Anda di halaman 1dari 21

MODUL FISIOLOGI

PROSES OKSIGENASI PADA MANUSIA

DOSEN PENGAMPU: Ns.Riyanto,S.Kep.,M.Kes

Disusun Oleh kelompok 4:

1. ANGGA RIANA PUTRI 2115471015


2. HENI LESTARI 2115471020
3. PUTRI ANANDA ARESTA 2115471021
4. YENI HERMAYANTI 2115471024
5. ARTHA UTAMI PUTRI 2115471035
6. DIAN FEBYOLA 2115471039
7. GADIS TARA TANTRI WIJAYA 2115471046

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN METRO


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2020
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Modul : Proses oksigenasi pada manusia


Mata Kuliah : Fisiologi
Kode Mata Kuliah : BD53A1008
Anggota Tim Penulis
Nama Lengkap : Angga Riana Putri
Nama Lengkap : Heni Lestari
Nama Lengkap : Putri Ananda Aresta
Nama Lengkap : Yeni Hermayanti
Nama Lengkap : Artha Utami Putri
Nama Lengkap : Dian Febyola
Nama Lengkap : Gadis Tara Tantri Wijaya

Metro, 28 Oktober 2021


Mengetahui,
Dosen Pengampu Penulis

Sri Lestariningsih,SST.M.Kes. Heni Lestari


NIP. 197511032002122003 NIM. 2115471020

Mengetahui
Ketua Prodi D III Kebidanan Metro

Islamiyati,AK,MKM
NIP. 197204031993022001
KATA PENGANTAR

Modul Teori ini disusun untuk membantu dan memfasilitasi mahasiswa dalam mempelajari
mata kuliah Fisiologi. Modul teori ini terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran dengan topik
bahasan sebagai berikut :
Kegiatan pembelajaran 1: pengertian pemasaran
Kegiatan pembelajaran 2: pendekatan pemasaran social dalam pelayanan kebidanan
Kegiatan pembelajaran 3: pemasaran social dalam pelayanan kebidanan

Modul ini masih belum sempurna, oleh karena itu penyusun berharap agar para pemakai modul
ini dapat memberikan sumbangan saran untuk perbaikan modul ini. Semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, semoga modul
teori ini dapat bermanfaaat
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. DESKRISPSI.....................................................................................
B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..........................................
C. TUJUAN PEMBELAJARAN............................................................
D. URAIAN MATERI............................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................
1. RESPIRASI.........................................................................................
2. MEKANISME PERNAPASAN.........................................................
3. OTOT-OTOT PERNAPASAN...........................................................
4. PERTUKARAN DAN TRANSPORT GAS PERNAPASAN............
5. VOLUME DAN KAPASITAS PARU...............................................
6. PENGATURAN PERNAPASAN......................................................
7. ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU HAMIL...................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................

A. RINGKASAN .....................................................................................
B.DAFTAR PUSTAKA............................................................................
C. TES FORMATIF
MODUL : FISIOLOGI
KEGIATAN PEMBELAJARAN I PROSES OKSIGENASI PADA MANUSIA

A. Deskripsi
Pembahasan dalam kegiatan pembelajaran I ini dapat berfokus dalam bahan kajan tentang
pemasaran sosial, jasa dalam pelayanan kebidanan dengan sub bab pengertian konsep dasar
pemasaran social jasa profesi, pendekatan pemasaran social jasa profesi untuk perubahan social,
pemasaran social jasa dalam pelayanan kebidanan. Dengan metode vrtual learning.

B. Petunjuk Penggunaan Modul


kegiatan pembelajaran konsep kebidanan secara virtual mahasiswa diharapkan mampu
mempelajari modul ini sesuai dengan kegiatan belajar yang bersangkutan.
1. mahasiswa wajib mempelajari Modul ini sesuai dengan Kegiatan Belajar yang bersangkutan
atau sesuai dengan petunjuk dosen mata kuliah konsep kebidanan
2. Setelah selesai kegiatan belajar yang bersangkutan dilalui, mahasiswa menjawab soal-soal
latihan sesuai dengan Kegiatan Belajar yang telah dilalui atau menurut petunjuk dosen mata
kuliah konsep kebidanan
3. Supaya semua soal latihan dapat di kuasai dengan baik maka mahasiswa mempelajari kegiatan
belajar yang bersangkutan dengan seksama dan cermat, sebab semua jawaban berada di Modul
dan pengembangan penalaran dari materi Modul konsep kebidanan
4. mahasiswa dianjurkan untuk melengkapi referensi dari setiap kegiatan belajar dengan referensi
lain seperti Internet. Koran, buku sumber lain yang releva/sesuai dengan pembahasan kalau
memang diperlukan.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran I ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengaplikasikan konsep kebidanan dalam pemasaran sosial jasa dalam pelayanan kebidanan

D. Uraian Materi
A. PROSES OKSIGENASI

System respirasi berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk kelangsungan


metabolism sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Melalui peran system respirasi oksigen diambil
dari atmosfir, ditransfer masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas oksigen dengan
karbondioksida di alveoli, selanjutnya oksigen akan didisfusi masuk kapiler darah untuk
dimanfaatkan oleh sel dalam proses metabolisme.

Proses oksigenasi dimulai dari pengambilan oksigen di atmosfir, kemudian oksigen


masuk melalui organ pernapasan bagian atas seperti hidung atau mulut, pharing, laring, dan
selanjutnya masuk ke organ pernapasan bagian bawah seperti trakea, bronkus utama, bronkus
sekunder, bronkus tersier (segmental), terminal bronkiolus dan selanjutnya masuk ke
alveoli.Organ pernapasan bagian atas berfungsi selain untuk jalan masuknya udara ke organ
pernapasan bagiab bawah juga untuk pertukaran gas dan berperan dalam proteksi terhadap
benda asing yang akan masuk ke bagian bawah, menghangatkan, filtrasi dan melembabkan
gas. Sedangkan fungsi organ pernapasan bagian bawah disamping tempat untuk masuknya
oksigen juga berperan dalam proses difusi gas.

1. RESPIRASI

Respirasi adalah proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Baik yang terjadi di
paru-paru maupun jaringan. Proses respirasi dibagi menjadi dua yaitu respirasi internal dan
respirasi eksternal.

1. Respirasi internal merupakan proses pemanfaatan oksigen dalam sel yang terjadi di
mitokondria untuk metabolisme dan produksi karbondioksida.
Proses pertukaran gas yaitu peranan tekanan parsial gas dan proses diffusi untuk pertukaran
gas antara kapiler sistematik ke jaringan. Tekanan parsial oksigen (PO2) di jaringan selalu
lebih rendah dari darah arteri sistematik dengan perbandingan 40 mmHg dan 104 mmHg,
dengan demikian oksigen akan masuk dari kapiler sistemik ke jaringan sampai terjadi
keseimbangan. Sedangkan karbondioksida akan bergerak dengan cepat masuk ke aliran Vena
dan kembali ke jantung.
2. Respirasi eksternal merupakan proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di paru-
paru, kapiler pulmonal dengan lingkungan luar. Pertukaran gas ini terjadi karena adanya
perbedaan tekanan dan konsentrasi gas terjadi karena adanya perbedaan tekanan dan
konsentrasi antara udara lingkungan dengan di paru-paru. Konsentrasi gas terdiri atas
nitrogen 78,62%, oksigen 20,84%, karbondioksidaa 0,04%, dan air 0,5%.
Adanya konsentrasi gas menimbulkan tekanan parsial dari masing-masing gas. Tekanan
parsial gas adalah tekanan yang diberikan oleh gas dalan suatu gas campuran (hukum gas).
Dengan demikian perpedaan konsentrasi gas mengakibatkan perbedaaaan teakanan parsial.
Misalnya konsentrasi oksigen di alveoli lebih tinggi dari konsentrasi di kapiler pulmonari,
sehingga tekanan parsial gas juga lebih tinggi pula. Keadaan ini mengakibatkan pergerakan
oksigen masuk ke kapiler pulmonari. Sementara itu tekanan parsial karbondiksida di alveoli
lebih rendah daripada di kapiler pulmonari sehingga karbondiksida akan bergerak keluar
kapiler.
Respirasi eksternal melibatkan kegiatan-kegiatan:
a. Pertukaran udara dari luar atau atmosfer dengan udara alveolus melalui aksi mekanik yang
disebut ventilasi.
b. Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara alveoli dengan kapiler pulmonari melalui
proses difusi
c. Pengangkutan oksigen dan karbondioksida oleh darah dari paru-paru ke seluruh tubuh dan
sebaliknya
d. Pertukaran oksigen dan karbondioksida darah dalam pembuluh kapiler jaringan dengan
sel-sel jaringan melalui proses difusi.

Respirasi eksternal tergantung dari perbedaan tekanan parsial, luar area permukaan untuk
pertukaran gas, jarak difusi melewati membran alveoli dengan kapiler dan kecepatan aliran
udara masuk dan keluar paru-paru.

2. MEKANISME PERNAPASAN

Bernapas atau pulmunari ventilasi merupakan proses pemin dahan udara dari dan ke paru-
paru Proses bernapas terdiri dari dus fase yaitu insiprasi yaitu periode ketika aliran udara luar
masuk ke paru-paru dan ekspirasi yaitu periode ketika udara meninggalkan paru-paru keluar
ke atmosfir. Proses bernapas merupakan proses yang kompleks dan tergantung pada
perubahan volume yang terjadi pada rongga toraksdan perubahan tekanan. Hubungan antara
tekanan dan volume gas dinyatakan dalam hukum Boyle yaitu volume suatu gas bervariasi,
berlawanan atau berbanding terbalik dengan tekanan pada suhu konstan tekanan Tekanan
yang berperan dalam pro ses bemapas adalah tekanan atmosfir, tekanan intrapulmonary atau
intraalvenis dan tekanan intrapleura. Adanya perbedaan tekanan yang terjadi mengakibatkan
perubahan rongga toraks menjsdi lebih besar atau mengecil.

