Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Disusun Oleh :

Alfian Permana Azi

SMP NEGERI 51 BANDUNG


Jl. Raya Derwati Jawa Barat, Indonesia
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak sekolah yang telah memberi tugas makalah
tentang “GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN”. Sehingga kami mengetahui
pengetahuan yang lebih luas.
 Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para membaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi karya tulis agar menjadi lebih baik. karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjar, Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
2.1 Sistem Pernapasan ............................................................................. 4
2.2 Gangguan Sistem Pernapasan Manusia .......................................... 6
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia..... 11
2.4 Virus Sistem Pernapasan pada Manusia.......................................... 13
BAB III PENUTUP......................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 19
3.2 Saran ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam tubuh manusia terdapat banyak organ-organ dimana organ-
organ tersebut membentuk suatu sistem yang mengatur fungsi-fungsi tertentu,
seperti sistem pencernaan, sistem endokrin, sistem sirkulasi, sistem
pernapasan, dan sitem lainnya. Sistem pernapasan merupakan salah satu
sistem yang terpenting, karena bernapas merupakan suatu tanda bahwa
makhluk hidup tersebut hidup. Dengan bernapas, tubuh manusia akan
menghasilkan energi yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas.
Organ-organ yang termasuk dalam sistem pernapasan antara lain
hidung, faring, laring, esofagus, trakhea, bronkus, bronkeolus, dan alveolus.
Apabila salah satu organ terganggu, maka sistem pernapasannya pun akan
terganggu, karena organ-organ tersebut merupakan satu kesatuan dalam
sistem pernapasan.
Banyak faktor yang dapat mengganggu sistem pernapasan pada
manusia, seperti faktor keturunan/genetik maupun faktor lingkungan. Faktor
keturunan merupakan faktor yang diturunkan dari keluarga itu sendiri, misal
sepasang suami istri melahirkan seorang anak yang memiliki penyakit asma,
ternyata ayahnya memiliki riwayat penyakit asma dan itu diturunkan kepada
anaknya.
Sedangkan faktor lingkungan bisa dari mana saja, seperti lingkungan
kantor, sekolah, jalan raya, rumah, dan lain-lain. Contoh di lingkungan jalan
raya, jalan raya identik dengan banyaknya kendaran bermotor yang asap
knalpotya mengandung gas karbon monoksida dan asap tersebut jika terhirup
setiap harinya dapat menyebabkan gangguan pada paru-paru. Debu-debu
yang bertebaran juga dapat mengganggu pernapasan seseorang, khususnya
bagi orang yang mempunyai alergi terhadap debu. Selain itu, asap rokok juga
dapat menyebabkan gangguan pernapasan, baik bagi perokok aktif maupun
perokok pasif.
1
Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh mereka
masih kurang. Buktinya masih banyak masyarakat terutama kaum pria yang
masih saja merokok, meskipun sebenarnya mereka sudah tahu bahwa
dampaknya bagi tubuh, terutama pada pernapasan akan buruk, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menyatakan “berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi merokok di
Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk berumur >15
tahun adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen
wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif”. Anwar
(detikHealth, 2016) melansir alasan kenapa orang masih tak percaya bahwa
rokok itu berbahaya, “pakar kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia, Profesor Hasbullah Thabrany mengatakan
ini karena masyarakat masih banyak melihat penyebab kematian perokok dari
penyebab terdekatnya saja seperti sakit jantung atau kanker yang dianggap
dipicu karena faktor lain”.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan bisa
menjadi faktor terbesar masyarakat menderita berbagai penyakit, termasuk
gangguan pernapasan. Masyarakat bisa memulainya dengan selalu menjaga
kebersihan lingkungannya dan memeriksakan kesehatan tubuhnya secara
rutin kepada lembaga kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit untuk
mengetahui apakah ada penyakit atau gangguan pada sistem pernapasannya,
dengan begitu masyarakat dapat mengantisipasi sebelum benar-benar
menderita gangguan sistem pernapasan. Seperti yang dikatakan oleh banyak
orang, lebih baik mencegah daripada mengobati.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem pernapasan?
2. Apa saja gangguan pada sistem pernapasan manusia?
3. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem
pernapasan manusia?
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang sistem pernapasan.
2. Untuk mengetahui gangguan pada sistem pernapasan manusia.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada
sistem pernapasan manusia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pernapasan


“Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang
digunakan untuk pertukaran gas” (Wikipedia, 2016). Rab (2010:29)
menyatakan bahwa fungsi pernapasan dapat dibagi menjadi 2, yaitu
pertukaran gas dan pengaturan keseimbangan asam basa. Menurut Sloane
(dalam Widyastuti, 1994:266) memberikan penjelasan tentang fungsi
pernapasan sebagai berikut.
Fungsi pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari
atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon
dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.
Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan
berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan
benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:13) meyebutkan
bahwa sistem pernapasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring, dan
trakhea. Sedangkan untuk sistem pernapasan bagian bawah, menurut
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:21) terdiri dari bronkhus,
bronkhiolus, dan alveolus.
Macam pernapasan menurut Putri (2009) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan dada

https://agustinaputri001.wordpress .com/pernapasan-pada-manusia/materi/jenis-pernafasan/
Gambar 2.1 Pernapasan dada

4
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan
di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut

Gambar 2.2 Pernapasan perut


Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi
lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di
dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

5
2.2 Gangguan Sistem Pernapasan Manusia
Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan,
penyakit infeksi pada saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis,
sinusitis, rhinitis, dan tonsilitis.

Gambar 2.3 Faringitis

a. Faringitis, faringitis adalah peradangan yang terjadi pada faring.


“Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan
yang menyerang tenggorok atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok” (Wikipedia, 2016). Menurut
wikipedia, terdapat dua jenis radang tenggorokan, yaitu akut dan kronis
yang dijelaskan sebagai berikut:
- Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri
tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
- Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu
yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada
sesuatu yang mengganjal di tenggorok.

6
Gambar 2.4 Laringitis

b. Laringitis, laringitis adalah peradangan membran mukosa yang melapisi


laring dan disertai edema pita suara. “Laringitis adalah inflamasi laring.
Hal tersebut merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan
peradangan pada laring (pita suara), yang menyebabkan suara sesak dan
hilagnya suara” (Wikipedia, 2016). Menurut wikipedia, ada dua tipe
laringitis yaitu laringitis akut dan laringitis kronis yang dijelaskan sebagai
berikut:
- Laringitis akut hanya berlangsung beberapa hari sedangkan laringitis
kronis dapat bertahan hingga lebih dari 3 minggu.
- Laringitis akut sering terjadi setelah infeksi saluran napas atas akut dan
hampir semuanya sembuh dengan cepat. Sedangkan laringitis kronik
lebih umum terjadi saat musim dingin dan sering terjadi setelah flu biasa
atau influenza.

Gambar 2.5 Sinusitis


7
c. Sinusitis, sinusitis adalah peradangan pada membran mukosa sinus.
“Sinusitis adalah peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan yang
melapisi sinus. Biasanya sinus berisi udara, tetapi ketika sinus tersumbat
dan berisi cairan, kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat berkembang dan
menyebabkan infeksi” (Wikipedia, 2016). Menurut wikipedia, sinusitis
dibagi atas berbagai jenis sebagai berikut:
1. Sinusitis akut: Sebuah kondisi mendadak seperti gejala seperti pilek,
hidung tersumbat dan nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10 sampai
14 hari. Sinusitis akut biasanya berlangsung 4 minggu atau kurang.
2. Sinusitis subakut: Sebuah peradangan yang berlangsung 4 sampai 8
minggu.
3. Sinusitis kronis: Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala radang sinus
yang berlangsung 8 minggu atau lebih.
4. Sinusitis berulang: Beberapa serangan dalam setahun.

