KEBUTUHAN OKSIGENASI
Kelas : A12.A
Oleh : Kelompok 4
S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat rahmat-
Nya dapat diselesaikan makalah Keperawatan Dasar I dengan tema “Kebutuhan Oksigenasi”.
Dengan selesainya makalah ini, kami tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih
kepada
1. Ns. Niken Ayu Merna Eka Sari,S.Kep,M.Biomed selaku Fasilitator yang telah
membimbing dan memberikan masukan dalam mengerjakan tugas ini.
2. Teman teman yang telah memberikan dukungan dalam mengerjakan tugas ini.
Akhirnya kami menyadari, bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, seperti
pepatah mengatakan “ Tiada Gading Yang Tak Retak “ . Karena mengigat keterbatasan
kamampuan, sarana dan waktu yag merupakan hambatan dalam penulisan makalah ini. Kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penulisannya
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi.
2. Manfaat Praktis
a. Praktik Pelayanan Keperawatan
Hasil Penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan
strategi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar oksigen.
b. Pendidikan Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan maslah kebutahan dasar oksigenasi yang dapat digunakan sebagai
pedoman bagi praktik mahasiswa keperawatan.
c. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personal dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasian dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
- Ventilasi pulmonal yaitu masuk dan keluarnya aliran udara antar atmosfir dan
alveoli paru yang terjadi melalui proses bernafas (inspirasi dan ekspirasi) sehingga
terjadi difusi gas antara alveoli dan kapiler pulmonal serta transport O2 dan CO2
melalui darah ke dan dari sel jaringan.
- Mekanik pernafasan
Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir kedalam paru-paru dimungkinkan oleh
peristiwa mekanik pernafasan yaitu ninspirasi dan ekspirasi.
a. Ventilasi
3
b. Difusi
Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara dengan
darah. Tempat difusi yang ideal yaitu di membran alveolar-kapilar karena
permukaannya luas dan tipis. Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara
difusi.
Ventilasi paru
Ventilasi paru adalah proses utama di mana udara mengalir masuk dan keluar dari
paru-paru. Hal ini dilakukan melalui kontraksi otot, serta melalui sistem tekanan
negatif yang dilakukan oleh membran pleura yang meliputi paru-paru.
Respirasi eksternal
Respirasi internal
Respirasi internal merupakan proses yang sama kecuali melibatkan pertukaran gas
antara darah di kapiler dan jaringan tubuh. Sekali lagi, perbedaan tekanan
memungkinkan oksigen untuk meninggalkan darah dan memasuki jaringan sementara
karbon dioksida tidak sebaliknya.
Transportasi Gas
Fungsi dari sistem pernapasan memungkinkan oksigen dan karbon dioksida untuk
bepergian ke seluruh tubuh ke mana pun mereka dibutuhkan. Sebagian besar gas dilakukan
melalui darah menempel mengangkut molekul seperti hemoglobin, meskipun plasma darah
juga akan memiliki kandungan minimal gas.
4
Pengendalian Respirasi homeostatis
Peran fisiologis yang terakhir dari sistem pernapasan adalah kontrol homeostasis
respirasi atau, dengan kata lain, kemampuan tubuh untuk mempertahankan tingkat
pernapasan stabil. Ini disebut eupnea. Negara ini harus tetap konstan sampai tubuh
memiliki permintaan meningkat oksigen dan karbon dioksida tingkat karena
peningkatan tenaga, kemungkinan besar disebabkan oleh aktivitas fisik.
2.2Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen
(O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa
oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.proses penghisapan udara itu disebut
respirasi dan proses menghembuskan udara disebut ekspirasi.
1. Saraf Otonomik
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat mempengaruhi
kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat baik oleh simpatis dan
parasimpatis ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat mengeluarkan
neurotransmiter (untuk simpatis dapat mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh
pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang
berpengaruh bronkokonstriksi) karena pada saluran pernafasan terdapat reseptor
adrenergik dan reseptor kolinergik.
5
atropin, ekstrak belladona, dan obat yang menghambat adrenergik tipe beta
(khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran nafas (bronkokonstriksi), seperti obat
tergolong beta bloker nonselektif.
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi, antara lain debu yang terdapat di
dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbuk benang sari, buga, kapuk, makanan dan
lain-lain. Ini menyebabkan bersin, apabila ada rangsangan di daerah nasal, batuk bila
di salurran bagian atas, dan bronkokonstriksi bila asma bronkial, dan jika terletak
saluran nafas bagian bawah menyebabkan rhinitis.
4. Faktor Perkembangan
5. Faktor Lingkungan
6
6. Faktor Perilaku
Perilaku yang dimaksud adalah konsumsi makanan (status nutrisi), seperti obesitas
dapat mepengaruhi perkembanga paru, kemudian perilaku aktivitas yang dapat
mempengaruhi proses peningkatan oksigenasi, perilaku merokok dapat menyebabkan
proses penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-lain.
Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi
sistem pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon
dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam-basa.
TUJUAN :
7
PROSEDUR KERJA :
Pengertian
Posisi semi fowler/setengah duduk adalah posisi tidur pasien dengan kepala dan
dada lebih tinggi daripada posisi panggul dan kaki. Pada posisi semi fowler, kepala dan
dada dinaikkan dengan sudut 30-45 derajat sedangkan pada posisi high fowler, posisi
kepala dan dada dinaikkan 45-80 derajat.
Tujuan
1. Mobilisasi
2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
Cara / prosedur
1. Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90 derajat)
2. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien lumpuh
3. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut dari tempat
tidur yang rendah menghindari adanya teknan di bawah jarak poplital ( di bawah lutut )
8
2.5 Macam-Macam Alat Bantu Oksigenasi
9
BAB III
KESIMPULAN
SARAN
Untuk mendapat atau memperoleh materi yang lebih lengkap dari pembahasan yang
telah penulis buat, maka disarankan kepada pembaca untuk lebih banyak mencari dan
membaca literature mengenai pembahasan di atas. Semoga, apa yang kita pelajari dalam
makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan
baik
10
DAFTAR PUSTAKA
file:///G:/OKSIGEN/SUPRAPTI%20BUDYASIH%20BAB%20II.pdf
Dewi Kartika Suciati, 2014, Ilmu Keperawatan Dasar, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
https://kliksma.com/2015/11/fisiologi-sistem-pernapasan.html
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Documents/01-gdl-lilissurya-1945-1-ktilili-i.pdf
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Documents/01-gdl-permadinur-1230-1-skripsi_-9.pdf
file:///C:/Users/Asus/Downloads/kateter.pdf
https://www.scribd.com/doc/28022703/Anatomi-Dan-Fisiologi-Respirasi