1. Tekanan atmosfir, yaitu tekanan udara luar, besarnya sekitar 760 mmHg, Tekanan ini
diakibatkan karena kandungan gas yang berada di atmosfir

2 Tekanan intrapulmonari atau intraalveoli, yaitu tekanan yang terjadi dalam alvenli paru-
paru. Ketika bernapas nor mal atau biasa terjadi perbedaan tekanan dengan atmosfir Pada
saat inspirasi tekanan intrapulmonary 759 mmHg lebih rendah 1 mmHg dari atmosfir dan
pada saat ekspira si tekanannya menjadi lebih tinggi +1 mmHg menjadi 761 mmHg Tekanan
intrapulmonary akan meningkat ketika ber napas maksimum pada inspirasi perbedaan
tekanan dapat mencapai-30 mmHg dan ekspirasi +100 mmHg

3 Tekanan intrapleura, adalah tekanan yang terjadi pada to ngga pleura yaitu ruang antara
pleura parietalis dan viseralis. Besarnya tekanan ini kurang dari tekanan pada alveoli atas
atmosfir sekitar-4 mmHg atau sekitar 756 mmHg pada pernapasan biasa dan dapat mencapai
– 18 mmHg pada inspirasi dalam atau ketat

a. Inspirasi
Inspirasi terjadi ketika tekanan alveoli di bawah tekanan atmosfer. Otot yang paling
penting dalam impirasi adalah diafragma, bentuknya melengkung dan melekat pada iga
paling bawah dan otot interkonta eksterna. Ketika diafragma berkontraksi bentuknya
menjadi datar dan menekan dibawanya yaitu pada in abdomen dan mengangkat Keadaan
ini menyebalskan pembesaran rongga toraks dan paru-paru. Meningkatnya uku ran dada
menurunkan tekanan intrapleurs sehingga paru-paru menjadi mengembang
Mengembangknya paru-paru berakibat pada menurunkan tekanan alveolus sehingga
udara bergerale menurut gradien tekanan dari atmosfer ke dalam paru-par Hal ini
berlangsung terus sampai tekanan menjadi sama de ngan tekanan atmosfer, demikian
seterusnya. Sebelum inspirasi dimulai tekanan intraalveolus sama dengan tekanan
atmosfer atau selisihnya 0.

b. Ekspirasi
Selama pernapasan biasa, ekspirasi merupakan proses pasid tidak ada kontraksi otot-otot
aktif. Pada akhir inspirasi otot-otot respirasi relaks, membiarkan elastisitas para dan
rongga dada untuk mengisi volume paru. Ekspirasi terjadi ketika tekanan alveolus lebih
tinggi dari tekanan atmosfer Relaksasi diafragma dan otot interkosta ekstema
mengakibatkan recoll elastis din ding dada dan paru sehingga terjadi peningkatan tekanan
alveolus dan menurunkan volume paru, dengan demikian udara bergerak dari paru-paru
ke atmosfer.

3. OTOT-OTOT PERNAPASAN

Perubahan volume paru-paru terjadi karena konraksi otot-otot skeletal khususnya otot-otot
sela iga dan diafragma yang merupakan pembatas rongga toraks dan rongga abnomen otot-
otot pernapasan adalah diafragma dan otot-otot interkosta eksterna pada pernapasan normal.
Otot-otot tambahan atau aksesoeis juga berperan dalam pernapsan kuat. Peningkatan
pernapasan seperti otot interkosta internal, sternokleudomastoid, serratus anterior, pekterius
minor, tranvesus thoracis, eksternal dan internal obliq dan rektus abdominalis.

1. Otot-otot yang digunakan pada inspirasi.


- Otot diafragma otot ini berbentuk lengkung pada keadaan tidak berkontraksi. Pada saat
kontraksi diafragma menjadi datar dan menekan isi abnomen sehingga rongga toraks menjadi
membesar. Diafragma memegang peranan besar kira-kira 75% dalam proses pernapasan
normal.
-Kontraksi dari otot interkostal eksternal membantu dalam inspirasi dengan mengangkat iga-
iga sehingga rongga toraks menjadi membesar. Otot ini memegang peranan sekitar 25% dari
volume udara masuk ke paru-paru pada pernapasan normal.
- otot-otot aksesoris seperti otot interkostal internal sternocleidomastoid, seratus anterior,
pekterius minor, tranvesus thoracis, eksterna dan internal obliq dan rektus abdominalis,
memegang peranan dalam peningkatan kecepatan dan jumlah pergerakan iga.

2. Otot otot ekspirasi


Respirasi merupakan proses pasif atau aktif tergantung aktivitas pernapasan.
- otot interkostal internal dan transversus untuk menurunkan iga dan menurunkan rongga
toraks.
- otot intra abdominal is termasuk eksternal dan internal obliq. Berperan dalam membantu
otak interkostal internal untuk ekspirasi dengan menekan abdomen dan mengangkat
diafragma.
Waktu Dan Stimulasi
Otot Hasil Kontraksi Otot
Kontraksi
Otot-otot inspirasi
 Diagfragma  Menurunkan posisi  Setiap inspirasi,
dan menekan merupakan otot
kebawah rongga utama pada
perut, meningkatkan inspirasi
ruang toraks pada
posisi vertikal.

 Interkosta eksterna  Mengangkat tulang-  Setiap ispirasi,


tulang iga keatas dan merupakan
keluar, peran sekunder
membesarkan membantu otot
rongga toraks ke asesoris.
depan,belakang dan
samping/sisi.

 Otot leher  Mengangkat  Hanya pada


(scalenus/strenocleidomastoid) sternum, dan inspirasi kuat,
meningkatkan merupakan otot
iga,meningkatkan asesoris.
rongga toraks pada
posisi vertikal

 Meningkatkan  Hanya selama


Otot-otot ekspirasi tekanan ekspirasi aktif,
 Otot abdominal intraabdomen dengan
dengan mendesak kekuatan.
diagfragma ke atas
dan menurunkan
rongga toraks pada
posisi vertikal.

 Mendatarkan toraks,  Hanya selama


 Interkosta interna dengan menarik iga ekspirasi aktif.
kebawah,
menurukan dimensi
depan belakang, dan
sisi rongga toraks
4. PERTUKARAN DAN TRANSPORT GAS PERNAPASAN

Pertukaran gas terjadi antara udara luar dengan darah dalam membran respirator. Pernapasan
adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada alveolus dan tingkat kapiler
(pernapasan eksternal) dan sel dalam jaringan (pernapasan internal ). Selama pernapasan
jaringan tubuh membutuhkan oksigen untuk metabolism dan karbondiksida untuk
dikeluarkan.
Udara yang kita butuhkan dari atmosfir untuk dimanfaatkan oleh tubuh membutuhkan proses
yang kompleks, yang meliputi:

1. Ventilasi adalah pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru.Ada tiga kekuatan
yang berperan dalam ventilasi yaitu compliance ventilasi dan dinding dada, tegangan
permukaan yang disebabkan oleh cairan alveolus dapat diturunkan oleh adanya surfaktan
serta pengaruh otot otot inspirasi.
a. Kompliance atau kemampuan untuk Meregang merupakan sifat dapat diregangkan nya
paru paru dan dinding dada. Hal ini terkait dengan volume dan tekanan paru.aparu. struktur
paru paru yang elastis memungkinkan paru paru dapat meregamg dan mengempis
menimbulkan perbedaan tekanan dan volume. Sehingga udara dapat keluar masuk paru.

b. Tekanan surfaktan. Perubahan tekanan permukaan alveolus mempengaruhi kemampuan


compliance paru. Tekanan surfaktan disebabkan oleh adanya cairan pada lapisan alveolus
yang dihasilkan oleh sel tipe II. Pada bayi prematur surfaktan Berkurang dan dapat
menyebabkan infani respiratori distress syndrome.

c. Otot otot pernapasan, ventilasi sangat membutuhkan otot otot pernapasan untuk
mengembangkan rongga toraks.

2. Perfusipulmunari adalah pergerakan aliran darah melalui siskulasi pulmunari.darah


dipompakan masuk keparu-paru melalui vertikel kanan kemudian masuk ke arteri
pulmunal.arteri pulmunal kemudian bercabang 2 kanan dan kiri selanjutnya masuk ke kapiler
paru untuk terjadi pertukaran gas. Sirkulasi pulmonal mempunyai Tekanan sistemik yang
rendah,sehingga memungkinkan banyak terjdadi pertukaran gas sebrlum masuk kr atrium
kiri. Kekutatan utama distribusi perfusi dalam paru paru adalah gravitasi. Tetapi juga
dipengaruhi oleh tekanan arteri pulmonal dan tekanan alveolus.
Adakuatnya pertukaran gas tergantung pada adekuatnya Ventilasi dan perfusi, yang diukur
dengan perbandingan atau ratio antara ventilasi alveolar (V) dan perfusi (Q) pada orang
dewasa normal sehat dalam keadaan istirahat ventilasi alveolar sekitar 4.0 Lt/menit dan
perfusinya sekitar 5.0 Lt/menit, dengan demikian ratio ventilasi dan perfusi adalah
Ventilasi(V ) 4.0<¿ mnt
= ¿ 0.8
Perfusi(Q) 5.0 <¿ mnt
Besarnya ratio ini mrnunjukan adanya keseimbangam pertukaran gas. Apabila terjadi
penurunan ventilasi karena sebab tertentu maka ratio V/Q juga akan menurun, sehingga
pertukaran gas juga akan menurun. Apabila nilai V/Q meningkat berarti proses pertukaran
gas akan meningkat. Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi (V/Q) dapat terjadi karena
tidak adekuatnya ventilasi qtau perfusi atau keduanya.

3. Difusi
Difusi adalah proses pertukaran oksigen dan karbondioksida dan alveolus ke kapiler
pulmonal melalui membran dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi
rendah.
Proses difusi dari alveolus ke kapiler paru2 antara oksigen dan karbondioksida melewati 6
rintangan(barier) yaitu melewati surfaktan,membran alveolus,cairan interstitial,membran
kapiler,plasma,dan membran sel darah merah.oksigen di disfusi masuk dari alveolus ke darah
dan karbondioksida di disfusi 20 kali lipat lebih cepat dari difusi oksigen,karena
karbondioksida daya larutnya lebih tinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kecepatan difusi, antaralain:
a. Perbedaan tekanan pada membran, makin besar perbedaan tekanan makin cepwt pula
proses difusinya.
b. Besarnya area membran, makin luas area membran difusi maka semakin cepat difusi
melewati membran
c. Keadaan tebal tipisnya membran, makin tipis, makin cepat proses difusi.
d. Koefisien difusi yaitu kemampuan terlarut suatu gas dalam cairan membran paru, makin
tinggi koefisien makin cepat pula difusi terjadi, misalnya karbondioksida koefiseinnya 20.3,
oksigen 1, nitrogen 0.53, dengan demikian karbondioksida adalah gas yang cepat terjadi
difusi.

4. Transportasi oksigen dan karbondioksida


a. Transport oksigen
Setelah didisfusi dari kapiler pulmonari, oksigen dibawa keseluruh tubuh melalui sistem
sirkulasi sistemik. Setiap 100 ml darah yang meninggalkan kapiler alveolus membawa 20 ml
oksigen. Molekul oksigen dibawa dalam darah melalui dua jalur yaitu melalui ikatan dengan
hemoglobin (Hb) sekitar 97% dan larut melalui plasma sekitar 3%. Hemoglobin merupakan
molekul yang mengandung empat sububit protein flobular dan unit hrme. Setiap molekul Hb
dapat mengikat empat molekul oksigen dan membentuk ikatan oxy hemoglobin (Hb O2)
dengan reaksi.
Hb + O₂ = Hb O₂

Setiap sel darah merah mempunyai kira-kira 280 juta hemoglobin, sehingga kemampuan sel
darah merah mempu membawa oksigen sangat besar. Presentase hemoglobin yang
mengandung oksigen disebut saturasi hemoglobin. Jika semua molekul Hb dapat mengikat
oksigen maka saturasinya menjadi 100 persen. Jika rata-rata setiap Hb membawa 2 melekul
oksigen maka saturasinya menjadi 50 persen:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ikatan hemoglobin dengan oksigen diantaranya
tekanan parsial oksigen dalam darah (PO), pli darah, suhu dan aktivitas metabolisme dalam
sel darah merah.
1.) Hemoglobin dengan PO2
Pengikatan dan prnguraian oksigrn dengan hemoglobin merupakan reaksi yang reversible.
Jika PO2 lobin meningkatkan maka reaksi akan bergeser ke kanan. Ini berarti makin banyak
oksigen yang terikat dengan hemoglobin. Jika PO2 menurun maka reaksi akan bergeser ke
kiri, berarti banyak oksigen yang dilepaskan oleh hemoglobin. dengan demikian jika PO2
meningkat maka saturasi HB juga meningkat, tetapi jika PO2 menurun maka saturasi HB
menurun karena banyaknya oksigen yang dilepaskan. Misalnya pada tekanan oksigen di
alveolus sekitar 100 mmHg, sehingga saturasi HB dikapiler pulmonari sangat tinggi sekitar
97,5 persen. Hubungan antara PO2 dengan saturasi hemoglobin memberikannya mekanisme
regulasi autornatik dari kebutuhan oksigen tubuh. Pada jaringan tidak aktif membutuhkan
lebih sedikit oksigen dibandingkan pada jaringan yang aktif.
Pada hemoglobin fetal, ikatan oksigen dengan hemog lobin sangat kuat dari pada PO, yang
sama dan mengi kat lebih banyak oksigen Oksigen masuk ke fetal melalui pembuluh darah
plasenta ibunya. Darah dari ibu mempunyai pO, relatif lebih rendah antara 35-50 mmHg, jika
sampai ke plasenta po, menjadi 40 mmHg dengan saturasi hemoglobin 75% Saturasi
hemoglo bin pada ibu hamil kurang dari 60 %, dan saturasi Hb fetal lebih dari 80 %

2) Hemoglobin dan pH
Keadaan pH darah mempengaruhi saturasi hemog lobin. Jika pH nya turun atau dalam
keadaan asam maka saturasinya menjadi turun. Misalnya pada pH 74-7.2, maka saturasinya
menjadi sekitar 75 - 60 %, berarti melekul Hb akan melepaskan 20% lebih oksi gen pada
jaringan perifer.

3) Hemoglobin dan temperatur


Perubahan suhu berakibat pada saturasi hemoglobin. Pada suhu yang meningkat Hb
melepaskan lebih banyak oksigen. Namun demikian efek suhu hanya signifikan pada
jaringan aktif yang menghasilkan panas seperti pada otot sekeletal aktif, darah menjadi
hangat dan hemoglobin melepaskan banyak oksigen

4) Hemoglobin dan aktivitas metabolisme sel


Peningkatan metabolisme sel akan mempengaruhi peningkatan konsumsi oksigen, karena
oksigen sangat dibutuhkan untuk metabolisme, misalnya pada pe ningkatan hormon tiroid,
hormon pertumbuhan, epi nephrine dan androgen

b. Transport karbondioksida
Karbondioksida merupakan hasil metabolisme aerob pada
jaringan perifer. Normalnya sekitar 200 ml karbondiok sida diproduksi setiap menit. Setelah
masuk ke peredaran darah, CO, ditransport melalui tiga jalur yaitu pertama ferlarut dengan
plasma sekitar 7%-8%, kedua berikatan dengan hemoglobin membentuk
karbaminohemoglobin (HbCO) sekitar 25%-30% dan ketiga sekitar 60%-70% berikatan
dengan air membentuk asam karbonat, yang kemudian dengan cepat akan dipecah menjadi
on hud rogen (H) dan ion bikarbonat (HCO,) dengan bantuan enzim karbonik anhidrase

CO₂ + H₂Ọ = H₂CO₂= H⁺ + HCO₂

Karbondioksida bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat dan akan terurai menjadi
ion hydrogen dan hydrogen karbonat (bikarbonat)

lon bikarbonat selanjutnya dapat masuk ke membran sel darah merah membentuk potasium
bikarbonat. Jika kony sentrasinya berlebihan maka ion bikarbonat akan keluar dari sel dan
masuk dalam plasma kemudian bersenyawa dengan sodium klorida (NaCl) membentuk
sodium bikar bonat (NaHCO) dan ion klorida (C)

