Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENYAKIT-PENYAKIT LAIN PADA SISTEM PERNAPASAN

Dosen Pengampu : dr Yanda Ardanta, M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Adjaya K Sembiring (2313462001)


2. Yogi Pranata (2313462035)
3. Rifandi Agatha Perngain-Angin (2313462028)
4. Lawra Mery Cristina Sinaga (2313462019)
5. Nurusiva Quratanisa (2313462024)
6. Nabila Putri Indira (2313462021)
7. Siti Habibah Harahap (2313462031)
8. Anggun Fiddinni Daulay (2313462038)
9. Syifaa Ariani (2313462033)
10. Yoga Saputra Gea (2313462034)

Tingkat 1A

PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

T.A 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya
sehinggamakalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak sekolah yang telah memberi tuga
makalahtentang “GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN”. Sehingga kami
mengetahui pengetahuan yang lebih luas.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yangtelah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para membaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentu
kmaupun menambah isi karya tulis agar menjadi lebih baik. karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak ke
kurangandalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yangmembangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 02 November 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

2.1 Sistem Pernapasan ................................................................................... 4

2.2 Gangguan Sistem Pernapasan Manusia .................................................. 6

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia ........... 11

2.4 Virus Sistem Pernapasan Pada Manusia .............................................. 13

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 19

3.1 Kesimpulan............................................................................................. 19

3.2 Saran....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam tubuh manusia terdapat banyak organ-organ dimana organ-organ


tersebut membentuk suatu sistem yang mengatur fungsi-fungsi tertentu,seperti
sistem pencernaan, sistem endokrin, sistem sirkulasi, sistem pernapasan, dan sitem
lainnya. Sistem pernapasan merupakan salah satu sistemyang terpenting, karena
bernapas merupakan suatu tanda bahwa makhluk hiduptersebut hidup. Dengan
bernapas, tubuh manusia akan menghasilkan energi yang digunakan untuk
melakukan suatu aktivitas.

Organ-organ yang termasuk dalam sistem pernapasan antara lain hidung,


faring, laring, esofagus, trakhea, bronkus, bronkeolus, dan alveolus. Apabila salah
satu organ terganggu, maka sistem pernapasannya pun akan terganggu, karena
organ-organ tersebut merupakan satu kesatuan dalam sistem pernapasan.

Banyak faktor yang dapat mengganggu sistem pernapasan pada manusia,


seperti faktor keturunan/genetik maupun faktor lingkungan. Faktor keturunan
merupakan faktor yang diturunkan dari keluarga itu sendiri, missal sepasang suami
istri melahirkan seorang anak yang memiliki penyakit asma, ternyata ayahnya
memiliki riwayat penyakit asma dan itu diturunkan kepada anaknya.

Sedangkan faktor lingkungan bisa dari mana saja, seperti lingkungan kantor,
sekolah, jalan raya, rumah, dan lain-lain. Contoh di lingkungan jalan raya, jalan
raya identik dengan banyaknya kendaran bermotor yang asap knalpotya
mengandung gas karbon monoksida dan asap tersebut jika terhirup setiap harinya
dapat menyebabkan gangguan pada paru-paru. Debu-debu yang bertebaran juga
dapat mengganggu pernapasan seseorang, khususnya bagi orang yang mempunyai
alergi terhadap debu. Selain itu, asap rokok juga dapat menyebabkan gangguan
pernapasan, baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.
Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh mereka masih
kurang. Buktinya masih banyak masyarakat terutama kaum pria yang masih saja
merokok, meskipun sebenarnya mereka sudah tahu bahwa dampaknya bagi tubuh,
terutama pada pernapasan akan buruk, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan “berdasarkan data
Riskesdas 2007, prevalensi merokok diIndonesia naik dari tahun ke tahun.
Persentase pada penduduk berumur >15 tahun adalah 35,4 persen aktif merokok
(65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah
perokok aktif”. Anwar (detikHealth, 2016) melansir alasan kenapa orang masih
tidak percaya bahwa rokok itu berbahaya, “pakar kesehatan masyarakat dari
Fakultas KesehatanMasyarakat, Universitas Indonesia, Profesor Hasbullah
Thabrany mengatakan ini karena masyarakat masih banyak melihat penyebab
kematian perokok dari penyebab terdekatnya saja seperti sakit jantung atau kanker
yang dianggap dipicu karena faktor lain”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem pernapasan?


2. Apa saja gangguan pada system pernapasan manusia?
3. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem
pernapasan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang sistem pernapasan


2. Untuk mengetahui gangguan pada sistem pernapasan manusia
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada
sistem pernapasan manusia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pernapasan


“Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah system organ yang
digunakan untuk pertukaran gas” (Wikipedia, 2016). Rab (2010:29) menyatakan
bahwa fungsi pernapasan dapat dibagi menjadi 2, yaitu pertukaran gas dan
pengaturan keseimbangan asam basa. Menurut Sloane (dalam
Widyastuti,1994:266) memberikan penjelasan tentang fungsi pernapasan sebagai
berikut:
 Fungsi pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke
dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2 )yang
dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga
berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam
basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal
tekanan darah.
 Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:13) meyebutkan bahwa
sistem pernapasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring, dan trakhea.
Sedangkan untuk sistem pernapasan bagian bawah, menuru tMarunung,
Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:21) terdiri dari bronkhus, bronkhiolus,
dan alveolus.

Macam pernapasan menurut Putri (2009) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu


pernapasan dada dan pernapasan perut.

a. Pernafasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang


rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan
didalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

b. Pernapasan Perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.


Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga


rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kayaoksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga
rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan didalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga
dada yang kaya karbon dioksida keluar.

2.2 Gangguan Sistem Pernapasan Manusia

Penyakit atau gangguan pernapasan manusia bermacam-macam. Manurung,


Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71-83) menyebutkan, penyakit infeksi pada
saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis, sinusitis, rhinitis, dan tonsillitis.

a. Faringitis, faringitis adalah peradangan yang terjadi pada faring.


“Faringitis (bahasa latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan
yang meradang tenggorokan, atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok” (Wikipedia,2016). Menurut
Wikipedia, terdapat dua jenis radang tenggorokan, yaitu akut dan kronis
yang dijelaskan sebagai berikut:
 Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala
nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
 Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam
waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa
ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.

b. Laringitis, laringitis adalah peradangan membran mukosa yang melapisi


laring dan disertai edema pita suara “Laringitis
adalah inflamasi laring. Hal tersebut merupakan suatu kondisi medis
yang ditandai dengan peradangan pada laring (pita suara) menyebabkan
Menurut wikipedia, ada dua tipe laringitis yaitu laringitis akut dan
laringitis kronis yang dijelaskan sebagai berikut:
 Laringitis akut hanya berlangsung beberapa hari sedangkan
laryngitis kronis dapat bertahan hingga lebih dari 3 minggu.
 Laringitis akut sering terjadi setelahinfeksi saluran napas atas akut
dan hampir semuanya sembuh dengan cepat. Sedangkan laringitis
kronik lebihumum terjadi saat musim dingin dan sering terjadi
setelah flu biasa atau influenza.

c. Sinusitis, sinusitis adalah peradangan pada membran mukosa sinus.“


Sinusitis adalah peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan
yangmelapisi sinus. Biasanya sinus berisi udara, tetapi ketika sinus
tersumbatdan berisi cairan, kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat berk
embang dan menyebabkan infeksi” (Wikipedia, 2016). Menurut
wikipedia, sinusitisdibagi atas berbagai jenis sebagai berikut:
1. Sinusitis akut: Sebuah kondisi mendadak seperti gejala seperti pilek,
hidung tersumbat dan nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10
sampai14 hari. Sinusitis akut biasanya berlangsung 4 minggu atau
kurang.
2. Sinusitis subakut: Sebuah peradangan yang berlangsung 4 sampai 8
minggu.
3. Sinusitis kronis: Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala radang
sinus yang berlangsung 8 minggu atau lebih.
4. Sinusitis berulang: Beberapa serangan dalam setahun.
d. Rhinitis, rhinitis adalah suatu inflamasi yang timbul pada membran
mukosahidung “Rhinitis adalah peradangan dan iritasi yang terjadi di
membrane mukosa di dalam hidung” (Alodokter, 2016). Menurut
alodokter, rhinitis secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Rhinitis rhinitis alergi dan rhinitis nonalergi yang dijelaskan sebagai
berikut:
 Rhinitis alergi atau yang disebut juga hay fever disebabkan oleh alergi
terhadap unsur seperti debu, kelupasan kulit hewan tertentu, dan serbuk sari.
 Rhinitis nonalergi tidak disebabkan oleh alergi tapi kondisi seperti infeksi
virus dan bakterie.

e. Tonsilitis dan abses peritonsilar


 Tonsilitas adalah peradangan pada tonsil dan kriptanya. Radang amandel
(bahasa Inggris: tonsillitis) adalah infeksi pada amandel yang kadang

mengakibatkan sakit tenggorokan dan demam” (Wikipedia,2016).

 Abses peritonsilar adalah infeksi yang terjadi di atas tonsil

dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole.“Abses Peritonsiler

adalah penimbunan nanah di daerah sekitar tonsil (amandel). Abses

peritonsiler merupakan komplikasi dari tonsilitis” (Doktersehat, 2016).

Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut Manurung,

Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:93 — 138) yaitu pneumonia,

tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses paru.

a. Pneumonia, pneumonia adalah proses peradangan pada parenkim paru-


paru,yang biasanya dihubungkan dengan meningkatnya cairan pada
alveoli. “Radang paru-paru atau pneumonia adalah kondisi inflamsi pada
paru, utamanya memengaruhi kantung-kantung udara mikroskopik yang
dikenal sebagai alveolu” (Wikipedia, 2016).
b. Tuberkulosis Paru (TBC)
Tuberkulosis (TBC) paru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang
paru-paru. Menurut alodokter, Tuberkulosis (TB)yang juga dikenal
dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan
masalah kesehatan terbesar kedua di dunia. Indonesia sendiri termasuk
lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di AsiaTenggara
dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun 2012.
c. Bronkitis

Bronkitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus“Bronkitis

adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronkus itu,


wikipedia juga menyebutkan bahwa bronkitis biasanya bersifat ringan pa
da khirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang
memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit
paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

d. Abses paru

Abses paru adalah suatu lesi nekrotik setempat pada


parenkim paru yang berisi pus (nanah). Menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, abses merupakan kumpulan pus (nanah) yang terletak
dalam satu kantung yang terbentuk dalam jaringan yang disebabkan oleh
suatu prosesinfeksi oleh bakteri, parasit atau benda asing lainnya. Jadi,
abses parumerupakan keadaan dimana terdapat pus (nanah) di dalam paru-
paru.

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia

Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71— 83) menjelaskan

tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan atas sebagai berikut


:

a. Faringitis
Faringitis disebabkan oleh streptokokus hemolitik, stafilokokus,
bakteri, dan virus.

b. Laringitis

Etiologi laringitis antara lain: virus, bakteri, perluasan infeksi


rhinitis. Selain itu, laringitis dapat juga disebabkan oleh:

1. Suhu udara yang dingin


2. Perubahan temperatur tiba-tiba.
3. Pemajanan terhadap debu.
4. Bahan kimia
5. Asap/uap
6. Penggunaan pita suara berlebihan-
7. Merokok berlebihan.
c. Sinusitis

Etiologi sinusitis antara lain : streptokokus pneumoniae,s


tapilokokusaureus, haemofilus influenza, infeksi gigi, dan
komplikasi rhinitis.

d. Rinitis

Etiologi rinitis

 Infeksi saluran pernapasan atas


 Penggunaan dekongestan secara terus menerus, oral kontrasepso,
kokain,dan anti hipertensi.
 Benda asing yang masuk ke dalam hidung.
 Deformitas struktural
 Neoplasma dan massae.

e. Tonsilitis dan Abses Peritonsilar

Etiologi tonsilitis : tonsilitis disebabkan oleh streptokokus grup


Etiologi abses peritonsilar : terjadi setelah infeksi tonsilitis.

Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:94 —138) menjelaskan


tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan atas sebagai berikut
:
a. Pneumonia

Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan


protozoa.

b. Tuberkulosis Paru (TBC)

TB Paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman


berbentuk batang. Kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman lebih tahan
asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.

c. Bronkitis

Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis, yaitu:


rokok, infeksi, dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan faktor
keturunan dan status sosial.

d. Abses Paru

Timbulnya abses paru sering disebabkan oleh radang paru-paru akibat nekrosi
bakteri, seperti kuman stapilokokus aureus dan klebsielaoneumoniae. Bakteri juga
dapat timbul sebagai hasil pembususkan emboli.

2.4 Virus Sistem Pernapasan pada Manusia

1. Efisema

Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus.Asap rokok dan


kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada
paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:

a. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa
dialami penderita emfisema.
b. Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat
pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.
Pencegahan dan solusi:

Menghindari asap rokok adalah langkah terbaikuntuk mencegah penyakit ini.


Berhenti merokok juga sangat penting.

2. Pneumonia

Pneumonia atau Logensteking yaitu penyakit radang paru-paru yang


disebabkan oleh diplococcus pneumoniae.
Penyakit ini menyebabkan radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri
Diplococcus pneumonia .Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan
lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu
penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru- paru yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi
oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-
paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu
banyakminum alkohol.Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria
streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia
(lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem
kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda
yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi
penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang
meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.
Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan dengan
pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas. Sedangkan
tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan
X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum.Carapenularan virus atau bakteri
Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang
memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini
diantaranya adalah :
a. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita
HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung,
diabetes mellitus. Begitu pula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani
kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan
Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya
memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.
b. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami iritasi
pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan
secresimuccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri
maka dapat menyebabkan Pneumonia.Alkohol dapat berdampak buruk
terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan
tubuh dalam melawan suatu infeksi.
c. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien
yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotrachealtube’
sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan
mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan,
bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas
(ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
d. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi
oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat
kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi iritasi dan
menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita
penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.

e. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar


sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan
salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan
tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga
paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari


tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri,
antara lain:
a. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan
antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-
benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan
sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika
tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
b. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan
yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan
dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang
cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya
tahan tubuh.
c. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan
pengobatan dengan pemberian antijamur. Disamping itu pemberian
obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit
kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan dengan
dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat tidur,
Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi
mucosa (riak/dahak) diparu-paru.

3. Influenza

Influenza disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara


lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza
merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh
demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan seringdisertai pilek, sakit tenggorok dan
batuk yang tidak berdahak. Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya
sembuh sendiri.

Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat


dimasyarakat. Walaupun ringan tetapi penyakit ini dapat berbahaya bagi usiasangat
muda dan usia tua dimana terdapat keterbatasan fungsi pernafasan.Penyakit ini
terutama terjadi pada musim dingin di negara bermusim dingin dan di musim hujan
pada negara-negara tropis. Mahluk hidup tempat berkembang dan menyebarkan
influenza ini adalah manusia sendiri. Diduga bahwa hewan lain seperti burung,
babi, dan kuda memegang peranan dalam menciptakan jenis virus influenza dengan
jenis yang berbeda akibat adanya mutasi di hewan-hewan tersebut. Penyebaran
virus influenza ini melalui tetesan air liur pada saat batuk dan melalui partikel yang
berasal dari selhidung yang melayang di udara terutama di ruangan tertutup.

Penyebab influenza adalah virus yang menginfeksi jaringan saluran nafas


bagian atas. Terdapat 3 jenis virus yang di kenal yaitu A, B, dan C.Virus tipe A
akan menyebabkan gejala yang berat, menyebar secara cepat dan dapat
menyebabkan infeksi di suatu negara atau wilayah (pandemi).Virus tipe B akan
menyebabkan gejala yang lebih ringan dan penyebarannya tidak secepat virus tipe
A. Virus tipe C hanya memberikan gejala yang ringan saja. Perbedaan dari virus ini
dapat diketahui melalui pemeriksaan dari cairan ludah dengan mempergunakan test
secara genetic.

Transmisi virus melalui udara dan air ludah sangat bergantung dari jumlah
virus yang terkandung didalamnya. Dari hasil penelitian apabiladidapatkan 10
virus/air ludah sebanyak 50% orang yang terkena air ludah ini akan menderita
influenza. Virus akan melekat pada sel permukaan dirongga hidung dan saluran
nafas.

Setelah virus berhasil masuk kedalam sel, dalam beberapa jam akan
mengalami replikasi dan menuju ke permukaan sel sehingga dapat meninggalkan
sel yang sudah rusak untuk masuk ke sel yang baru, baik selayang berada di
sebelahnya atau menempel pada air ludah dan menyebar melalui udara.

Gejala pada penderita Influenza, umumnya pasien mengeluh demam, sakit


kepala, sakit otot, batuk , pilek, terkadang disertai sakit pada waktu menelan dan
serak. Gejala ini dapat didahului oleh lemah badan dan rasa dingin. Pada kondisi
ini biasanya sudah didapatkan gambaran kemerahan pada tenggorokan.

Gejala-gejala diatas dapat terjadi beberapa hari dan hilang dengan sendirinya.
Tubuh memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus dan bakteri yang
berbahaya melalui sistem pertahanan tubuh degnan sel darah putih, tetapi
pertahanan ini akan baik apabila kondisi tubuh baik pula. Setelah masa
penghancuran virus dan bakteri berbahaya tubuh membutuhkan waktu untuk
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi sehingga akan terasa lemas
dan lemah.

Adapun pembagian root suffix dan prefix dari beberapa penyakit lain pada
sistem pernafasan yaitu:

Pneumonia adalah radang paru-paru. Rootnya adalah “Pneumon” yang


berasal dari kata Yunani yang artinya paru-paru. Tidak ada prefix dan suffix dari
kata “Pneumonia”. “Pneumon” adalah akar kata yang memberi arti penting pada
kata tersebut dan tidak ada preffix dan suffix yang melekat padanya.

Istilah “tuberkulosis paru” dalam bahasa Indonesia dan mengacu pada


“pulmonary tuberculosis” dalam bahasa Inggris. “Tuberkulosis” adalah kata bahasa
Indonesia untuk tuberkulosis, dan “paru” berarti “pulmonary” atau berhubungan
dengan paru . Tidak ada sufiks, root, atau prefix dalam kata ini.

Kata "fibrosis" terdiri dari akar kata (root) "fibro-" dan akhiran (suffix) "-sis".
Tidak ada awalan (prefix) dalam kata ini. "Fibro-" mengacu pada jaringan fibrosa,
dan "-sis" adalah akhiran yang menunjukkan keadaan atau kondisi. Jadi, "fibrosis"
mengacu pada suatu kondisi yang ditandai dengan pembentukan jaringan fibrosa.
“Paru” bukan merupakan bagian dari kata “fibrosis” tetapi mungkin merujuk pada
“paru-paru”.

Awalan: "Broncho-" mengacu pada saluran bronkial atau bronkus, yang


merupakan saluran utama menuju paru-paru.

Root: "-itis" adalah akhiran yang digunakan untuk menunjukkan peradangan,


jadi "bronchitis" mengacu pada peradangan pada saluran bronkial.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

1. Sistem pernapasan adalah sistem di dalam tubuh manusia yang


mengaturmasuknya gas oksigen (O) dari atmosfer dan keluarnya gas
karbondioksida(CO) dari dalam tubuh.
2. Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam. Manurung,
Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:7183) menyebutkan, penyakit infeksi
pada saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis, sinusitis, dan
tonsilitis. Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:93138) yaitu pneumonia,
tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses paru.3.
3. Faktor penyebab gangguan sistem pernapasan bisa dari bakteri, virus,
jamur, kuman, kebiasaan hidup, maupun lingkungan.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diperoleh saran-saran berikut ini:

1. Bagi orang tua atau dewasa, terutama laki-laki, mulai dibiasakan


untukmengurangi mengonsumsi rokok, lebih baik lagi jika berhenti
merokok.Dengan begitu dapat mengurangi resiko terkena
penyakit/gangguan pernapasan.
2. Bagi orang tua yang sudah mempunyai anak, diharapkan dapat menjaga
anak dari lingkungan sekitar. Misalnya, di ruangan yang berdebu dan di
jalanan yang dominan dengan asap kendaraan bermotor dengan memakai
masker.
3. Bagi setiap individu, dibiasakan selalu menjaga kebersihan di
lingkungannya agar tetap bersih dan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. Pneumonia,(Daring), (http://www.alodokter.com/pneumonia), diakses


pada 24 Oktober 2016.

Alodokter.Rhinitis, (Daring), (http://www.alodokter.com/rhinitis), diakses pada

24 Oktober 2016.

Alodokter.Tuberkulosis,(Daring),(http://www.alodokter.com/tuberkulosis),
diakses pada 25 Oktober 2016.

Anwar, F. 2016.Alasan Kenapa Masih Ada Orang yang tak Percaya Rokok
Berbahaya,(Daring),(http://health.detik.com/read/2016/10/02/120248/33114
61/763/alasan-kenapa-masih-ada-orang-yang-tak-percaya-rokok-
berbahaya), diakses pada 2 Oktober 2016.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011.Lindungi Generasi Muda dari


Bahaya(http://www.depkes.go.id/article/view/1528/lindungi-generasi-muda-
dari-bahaya-merokok.html diakses pada 3 oktober 2016.

Doktersehat. Penyakit Abses Peritonsiler, (Daring), (http://doktersehat.com/


penyakit-abses-peritonsiler/), diakses pada 24 Oktober 2016.

Marunung, S., Suratun, Krisanty, P. & Ekarini, N. L. P. 2009.Gangguan Sistem


Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta: CV Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai