bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral.
Nyeri psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik, biasanya timbul akibat
psikologis. Nyeri phantom adalah nyeri yang di sebabkan karena salah satu ekstremitas
diamputasi. Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di
sepanjang atau di beberapa jalur saraf.
f. Stimulus Nyeri
Seseorang dapat Menoleransi menahan nyeri (pain tolerance), atau dapat mengenali
jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold). Terdapat beberapa
jenis stimulus nyeri, di antaranya:
1. Motorik disebabkan karena
• Gangguan dalam jaringan tubuh
• Tumor, spasme otot
• Sumbatan dalam saluran tubuh
• Trauma dalam jaringan tubuh
2. Thermal (suhu)
• Panas dingin yang ekstrim
3. Kimia
• Spasme otot dan iskemia jaringan
g. Teori Nyeri
Ada 4 teori yang berusaha menjelaskan bagaiman nyeri itu timbul dan terasa, yaitu :
1. Teori spesifik ( Teori Pemisahan)
Teori yang mengemukakan bahwa reseptor dikhususkan untuk menerima suatu
stimulus yang spesifik, yang selanjutnya dihantarkan melalui serabut A delta dan
serabut C di perifer dan traktus spinothalamikus di medulla spinalis menuju ke pusat
nyeri di thalamus. Teori ini tidak mengemukakan komponen psikologis.. Menurut
teori ini rangsangan sakit masuk ke medula spinalis (spinal cord) melalui kornu
dorsalis yang bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke tractus lissur dan
menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat
rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
B. PENGKAJIAN/PENILAIAN NYERI
A. Kesimpulan
B. saran
DAFTAR PUSTAKA
H.Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
Arwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.