DisusunOlehKelompok 18 2B :
1. Ana RetaSaebah
2. Aziza Inayah
3. VinaRezarah
4. YopenMardiansyah
TahunAjaran 2021-2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
limpahan karunia-Nya.Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
‘’Anatomi dan Fisiologi sistem penafasan’’ prestasi belajar mahasiswa/i tingkat I semester
ganjil jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak Tahun
2013/2014.Penulisan makalah ini dimaksud untuk mengetahui dan memahami anatomi dan
fisiologi sistem pernapasan manusia serta untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Anatomi dan Fisiologi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan.....................................................................................................................4
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................4
1.4 Metode Penulisan........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Sistem Pernapasan Manusia......................................................................................6
2.2 Fungsi Sistem Pernapasan..........................................................................................................6
2.3 Saluran Penghantar Udara..........................................................................................................7
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Penafasan Bagian Atas,...............................................................8
HIDUNG...........................................................................................................................................8
FARING (TEKAK)...........................................................................................................................9
LARING (PANGKAL TENGGOROKAN)....................................................................................10
TRAKEA (BATANG TENGGOROKAN)......................................................................................11
B. Anatomi dan fisiologi sistem pernafasan bagian bawah,...........................................................12
BRONKUS (CABANG TENGGOROKAN)...................................................................................12
PARU-PARU..................................................................................................................................13
Proses Oksigenasi............................................................................................................................14
PENGATURAN PERNAPASAN...................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................18
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN. 18
Pengkajian...................................................................................................................................18
DiagnosaKeperawatan.................................................................................................................19
Intervensi NIC dan Hasil NOC....................................................................................................19
BAB IV...............................................................................................................................................20
PENUTUP...........................................................................................................................................21
BAB I
3
PENDAHULUAN
Sungguh besar keangungan Tuhan Yang maha Esa, yang telah menciptakan system organ
yang memungkinkan makhluk hidup menjalankan fungsinya, diantaranya pada sistem
pernapasan. Fungsi pernapasan akan bekerja sama dengan sistem transportasi agar proses
metabolisme pada tubuh dapat berjalan dengan baik. System respirasi atau pernapasan
merupakan salah satu study terhadap struktur dan fungsi tubuh manusia.
Sistem respirasi atau sistem pernapasan terdapat pada manuasia dan hewan (seperti;
insekta, ikan, amfibi dan burung). Sedangkan sistem pernapasan pada manusia terjadi melalui
saluran penghantar udara yaitu alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh, dimana
masing-masing alat pernapasan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Akan tetapi, dari berbagai macam bentuk, organ serta fungsinya, sebagian besar dari
kita tidak mengetahui bagaimana proses dari sistem pernapasan tersebut.
1.3 Manfaat Penulisan
4
Metode penulisan yang Penulis gunakan untuk menyusun Makalah ini yaitu:
1. Studi Pustaka atau metode Literatur, yaitu mempelajari buku-buku acuan yang
mendapat informasi teoritis dan relavan serta mencari dengan berbagai sumber.
2. Dunia Maya atau Internet, yaitu mencari informasi melalui Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
BAB II
5
TINJAUAN TEORITIS
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan oksigen dari
udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke udara
bebas.
Meskipun fungsi utama system pernapasan adalah pertukaran oksigen dan karbon
dioksida, masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:
1) Tempat menghasilkan suara.
2) Untuk meniup (balon, kopi/the panas, tangan, alat musik dan lain sebagainya
3) Tertawa.
4) Menangis.
5) Bersin.
6) Homeostatis (pH darah)
7) Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi,defekasi,partus).
6
Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam
tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau
bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga
tekak), Larings (kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.
Alat pernapasan manusia terdiri atas beberapa organ, yaitu:
1. Rongga Hidung
Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi
rongga hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah
dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara.
Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung) anterior dan di
belakang berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring). Masing-masing rongga
hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares
anterior, dan bagian respirasi.
Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar sabesa
besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar
keringat, dan folikel rambut yang kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis benda-benda
kasar yang terdapat dalam udara inspirasi.
Terdapat 3 fungsi rongga hidung :
1) Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga hidung akan menjalani
3 proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghanatan, dan pelembaban.
2) Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam
penerimaan bau.
3) Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara fenotik dimana
ia berfungsi sebagai ruang resonasi.
Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat, terbagi dua
oleh sekat (septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang
dilapisi oleh mukosa, yaitu:
1) Konka nasalis superior,
2) Konka nasalis medius,
3) Konka nasalis inferior, terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil yaitu
pleksus vena besar, berdinding tipis, dekat permukaan.
Sinus paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat dalam tulang-tulang
tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung. Macam-macam sinus yang ada adalah
sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis, dan sinus sfenoidalis.
7
Pernapasan (repirasi) adalah peristiwa menghirup uadara dari luar yang mengandung
oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2
(karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara inin disebut
inspirasi dan menghembuskan dan menghembuskan disebut ekspirasi.
1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-selnya)
untuk mengadakan pembakaran.
2. Mengeluarkan karbondioksida yang terjadi sebagi sisa dari pembakaran,kemudian
dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang karena tidak berguna lagi bagi tubuh.
3. Mempertahankan keseimbangan panas tubuh
1. HIDUNG
Hidung merupakan saluran udara yang pertama,mempunyai 2 lubang(kavum
nasi),dipisahkan oleh sekat hidung(septum nasi). Hidung meliputi bagian eksternal
yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat
penyalur udara. Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring
udara,debu dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
3. Lapisan dalam terdapat lapisan lender yang berlipat-lipat yang dinamakan karang
hidung(konka nasalis),yang berjumlah 3 buah:
a. Konka nasalis inferior (karang hidung bagian bawah).
b. Konka nasalis media (karang hidung bagian tengah).
c. Konka nasalis superior (karang hidung bagian atas).
Diantara konka-konka ini ada terdapat 3 buah lekukan maetus yaitu Maetus Superior
(lekukan bagian atas),maetus medialis (lekukan bagian tengah) dan maetus inferior (lekukan
bagian bawah). Maetus-maetus inilah yang dilewati oleh udara pernafasan.
Dasar dari rongaa hidung dibentuk oleh tulang rahang atas,ke atas rongga hidung
berhubungan dengan beberapa rongga disebut sinus paranasalis,yaitu:sinus maksiralis pada
rongga rahang atas,sinus frontalis pada rongga tulang dahi,sinus fenoidalis pada rongga
tulang baji dan sinus etmoidalis pada rongga tulang tapis.
Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat
satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran
tengah,saluran ini disebut tuba auditiva uestaki,yang menghubungkan telingan tengah dengan
faring dan laring.
8
Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata di sebut tuba lakrimalis.
2. FARING (TEKAK)
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makan dan
saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm. Terdapat di bawah dasar tengkorak,di
belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Hubungan faring dengan organ-organ lain,ke atas berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantara lubang yang benama kaona. Kedepan berhubungan dengan ucllgan rongga
mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat 2 lubang,ke depan
lubang laring, kebelakang lubang esopfagus.
Di bawah selaput lender terdapat jaringan ikat,juga di beberapa tempat terdapat folikel
getah bening. perkumpulan getah bening ini disebut adenoid. Di sebelahnya terdapat 2 buah
tonsil kiri dan kanak dari tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglottis (empang
tenggorokan) yang berfungsi menutup laring pada saat menelan makanan.
1) Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nasofarin
(dibelakang hidung).
Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle.
Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang
menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara
pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi
membrane timpani. Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk
membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan
nasofaring dengan telinga bagian tengah.
9
2) Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring
(dibelakang hidung).
Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi.
Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring
merupakan bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut
dan permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior
orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan system
pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan
makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup
menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan.
Orofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya
macam-macam tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.
3) Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.
Laringofaring terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan posisi terendah
dari farings. Pada bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari
sitem digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat
posterior ke dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel
Larings adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan makanan
dan lintasan udara. saluran udara dan bertindak pembentukkan suara yang terletak di depan
bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya
Laring terangkat dibawah lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan masuk ke
trakea. Fungsi utama pada larings adalah untuk melindungi jalan napas atau jalan udara dari
farings ke saluran napas lainnya , namun juga sebagai organ pembentuk suara atau
menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi.
Epiglotis terletak diatas seperti katup penutup. Epiglotis adalah sekeping tulang
rawan elastis yang menutupi lubang larings sewaktu menelan dan terbuka kembali
sesudahnya.
Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12 cm.
Trakea terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-
gelang tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari larings sampai ke puncak paru,
10
tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Jalan napas yang lebih besar ini
mempunyai lempeng-lempeng kartilago di dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama
perubahan tekanan udara dalam paru-paru. Tempat terbukanya trakea disebabkan tunjangan
sederetan tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk huruf C (Cincin-cincin kartilago)
dengan bagian terbuka mengarah ke posterior (esofagus).
Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang menghasilkan lendir)
yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan hidung, ke arah faring
untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan dan sel gobet yang menghasikan
mukus. Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.
Pada dasarnya, Larings bertindak sebagai katup, menutup selama menelan unutk mencegah
aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam batang tracheobronchial.
Mamalia menghasilkan getaran dari pita suara pada dasar larings. Sumber utama suara
manusia adalah getaran pita suara (Frekuensi 50 Hertz adalah suara bas berat sampai 1700 Hz
untuk soprano tinggi). Selain pada frekuensi getaran, tinggi rendah suara tergantung panjang
dan tebalnya pita suara itu sendiri. Apabila pita lebih panjang dan tebal pada pria
menghasilkan suara lebih berat, sedangkan pada wanita pita suara lebih pendek. Kemudian
hasil akhir suara ditentukan perubahan posisi bibir, lidah dan palatum molle.
Disamping fungsi dalam produksi suara, ada fungsi lain yang lebih penting, yaitu
Larings bertindak sebagai katup selama batuk, penutupan pita suara selama batuk,
memungkinkan terjadinya tekanan yang sangat tinggi pada batang tracheobronchial saat otot-
otot trorax dan abdominal berkontraksi, dan pada saat pita suara terbuka, tekanan yang tinggi
ini menjadi penicu ekspirasi yang sangat kuat dalam mendorong sekresi keluar.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
Pita suara berjumlah 2 buah di bagian atas adalah pita suara palsu dan tidak mengeluarkan
suara yang disebut dengan ventrikulasi. Dibagian bawah adalah vita suara sejati yang
membentuk suara yang disebut vokalis.
Proses pembentukan suara merupakan hasil dari kerja sama antara rongga mulut,rongga
hidung,laring,lidah dan bibir. Pita suara pria lebih jauh lebih tebal dari pada pita suara wanita.
11
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk pleh 16 sampai dengan 20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C ). Sebelah dalam
diliputi oleh selaput lender yang berbulu getar yang disebut sel bersilia. Hanya bergerak kea
rah luar.Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh
otot polos.
Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersam udara
pernapasan. Yang memisahkantrakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel
yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari bronkus kiri,terdiri dari 6-8 cincin,
mempunyai 3 cabang. Sedangkan Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang
kanan,terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.
12
sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut lobolus
primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm.
2. PARU-PARU
Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalam rongga torak,
yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan kanan
mediastinum (struktur blok padat yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru menutupi
jantung, arteri dan vena besar, esophagus dan trakea). Banyaknya gelembung paru-paru ini
kurang lebih 700.000.000 buah(paru-paru kiri dan kanan).
Paru-paru memilki :
a) Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
b) Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada.
c) Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
d) Basis, Terletak pada diafragma.
Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax) dan visceral
pleura (membrane serous). Di antara rongga pleura ini terdapat rongga potensial yang
disebut rongga pleura yang didalamnya terdapat cairan surfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang
berfungsi untukmenurunkan gaya gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura saat
respirasi. Tekanan rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg.
Paru kanan relative lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk bagian
bawah seperti concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus
superior, medius dan inferior. Sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan
inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:
a) Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction portion,
bagian paru yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Darah kembali melalui vena-
vena bronchial.
13
b) Arteri dan vena pulmonal yang bertanggungjawab pada vaskularisasi bagian paru
yang terlibat dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
3. Proses Oksigenasi
1. Proses Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau
sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara
atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume
paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Mekanisme Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus
dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke
darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan
dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang
disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi
sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli
dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transportasi oksigen yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh
dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.Oksigen perlu ditransportasikan
dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali
ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel
darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan
ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
14
arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.Darah ini memperfusi paru bagian respirasi
dan ikut serta dalam proses pertukaan oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus.
Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung.Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat
mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi
penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis
oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ
atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat
pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
PENGATURAN PERNAPASAN
Pengendalian dan pengaturan dilakukan system persarafan, mekanisme kimia dan
mekanisme nonkimia.
1. Pengendalian pernapasan oleh sistem persarafan
Pengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh korteks serebri, medulla oblongata
dan pons.
a) Korteks serebri
Korteks serebri berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter,
sehingga memungkinkan kita dapat mengatur pernapasan dan menahan napas, misalnya pada
saat bicara atau makan.
b) Medulla oblongata
Medulla oblongata terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik
atau spontan.
c) Pons
Pada pons terdapat 2 pusat pernapasan yaitu pusat apenuetik terletak pada dipormasio
retikularis pons bagian bawah.fungsi pusat apenuetik adalah untuk mengkoodinasi transisi
antara inspirasi dan ekpirasi dengan cara mengirimkan rangsangan imflus pada area inspirasi
dan menghambat ekspirasi. sedangkan pusat pneumotaksis terletak dipons bagian atas. inpuls
dan pusat pneumotaksis menghambat aktivitas neuron inspirasi, sehingga inspirasi dihentikan
dan terjadi ekspirasi. fungsi dari pusat pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi
meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur, proses
inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur.
15
kemoreseptor pusat yang berada dimedulla dan kemoreseptor perifer yang berada dibadan
aorta dan ceratoid pada system arteri.
3. Jika tidal volume I liter atau lebih, maka inspirasi akan dihambat oleh reseptor regangan
dalam otot polos paru (refleks hering breuer).
16
BAB III
I. Pengkajian
1. IdentitasKlien, meliputi :
1. Keluhanutama
17
2. RiwayatKesehatan
a. RiwayatkesehatanSekarang
b. RiwayatPenyakitDahulu
c. RiwayatPenyakitKeluarga
3. PemeriksaanFisik
a. Polafungsikesehatan
Polapersepsidanpemeliharaankesehatan
Polanutrisidanmetabolisme
Polaeliminasi
Polaaktivitasdanlatihan
Polaistirahatdantidur
Polakognitifdanpersepsi
Persepsidiridankonsepdiri
Polaperanhubungan
Polakopingdantoleransiaktivitas
Keyakinandankepercayaan
b. Pemeriksaanfisik
Keadaanumum
Tanda-tanda vital
Kulit
Kepala :
Mata
Telinga
Hidungdan sinus
Mulutdantenggokan
Leher
Thorak/paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Neurologis
II. DiagnosaKeperawatan
18
Menurut teori diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan system
pernafasan akibat penyakit paru obstruktif kronik yaitu bersihan janal nafas tidak efektif,
pola nafas tidak efektif, inefektif bersihan jalan nafas, gangguan pertukaran gas, dan
intoleransi aktivitas.
BAB IV
PENUTUP
a) Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari tinjauan teoritis pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
Sistem pernapasan adalah pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel
tubuh serta lingkungan. sistem pernapasan terdiri atas pernapasan Eksternal (luar) dan
internal (dalam). Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke
jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan
dinapaskan ke luar udara.
Sistem pernapasan memiliki fungsi:
Fungsi utama yaitu untuk memungkinkan ambilan oksigen dari udara kedalam darah dan
memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke udara bebas.
19
Fungsi tambahan yaitu sebagai tempat menghasilkan suara, Meniup (balon, kopi/the panas,
tangan, alat musik dan lain sebagainya), Tertawa., Menangis, Bersin, Batuk, Homeostatis (pH
darah), dan Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi,defekasi,partus).
Sistem pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh atau
melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian
alat pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak), Larings
(kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.
Pernapasan yang dilakukan menyediakan suplai udara segar secara terus menerus ke dalam
membran alveoli. Keadaan ini terjadi melalui dua fase yaitu inspirasi dan ekspirasi. Kedua
fase ini sangat tergantung pada karakter paru dan rongga thorax.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Tambayong, Jan. 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.
C. Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-instruksional. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Ganeca Exact.
www.google.co.id
20