Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak sekolah yang telah memberi tugas makalah
tentang “GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN”. Sehingga kami mengetahui
pengetahuan yang lebih luas.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para membaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi karya tulis agar menjadi lebih baik. karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
2.1 Sistem Pernapasan ............................................................................. 4
2.2 Gangguan Sistem Pernapasan Manusia .......................................... 6
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia..... 11
2.4 Virus Sistem Pernapasan pada Manusia.......................................... 13
BAB III PENUTUP......................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 19
3.2 Saran ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
https://agustinaputri001.wordpress .com/pernapasan-pada-manusia/materi/jenis-pernafasan/
Gambar 2.1 Pernapasan dada
4
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan
di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut
5
2.2 Gangguan Sistem Pernapasan Manusia
Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan,
penyakit infeksi pada saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis,
sinusitis, rhinitis, dan tonsilitis.
6
Gambar 2.4 Laringitis
10
c. Bronkitis, bronkitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus.
“Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronkus)
(saluran udara di dalam paru-paru)” (Wikipedia, 2016). Selain itu,
wikipedia juga menyebutkan bahwa bronkitis biasanya bersifat ringan dan
pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang
memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit
paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
d. Abses paru, abses paru adalah suatu lesi nekrotik setempat pada parenkim
paru yang berisi pus (nanah). Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, abses merupakan kumpulan pus (nanah) yang terletak dalam
satu kantung yang terbentuk dalam jaringan yang disebabkan oleh suatu
proses infeksi oleh bakteri, parasit atau benda asing lainnya. Jadi, abses
paru merupakan keadaan dimana terdapat pus (nanah) di dalam paru-paru.
11
b. Laringitis
Etiologi laringitis antara lain : virus, bakteri, perluasan infeksi rhinitis.
Selain itu, laringitis dapat juga disebabkan oleh:
- Suhu udara yang dingin
- Perubahan temperatur tiba-tiba.
- Pemajanan terhadap debu.
- Bahan kimia
- Asap/uap
- Penggunaan pita suara berlebihan
- Merokok berlebihan
c. Sinusitis
Etiologi sinusitis antara lain : streptokokus pneumoniae, stapilokokus
aureus, haemofilus influenza, infeksi gigi, dan komplikasi rhinitis.
d. Rinitis
Etiologi rinitis :
Infeksi saluran pernapasan atas
Penggunaan dekongestan secara terus menerus, oral kontrasepso,
kokain, dan anti hipertensi.
Benda asing yang masuk ke dalam hidung.
Deformitas struktural
Neoplasma dan massa
e. Tonsilitis dan Abses Peritonsilar
Etiologi tonsilitis : tonsilitis disebabkan oleh streptokokus grup A.
Etiologi abses peritonsilar : terjadi setelah infeksi tonsilitis.
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:94—138)
menjelaskan tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan
atas sebagai berikut :
a. Pneumonia
Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan
protozoa.
12
b. Tuberkulosis Paru (TBC)
TB Paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang. Kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman lebih
tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.
c. Bronkitis
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis, yaitu:
rokok, infeksi, dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan
faktor keturunan dan status sosial.
d. Abses Paru
Timbulnya abses paru sering disebabkan oleh radang paru-paru akibat
nekrosi bakteri, seperti kuman stapilokokus aureus dan klebsiela
oneumoniae. Bakteri juga dapat timbul sebagai hasil pembususkan emboli.
13
Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik
untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
2. Pneumonia
Gambar Pneumonia
Pneumoniaatau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru
yang disebabkan oleh diplococcus pneumoniae.
Penyakit ini menyebabkan radang paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri Diplococcus pneumonia.Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh
nanah dan lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah.
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ
paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di
mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap
oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia
dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau
sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu
banyak minum alkohol.Namun penyebab yang paling sering ialah
serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang
lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai
akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia
juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia
14
penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan
kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa
beribu-ribu warga tua setiap tahun.
Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan
dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan
bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui
setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan
pemeriksaan sputum.Carapenularan virus atau bakteri Pneumonia sampai
saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang
memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia.
Hal ini diantaranya adalah :
a. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita
HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung,
diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani
kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan
Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya
memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.
b. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi
pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan
secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri
maka dapat menyebabkan Pneumonia.Alkohol dapat berdampak buruk
terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan
tubuh dalam melawan suatu infeksi.
c. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien
yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal
tube’ sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan
mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah
kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke
rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
d. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi
oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat
15
kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan
menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita
penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
e. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar
sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan
salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan
tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga
paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari
tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia
itu sendiri, antara lain:
a. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan
antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-
benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan
sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak
maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
b. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan
yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan
dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup
banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan
tubuh.
c. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan
pengobatan dengan pemberian antijamur.
Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri,
demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan
dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat
tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi
mucossa (riak/dahak) diparu-paru.
16
3. Influenza
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Sistem pernapasan adalah sistem di dalam tubuh manusia yang mengatur
masuknya gas oksigen (O2) dari atmosfer dan keluarnya gas karbo
dioksida (CO2) dari dalam tubuh.
2. Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam. Manurung,
Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan, penyakit
infeksi pada saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis, sinusitis,
dan tonsilitis. Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu
pneumonia, tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses paru.
3. Faktor penyebab gangguan sistem pernapasan bisa dari bakteri, virus,
jamur, kuman, kebiasaan hidup, maupun lingkungan.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diperoleh saran-saran berikut ini:
1. Bagi orang tua atau dewasa, terutama laki-laki, mulai dibiasakan untuk
mengurangi mengonsumsi rokok, lebih baik lagi jika berhenti merokok.
Dengan begitu dapat mengurangi resiko terkena penyakit/gangguan
pernapasan.
2. Bagi orang tua yang sudah mempunyai anak, diharapkan dapat menjaga
anak dari lingkungan sekitar. Misalnya, di ruangan yang berdebu dan di
jalanan yang dominan dengan asap kendaraan bermotor dengan memakai
masker.
3. Bagi setiap individu, dibiasakan selalu menjaga kebersihan di
lingkungannya agar tetap bersih dan nyaman.
19
DAFTAR PUSTAKA
20