Gambar 2.6 Rhinitis


d. Rhinitis, rhinitis adalah suatu inflamasi yang timbul pada membran
mukosa hidung. “Rhinitis adalah peradangan dan iritasi yang terjadi di
membran mukosa di dalam hidung” (Alodokter, 2016). Menurut alodokter,
rhinitis secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu rhinitis alergi
dan rhinitis nonalergi yang dijelaskan sebagai berikut:
- Rhinitis alergi atau yang disebut juga hay fever disebabkan oleh alergi
terhadap unsur seperti debu, kelupasan kulit hewan tertentu, dan serbuk
sari.
8
- Rhinitis nonalergi tidak disebabkan oleh alergi tapi kondisi seperti
infeksi virus dan bakteri
e. Tonsilitis dan abses peritonsilar

Gambar 2.7 Radang amandel (Tonsilitis)

 Tonsilitas adalah peradangan pada tonsil dan kriptanya. “Radang


amandel (bahasa Inggris: tonsillitis) adalah infeksi pada amandel yang
kadang mengakibatkan sakit tenggorokan dan demam” (Wikipedia,
2016).
 Abses peritonsilar adalah infeksi yang terjadi di atas tonsil dalam
jaringan pilar anterior dan palatum mole. “Abses Peritonsiler adalah
penimbunan nanah di daerah sekitar tonsil (amandel). Abses
peritonsiler merupakan komplikasi dari tonsilitis” (Doktersehat, 2016).
Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu pneumonia,
tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses paru.

Gambar 2.8 Pneumonia


9
a. Pneumonia, pneumonia adalah proses peradangan pada parenkim paru-
paru, yang biasanya dihubungkan dengan meningkatnya cairan pada
alveoli. “Radang paru-paru atau pneumonia adalah kondisi inflamasi pada
paru, utamanya memengaruhi kantung-kantung udara mikroskopik yang
dikenal sebagai alveolus” (Wikipedia, 2016). Menurut alodokter, pada
pengidap pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung
saluran pernapasan dalam paru-paru akan membengkak dan dipenuhi
cairan.

Gambar 2.9 Tuberkulosis


b. Tuberkulosis Paru (TBC), Tuberkulosis (TBC) paru adalah suatu penyakit
infeksi yang menyerang paru-paru. Menurut alodokter, Tuberkulosis (TB)
yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular
yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia. Indonesia
sendiri termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak
di Asia Tenggara dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa
pada tahun 2012.

Gambar 2.10 Bronkitis

10
c. Bronkitis, bronkitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus.
“Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronkus)
(saluran udara di dalam paru-paru)” (Wikipedia, 2016). Selain itu,
wikipedia juga menyebutkan bahwa bronkitis biasanya bersifat ringan dan
pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang
memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit
paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Gambar 2.11 Abses paru

d. Abses paru, abses paru adalah suatu lesi nekrotik setempat pada parenkim
paru yang berisi pus (nanah). Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, abses merupakan kumpulan pus (nanah) yang terletak dalam
satu kantung yang terbentuk dalam jaringan yang disebabkan oleh suatu
proses infeksi oleh bakteri, parasit atau benda asing lainnya. Jadi, abses
paru merupakan keadaan dimana terdapat pus (nanah) di dalam paru-paru.

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia


Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83)
menjelaskan tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan
atas sebagai berikut :
a. Faringitis
Faringitis disebabkan oleh streptokokus hemolitik, stafilokokus, bakteri,
dan virus.

11
b. Laringitis
Etiologi laringitis antara lain : virus, bakteri, perluasan infeksi rhinitis.
Selain itu, laringitis dapat juga disebabkan oleh:
- Suhu udara yang dingin
- Perubahan temperatur tiba-tiba.
- Pemajanan terhadap debu.
- Bahan kimia
- Asap/uap
- Penggunaan pita suara berlebihan
- Merokok berlebihan
c. Sinusitis
Etiologi sinusitis antara lain : streptokokus pneumoniae, stapilokokus
aureus, haemofilus influenza, infeksi gigi, dan komplikasi rhinitis.
d. Rinitis
Etiologi rinitis :
 Infeksi saluran pernapasan atas
 Penggunaan dekongestan secara terus menerus, oral kontrasepso,
kokain, dan anti hipertensi.
 Benda asing yang masuk ke dalam hidung.
 Deformitas struktural
 Neoplasma dan massa
e. Tonsilitis dan Abses Peritonsilar
Etiologi tonsilitis : tonsilitis disebabkan oleh streptokokus grup A.
Etiologi abses peritonsilar : terjadi setelah infeksi tonsilitis.
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:94—138)
menjelaskan tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan
atas sebagai berikut :
a. Pneumonia
Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan
protozoa.

