Anda di halaman 1dari 13

ASKEP PERFORASI GASTER

Disusun oleh :
SILVIA ADRIANTI
YULIANA ERMASARI
RIKE RESTI AFRIZALNI
ZELF VERTROUWENI
LIT ALFIZA HARNI
TESTRI PRATAMA PUTRI
Perforasi gastrointestinal

• Merupakan suatu bentuk penetrasi yang komplek dari


lambung, usus halus, usus besar, akibat dari bocornya
isi dari usus ke dalam rongga perut. Perforasi dari usus
mengakibatkan secara potensial untuk terjadinya
kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini
dikenal dengan istilah peritonitis) (Mansjoer, 2010)
• Tukak gaster/perforasi gaster adalah luka pada lapisan
perut. Tukak gaster dapat diobati Sebagian kecil dari
tukak ini mungkin menjadi kanker (McCoy, 2010).
Tukak gaster merupakan luka terbuka dengan pinggir
edema disertai indurasi dengan dasar tukak ditutupi
debris (Tarigan, 2001)
Etiologi
• Cedera tembus yang mengenai dada bagian bawah atau perut
(contoh: trauma tertusuk pisau) Trauma tumpul perut yang
mengenai lambung. Lebih sering ditemukan pada anak-anak
dibandingkan orang dewasa.
• Appendicitis akut: kondisi ini masih menjadi salah satu penyebab
umum perforasi usus pada pasien yang lebih tua dan berhubungan
dengan hasil akhir yang buruk.
• Luka usus yang berhubungan dengan endoscopic : luka
dapat terjadi oleh ERCP dan colonoscopy.
• Perforasi sekunder dari iskemik usus (colitis iskemik) dapat
timbul.
• Perforasi usus dapat terjadi karena keganasan didalam
perut atau limphoma
• Benda asing ( misalnya tusuk gigi atau jarum pentul) dapat
menyebabkan perforasi oesophagus, gaster, atau usus kecil dengan
infeksi intra abdomen, peritonitis, dan sepsis.
Patofisiologi
• Secara fisiologis, gaster relatif bebas dari
bakteri dan mikroorganisme lainnya karena
kadar asam intraluminalnya yang tinggi.
Kebanyakan orang yang mengalami trauma
abdominal memiliki fungsi gaster yang normal
dan tidak berada pada resiko kontaminasi
bakteri yang mengikuti perforasi gaster.
Manisfestasi klinis
Nyeri perut hebat yang makin meningkat
dengan adanya pergerakan disertai nausea,
vomitus, pada keadaan lanjut disertai demam
dan mengigil.
Pemeriksaan penunjang
• Foto polos abdomen pada posisi berdiri.
• Ultrasonografi
– Ultrasonografi adalah metode awal untuk kebanyakan
kondisi akut abdomen. Pemeriksaan ini berguna untuk
mendeteksi cairan bebas dengan berbagai densitas, yang
pada kasus ini adalah sangat tidak homogen karena
terdapat kandungan lambung..
• CT-scan
– CT scan abdomen adalah metode yang jauh lebih sensitif
untuk mendeteksi udara setelah perforasi, bahkan jika
udara tampak seperti gelembung dan saat pada foto
rontgen murni dinyatakan negatif. Oleh karena itu, CT scan
sangat efisien untuk deteksi dini perforasi gaster
Komplikasi
• Kegagalan luka operasi, Kegagalan luka operasi
(kerusakan parsial atau total pada setiap
lapisan luka operasi) dapat terjadi segera atau
lambat.
• Infeksi Luka, angka kejadian infeksi berkaitan dengan
muatan bakteri pada gaster
• Abses abdominal terlokalisasi
• Kegagalan multiorgan dan syok septic
Penatalaksanaan
• Penderita yang lambungnya mengalami perforasi harus
diperbaiki keadaan umumnya sebelum operasi. Pemberian
cairan dan koreksi elektrolit, pemasangan pipa nasogastrik,
dan pemberian antibiotik mutlak diberikan. Jika gejala dan
tanda-tanda perforasi umum tidak ada, kebijakan
nonoperatif mungkin digunakan dengan terapi antibiotik
langsung terhadap bakteri gram-negatif dan anaerob.
• Penderita yang gasternya mengalami perforasi harus
diperbaiki keadaan umumnya sebelum operasi. Pemberian
cairan dan koreksi elektrolit, pemasangan pipa nasogastrik,
dan pemberian antibiotik mutlak diberikan. Jika gejala dan
tanda-tanda peritonitis umum tidak ada, kebijakan
nonoperatif mungkin digunakan dengan terapi antibiotik
langsung terhadap bakteri gram-negatif dan anaerob.
Next.........
Tujuan dari terapi bedah adalah :

– Koreksi masalah anatomi yang mendasari


– Koreksi penyebab peritonitis
– Membuang setiap material asing di rongga
peritoneum yang dapat menghambat fungsi
leukosit dan mendorong pertumbuhan bakteri
(seperti darah, makanan, sekresi gaster).
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Identitas
• Meliputi : Nama pasien, Umur, Jenis kelamin, Suku /Bangsa,
Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, No. RM
2. Keluhan utama:
• Keluhan utama yang sering muncul adalah nyeri kesakitan di
bagian perut sebelah kanan dan menjalar ke pinggang.
• Riwayat Penyakit Sekarang
– Perforasi dapat terjadi pada seseorang dengan peradangan iskemia,
peritoneal diawali terkontaminasi material, sindrom nefrotik, gagal ginjal
kronik, lupus eritematosus, dan sirosis hepatis dengan asites.
• Riwayat Penyakit Dahulu
– Seseorang dengan peritonotis pernah ruptur saluran cerna, komplikasi
post operasi, operasi yang tidak steril dan akibat pembedahan, trauma
pada kecelakaan seperti ruptur limpa dan ruptur hati.
• Riwayat Penyakit Keluarga
– Secara patologi peritonitis tidak diturunkan, namun jika peritonitis ini
disebabkan oleh bakterial primer, seperti: Tubercolosis. Maka
kemungkinan diturunkan ada.
Pemeriksaan Fisik
1. Sistem pernafasan (B1)
– Pola nafas irregular (RR> 20x/menit), dispnea, retraksi otot bantu pernafasan serta menggunakan otot
bantu pernafasan.
2. Sistem kardiovaskuler (B2)
– Klien mengalami takikardi karena mediator inflamasi dan hipovelemia vaskular karena anoreksia dan
vomit. Didapatkan irama jantung irregular akibat pasien syok (neurogenik, hipovolemik atau septik),
akral : dingin, basah, dan pucat.
3. Sistem Persarafan (B3)
– Klien dengan peritonitis tidak mengalami gangguan pada otak namun hanya mengalami penurunan
kesadaran.
4. Sistem Perkemihan (B4)
– Terjadi penurunan produksi urin.
5. Sistem Pencernaan (B5)
– Klien akan mengalami anoreksia dan nausea. Vomit dapat muncul akibat proses ptologis organ
visceral (seperti obstruksi) atau secara sekunder akibat iritasi peritoneal. Selain itu terjadi distensi
abdomen, bising usus menurun, dan gerakan peristaltic usus turun (<12x/menit).
6. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)
– Penderita peritonitis mengalami letih, sulit berjalan, nyeri perut dengan aktivitas. Kemampuan
pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot mengalami kelelahan, dan turgor kulit menurun
akibat kekurangan volume cairan.
7. Pengkajian Psikososial
– Interaksi sosial menurun terkait dengan keikutsertaan pada aktivitas sosial yang sering dilakukan.
Diagnosa keperawatan
• Nyeri Akut
• Kekurangan Volume Cairan
• Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai