Disusun Oleh :
P07120018121
3.4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Karena rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Asuhan Keperawatan Genokologi dengan Endometriosis.” Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas.
Saya menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kami meminta kritik dan saran sebagai penyempurnaan
makalah ini, sehingga dikemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
mahasiswa.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Definisi......................................................................................................... 3
2.2 Penyebab...................................................................................................... 3
2.3 Tanda dan Gejala......................................................................................... 3
2.4 Patofisiologis................................................................................................ 4
2.5 Penatalaksanaan........................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................17
4.2 Saran.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
berawal dari serabut perifer memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu
dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di
1
medula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor,
mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau bisa juga ditransmisi
tanpa hambatan ke korteks serebral yang akan diinterpretasikan otak sebagai nyeri
(Potter & Perry, 2005).
1.2 Tujuan
1.2.1 Bagaimana laporan pendahuluan genekologi pada endometriosis dengan
nyeri akut?
1.2.2 Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada endometriosis dengan nyeri
akut?
1.3 Manfaat
1.3.1 Mengetahui laporan pendahuluan pada endometriosis dengan nyeri akut.
1.3.2 Mengetahui asuhan keperawatan pada endometriosis dengan nyeri akut
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. (Tim Pokja
SDKI PPNI, 2016).
Menurut PPNI (2016) Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual
karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu
sama lain (Asmadi, 2008).
Nyeri merupakan keadaan ketika individu mengalami sensasi ketidaknyaman dalam
merespons suatu rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda Juall, 2012).
2.2 Penyebab
Penyebab terjadinya nyeri akut pada gangguan reproduksi adalah agen pencedera
fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma), agen pencedera kimiawi (mis.
Terbakar bahan kimia iritan), agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
(SDKI,2016)
3
Objektif : tampak meringis, bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari
nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur.
Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah,
proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan
diaphoresis.
2.4 Patofisiologi
a) Teori pemisahan (Specificity theory)
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis (spinal card) melalui karnu
dorsalis yang bersinapsis dari daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur
dan menyilang dari garis median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir dari
korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
b) Teori pola (Pathern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan
merangsang sel T. Hal ini mengakibatkan suatu reson yang merangsang ke
bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan
persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
c) Teori pengendalian gerbang (Gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam
akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serabut saraf besar akan
mengakibatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya
pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan
hantaran rangsangan akut terhambat. Rangsangan saraf besar dapat langsung
merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan dalam
medula spinalis melaui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel
T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia
4
gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel
T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
d) Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls saraf.
Pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls lamban dan endogen
opials system supresif.
2.5 Penatalaksanaan
5
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri.
i) Hipnotis
Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
j) Biofeedback
Terapi prilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang
respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih control volunter terhadap
respon. Terapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren dengan
cara memasang elektroda pada pelipis.
6
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG/ SUAMI
Nama : Ny. C Nama :Tn. P
Umur : 37 tahun Umur : 40 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : kawin Alamat : Br.Tengah
Agama : hindu
Suku : bali.
Alamat : Br.Tengah
No. CM : 612155
Tangal MRS : 27 september 2020
Tanggal Pengkajian : 28 september 2020
Sumber informasi : pasien, suami dan rekam medis
B. ALASAN DIRAWAT
1. Alasan MRS
Pasien di rawat di Rumah Sakit untuk untuk melanjutkan pengobatan
dari penyakit yang dideritanya .
b. Riwayat Pernikahan :
Menikah : 1 kali Lama 5 tahun.
7
c. Riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
No Th Umu Pe jen Penolo Peny Laser Infek Perda Jeni BB Pj
r ny is ng uli t asi si rah an s
keha uli Kel
mila t ami
n n
1 2018 39 - Norma Bidan - - - - L 3200 51 cm
minggu l gram
(cukup
bulan)
8
10. Pola Komunikasi/Hubungan Dengan Orang Lain : ibu
mengatakan tidak ada masalah saat akan berkomunikasi
11. Ibadah : ibu mengatakan setiap pagi selalu sembahyang
di merajan
12. Produktivitas : bu mengatakan produktivitasnya menurun
karena penyakit yang dialami
13. Rekreasi : ibu mengatakan jarang berekreasi
14. Kebutuhan belajar : ibu mengatakan ingin belajar cara mengntrol rasa
nyeri yang dialami
E. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
- GCS : E:4, V:5, M:6
- Tingkat kesadaran : compos mentis
- Tanda-tanda fital : TD 110/70 mmHg, N:80x/mnt RR:20x/mnt
T:36,50C
- BB : 55 Kg TB : 160 Cm LILA :24 Cm
Head to toe
Kepala Wajah
o Inspeksi : kepala mesochepalus, tidak ada edema, rambut pasien
rontok
o Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan di area kepala
Leher
o Inspeksi : tidak terdapat lesi
o Palpasi : teraba nadi karotis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada
o Inspeksi ;pengembangan dada simetris
o Palpasi : tidak ada nyeri tekan
o Perkusi :terdengar nyeri pekak di kedua lapang paru
o Auskultasi : bunyi jantung S1 S2 reguler, suara nafas vesikuler
Abdomen
o Inspeksi :.perut tampak tidak acites, tidak ada lesi
o Auskultasi : .bising usus 10x/mnt
o Perkusi :timpani
o Palpasi : ada nyeri tekan di perut bagian bawah
Genetalia
o Kebersihan : tampak bersih
o keputihan : .tidak ada
9
Perineum dan anus
o Perineum : tidak ada kelainan
o Hemoroid : .tidak ada
Ekstremitas :
Atas :-
Oedema : .Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2 detik
Bawah
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT :< 2 detik
Pemeriksaan Reflek : refleks patella +
F. DATA PENUNJANG
G. DIAGNOSA MEDIS
Endometriosis
H. PENGOBATAN
- IVFD Nacl 0,9% 20 Tpm
- dexamethasone 1 ampul 4mg IV setiap 12 jam
- amoxilin 2x500 mg
10
II. ANALISA DATA
DO:
- pasien tampak meringis
- pasien tampak gelisah
- TTV pasien : Td: 110/70
mmHg, Nadi:80x/mnt,
Rr:20x/mnt, Suhu 36,50C
11
III. RENCANA KEPERAWATAN
No Tgl / jam Diagnosa Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 28 Nyeri akut Intervensi Utama Intervensi Utama
september berhubungan Setelah dilakukan
(manajemen nyeri) (manajemen
2020 dengan agen tindakan asuhan
09.00 pencedera a. Observasi nyeri)
fisiologis keperawatan selama
1. Identifikasi a. Observasi
dibuktikan 2x24 jam diharapkan
dengan pasien lokasi, 1. Untuk
mengatakan tingkat nyeri
karakteristik, mengetahui
mengeluh menurun dengan
nyeri pada durasi, frekuensi, lokasi, durasi,
pinggang Kriteria Hasil :
kualitas, frekuensi,
sampai ke
bokong, pasien 1. Keluhan intensitas nyeri kualitas,
mengatakan
nyeri 2. Indentifikasi intensitas nyeri
nyeri yang
dirasakan menurun skala nyeri
seperti kram
2. Meringis 2. Mengetahui
dan ditusuk
tusuk, pasien menurun b. Terapeutik rentang skala
mengatakan
3. Gelisah 1. Berikan teknik nyeri pasien
nyeri saat
bergerak, menurun non farmakologis
Pasien
4. Kesulitan untuk b. Terapeutik
mengatakan
nyeri tidur mengurangi rasa 1. Memberikan
dirasakan
menurun nyeri ( mis. tindakan
hilang timbul,
Pasien Teknik distraksi pendukung
mengatakan dan relaksasi) dalam
sulit tidur
karena rasa 2. Berikan fasilitasi meredakan
nyerinya, istirahat tidur nyeri
pasien tampak
meringis,
pasien tampak
gelisah skala
nyeri pasien 4, c. Edukasi 2. Memberikan
TTV pasien : 1. Jelaskan strategi kenyamanan
Td: 110/70
12
mmHg, meredakan nyeri terhadap
Nadi:80x/mnt,
pasien
Rr:20x/mnt,
Suhu 36,50C
c. Edukasi
1. Memberikan
edukasi cara
d. Kolaborasi atau tindakan
1. Kolaborasi meredakan
pemberian nyeri
analgetik,
d. Kolaborasi
1. untuk membantu
meredakan nyeri
klien
13
IV.IMPLEMENTASI
2. mengidentifikasi skala
09.45 wita DS: pasien mengatakan
nyeri nyeri skala 4 dari 0-10
DO: pasien tampak
meringis
10.10 wita
4. Memberikan fasilitas
DS: -
istirahat tidur DO:memberikan selimut,
bantal kepada pasien
5. Menjelaskan strategi
DS: pasien mengatakan
10.20 wita meredakan nyeri belum mengerti mengenai
strategi meredakan nyeri
DO:pasien tampak
menggelengkan kepalanya
14
6. Mengkolaborasikan DS:-
10. 35 wita DO: berkolaborasi dengan
pemberian analgetik,
tim Kesehatan lainnya
4. Memberikan fasilitas
10.10 wita DS: -
istirahat tidur DO:memberikan selimut,
bantal kepada pasien
15
pemberian analgetik,
DS:-
10. 35 wita DO: berkolaborasi dengan
tim Kesehatan lainnya
IV.EVALUASI
Tgl/Jam No Evaluasi Hasil
Dx
30 september 1 S: pasien mengatakan nyeri sudah berkurang, pasien mengatakan
2020
nyeri 2 dari 0-10, pasien mengatakn sudah tidak sulit tidur
11.00
O: pasien sudah tidak tampak meringis, pasien sudah tidak tampak
gelisah, pasien tidak tampak bersikap protektif.
A: tujuan tercapai, masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi, jaga kondisi pasien
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Permasalahan klien dengan kista endometritis yang ditatalaksana dengan
pembedahan identik dengan rasa ketidaknyamanan yang terjadi baik secara fisik,
psikospiritaul, lingkungan dan sosiokultural pada tahap pre operatif, intra operatif dan
post operatif. Kemudian tindakan pembedahan sendiri memiliki komplikasi yang
dapat terjadi pada klien setelah pembedahan.
4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang paper diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk saran
17
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan paper yang telah dijelaskan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi
dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi I. Jakarta: DPP PPNI