Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL DAN RASA AMAN


(BEBAS NYERI)
Dosen pengampu: Ns.Riyanto,S.Kep.,M.Kes.

Disusun oleh kelompok 4:


1. Angga Riana Putri 2115471015
2. Heni Lestari 2115471020
3. Putri Ananda Aresta 2115471021
4. Yeni Hermayanti 2115471024
5. Artha Utami 2115471035
6. Dian Febiyola 2115471039
7. Gadis Tara 2115471046

PROGRAM STUDI DIII KBIDANAN METRO


POLITEKNIK KSEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
untuk mata kuliah KDM dengan judul: PRINSIP KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL DAN RASA
AMAN (BEBAS NYERI)
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran. Dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalh ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat.

Metro, 8 Oktober 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A.LATAR BELAKANG ..........................................................................
B.RUMUSAN MASALAH......................................................................
C.TUJUAN PENULISAN........................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................


1. KONSEP NYERI ...............................................................................
2. PENGKAJIAN/PENILAIAN NYERI................................................
3. MASALAH DAN PENATAKSANAAN (MANAJEMEN)
MENGATASI NYERI........................................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................

A. SIMPULAN ........................................................................................
B. SARAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada banyak permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan pemenuhan rasa aman,
dimulai dari usia bayi, toddler, prasekolah, sekolah, remaja, dewasa dan lansia.
Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan psikologis
merupakan salah satu KDM yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi dengan faktor
lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara otomatis kebetuhan dasar
manusia terpenuhi. Seringkali terjadi hal kelainan terhadap klien yang berusia lanjut atau
lansia dikarenakan kurangnya perhatian terhadap klien. Untuk itu sebagai perawat
memberi ASKEP (Asuhan Keperawatan) kepada klien yang mengalami gangguan
kebutuhan rasa aman haruslah benarbenar diperhatikan agar kebutuhan klien terpenuhi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja konsep nyeri?


2. Bagaimana pengkajian/penilaian nyeri?
3. Apa saja masalah dan penataksanaan mengatasi nyeri?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsep nyeri


2. Mengetahui penilaian nyeri
3. Mengetahui masalah dan penataksanaan mengatasi nyeri
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP NYERI

a. Pengertian nyeri.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat
subjektif karena perasaan nyeri Nerbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebut lah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya

Berikut ini merupakan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri.

1. Mc. Coffery (1⁹79) mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang, yang keberadaannya nyeri dapat diketahui hanya jika orang tersebut
pernah mengalami.

2. Wolf weifsrl feurst (1974) mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.

3. Artur C. Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi
tubuh, tingul ketika jaringan sedang dirusak sehingga individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri.

4. Scrumum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akivat
terjadinya rangsangan fisik maupun drai serabut saraf dalam tubuh ke otak fan diikuti
oleh rekaksi fisik, fisiologi, maupun emosional.

b. Fisiologi nyeri.

Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rnangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah noniceptor, merupakan saraf ujung ujung saraf
saraf sangat bebas yang memiliki sedikit mielin yang tersebar pada kulit dan mukosa,
khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kantong empedu. Reseptor
nyeri dapat memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi
tersebut dapat berupa kimiawi, termal, listrik, atau mekanis. Stimulasi oleh zal kimiawi di
antaranya seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan macam macam asam seperti
adanya asam lampung yang meningkat pada gastritis atau stimulasi yang dilepas apabila
terdapat kerusakan pada jaringan. Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor
tersebut di transmisikan berupa impuls impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua
jenis serabut, yaitu serabut A (delta) yang bermielin rapat dan serabut lamban (serabut
c),. Impuls impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifat inhibitor
yang di transmisikan ke serabut c. Serabut serabut aferen masuk ke spinal melalui akar
dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn tersebut terdiri atas tiga
membentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian,
impuls nyeru menyeberangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan bersambung
ke jalur spinal asendens yang ppaling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau
jalur spinothalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi mengenai
sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat 2 jalur mekanisme terjadinya nyeri,
yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada
otak yang terdiri atas jalur spinal, desemdens dari talamus, yang melalui otak tengah dan
medula, ke tanduk dorsal sumsum tulang belaknag yang berkonduksi dengan nociceptor
impuls supresif. Serotonin merupakan neurotransmiter dalam impuls supresif. Sistem
supresif lebih mengaktifkan stimulasi noniceptor yang di transmisikan oleh serabut A.
Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan respons terhadap
naloxone yang kurang banyak di ketahui mekanismenya

c. Klasifikasi nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi 2, yaitu nyeri akut dan kronis. Nyeri akut
merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6
bulan, serta ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan
nyeri yang timbul secara perlahan lahan, biasanya berlangsung dalan waktu cukup lama,
yaitu lebih dari enam bulan. Yang termaksud dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri
terminal, sindron nyeri kronis, dan nyeri psikomatis. Terdapat jenis nyeri yang spesifik,
diantaranya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent pain), nyeri psikogenik,
nyeri phantom dan nmekstermitas, nyeri neurologis dan lain lain. Umumnya, nyeri
somatis dan nyeri viseral ini bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit
(superfisial), yaitu pada otot dan tulang. Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada
bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral.
Nyeri psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik, biasanya timbul akibat
psikologis. Nyeri phantom adalah nyeri yang di sebabkan karena salah satu ekstremitas
diamputasi. Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di
sepanjang atau di beberapa jalur saraf.

d. Karakteristik Nyeri (PQRST)


P (pemacu) : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (quality):seperti apa-> tajam, tumpul, atau tersayat
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (severity/SKALA NYERI) : keparahan / intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
e. Proses Terjadinya Nyeri
Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan
jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui
serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula
spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan
didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi
sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan
nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang
dilepaskan karena trauma/inflamasi.
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah
berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan
ke sistem saraf pusat.

f. Stimulus Nyeri
Seseorang dapat Menoleransi menahan nyeri (pain tolerance), atau dapat mengenali
jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold). Terdapat beberapa
jenis stimulus nyeri, di antaranya:
1. Motorik disebabkan karena
• Gangguan dalam jaringan tubuh
• Tumor, spasme otot
• Sumbatan dalam saluran tubuh
• Trauma dalam jaringan tubuh
2. Thermal (suhu)
• Panas dingin yang ekstrim
3. Kimia
• Spasme otot dan iskemia jaringan

g. Teori Nyeri
Ada 4 teori yang berusaha menjelaskan bagaiman nyeri itu timbul dan terasa, yaitu :
1. Teori spesifik ( Teori Pemisahan)
Teori yang mengemukakan bahwa reseptor dikhususkan untuk menerima suatu
stimulus yang spesifik, yang selanjutnya dihantarkan melalui serabut A delta dan
serabut C di perifer dan traktus spinothalamikus di medulla spinalis menuju ke pusat
nyeri di thalamus. Teori ini tidak mengemukakan komponen psikologis.. Menurut
teori ini rangsangan sakit masuk ke medula spinalis (spinal cord) melalui kornu
dorsalis yang bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke tractus lissur dan
menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat
rangsangan nyeri tersebut diteruskan.

2. Teori pola (pattern)


Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola informasi sensoris.
Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya suatu stimulus timbul pada tingkat saraf
perifer dan stimulus tertentu menimbulkan pola aksi potensial tertentu. Rangsangan
nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang
aktivitas sel. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang
lebih tinggi, yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot
berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi olch modalitas
respons dari reaksi sel.tu. Pola aksi potensial untuk nyeri berbeda dengan pola untuk
rasa sentuhan.

3. Teori kontrol gerbang (gate control)


Pada teori ini bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori
menghilangkan nyeri. Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut
kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C
melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui
mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang
lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila
masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme
pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat
menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi
mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan
serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan
sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek
yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan
opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang
berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan
menghambat pelepasan substansi P. tehnik distraksi, konseling dan pemberian
plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorphin.
• Dikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965
• Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh
mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
• Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi gelatinosa (SG) yg ada pada bagian
ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran sebagai pintu gerbang
(gating Mechanism), mekanisme gate control ini dapat memodifikasi dan merubah
sensasi nyeri yang datang sebelum mereka sampai di korteks serebri dan
menimbulkan nyeri.
• Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan di blok ketika
pintu gerbang tertutup
• Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi nyeri
• Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanage nyeri pasien
• Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara menghambat
pembentukan substansi P.
• Menurut teori ini, tindakan massase diyakini bisa menutup gerbang nyeri
4. Teori Transmisi dan Inhibisi.
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf, sehingga
transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmiter yang spesifik. Kemudian,
inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada scrabut-serabut besar
yang memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan endogcn opiate sistem
supresif.

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri


a. Usia
b. Lingkungan
c. Keadaan fisik
d. Pengalaman masa lalu
e. Mekanisme penysuaian diri
f. Nilai-nilai budaya

i. Penyebab Rasa Nyeri


a. Trauma
• Trauma mekanik : benturan, gesekan, dll
• Trauma thermis : panas dan dingin
• Trauma Chermis :tersentuh asam/basa kuat
b. Neoplasama
• Neoplasama jinak
• Neoplasma ganas
c. Peradangan : Abses ,pleuritis,dll
d. Gangguan pembuluh darah
e. Trauma psikologis

B. PENGKAJIAN/PENILAIAN NYERI

Penilaian tingkat nyeri


a. Skala nilai menurut Mc. Gill
0 = tidak Nyeri
1 = Nyeri ringan
2 = Tidak menyenangkan
3 = Nyeri menekan
4 = Sangat Nyeri
5 = Nyeri yang menyiksa
b. Skala penilaian expresi wajah nyeri (whole dan Wrong)
• Skema tubuh (body outline)
• Skala numeric
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(PENGKAJIANNYA DI TAMBAH DI SINI YA ARTHA… TERIMAKSIH)


C. MASALAH-MASALAH PADA KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS NYERI)
Masalah-masalah pada kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri) diartikan sesuai klasifikasi
nya. Yaitu:
a. Nyeri menurut tempat dan sumbernya
• Peripheral pain
• Superficial pain (nyeri permukaan)
• Dreppain (nyeri dalam)
• Defereed ( nyeri alihan)
Nyeri fisik : Nyeri fisik disebabkan karena kerusakan jaringan yang timbul dari stimulasi
serabut saraf pada struktur somatik viseral.
Nyeri somatic : Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali bila diikuti kerusakan
jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal lokasi tertentu.
Nyeri Viseral : Nyeri yang sulit ditentukan lokasi nya karena lokasinya dari organ yang
sakit ke seluruh tubuh.
Sentral pain/ nyeri sentral thalamik : Nyeri ini terjadi karena perangsangan system saraf
pusat,spinal cord,batang otak,dll.
Psyhcogenik pain : Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab mekanik, tetapi akibat trauma
psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.. Biasanya disebabkan oleh ketegangan otot
yang kronis yang terjadi pada klien yang mengalami stress yang lama.
b. Nyeri menurut sifatnya
• Seperti diiris benda tajam
• Seperti ditusuk pisau
• Seperti terbakar
• Seperti diremas-remas
c. Menurut berat dan ringannya
• Nyeri ringan : Nyeri yang intensitasnya ringan
• Nyeri sedang : Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi
• Nyeri Berat : Nyeri yang intensitasnya tinggi
d. Menurut waktunya
• Nyeri Kronis
- Berkembang secara progresif selama 6 bulan lebih
- Reaksinya menyebar
- Respon parasimpatis
- Penampilan Depresi dan menarik diri
- Pola serangan tidak jelas.
• Nyeri akut
- Berlangsung singkat kurang dari 6 bulan
- Terelokasi
- Respon system saraf parasimpatis
- Penampilan: Gelisah , cemas
- Pola serangan jelas
BAGAIMANA MENGATASI NYERI TAMBAH DI SINI YA ARTHA
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. saran
DAFTAR PUSTAKA

Yudianto, Andi. 2008. Perkembangan Psikososial Erikson.


http://bayoesmartboy.blogspot.com/2008/04/perkembangan-psikososial-erikson.html.

H.Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
Arwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai