Disusun Oleh :
Kelompok 5
Tingkat 1A
T.A 2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya
sehinggamakalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak sekolah yang telah memberi tuga
makalahtentang “GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN”. Sehingga kami
mengetahui pengetahuan yang lebih luas.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yangtelah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 19
3.2 Saran....................................................................................................... 19
PENDAHULUAN
Sedangkan faktor lingkungan bisa dari mana saja, seperti lingkungan kantor,
sekolah, jalan raya, rumah, dan lain-lain. Contoh di lingkungan jalan raya, jalan
raya identik dengan banyaknya kendaran bermotor yang asap knalpotya
mengandung gas karbon monoksida dan asap tersebut jika terhirup setiap harinya
dapat menyebabkan gangguan pada paru-paru. Debu-debu yang bertebaran juga
dapat mengganggu pernapasan seseorang, khususnya bagi orang yang mempunyai
alergi terhadap debu. Selain itu, asap rokok juga dapat menyebabkan gangguan
pernapasan, baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.
Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh mereka masih
kurang. Buktinya masih banyak masyarakat terutama kaum pria yang masih saja
merokok, meskipun sebenarnya mereka sudah tahu bahwa dampaknya bagi tubuh,
terutama pada pernapasan akan buruk, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan “berdasarkan data
Riskesdas 2007, prevalensi merokok diIndonesia naik dari tahun ke tahun.
Persentase pada penduduk berumur >15 tahun adalah 35,4 persen aktif merokok
(65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah
perokok aktif”. Anwar (detikHealth, 2016) melansir alasan kenapa orang masih
tidak percaya bahwa rokok itu berbahaya, “pakar kesehatan masyarakat dari
Fakultas KesehatanMasyarakat, Universitas Indonesia, Profesor Hasbullah
Thabrany mengatakan ini karena masyarakat masih banyak melihat penyebab
kematian perokok dari penyebab terdekatnya saja seperti sakit jantung atau kanker
yang dianggap dipicu karena faktor lain”.
PEMBAHASAN
a. Pernafasan dada
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan
didalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut
d. Abses paru
a. Faringitis
Faringitis disebabkan oleh streptokokus hemolitik, stafilokokus,
bakteri, dan virus.
b. Laringitis
d. Rinitis
Etiologi rinitis
c. Bronkitis
d. Abses Paru
Timbulnya abses paru sering disebabkan oleh radang paru-paru akibat nekrosi
bakteri, seperti kuman stapilokokus aureus dan klebsielaoneumoniae. Bakteri juga
dapat timbul sebagai hasil pembususkan emboli.
1. Efisema
a. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa
dialami penderita emfisema.
b. Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat
pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.
Pencegahan dan solusi:
2. Pneumonia
3. Influenza
Transmisi virus melalui udara dan air ludah sangat bergantung dari jumlah
virus yang terkandung didalamnya. Dari hasil penelitian apabiladidapatkan 10
virus/air ludah sebanyak 50% orang yang terkena air ludah ini akan menderita
influenza. Virus akan melekat pada sel permukaan dirongga hidung dan saluran
nafas.
Setelah virus berhasil masuk kedalam sel, dalam beberapa jam akan
mengalami replikasi dan menuju ke permukaan sel sehingga dapat meninggalkan
sel yang sudah rusak untuk masuk ke sel yang baru, baik selayang berada di
sebelahnya atau menempel pada air ludah dan menyebar melalui udara.
Gejala-gejala diatas dapat terjadi beberapa hari dan hilang dengan sendirinya.
Tubuh memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus dan bakteri yang
berbahaya melalui sistem pertahanan tubuh degnan sel darah putih, tetapi
pertahanan ini akan baik apabila kondisi tubuh baik pula. Setelah masa
penghancuran virus dan bakteri berbahaya tubuh membutuhkan waktu untuk
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi sehingga akan terasa lemas
dan lemah.
Adapun pembagian root suffix dan prefix dari beberapa penyakit lain pada
sistem pernafasan yaitu:
Kata "fibrosis" terdiri dari akar kata (root) "fibro-" dan akhiran (suffix) "-sis".
Tidak ada awalan (prefix) dalam kata ini. "Fibro-" mengacu pada jaringan fibrosa,
dan "-sis" adalah akhiran yang menunjukkan keadaan atau kondisi. Jadi, "fibrosis"
mengacu pada suatu kondisi yang ditandai dengan pembentukan jaringan fibrosa.
“Paru” bukan merupakan bagian dari kata “fibrosis” tetapi mungkin merujuk pada
“paru-paru”.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
24 Oktober 2016.
Alodokter.Tuberkulosis,(Daring),(http://www.alodokter.com/tuberkulosis),
diakses pada 25 Oktober 2016.
Anwar, F. 2016.Alasan Kenapa Masih Ada Orang yang tak Percaya Rokok
Berbahaya,(Daring),(http://health.detik.com/read/2016/10/02/120248/33114
61/763/alasan-kenapa-masih-ada-orang-yang-tak-percaya-rokok-
berbahaya), diakses pada 2 Oktober 2016.