Gas CD, yang telah beredar dalam darah selanjutnya ditransport ke paru-paru untuk
dikeluarkan melalui mekanisme ekspirasi. Adanya hambatan dalam penges Juaran CO, akan
mengakibatkan peningkatan kadar CO sehingga PaCO, menjadi meningkat, hal ini dapat
berakı bat pada perubahan pH darah. Normalnya PaCO, sekitar 35-45 mmHg

Selama bekerja atau latihan fisik, banyak CO, yang diproduksi oleh jaringan, sehingga secara
automatis akan meningkatkan ventilasi alveolar dan peningkatan kardiak

5. VOLUME DAN KAPASITAS PARU

Pengukuran volume dan kapasitas paru menunjukkan ade kuatnya pertukaran gas dan fungsi
paru

1. Volume paru

Pengukuran volume paru menunjukkan jumlah udara dalam paru-paru selama berbagai siklus
pernapasan. Aliran udars yang masuk dan keluar paru-paru memberikan ukuran nyata
volume paru-paru. Volume udara yang masuk dan keluar paru-paru sekali bernapas disebut
tidal volume. Besarnya total volume pertukaran udara antara sistem pernapasan dengan udara
luar/atmosfer selama satu menit disebut ventilasi pulmunaly Dengan demikian volume ven
tilasi pulmunal tergantung pada tidal volume dan jumlah pernapasan permenitajika rata-rata
tidal volume sekitar 500 ml dan jumlah pernapasan 12 kali permenit maka besarnya ventilasi
pulmunal 500 ml x 12 sama dengan 6000 ml/menit.j Namun demikian, tidak semua udara
yang masuk ke alveo Jus terjadi pertukaran gas Sekitar 150 ml dari tidal volume
terperangkap dalam ruang mati dan dikeluarkan kembali pada saat ekspirasi.)
Volume udara yang masuk kealveoli setiap menit disebut alveolar ventilasi dan dan besarnya
dirumuskan:

Jumlah pernapasan permenit X (tidal volume-ruang mati)

Jika pernapasan 12 x/mt x (500 ml-150 ml) = 4200 mümenit

Dengan demikian dari besarnya ventilasi pulmunal 6000 ml/ menit hanya 4200 ml yang
terjadi pertukaran gas di alveo las Pengukuran jumlah pertukaran udara selama bernapas
dukur dengan menggunakan spirometer. Volume paru-paru

a Tidal volume (TV), yaitu volume udara yang masuk dan keluar saat sekali bernapas normal
besarnya sekitar 500 ml atau 5-10 ml/kg BR
b. Volume cadangan inspirasi (VCD), yaitu jumlah udara yang dapat dihirup sekuat-kuatnya
setelah inspirasi normal, jumlahnya sekitar 3000 ml
c. Volume cadangan ekspirasi (VCE), merupakan jumlah udara yang dapat dikeluarkan
sekuat-kuatnya setelah ekspirasi normal, besarnya sekitar 1100 ml.
d. Volume residu (VR) merupakan volume udara yang masih dapat tersisa setelah ekspirasi
kuat, besarnya sekitar 1200 md.

2. Kapasitas paru

Pengukuran kapasitas paru merupakan kombinasi volume volume paru. terdiri atas kapasitas
inspirasi, kapasitas residual fungsional, kapasitas yital dan kapasitas total paru

a Kapasitas vital (KV), adalah total jumlah udara maksim yang dapat dikeluarkan dengan
kuat setelah insp maksimum. Jumlahnya penambahan tidal volume volume cadangan
inspirasi (VCI) dan volume cadan ekspirasi-500 ml +3000 ml-1100 ml - 4600 ml.

b Kapasitas inspirasi (KT) merupakan total jumlah tidal volume (TV) dan volume cadangan
inspirasi (VCI), jumlahnya sekitar 3500 ml yang dapat diinspirasi setelah c. Kapasitas
residual fungsional (KRF), merupakan jumlah udara sisa setelah ekspirasi normal, besarnya
jumlahvolume residual (VR) dengan volume cadangan ekspirasi(VCE) sekitar 2300 mld.
Kapasitas total paru (KTP) merupakan jumlah total udara yang dapat ditampung dalam paru-
paru Besarnya sama dengan kapasitas vital (KV) ditambah dengan vo hume residual (VR)
sekitar 5800 ml.

6. PENGATURAN PERNAPASAN

Pengendalian dan pengaturan pernapasan dilakukan sistem per syarafan, mekanisme kimia
dan mekanisme non kimia
1. Pengendalian pernapasan oleh sistem persarafan
Pengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh korteks serebri, medulla oblongata
dan pons
a. Korteks serebri
Korteks serebri berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter, sehingga
memungkinkan kita dapat mengatur napas dan menahan napas, misalnya pada saat
bicara atau makan.

