Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN GENEKOLOGI DENGAN


ENDOMETRIOSIS

Disusun Oleh :

Ni Putu Yuli Putri Andayani

P07120018121

3.4

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Karena rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Asuhan Keperawatan Genokologi dengan Endometriosis.” Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas.
Saya menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kami meminta kritik dan saran sebagai penyempurnaan
makalah ini, sehingga dikemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
mahasiswa.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan pembuatan makalah ini.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar, 2 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1


1.2 Tujuan.......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi......................................................................................................... 3
2.2 Penyebab...................................................................................................... 3
2.3 Tanda dan Gejala......................................................................................... 3
2.4 Patofisiologis................................................................................................ 4
2.5 Penatalaksanaan........................................................................................... 5

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Keperawatan.............................................................................. 7


3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................11
3.3 Perencanaan Keperawatan...........................................................................12
3.4 Implementasi................................................................................................14
3.5 Evaluasi........................................................................................................16

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan..................................................................................................17
4.2 Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan
mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual
dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari perawatan kesehatan
( Smeltzer & Bare, 2012). Pengkajian dan pemahaman yang menyeluruh tentang
nyeri sangat penting bagi pemberi perawatan kesehatan dalam penanganan nyeri
yang efektif karena nyeri tidak bisa diobservasi secara langsung, pengukuran
nyeri hanya berdasar pada laporan pasien akan adanya nyeri beserta kondisi
fisiologis yang menyertainya (Potter & Perry, 2005).
Berbagai stimulasi penyebab nyeri diolah oleh otak yang kemudian
menyampaikan pesan adanya nyeri, untuk itu jika persepsi nyeri diubah oleh
adanya penatalaksanaan nyeri dengan atau tanpa obat, maka tidak ada lagi nyeri
yang dirasakan pasien, dengan kata lain kenyamanan sebagai kebutuhan dasar
klien dapat terpenuhi (Potter & Perry, 2005).
Salah satu stimulasi penyebab nyeri adalah karena adanya pembedahan.
Pembedahan atau operasi adalah semua tindak pengobatan yang menggunakan
cara invasive dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani, pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat
sayatan ( Sjamsuhidayat & Jong, 2004).
Pembedahan merupakan suatu kekerasan atau trauma bagi penderita, dan
salah satu keluhan yang sering dikemukakan setelah pembedahan adalah adanya
nyeri. Nyeri tersebut disebabkan karena rusaknya jaringan akibat sayatan operasi
sebagai stimulus sehingga menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti
histamin, bradikinin, asetilkolin, dan substansi P.Postaglandin yang bergabung
dengan lokasi nosiseptor untuk memulai transmisi neural yang

berawal dari serabut perifer memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu
dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di

1
medula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor,
mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau bisa juga ditransmisi
tanpa hambatan ke korteks serebral yang akan diinterpretasikan otak sebagai nyeri
(Potter & Perry, 2005).

1.2 Tujuan
1.2.1 Bagaimana laporan pendahuluan genekologi pada endometriosis dengan
nyeri akut?
1.2.2 Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada endometriosis dengan nyeri
akut?
1.3 Manfaat
1.3.1 Mengetahui laporan pendahuluan pada endometriosis dengan nyeri akut.
1.3.2 Mengetahui asuhan keperawatan pada endometriosis dengan nyeri akut

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. (Tim Pokja
SDKI PPNI, 2016).

Menurut PPNI (2016) Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual
karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu
sama lain (Asmadi, 2008).
Nyeri merupakan keadaan ketika individu mengalami sensasi ketidaknyaman dalam
merespons suatu rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda Juall, 2012).
2.2 Penyebab

Penyebab terjadinya nyeri akut pada gangguan reproduksi adalah agen pencedera
fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma), agen pencedera kimiawi (mis.
Terbakar bahan kimia iritan), agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
(SDKI,2016)

2.3 Tanda dan Gejala

Gejala dan tanda menurut PPNI(2016) adalah sebagai berikut:

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : mengeluh nyeri

3
Objektif : tampak meringis, bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari
nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur.

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif : tidak tersedia

Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah,
proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan
diaphoresis.

2.4 Patofisiologi
a) Teori pemisahan (Specificity theory)
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis (spinal card) melalui karnu
dorsalis yang bersinapsis dari daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur
dan menyilang dari garis median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir dari
korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
b) Teori pola (Pathern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan
merangsang sel T. Hal ini mengakibatkan suatu reson yang merangsang ke
bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan
persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
c) Teori pengendalian gerbang (Gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam
akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serabut saraf besar akan
mengakibatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya
pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan
hantaran rangsangan akut terhambat. Rangsangan saraf besar dapat langsung
merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan dalam
medula spinalis melaui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel
T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia

4
gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel
T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
d) Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls saraf.
Pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls lamban dan endogen
opials system supresif.
2.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Nyeri Akut:

a) Monitor gejala cardinal/ tanda-tanda vital


b) Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri
c) Beri rasa aman
d) Sentuhan therapeutic
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai keseimbangan
energy antara tubuh dengan lingkungan luar. Orang sakit berarti ada
ketidakseimbangan energi, dengan memberikan sentuhan pada pasien,
diharapkan ada transfer energy.
e) Akupressure
Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri
f) Guided imagery
Meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan,
tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang terang, serta konsentrasi
dari pasien.
g) Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai
sedang. Distraksi visual (melihat TV atau ertandingan bola), distraksi audio
(mendengar musik), distraksi sentuhan massage, memegang mainan), distraksi
intelektual (merangkai puzzle).
h) Anticipatory guidance

5
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri.
i) Hipnotis
Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
j) Biofeedback
Terapi prilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang
respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih control volunter terhadap
respon. Terapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren dengan
cara memasang elektroda pada pelipis.

6
BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan Pada Ny.C Dengan Endometriosis Di RuangWijaya


Kusuma III RSUD Karangasem Tanggal 28 September - 30 September 2020

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG/ SUAMI
Nama : Ny. C Nama :Tn. P
Umur : 37 tahun Umur : 40 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : kawin Alamat : Br.Tengah
Agama : hindu
Suku : bali.
Alamat : Br.Tengah
No. CM : 612155
Tangal MRS : 27 september 2020
Tanggal Pengkajian : 28 september 2020
Sumber informasi : pasien, suami dan rekam medis

B. ALASAN DIRAWAT
1. Alasan MRS
Pasien di rawat di Rumah Sakit untuk untuk melanjutkan pengobatan
dari penyakit yang dideritanya .

2. Keluhan saat dikaji


Saat dikaji pasien mengatakan mengeluh nyeri di bagian pinggang
sampai ke bokong, pasien tampak meringis dan gelisah, hasil TTV
pasien : Td: 110/70 mmHg, Nadi:80x/mnt, Rr:20x/mnt, Suhu 36,50C

C. RIWAYAT OBSTERTRI DAN GINOKOLOGI


a. Riwayat Menstruasi :
 Menarche : Umur 14 tahun Siklus : teratur (v ) tidak ( )
 Banyaknya : 2- 3 kali ganti pembalut/hari Lamanya
: 5 hari
 Keluhan : tidak ada
 HPHT : 5 September 2020

b. Riwayat Pernikahan :
 Menikah : 1 kali Lama 5 tahun.

7
c. Riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
No Th Umu Pe jen Penolo Peny Laser Infek Perda Jeni BB Pj
r ny is ng uli t asi si rah an s
keha uli Kel
mila t ami
n n
1 2018 39 - Norma Bidan - - - - L 3200 51 cm
minggu l gram
(cukup
bulan)

d. Riwayat Keluarga Berencana :


 Akseptor KB : istri, Lama : 2 tahun
 jenis : KB Suntik
 Masalah : .tidak ada
 Rencana KB : .ibu menggunakan KB
suntik

ii. POLA KEBUTUHAN SEHARI-HARI

1. Bernafas : ibu mengatakan tidak mengalami


gangguan pernafasan
2. Nutrisi (makan/minum) : ibu mengatakan makan dengan teratur,
minum kurang lebih 2 liter perhari
3. Eliminasi : ibu mengatakan BAB 1 kali sehari dan
BAK 6-7 kali sehari
4. Gerak Badan : ibu mengatakan pergerakkannya terbatas
karena merasa nyeri saat bergerak
5. Istrirahat tidur : ibu mengatakan tidur kurang lebih 7-8
jam, dan tidur siang kurang lebih 1 jam perhari, dan kadang kadang
tidak bisa tidur karena rasa nyeri yang timbul
6. Berpakaian : ibu terlihat rapi dan bersih dalam berpakaian, ibu
mengatakan 1 hari mengganti baju sebanyak 2 kali
7. Rasa Nyaman : ibu mengatakan tidak nyaman dengan
keadaannya karena nyeri yang timbul
8. Kebersihan Diri : ibu tampak bersih dan rapi
9. Rasa Aman : ibu mengatakan tidak merasa aman karena
nyerinya

8
10. Pola Komunikasi/Hubungan Dengan Orang Lain : ibu
mengatakan tidak ada masalah saat akan berkomunikasi
11. Ibadah : ibu mengatakan setiap pagi selalu sembahyang
di merajan
12. Produktivitas : bu mengatakan produktivitasnya menurun
karena penyakit yang dialami
13. Rekreasi : ibu mengatakan jarang berekreasi
14. Kebutuhan belajar : ibu mengatakan ingin belajar cara mengntrol rasa
nyeri yang dialami

E. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
- GCS : E:4, V:5, M:6
- Tingkat kesadaran : compos mentis
- Tanda-tanda fital : TD 110/70 mmHg, N:80x/mnt RR:20x/mnt
T:36,50C
- BB : 55 Kg TB : 160 Cm LILA :24 Cm

Head to toe
Kepala Wajah
o Inspeksi : kepala mesochepalus, tidak ada edema, rambut pasien
rontok
o Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan di area kepala

Leher
o Inspeksi : tidak terdapat lesi
o Palpasi : teraba nadi karotis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Dada
o Inspeksi ;pengembangan dada simetris
o Palpasi : tidak ada nyeri tekan
o Perkusi :terdengar nyeri pekak di kedua lapang paru
o Auskultasi : bunyi jantung S1 S2 reguler, suara nafas vesikuler

Abdomen
o Inspeksi :.perut tampak tidak acites, tidak ada lesi
o Auskultasi : .bising usus 10x/mnt
o Perkusi :timpani
o Palpasi : ada nyeri tekan di perut bagian bawah

Genetalia
o Kebersihan : tampak bersih
o keputihan : .tidak ada

9
Perineum dan anus
o Perineum : tidak ada kelainan
o Hemoroid : .tidak ada

Ekstremitas :
Atas :-
Oedema : .Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2 detik

Bawah
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT :< 2 detik
Pemeriksaan Reflek : refleks patella +

F. DATA PENUNJANG

 Pemeriksaan Laboratorium: terlampir


 Pemeriksaan radiologik : -

G. DIAGNOSA MEDIS
Endometriosis
H. PENGOBATAN
- IVFD Nacl 0,9% 20 Tpm
- dexamethasone 1 ampul 4mg IV setiap 12 jam
- amoxilin 2x500 mg

10
II. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Agen pencedera fisilogis Nyeri Akut
- pasien mengatakan mengeluh (endometriosis)
nyeri pada pinggang sampai
ke bokong
- pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti
dikram dan tertusuk-tusuk Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri
dirasakan hilang timbul
- Pasien mengatakan nyeri saat
Pasien
bergerak Pasien
- Pasien mengatakan sulit tidur tampak
mengeluh
karena rasa nyerinya meringis
nyeri
- Pasien mengatakan skala
nyeri 4 dari 0-10

DO:
- pasien tampak meringis
- pasien tampak gelisah
- TTV pasien : Td: 110/70
mmHg, Nadi:80x/mnt,
Rr:20x/mnt, Suhu 36,50C

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :


Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan
pasien mengatakan mengeluh nyeri pada pinggang sampai ke bokong, pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan seperti kram dan tertusuk-tusuk,pasien
mengatakan nyeri saat bergerak, Pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang
timbul, Pasien mengatakan sulit tidur karena rasa nyerinya, pasien tampak
meringis, pasien tampak gelisah, skala nyeri pasien 4, TTV pasien : Td: 110/70
mmHg, Nadi:80x/mnt, Rr:20x/mnt, Suhu 36,50C

11
III. RENCANA KEPERAWATAN
No Tgl / jam Diagnosa Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 28 Nyeri akut Intervensi Utama Intervensi Utama
september berhubungan Setelah dilakukan
(manajemen nyeri) (manajemen
2020 dengan agen tindakan asuhan
09.00 pencedera a. Observasi nyeri)
fisiologis keperawatan selama
1. Identifikasi a. Observasi
dibuktikan 2x24 jam diharapkan
dengan pasien lokasi, 1. Untuk
mengatakan tingkat nyeri
karakteristik, mengetahui
mengeluh menurun dengan
nyeri pada durasi, frekuensi, lokasi, durasi,
pinggang Kriteria Hasil :
kualitas, frekuensi,
sampai ke
bokong, pasien 1. Keluhan intensitas nyeri kualitas,
mengatakan
nyeri 2. Indentifikasi intensitas nyeri
nyeri yang
dirasakan menurun skala nyeri
seperti kram
2. Meringis 2. Mengetahui
dan ditusuk
tusuk, pasien menurun b. Terapeutik rentang skala
mengatakan
3. Gelisah 1. Berikan teknik nyeri pasien
nyeri saat
bergerak, menurun non farmakologis
Pasien
4. Kesulitan untuk b. Terapeutik
mengatakan
nyeri tidur mengurangi rasa 1. Memberikan
dirasakan
menurun nyeri ( mis. tindakan
hilang timbul,
Pasien Teknik distraksi pendukung
mengatakan dan relaksasi) dalam
sulit tidur
karena rasa 2. Berikan fasilitasi meredakan
nyerinya, istirahat tidur nyeri
pasien tampak
meringis,
pasien tampak
gelisah skala
nyeri pasien 4, c. Edukasi 2. Memberikan
TTV pasien : 1. Jelaskan strategi kenyamanan
Td: 110/70

12
mmHg, meredakan nyeri terhadap
Nadi:80x/mnt,
pasien
Rr:20x/mnt,
Suhu 36,50C
c. Edukasi
1. Memberikan
edukasi cara
d. Kolaborasi atau tindakan
1. Kolaborasi meredakan
pemberian nyeri
analgetik,

d. Kolaborasi
1. untuk membantu
meredakan nyeri
klien

13
IV.IMPLEMENTASI

Tgl/Jam No.Dx Implementasi Evaluasi Proses Paraf/


Nama

28 september 1 1. Mengdentifikasi lokasi, DS:pasien mengatakan


2020 lokasi nyeri di pinggang
karakteristik, durasi,
sampai ke bokong, nyeri
09.30 wita frekuensi, kualitas, hilang timbul, dan nyeri
seperti kram dan ditusuk
intensitas nyeri
tusuk, pasien mengatakan
nyeri saat bergerak
DO: pasien tampak
meringis

2. mengidentifikasi skala
09.45 wita DS: pasien mengatakan
nyeri nyeri skala 4 dari 0-10
DO: pasien tampak
meringis

3. memberikan teknik non


09.55 wita
farmakologis untuk DS: pasien mengatakan
mau melakukan teknik
mengurangi rasa nyeri
distraksi dan relaksasi
( mis. teknik distraksi dan DO: pasien tampak
kooperatif
relaksasi)

10.10 wita
4. Memberikan fasilitas
DS: -
istirahat tidur DO:memberikan selimut,
bantal kepada pasien

5. Menjelaskan strategi
DS: pasien mengatakan
10.20 wita meredakan nyeri belum mengerti mengenai
strategi meredakan nyeri
DO:pasien tampak
menggelengkan kepalanya

14
6. Mengkolaborasikan DS:-
10. 35 wita DO: berkolaborasi dengan
pemberian analgetik,
tim Kesehatan lainnya

29 september 1. Mengidentifikasi lokasi, DS:pasien mengatakan


2020 nyerinya sudah berkurang
karakteristik, durasi,
09.30 wita DO: pasien masih tampak
frekuensi, kualitas, meringis
intensitas nyeri

DS: pasien mengatakan


2. mengidentifikasi skala
09.45 wita nyeri skala 3 dari 0-10
nyeri DO: pasien tampak
berfokus pada diri

3. memberikan teknik non


farmakologis untuk
DS: pasien mengatakan
09.55 wita mengurangi rasa nyeri nyeri bisa berkurang
dengan teknik tersebut
( mis. teknik distraksi
DO: pasien tampak
dan relaksasi) kooperatif

4. Memberikan fasilitas
10.10 wita DS: -
istirahat tidur DO:memberikan selimut,
bantal kepada pasien

5. Menjelaskan strategi DS: pasien mengatakan


10.20 wita sudah mengerti mengenai
meredakan nyeri
strategi meredakan nyeri
DO:pasien tampak
menganggukkan kepalanya
6. Mengkolaborasikan

15
pemberian analgetik,

DS:-
10. 35 wita DO: berkolaborasi dengan
tim Kesehatan lainnya

IV.EVALUASI
Tgl/Jam No Evaluasi Hasil
Dx
30 september 1 S: pasien mengatakan nyeri sudah berkurang, pasien mengatakan
2020
nyeri 2 dari 0-10, pasien mengatakn sudah tidak sulit tidur
11.00
O: pasien sudah tidak tampak meringis, pasien sudah tidak tampak
gelisah, pasien tidak tampak bersikap protektif.
A: tujuan tercapai, masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi, jaga kondisi pasien

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Permasalahan klien dengan kista endometritis yang ditatalaksana dengan
pembedahan identik dengan rasa ketidaknyamanan yang terjadi baik secara fisik,
psikospiritaul, lingkungan dan sosiokultural pada tahap pre operatif, intra operatif dan
post operatif. Kemudian tindakan pembedahan sendiri memiliki komplikasi yang
dapat terjadi pada klien setelah pembedahan.

Akibat efek samping pembedahan seperti perdarahan, gangguan pencernaan,


infeksi dan lainya, serta efek jangka panjang yaitu kehilangan organ tubuh yang
penting bagi seorang perempuan karena kondisi kista endometriosis yang berat.
Pemberian asuhan keperawatan pada seluruh kasus pasien yang ditemukan harus
secara holistik, karena manusia adalah mahluk holistik. Penerapan teori keperawatan
pada asuhan keperawatan klien dapat diterapkan bersamaan dengan teori lain agar
asuhan yang diberikan lebih intensif dan komprehensif. Pelayanan asuhan
keperawatan khususnya pada klien kista endometriosis ditatanan klinik sebaiknya
tidak hanya memperhatikan segi atau aspek fisik dan hanya bersifat rutinitas saja,
karena klien adalah mahluk yang unik dan berbeda satu dengan yang lain walaupun
diagnosa medis mereka sama.

Konsep asuhan keperawatan merupakan proses keperawatan yang terdiri mulai


dari pengkajian keperawatan, perumusan diagnose keperawatan, perencanaan
keperawatan dan tahap kelima adalah evaluasi keperawatan. Proses ini merupakan
proses yang berkesinambungan agar tercapainya tujuan yang di inginkan.

4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang paper diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk saran

17
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan paper yang telah dijelaskan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar


Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi
dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.

Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi


dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi I. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi I. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai