Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan
dasar.
Mojokerto , …….........................
Mahasiswa
(..................................................)
(.................................................) (.....................................................)
Mengetahui,
Kepala Ruangan
(..................................................)
9
LAPORAN PENDAHULUAN
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah
yang terkadang dialami individu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu
asuhan keperawatan pada seorang pasien di rumah sakit(Perry & Potter, 2009).
Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera
akut, penyakit atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengsn
intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung singkat (kurang
10
dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan
pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat. Pasien yang
jantung dan tekanan darah meningkat serta pallor (Mubarak et al., 2015).
2.Etiologi
Nyeri akut dapat disebabkan oleh beberapa hal menurut (Tim Pokja SDKI
keperawatan pada pasien dengan nyeri. Ada banyak jalan untuk memulai
mendiskusikan tentang tipe-tipe nyeri, antara lain melihat nyeri dari segi durasi
nyeri, tingkat keparahan dan intensitas, model transmisi, lokasi nyeri, dan kausatif
a. Nyeri Somatik,jika organ yang terkena adalah organ soma seperti kulit, otot,
sendi, tulang, atau ligament karena di sini mengandung kaya akan nosiseptor.
Nosiseptor disini menjadi sensitif terhadap inflamasi, yang akan terjadi jika
11
terluka atau keseleo. Selain itu, nyeri juga bias terjadi akibat iskemik, seperti
pada kram otot. Hal inipun termasuk nyeri nosiseptif. Gejala nyeri somatik
b. Nyeri viseral, jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ dalam
yang meliputi rongga toraks (paru dan jantung), serta rongga abdomen (usus,
limpa, hati dan ginjal), rongga pelvis (ovaruim, kantung kemih dan
digunting atau dibakar, organ somatik justru tidak. Organ viseral akan terasa
sakit kalau mengalami inflamasi, iskemik atau teregang. Selain itu nyeri
viseral umumnya terasa tumpul, lokalisasinya tidak jelas disertai dengan rasa
mual - muntah bahkan sering terjadi nyeri refer yang dirasakan pada kulit.
Nyeri akut dapat diketahui dengan tanda gejala menurut (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2016) yaitu :
12
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
5.Patofisiologi
nyeri yang efektif.Skala penilaian nyeri dan keteranagan pasien digunakan untuk
menilai derajat nyeri.Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin selama pasien
terhadap intensitas nyeri dapat menggunakan beberapa skala yaitu (Mubarak et al., 2015):
yang objektif. Skala ini juga disebut sebagai skala pendeskripsian verbal /Verbal
Descriptor Scale (VDS) merupakan garis yang terdiri tiga sampai lima kata
Pendeskripsian ini mulai dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tak tertahankan”,
dan pasien diminta untuk menunjukkan keadaan yang sesuai dengan keadaan
13
Sumber :Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Gambar 1Skala Nyeri Deskriptif
berarti tidak nyeri, 5 nyeri sedang, dan 10 adalah nyeri berat yang tidak
nyeri, dan juga menilai respon turunnya nyeri pasien terhadap terapi yang
Sumber :Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
(anak tenang) kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan gambar paling
akhir, adalah orang dengan ekpresi nyeri yang sangat berat.Setelah itu, pasien
untuk pediatri, tetapi juga dapat digunakan pada geriatri dengan gangguan kognitif
Sumber :Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
14
6.Pathway
7.Komplikasi
15
8.Penatalaksanaan
8.1 Terapi Multimodal
Nyeri akut sering dikelola dengan tidak memadai. Ini tidak seharusnya
demikian. Kontrol nyeri sering bisa diperbaiki dengan strategi sederhana, yaitu
nilai nyeri, atasi dengan obat dan teknik yang sudah ada, nilai kembali nyeri
setelah terapi dan bersiap untuk memodifikasi pengobatan jika perlu. Analgesia
yang baik mengurangi komplikasi pasca bedah seperti infeksi paru, mual dan
muntah, DVT ,dan ileus.
Penyebabnya biasanya lebih mudah dapat ditentukan, sehingga
penanggulangannya biasanya lebih mudah pula. Nyeri akut ini akan mereda dan
hilang seiring dengan laju proses penyembuhan jaringan yang sakit. Semua obat
analgetika efektif untuk menanggulangi nyeri akut ini. Diagnosa penyebab nyeri
akut harus ditegakkan lebih dahulu. Bersamaan dengan usaha mengatasi penyebab
nyeri akut, keluhan nyeri penderita juga diatasi. Intinya, diagnosa penyebab
ditegakkan, usaha mengatasi nyeri sejalan dengan usaha mengatasi
penyebabnya.1,2,3 Setelah diagnosis ditetapkan, perencanaan pengobatan harus
disusun. Untuk itu berbagai modalitas pengobatan nyeri yang beraneka ragam
dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Modalitas fisik
Latihan fisik, pijatan, vibrasi, stimulasi kutan (TENS), tusuk jarum,
perbaikan posisi, imobilisasi, dan mengubah pola hidup.
b. Modalitas kognitif-behavioral
Relaksasi, distraksi kognitif, mendidik pasiern, dan pendekatan spiritual.
c. Modalitas Invasif
Pendekatan radioterapi, pembedahan, dan tindakan blok saraf.
d. Modalitas Psikoterapi
Dilakukan secara terstruktur dan terencana, khususnya bagi merreka yang
mengalami depresi dan berpikir ke arah bunuh diri
e. Modalitas Farmakoterapi
Mengikuti ”WHO Three-Step Analgesic Ladder”
16
8.2 Farmakoterapi Nyeri
Semua obat yang mempunyai efek analgetika biasanya efektif untuk
mengatasi nyeri akut. Hal ini dimungkinkan karena nyeri akut akan mereda atau
hilang sejalan dengan laju proses penyembuhan jaringan yang sakit.
Dalam melaksanakan farmakoterapi terdapat beberapa prinsip umum
dalam pengobatan nyeri. Perlu diketahui sejumlah terbatas obat dan
pertimbangkan berikut:
Bisakan pasien minum analgesik oral
Apakah pasien perlu pemberian iv untuk mendapat efek analgesik
cepat
Bisakan anestesi lokal mengatasi nyeri lebih baik, atau digunakan
dalam kombinasi dengan analgesik sistemik
Bisakan digunakan metode lain untuk membantu meredakan nyeri,
misal pemasangan bidai untuk fraktur, pembalut luka bakar.
9.Diagnosa
10.Intervensi
17