Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Pemberian Kafein Dosis Bertingkat Terhadap Kadar Gula Darah Mus

Muskulus

1. Latar Belakang
Kafein adalah zat utama yang terkandung dalam kopi yang merupakan
minuman yang digemari oleh masyarakat di seluruh dunia. Kandungan kafein
pada beberapa jenis kopi adalah 95- 165 mg pada 237 mL kopi yang disajikan
dengan cara diseduh, 47- 64 mg pada 30 mL kopi espresso, 63 mg pada 237 mL
kopi instan, serta 2-5 mg pada 237 mL decaffeinated coffee (Mayo Clinic, 2008).
Efek kafein terhadap kadar gula darah dalam darah masih beulum jelas (Urzua
dkk, 2012) . Beberapa penelitian menyatakan bahwa konsumsi kafein dapat
meningkatkan kadar gula darah melalui beberapa mekanisme. Namun disisi lain,
terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa konsumsi kopi yaitu
minuman yang kandungan utamanya adalah kafein dapat menurunkan kadar gula
darah (Arnolv 2017; Akash dkk 2012; Lane dkk 2008)
Selama ini diindonesia lebih dikenal sebagai penghasil kopi terbesar didunia.
Lebih dari 90% kopi di indonesia diusahakan oleh rakyat. Svilass (2004) telah
melakukan penelitian tentang asuapan berbagai bahan pangan sumber antioksidan
terhadap kadar antioksidan dalam plasma, dengan subjek 61 orang Norwegia
dewasa selama7 hari. Dia melaporkan bahwa asupan kopi menyumbang
antioksidan plasma sebanyak 11,1 mmol, asupan buah-buahan 1,8 mmol, teh 1,4
mmol, anggur 0.8 mmol, sereal 0,8 mmol dan sayuran 0,4 mmol. Asupan total
antioksidan tersebut berkaitan erat dengan kadar lutein zeaxanthin dan 3 likopen
plasma. Data ini membuktikan bahwa kopi menyumbang total antioksidan
terbesar diantara sumber antioksidan lainnya. Kopi lebih dikenal dengan efek
buruknya bagi kesehatan, namun telah dibuktikan dalam penelitian bahwa kopi
ternyata juga mengandung senyawa antioksidan.
Didalam kopi, terdapat senyawa polifenol yang telah dikenal sebagai
senyawa antioksidan yang dapat melawan radikal bebas. Menurut beberapa hasil
penelitian, mengkonsumsi kopi dapat menurunkan insiden dari berbagai macam
penyakit diantaranya DM Tipe II, Kardiovaskuler, Kanker, serta menurunkan
kadar asam urat. Manfaat kopi antara lain dapat menurunkan resiko penyakit
alzheimer dan Demensia, menurunkan resiko batu empedu, menurunkan resiko
penyakit Parkinson, fungsi kognitif yang baik , sebagai analgesic, antidiabetes,
proteksi hati, penurunan rsiko kanker.
Ginjal merupakan organ ekskresi utama yang sangat penting untuk
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, termasuk zat-zat toksik yang tidak sengaja
masuk ke dalam tubuh. Ginjal merupakan organ kedua setelah hepar, yang paling
sering menjadi sasaran perusakan oleh zat – zat kimia. Hal ini disebabkan banyak
zat kimia yang diekskresi melalui urin. Selain itu, ginjal juga menerima aliran
darah yang besar dan glomerulus ginjal mempunyai area permukaan luas yang
memungkinkan terjadinya paparan dengan zat kimia. Fungsi utama ginjal yaitu :
Pertama, fungsi Ekresi antara lain; mempertahankan osmolalitas plasma sekitar
285 mOsmol dengan mengubah-ubah ekskresi air, mempertahankan volume ECF
dan tekanan darah dengan mengubah-ubah ekskresi Na+, mengekskresikan produk
akhir nitrogen dari metabolisme protein (terutama urea, asam urat, dan kreatinin).
Kedua fungsi NonEkskresi antara lain; menyintesis dan mengaktifkan hormon
seperti; Renin ( penting dalam pengaturan tekanan darah), Prostaglandin (sebagian
besar adalah vasodilator, bekerja secara lokal dan melindungi dari kerusakn
iskemik ginjal). Kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan larutan dan
substansi juga menjadikan ginjal rentan terhadap perusakan oleh zat kimia. Salah
satu bagian ginjal yang paling sering terjadi kerusakan disebabkan zat kimia
adalah tubulus proksimal. Tubulus proksimal peka terhadap anoksia dan mudah
hancur karena keracunan akibat kontak dengan bahan-bahan yang diekskresikan
melalui ginjal. Kerusakan yang sering terjadi adalah nekrosis tubulus dan
hiperplasi atau hipoplasi tubulus. Bagian lain dari ginjal yang dapat terkena
kerusakan adalah loop Henle dan glomerulus. Perubahan morfologi sebagai akibat
jejas nonletal sel dinamakan degenerasi atau jejas reversibel. Perubahan tersebut
antara lain pembengkakan sel dan perubahan berlemak. Dalam hal ini,
hubungannya dengan paparan zat kimia terhadap ginjal, menyebabkan
pembengkakan sel epitel tubulus proksimal dan tubulus distal ginjal. Pada jejas
tahap lanjut dapat menyebabkan nekrosis tubulus yang ditandai dengan kerusakan
inti sel tubulus berupa kariolisis, piknosis,ataupun karioreksis.
Antioxidan utama dalam kopi adalah chlorogenic acid (CGA) dan salah satu
komponen penyusun CGA adalah caffeic acid (CA). Pada sebuah studi,
menemukan bahwa pemberian CA per oral dalam waktu 104 minggu dengan
dosis 2% dapat menyebabkan hiperplasia sel tubulus dan adenoma renal. Selaras
dengan CA, konsumsi kafein dalam waktu 30 minggu dengan dosis 0,1% akan
memperburuk prognosis gagal ginjal dengan memperburuk kerusakan sel
tubulointersisial dan glomerulus. Penelitian tentang efek konsumsi kopi terhadap
traktus urinarius, terutama ginjal yang telah banyak dilakukan adalah efek
diuretik, instabilitas detrusor, dan batu ginjal. Keberadaan senyawa-senyawa
dalam kopi dan efeknya pada ginjal seperti yang disebutkan di atas, membuat
peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana efek konsumsi kopi jangka
panjang dan bahkan dengan dosis yang berlebihan secara histologi (mikroskopis)
pada sel-sel ginjal.
Faktor pemicu timbulnya penyakit degeneratif disebabkan oleh tingginya
kadar gula dalam darah merupakan komponen penting yang berperan sebagai
sumber energi bagi tubuh, akan tetapi jika kadar gula dalam darah atau biasa
dikenal dengan istilah Hiperglikemia. Kadar gula darah pada keadaan normal
yakni kadar kadar glukosa darah puasa 70—110 mg/dl dan kadar glukosa darah
sewaktu > 200mg/dl (Tander ,2007).
Diabetes yang lebih dikenal

Anda mungkin juga menyukai