b. Medula oblongata
Medula oblongata terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau
spontan. Pada medulla oblongata terdapat 2 kelompok neuron yaitu Dorsal Respiratory
Group (DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory Group
(VRG) yang terletak pada ventralateral medulla Kedua kelompok neuron ini berperan
dalam pengaturan irama pernapasan. DRG terdiri dari neuron yang mengontrol serabut
lower motor neuron yang mensarafi otot-otot inspirasi seperti otot interkota interna dan
diafragma untuk gerakan inspirasi dan sebagian kecil neuron inspirasi akan berjalan ke
kelompok ventral.
Kelompok ventral (VRG) terdiri dari neuron inspirasi dan neuron ekspirasi. Pada saat
pernapasan tenang atau normal kelompok ventral tidak aktif, tetapi jika kebutu han
ventilasi meningkat, neuron inspirasi pada kelompok.

c. Pons
Pada pons terdapat 2 pusat pernapasan yaitu pusat apneutik dan pusat pneumotaksis.
Pusat apneutik terletak di formasio retikularis pons bagian bawah. Fungsi pusat apneutik
adalah untuk mengkoodinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi dengan cara
mengirimkan rangsangan impuls pada area inspirasi dan menghambat ekspirasi.
Sedangkan pusat pseumotaksis terletak dipons bagian atas. Impuls dari pusat
pneumotaksis menghambat aktivitas neuron inspirasi, sehingga inspirasi dihentikan dan
terjadi ekspirasi. Fungsi dari pusat pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi
meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur,
proses inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur pula.

2. kendali kimiawi
Ada banyak faktor yang mempengaruhi Laju dan kedalaman pernapasan yang sudah diset
oleh pusat pernapasan yaitu adanya perubahan kadar oksigen, karbondioksida dan ion
hidrogen dalam darah arteri. Perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia dan
menimbulkan respon dari sensor yang disebut kemoreseptor. Ada dua jenis kemoreseptor
yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medula dan kemoreseptor Perifer yang berada di
badan aorta dan cadotid pada sistem arteri.

a. Kemoreseptor pusar, dirangsang oleh peningkatan kadar karbondioksida dalam darah


arteri, cairan serebrospinal, peningkatan ion hidrogen dengan merespon peningkatan
frekuensi dan kedalaman pernapasan.
b. Kemoreseptor Perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen,
karbondioksida dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen, peningkatan
karbondioksida dan peningkatan ion hidrogen maka pernapasan menjadi meningkat.

3. Pengaturan oleh mekanisme non kimiawi


Beberapa faktor non kimiawi yang mempengaruhi pengaturan pernapasan diantaranya:
pengaruh baroreseptor, peningkatan suhu tubuh, hormon epinefrin, refleks hering-Breuer.

a. Baroreseptor, berada pada sinus kortikus, arkus aorta atrium, ventrikel dan pembuluh
darah besar. Baroreseptor berespon terhadap perubahan tekanan darah. Peningkatan
tekanan darah arteri akan menghambat respirasi, menurunnya tekanan darah arteri di
bawah tekanan arteri rata-rata akan menstimulasi pernapasan.
b. Peningkatan suhu tubuh, misalnya karena demam atau olah-raga maka secara otomatis
tubuh akan mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan cara meningkatkan ventilasi.
c. Hormon epinefrin, peningkatan hormon epinefrin akan meningkatkan rangsangan
simpatis yang juga akan merangsang pusat respirasi untuk meningkatkan ventilasi.
d. Refleksi hering-Breuer, yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi. Pada saat
inspirasi mencapai batas tertentu terjadi stimulus pada reseptor regangan dalam otot polos
paru untuk menghambat aktivitas neuron inspirasi. Dengan demikian refleks ini
mencegah terjadinya overinflasi paru-paru saat aktivitas berat.

Secara sederhana dapat disimpulkan Pengaturan pernapasan sebagai berikut :


1. Pusat pengaturan irama pernapasan berada di medula oblongata yang secara langsung
mengontrol otot otot pernapasan.
A. Aktivitas neuron inspirasi dan ekspirasi saling berlawanan dan berlangsung secara
otomatik dalam siklus pernapasan.
B. Aktivitas di medula dipengaruhi oleh pusat apneustik dan pneumotaksik di pons
C. Pernapasan yang dilakukan secara sadar dikontrol langsung oleh korteks serebral
melalui jalur kortikospinal

2. Pernapasan dipengaruhi oleh kemoreseptor yang sensitif terhadap PO2, PH, dan PCO2
dalam darah.
a. Tekanan CO2 pada darah memberikan konsekuensi perubahan PH, menjadi lebih asam
atau lebih basa.
b. Kemoreseptor pusat pada mdula oblongata sensitif terhadap perubahan PCO2 darah
karena dapat merubah PH cairan serebrospinalis.

c. Kemoreseptor perifer yang berada di aortik dan badan karotid sensitif terhadap
perubahan PCO2 darah, karena dapat merubah PH darah.

3. Penurunan tekanan oksigen darah (PO2) hanya akan berpengaruh langsung terhadap
pernapasan jika PO2 kurang dari 50 mmHg.
4. Jika tidal volume 1 liter atau lebih, maka inspirasi akan dihambat oleh reseptor
regangan dalam otot polos paru (Refleks Hering Breuer)

7. ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU HAMIL

Kebutuhan oksigen meningkat pada ibu hamil sekitar 15 % -20 % sebagai respon
peningkatan metabolisme rate dan kebutuh an tambahan jaringan tubuh misalnya pembesaran
uterus dan payudara, disamping untuk kebutuhan oksigen fetus. Pada awal kehamilan terjadi
dilatasi kapiler di saluran pernapasan seperti pada laring, trachea dan bronkus sehingga
terjadi gangguan pada pernapasan melalui hidung. Adanya pembesaran uterus menyebabkan
diapragma mengalami elevasi sekitar 4 cm dan tulang rusuk terangkat menyebabkan
pertambahan diameter toraks bagian bawah sekitar 2 cm dan lingkar dada meningkat sekitar
6 cm, keadaan ini menyebabkan pernapasan abdomen lebih sering dibandingkan pernapasan
diapragma . Wanita hamil bernapas lebih dalam sehingga terjadi pening katan tidal volume
sekitar 35%-50%, peningkatannya seiring dengan usia kehamilan. Jumlah pernapasan
meningkat sekitar 2 kali permenit. Volume cadangan ekspirasi dan residual volume menurun
selama kehamilan. Kapasitas inspirasi sedikit meningkat, ketika kapasitas vital tidak berubah.

Selama kehamilan juga terjadi perubahan pada pusat per napasan, mengakibatkan penurunan
ambang batas dari kar bondioksida. Pengaruh progesterone dan estrogen diprediksi
bertanggungjawab terhadap peningkatan sensitifitas dari pusat pernapasan oleh
karbondioksida.

Tabel 6-2
Perubahan Respirasi Pada Ibu Hamil

Komponen Perubahan
 Respiratory Rate  Tidak berubah atau sedikit
 Tidal volume meningkat.
 Kapasitas vital  Meningkat 30-40%
 Kapasitas inspirasi  Tidak berubah
 Volume ekspirasi  Meningkat
 Total kapasitas paru  Menurun
 Komsumsi oksigen  Tidak berubah atau sedikit
penurunan
 Meningkat 15-20%
Sumber : Maternity & Women’s Healthy Care, Lowdermilk, 2000
E. Ringkasan
Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen
kedalam tubuh setra menghembuskankarbondioksida sebagai hasil sisa
oksidasi.penyampaian oksigen kejaringan tubuh ditentukan oleh sistem
respirasi(pernafasan),kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-parudan sebuah pompa
ventilasi yang terdiri atas dinding dada ,otot pernafasan,diafragma,isi abdomen ,dinding
abdomen,dan pusat pernafasan di otak.pada keadaan istirhat frekuensi pernafasan 12-15
kali per menit.ada 3 langkah dlam proses oksigenasi yaitu ventilasi,perfusi dan difusi.

F. Dafter pustaka
Setiawan Aris, Wartonah Ns,Tarwoto.2009.Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa
kebidanan.Jakarta.Trans Info Media

G. Tes Formatif
1. pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru disebut?
a.ventilasi
b.oksigenasi
c.respirasi
d.difusi
e.perfusi

2. proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida baik di paru-paru maupun di


jaringan merupakan pengertian dari?
a.perfusi
b.difusi
c.respirasi
d.oksigenasi
e.ventilasi

3. berapa besar tekanan atmosfer?


a. 760 mmHg
b. 850 mmHg
c. 150 mmHg
d. 350 mmHg
e. 200 mmHg

4. berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter merupakan peranan


dari?
a.medula oblongata
b. baroreseptor
c. korteks serebri
d. kendali kimiawi
e. oksigenasi

5 .otot apa yang waktu dan stimulasi kontraksi nya hanya selama ekspirasi aktif?
a.interkosta interna
b.otot abdominal
c.diafragma
d.interkosta ekterna
e.otot leher

6. yang merupakan proses pertukaran oksigen dan karbondioksida dan alveolus ke kapiler
pulmonal melalui membran dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan
konsentrasi rendah adalah…
a. ventilasi
b, difusi
c. transport O2 dan CO2
d. perfusi pulmonary
e. kapasitas paru

7.Di bawah ini yang tidak merupakan factor haemoglobin dalam oksigen adalah…
a. hemoglobin PO2
b. hemoglobin pH
c. hemoglobin temperature
d. hemoglobin aktivitas metabolisme sel
e a,b,c dan d semua salah

8. Di bawah ini yang bukan merupakan factor non kimiawi yang mengatur yang
mempengaryhi pengaturan pernapasan adalah…
a. Baroreseptor
b. Hormon epinefrin
c. Hormon ADH
d. Refleksi hering-breuer
e. Peningkatan suhu tubuh

9. Di bawah ini system pernapasan terdiri dari organ pertukaran gas, kecuali…
a. Paru-paru
b. Ginjal
c. Otot pernapasan
d. Diafragma
e. Perfusi dan difusi

10. Terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatic atau spontan. Yang
dimaksud adalah…
a. Medulla oblongata
b. Korteks serebri
c. Pons
d. Kendala kimiawi
e. Paru-paru

kunci jawaban
1. a
2. c
3. a
4. c
5. a
6. b
7. e
8. c
9. b
10. a

H. Glosarium
Respirasi : proses terjadinya perukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam paru-
paru
Kapiler : pembuluh darah yang menghubungkan antara arteriol dan venula
Diafragma :otot utama yang digunakan saat bernapas. Terletak di bawah paru-paru dan
jantung
Metabolisme : seluruh reaksi biokimia
Hormon : zat kimiawi yang berfungsi mengirimkan berbagai pesan ke seluruh tubuh

Anda mungkin juga menyukai