Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENGANALISIS OBAT BERDASARKAN


PENYAKIT BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM
PERNAPASAN

NAMA:NILDA
KELAS :XII FARMASI

SMKS KARYA PERSADA MUNA


2021\2022

KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Menganalisis Obat Berdasarkan
Penyakit Berhubungan Dengan Sistem Pernapasan ” ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
pelajaran Farmakologi. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka saya yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Raha,18 Februari 2022

 
NILDA

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL ...……………………………..……………….1

KATA PENGANTAR ...…………………………………...………..2

DAFTAR ISI ...………………………………………………………3

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………..4

1.1 Latar Belakang …………..…………….………...…………………...4

1.2 Tujuan ………………………..…….……………...…………………6

1.3 Rumusan Masalah ……………..…………………...………………..6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….7

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan ……………………………………….7

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi ……...………………………………… 9

2.3 Gejala Dan Penyebab ……………………...………………………...11

2.4 Pengobatan Sistem Pernapasan …………...…………………………15

BAB 3 KESIMPULAN ……………………………….……………..17

DAFTAR PUSTAKA ……………………….………………. 18

BAB 1

3
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


pernapasan atau respirasi adalah proses mulai dari pengambilan oksigen,

pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi didalam tubuh. Manusia

dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang

karbondioksida ke lingkungan.

Sistem pernapasan pada dasarnya dibentuk oleh

jalan atau saluran napas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan

rongga dada yang melindunginya. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300

liter oksigen per hari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat makaoksigen atau O2

yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kali

lipat. Namun dalam pernapasan juga dapat mengalami gangguan atau kelainan

salah satunya yang kita kenal dengan penyakit asma (Anonim, 1998)

Asma adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran napas

sehingga penderita mengalami keluhan sesak napas atau kesulitan bernapas.

Timgkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan paru dalam

menyimpan oksigen.

Asma merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap sepele.

4
Berdasarkan data WHO tahun 2006, sebanyak 300 juta orang menderita asma dan

225 ribu penderita meninggal karena asma 80% terjadi dinegara berkembang

akibat kemiskinan, kurangnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan fasilitas

pengobatan. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma diseluruh dunia

diperkirakan akan meningkat 20% untuk sepuluh tahun mendatang jika tidak

terkontrol dengan baik. Untuk mengontrol gejala asma secara baik, maka

penderita harus bisa merawat penyakitnya dengan cara mengenali lebih jauh

tentang penyakit tersebut (Sundaru, 2008)

Di Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan status

perekonomian yang masih terbilang belum seimbang sehingga mengakibatkan

masyarakat berusaha keras bekerja memenuhi kebutuhan hingga mereka

terkadang melupakan arti kesehatan.

1.2 TUJUAN

5
1.Memahami pengertian sistem pernapasan

2.Mengetahui jenis-jenis pernapasan

3.Memahami organ sistem pernapasan beserta fungsinya

4.Memahami dan mengerti kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan

dan cara penanggulangannya

1.3 RUMUSAN MASALAH

1.Jelaskan pengertian sistem pernapasan

2.Jenis-jenis pernapasan

3.Alat-alat sistem pernapasan beserta fungsinya

4.Penyakit yang sering timbul pada sistem pernapasan beserta gejala dan pen-

anggulangannya

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 PENGERTIAN SISTEM PERNAPASAN
Pernapasan atau bisa disebut juga dengan respirasi yang dapat didefinisikan sebagai sebuah

proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbohidrat dan penggunaan energi yang ada di

dalam tubuh.

Ketika manusia bernapas, berarti sedang terjadi proses masuknya oksigen ke dalam tubuh dan

pelepasan karbondioksida keluar tubuh. Pertukaran antara oksigen dan karbondioksida tersebut

terjadi di dalam darah manusia. Manusia yang memiliki pernapasan yang normal ditandai dengan

bernapas sebanyak 12-20 kali dalam satu menit.

Dalam bernapas,

umumnya manusia membutuhkan 300 liter oksigen dalam sehari. Jika seseorang tersebut sedang

mengerjakan pekerjaan berat seperti olahraga maka kebutuhan oksigennya menjadi bertambah

berkali kali lipat. Jumlah oksigen yang diambil ini tergantung dari jenis aktivitas yang dilakukan,

ukuran tubuh dan jenis makanan yang dikonsumsi.

7
Umumnya, orang-orang yang melakukan aktivitas berat akan mengambil oksigen lebih banyak

dibanding orang yang melakukan aktivitas ringan. Orang yang memiliki tubuh yang lebih besar

juga membutuhkan oksigen yang lebih banyak. Selain itu orang yang sering mengkonsumsi

daging-dagingan akan membutuhkan lebih banyak oksigen dibanding orang yang lebih sering

mengkonsumsi sayur-sayuran atau vegetarian.

Manusia bisa melakukan dua cara pernapasan yaitu menggunakan pernapasan dada dan

pernapasan perut. Manusia bernapas menggunakan alat atau organ-organ pernapasan yang terdiri

dari hidung, faring, trakea, bronkus, bronkiolus dan paru-paru.

Pada paru-paru yang normal, volume udara bisa mencapai 4500 cc. Kapasitas ini biasa dikenal

dengan kapasitas total. ketika proses pernapasan berlangsung, kapasitas vital udara yang

digunakan hanya sampai 3500 cc. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimal yang bisa

dikeluarkan manusia setelah paru-parunya terisi. Lalu ke mana sisa yang 1000 cc nya? 1000 cc

yang tersisa adalah sisa udara yang tidak bisa digunakan. Sisa udara tersebut akan mengisi

bagian paru-paru sebagai residu.

Pernapasan adalah sebuah proses yang terjadi secara otomatis di dalam tubuh manusia. Bahkan

ketika kita tertidur sekalipun. Pernapasan dibedakan menjadi dua yaitu pernapasan luar dan

pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah di mana terjadinya pertukaran udara di

dalam alveolus dengan darah yang berada di dalam kapiler. Sedangkan pernapasan dalam adalah

di mana terjadinya pernapasan antara darah yang ada di dalam kapiler dengan semua sel-sel yang

ada di dalam tubuh.

8
Jumlah udara yang masuk dan ke luar dari dalam tubuh setiap bernapas disebut dengan

frekuensi pernapasan. Frekuensi pernapasan pada manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh dan aktivitas yang dilakukan. Semakin

bertambahnya usia, frekuensi pernapasannya akan semakin rendah. Selain itu, laki-laki memiliki

frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan karena kebutuh oksigen

dan produksi karbondioksida pada tubuh laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada tubuh

perempuan.

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PERNAPASAN

Sistem respirasi atau sistem pernapasan mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi

antara atmosfir melalui rongga hidung – faring – laring – trakea – bronkus – paru-paru – alveolus

– sel-sel, melallui dinding kapiler darah.

Pada umumnya manusia bernapas sebanyak 15-18 kali dalam semenit. Pada balita sekitar 60

kali dalam satu menit, jika dibandingkan dengan denyut jantung maka pernapasan lebih rendah

4-5 kali.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses respirasi ini, antara lain usia, jenis

kelamin, suhu tubuh, aktivitas sehari-hari, dan kondisi lingkungan.

9
 Usia

Semakin bertambahnya umur manusia maka frekuensi bernapasnya akan semakin melambat.

Hal ini disebabkan oleh laju metabolism dalam tubuh yang memang mulai berkurang sehingga

oksigen yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.

 Jenis Kelamin

Pada umumnya laki-laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perempuan. Hal ini dikarenakan aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan. Selain itu laki-laki juga memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar

dibandingkan wanita.

 Suhu Tubuh

Pada saat suhu tubuh meningkat maka laju pernapasan akan semakin cepat. Contohnya

adalah ketika kita terserah demam, maka napas akan lebih cepat dibandingkan biasanya.

 Aktivitas Sehari-hari

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka energi yang dibutuhkan semakin banyak.

Selain itu, tubuh melakukan metabolisme lebih banyak, sehingga laju pernapasan meningkat

untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

10
 Kondisi Lingkungan

Ketinggian suatu tempat juga mempengaruhi frekuensi pernapasan. Semakin tinggi suatu

tempat maka akan terjadi penurunan tekanan, sehingga menyebabkan kadar oksigen dalam udara

semakin sedikit seiring bertambahnya ketinggian.

Ketika kita mendaki gunung, misalnya, saat mencapai ketinggian tertentu, hal ini

menyebabkan kita merasa sulit untuk bernapas. Pada ketinggain >4500 mdpl dapat menyebabkan

mabuk udara, sehingga kita merasa pusing, penglihatan kabur, melemahnya pendengaran dan

koordinasi otot, serta kehilangan kesadaran.

2.3 GEJALA DAN PENYEBAB SISTEM PERNAPASAN

Gangguan respirasi bisa disebabkan oleh berbagai hal. Ada yang bersifat ringan dan dapat

sembuh dengan sendirinya, tetapi ada juga yang memerlukan penanganan dokter. Untuk mendapatkan

penanganan yang tepat, ketahui apa saja gangguan respirasi yang umum terjadi.

Sistem respirasi meliputi saluran udara, pembuluh darah, paru-paru, dan otot-otot saluran

pernapasan. Berbagai organ dan jaringan sistem respirasi tersebut bekerja sama dalam

melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.

Selain membantu pertukaran gas, sistem respirasi juga menyaring, menghangatkan, dan

melembapkan udara yang Anda hirup.

11
Jika Anda menghirup udara tidak sehat terus-menerus dan dalam jangka waktu lama, hal

ini bisa menyebabkan gangguan respirasi. Oleh karena itu, Anda harus menjaga udara yang

dihirup agar tetap bersih dan sehat.

Berbagai Gangguan Respirasi yang Sering Terjadi

Ada beberapa gangguan respirasi yang umum terjadi, di antaranya:9

1. Flu

Flu disebabkan oleh virus influenza yang menginfeksi hidung, tenggorokan, dan paru-

paru. Virus penyebab gangguan respirasi ini dapat menyebar melalui udara, benda yang telah

terkontaminasi, maupun kontak fisik dengan penderita flu.

Flu dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah pencegahan, seperti mencuci tangan

secara rutin, tidak menyentuh wajah, dan menjauhi keramaian.

2. Faringitis

Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan atau faring. Keluhan ini disebabkan oleh

infeksi bakteri maupun virus. Faringitis dapat ditangani bedasarkan penyebabnya. Misalnya,

faringitis yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati menggunakan antibiotik.

3. Laringitis

12
Gangguan respirasi lainnya adalah laringitis, yaitu peradangan yang terjadi pada laring

atau pita suara. Keluhan ini umumnya disebabkan oleh penggunaan laring yang berlebihan,

iritasi, atau infeksi.

Gejala yang ditunjukkan laringitis biasanya berupa sakit tenggorokan, batuk, demam, suara

serak, hingga kehilangan suara.

4. Asma

Asma merupakan gangguan respirasi yang ditandai dengan peradangan pada saluran

pernapasan. Keluhan ini membuat saluran napas mengalami penyempitan. Penyebabnya bisa

karena alergi, paparan asap, polusi, hingga udara dingin.

Gejala khas yang umumnya dialami penderita asma adalah mengi, sesak napas, dada terasa

sesak, dan batuk.

5. Bronkitis
Bronkitis terjadi ketika saluran yang membawa udara ke paru-paru atau bronkus

mengalami peradangan. Akibatnya, gangguan respirasi ini menyebabkan penderitanya batuk

berdahak. Bronkitis dapat terjadi akut atau kronis.

Selain batuk berdahak, gejala yang menyertai bronkitis adalah dada sesak, dahak berwarna

kuning atau hijau, hingga demam.

6.Emfisema

13
Emfisema adalah penyakit kronis atau jangka panjang akibat kerusakan pada alveolus,

yaitu kantong udara kecil pada paru-paru. Gangguan respirasi ini lebih sering dialami oleh

perokok aktif.

Penderita emfisema dapat mengalami gejala batuk kronis dan sesak napas, bahkan saat

berolahraga ringan atau menaiki tangga.

7. Pneumonia

Pneumonia adalah gangguan respirasi pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus,

bakteri, atau jamur. Pneumonia juga bisa disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang

menyebabkan COVID-19.

Gejala pneumonia cukup bervariasi. Namun, pneumonia umumnya ditandai dengan gejala,

seperti batuk, demam, sesak napas, dan menggigil.

8. Kanker paru-paru

Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker paling berbahaya dengan angka

kematian yang tinggi. Baik perokok aktif maupun pasif berisiko tinggi terkena kanker paru-paru.

Oleh karena itu, untuk mencegah kanker paru-paru, Anda disarankan agar berhenti merokok dan

menghindari paparan asap rokok.

Itulah beberapa gangguan respirasi yang sering terjadi. Untuk mencegah terjadinya gangguan

tersebut, penting untuk selalu menjaga kesehatan paru-paru dan saluran pernapasan.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan sistem respirasi adalah

mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, mencukupi waktu istirahat,


14
mengendalikan stres, mencuci tangan secara rutin, dan tentunya menghentikan kebiasaan

merokok.

Jika Anda mengalami gejala gangguan pernapasan atau dada sesak, sebaiknya periksakan diri

ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

2.4 PENGOBATAN SISTEM PERNAPASAN

OBAT INDIKASI DOSIS EFEK SAMPING


AMOXILIN Amoksisilin atau  Dewasa: 250–500  Perubahan
amoxicillin adalah mg, tiap 8 jam atau rasa di lidah
obat yang termasuk 500–1.000 mg, tiap  Mual
ke dalam golongan 12 jam. Untuk atau muntah
antibiotik infeksi berat  Sakit kepala
penicillin. dosisnya adalah  Diare
Sebagaimana obat 750–1.000 mg, tiap
antibiotik, fungsi 8 jam.
obat amoksisilin  Anak usia >3 bulan
adalah untuk dengan BB <40
mengobati berbagai kg: 20–90 mg/kgBB
macam infeksi per hari.
bakteri.

15
SALBUTAMOL Salbutamol  Dewasa dan anak- Efek samping yang
adalah obat untuk anak usia >12 tahun: mungkin timbul
mengatasi sesak 2–4 mg, 3–4 kali setelah
napas akibat sehari. Dosis dapat menggunakan
penyempitan ditingkatkan sampai salbutamol adalah
saluran udara di maksimal 8 mg, 3–4 pusing, sakit kepala,
paru-paru kali sehari. batuk, gelisah,
(bronkospasme).  Anak-anak usia 7– tangan dan kaki
Obat ini tersedia 12 tahun: 2 mg, 3–4 gemetar, dan nyeri
dalam bentuk kali sehari. otot. Efek samping
hirup (inhaler),  Anak-anak usia 2–6 ini umumnya ringan
tablet, sirop dan tahun: 1–2 mg, 3–4 dan bisa hilang
suntik. kali sehari. dengan sendirinya.

AMBROXOL Ambroxol  Dewasa: 30 mg, 2–  Mual atau


merupakan 3 kali sehari. Dosis muntah
mukolitik atau dapat ditingkatkan  Diare
pengencer dahak hingga 60 mg, 2 kali  Sakit perut
yang bekerja sehari. atau sakit
memecah serat  Anak usia ≤6 maag
asam bulan: 3 mg, 2 kali  Mulut atau
mukopolisakarida, sehari. tenggorokan
sehingga dahak  Anak usia 7 bulan kering
menjadi lebih encer sampai 1 tahun: 6
dan mudah mg, 2 kali sehari.
dikeluarkan saat  Anak usia 1–2
batuk. Obat ini tahun: 7,5 mg, 2
tersedia dalam kali sehari.
bentuk tablet dan  Anak usia 2–5
sirop. tahun: 7,5 mg, 3
kali sehari.
 Anak usia 6–11
tahun: 15 mg, 2–3
kali sehari.

16
ASETILSISTEIN Acetylcysteine  Dewasa: 200 mg 3  Mual
atau asetilsistein kali sehari, atau 600  Muntah
adalah obat yang mg (untuk  Sakit perut
digunakan untuk sediaan effervescent)  Pilek
mengencerkan sekali sehari. Dosis  Sariawan
dahak pada maksimal 600 mg  Demam
beberapa kondisi, per hari.
seperti  Anak-anak usia 2–
asma, cystic 6 tahun: 100 mg,
fibrosis, atau 2–4 kali sehari.
PPOK. Selain itu,  Anak-anak usia >6
obat ini juga tahun: 200 mg, 2–3
digunakan untuk kali sehari.
mengobati
keracunan
paracetamol.

BAB 3

KESIMPULAN

Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen ( O2 ) dari udaraolehorganism


hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolism yang akan menghasilkankarbondioksida
(CO2 ) yang harus dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Alat pernafasan setiap
makhluk tidaklah sama, pada hewan invertebratea memiliki alat pernafasan dan mekanisme
pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata. Sistem respirasi terdiri atas organ-organ yang
berfungsi dalamaktivitasmetabolism khususnya produksi atau perubahan energy kimia yang
terikat dalammateri organic menjadi energy siap pakai (ATP) dalam sel. Secara khusus organ

17
respirasi merupakan media pertukaran O2 dan CO2 dari dalam dan luar tubuh. Udara dari
atmosfermasuk ke dalam tubuh dengan perantara alat pernapasan tertentu. Selanjutnya
oksigenyang diperlukan untuk proses pernapasan masuk ke dalam sel-sel darah kapiler menujuke
sel-sel jaringan tubuh dengan bantuan sistem transpor. Pernapasan ada dua jenis yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasandada terjadi karena otot antar tulang rusuk
berkontraksi sehingga rusuk terangkat, akibatnya volume rongga dada membesar. Membesarnya
rongga dada membuat tekanandalam dada mengecil dan paru-paru mengembang. Padas saat
paru-paru mengembang, tekanan udara diluar lebih besar daripada di dalam paru-paru, akibatnya
udara masuk. Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk turun.
Akibatnya, volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun naik. Pada
keadaanini paru-paru mengempis sehingga udara kelurar. Pada pernapasan perut terjadi
karenakarena gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi, rongga dada membersar
danparu-paru mengembang. Akibatnya, udara masuk ke dalam paru-paru. Saat otot diafragma
relaksasi, diafragma kembali ke keadaaan semula. Saat itu ronggadadamenyempit, mengorong
paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya udara dari paru-paruakan keluar

Daftar Pustaka:

1. Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure.
RespiratoryPhysiology & Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.

2. Lesauskaite, V. and Ebejer, M. (1999). Age-related changes in the respiratory system.


MalteseMedical Journal, 11(1), p.25.

3. Majumder, N. (2015). Physiology of Respiration. IOSR Journal of Sports and Physical


Education, 2(3), pp.16-17.

4. Patwa, A. and Shah, A. (2015). Anatomy and physiology of respiratory systemrelevant


toanaesthesia. Indian Journal of Anaesthesia, 59(9), p.533.

18
5. Srinivas, P. (2012). Steady State and Stability Analysis of Respiratory Control Systemusing
Labview. International Journal of Control Theory and Computer Modeling, 2(6), pp.13-23.

6. White, S., Danowitz, M. and Solounias, N. (2016). Embryology and evolutionaryhistoryof the
respiratory tract. Edorium Journal of Anatomy and Embryology, 3, pp.54-62.

7. Mitrouska, I., Klimathianaki, M. and Siafakas, N. (2004). Effects of Pleural


EffusiononRespiratory Function. Canadian Respiratory Journal, 11(7), pp.499-503.

8. Kelly, F. (2014). Influence of Air Pollution on Respiratory Disease. EuropeanMedical Journal,


2, pp.96-103.

9. Kennedy, J. (2012). Clinical Anatomy Series‐ Lower Respiratory Tract Anatomy. Scottish
Universities Medical Journal., 1(2), pp.174‐179.

10. Fikriyah, S. and Febrijanto, Y. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilakumerokok


pada mahasiswa laki-laki di asrama putra. Jurnal STIKES, 5(1), pp.99-108.

19

Anda mungkin juga menyukai