12
b. Tuberkulosis Paru (TBC)
TB Paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang. Kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman lebih
tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.
c. Bronkitis
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis, yaitu:
rokok, infeksi, dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan
faktor keturunan dan status sosial.
d. Abses Paru
Timbulnya abses paru sering disebabkan oleh radang paru-paru akibat
nekrosi bakteri, seperti kuman stapilokokus aureus dan klebsiela
oneumoniae. Bakteri juga dapat timbul sebagai hasil pembususkan emboli.

2.4 Virus Sistem Pernapasan pada Manusia


1. Efisema

Gambar Virus Ifisema


Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus.Asap rokok dan
kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan
elastisitas pada paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:
a. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa
dialami penderita emfisema.
b. Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan
obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.

13
Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik
untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
2. Pneumonia

Gambar Pneumonia
Pneumoniaatau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru
yang disebabkan oleh diplococcus pneumoniae.
Penyakit ini menyebabkan radang paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri Diplococcus pneumonia.Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh
nanah dan lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah.
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ
paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di
mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap
oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia
dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau
sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu
banyak minum alkohol.Namun penyebab yang paling sering ialah
serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang
lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai
akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia
juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia
14
penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan
kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa
beribu-ribu warga tua setiap tahun.
Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan
dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan
bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui
setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan
pemeriksaan sputum.Carapenularan virus atau bakteri Pneumonia sampai
saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang
memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia.
Hal ini diantaranya adalah :
a. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita
HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung,
diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani
kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan
Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya
memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.
b. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi
pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan
secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri
maka dapat menyebabkan Pneumonia.Alkohol dapat berdampak buruk
terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan
tubuh dalam melawan suatu infeksi.
c. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien
yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal
tube’ sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan
mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah
kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke
rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
d. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi
oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat
15
kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan
menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita
penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
e. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar
sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan
salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan
tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga
paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari
tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia
itu sendiri, antara lain:
a. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan
antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-
benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan
sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak
maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
b. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan
yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan
dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup
banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan
tubuh.
c. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan
pengobatan dengan pemberian antijamur.
Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri,
demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan
dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat
tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi
mucossa (riak/dahak) diparu-paru.

16
3. Influenza

Gambar Virus Influenza


Influenza disebabkan oleh virus influenza.Gejala yang ditimbulkan
antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa
gatal.Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan
terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering
disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang tidak berdahak. Lama sakit
berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di
masyarakat. Walaupun ringan tetapi penyakit ini dapat berbahaya bagi usia
sangat muda dan usia tua dimana terdapat keterbatasan fungsi pernafasan.
Penyakit ini terutama terjadi pada musin dingin di negara bermusim dingin
dan di musim hujan pada negara-negara tropis.Mahluk hidup tempat
berkembang dan menyebarkan influenza ini adalah manusia sendiri.
Diduga bahwa hewan lain seperti burung, babi, dan kuda memegang
peranan dalam menciptakan jenis virus influenza dengan jenis yang
berbeda akibat adanya mutasi di hewan-hewan tersebut. Penyebaran virus
influenza ini melalui tetesan air liur pada saat batuk dan melalui partikel
yang berasal dari sel hidung yang melayang di udara terutama di ruangan
tertutup.
Penyebab influenza adalah virus yang menginfeksi jaringan saluran
nafas bagian atas. Terdapat 3 jenis virus yang di kenal yaitu A,B, dan C.
Virus tipe A akan menyebabkan gejala  yang berat, menyebar secara cepat
dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara atau wilayah (pandemi).
Virus tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan dan
penyebarannya tidak secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan
17
gejala yang ringan saja. Perbedaan dari virus ini dapat diketahui melalui
pemeriksaan dari cairan ludah dengan mempergunakan test secara genetik.
Transmisi virus melalui udara dan air ludah sangat bergantung dari
jumlah virus yang terkandung didalamnya. Dari hasil penelitian apabila
didapatkan 10 virus / air ludah sebanyak 50% orang yang terkena air ludah
ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada sel permukaan di
rongga hidung dan saluran nafas.
Setelah virus berhasil masuk kedalam sel, dalam beberapa jam
akan mengalami replikasi dan menuju ke permukaan sel sehingga dapat
meninggalkan sel yang sudah rusak untuk masuk ke sel yang baru, baik sel
yang berada di sebelahnya atau menempel pada air ludah dan menyebar
melalui udara.
Gejala pada penderita Influenza, umumnya pasien mengeluh
demam, sakit kepala, sakit otot, batuk , pilek, terkadang disertai sakit pada
waktu menelan dan serak. Gejala ini dapat didahului oleh lemah badan dan
rasa dingin.Pada kondisi ini biasanya sudah didapatkan gambaran
kemerahan pada tenggorokan.
Gejala-gejala diatas dapat terjadi beberapa hari dan hilang dengan
sendirinya. Tubuh memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus dan
bakteri yang berbahaya melalui sistem pertahanan tubuh degnan sel darah
putih, tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi tubuh baik pula.
Setelah masa penghancuran virus dan bakteri berbahaya  tubuh
membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah
terjadi sehingga akan terasa lemas dan lemah.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Sistem pernapasan adalah sistem di dalam tubuh manusia yang mengatur
masuknya gas oksigen (O2) dari atmosfer dan keluarnya gas karbo
dioksida (CO2) dari dalam tubuh.
2. Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam. Manurung,
Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan, penyakit
infeksi pada saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis, sinusitis,
dan tonsilitis. Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu
pneumonia, tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses paru.
3. Faktor penyebab gangguan sistem pernapasan bisa dari bakteri, virus,
jamur, kuman, kebiasaan hidup, maupun lingkungan.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diperoleh saran-saran berikut ini:
1. Bagi orang tua atau dewasa, terutama laki-laki, mulai dibiasakan untuk
mengurangi mengonsumsi rokok, lebih baik lagi jika berhenti merokok.
Dengan begitu dapat mengurangi resiko terkena penyakit/gangguan
pernapasan.
2. Bagi orang tua yang sudah mempunyai anak, diharapkan dapat menjaga
anak dari lingkungan sekitar. Misalnya, di ruangan yang berdebu dan di
jalanan yang dominan dengan asap kendaraan bermotor dengan memakai
masker.
3. Bagi setiap individu, dibiasakan selalu menjaga kebersihan di
lingkungannya agar tetap bersih dan nyaman.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. Pneumonia, (Daring), (http://www.alodokter.com/pneumonia), diakses


pada 24 Oktober 2016.
Alodokter. Rhinitis, (Daring), (http://www.alodokter.com/rhinitis), diakses pada
24 Oktober 2016.
Alodokter. Tuberkulosis, (Daring), (http://www.alodokter.com/tuberkulosis),
diakses pada 25 Oktober 2016.
Anwar, F. 2016. Alasan Kenapa Masih Ada Orang yang tak Percaya Rokok
Berbahaya, (Daring), (http://health.detik.com/read/2016/10/02/120248/33
11461/763/alasan-kenapa-masih-ada-orang-yang-tak-percaya-rokok-
berbahaya), diakses pada 2 Oktober 2016.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Lindungi Generasi Muda dari
Bahaya Merokok, (Daring), (http://www.depkes.go.id/article/view/1528/
lindungi-generasi-muda-dari-bahaya-merokok.html), diakses pada 3
Oktober 2016.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (Daring), (http://www.depkes.go.id/
index.php?txtKeyword=abses&act=search-by-map&pgnumber=0&
charindex=A&strucid=1280&fullcontent=1&C-ALL=1), diakses pada 25
Oktober 2016.
Doktersehat. Penyakit Abses Peritonsiler, (Daring), (http://doktersehat.com/
penyakit-abses-peritonsiler/), diakses pada 24 Oktober 2016.
Marunung, S., Suratun, Krisanty, P. & Ekarini, N. L. P. 2009. Gangguan Sistem
Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta: CV Trans Info Media.
Putri, A. 2011. Macam Pernapasan, (Daring), (https://agustinaputri001.wordpress
.com/pernapasan-pada-manusia/materi/jenis-pernafasan/), diakses pada 3
Oktober 2016.
Rab, T. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: CV Trans Info Media.

20

Anda mungkin juga menyukai