Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELITUS (DM) TIPE 2

: 440/0190/SOP-
No. Dokumen UKP/PKM-
SDJ/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal :
8 Agustus 2016
Terbit
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS dr. Dewi Anita Etikasari
SINDANG JAYA NIP. 196601242002122001

1. Pengertian Diabetes Melitus (DM) tipe 2 adalah kumulan gejala yang ditandai
oleh hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin)
dan sekresi insulin atau kedua-duanya.
No. ICD X : E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus

2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang


tepat pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindang Jaya Nomor :440 / 062 / SK-
UKP / PKM-SDJ / 2016 tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Panduan praktik klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer Edisi 1 th 2013
A. Petugas melakukan anamnesis (Subjective), seperti:
5. Prosedur/
Keluhan
Langkah- 1. Polifagia
Langkah 2. Poliuri
3. Polidipsi
4. Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
5. Keluhan tidak khas, antara lain :
a. Lemah
b. Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas)
c. Gatal
d. Mata kabur
e. Disfungsi ereksi pada pria
f. Pruritus vulvae pada wanita
g. Luka yang sulit sembuh
Faktor Resiko :
1. Berat badan lebih dan obese (IMT ≥ 25 kg/m2)
2. Mengalami hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau sedang dalam
terapi hipertensi)
3. Riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram atau
pernah didiagnosis DM Gestasional
4. Perempuan dengan riwayat PCOS (polycistic ovary syndrome)
5. Riwayat GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) / TGT
(Toleransi Glukosa Terganggu)
6. Aktifitas jasmani yang kurang

B. Petugas melalukan pemeriksaan Fisik, seperti:


1. Penilaian berat badan
2. Mata : Penurunan visus, lensa mata buram
3. Extremitas : Uji sensibilitas kulit dengan mikrofilamen

C. Petugas melalukan pemeriksaan penunjang, seperti:


1. Gula Darah Puasa
1/2
2. Gula Darah 2 jam Post Prandial
3. Urinalisis

D. Petugas menegakkan diagnostik (Assessment), antara lain:


1. Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa:


a. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa
plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L).
b. Gejala Klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Kadar
glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl.
c. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa
oral (TTGO) > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)

Kriteria gangguan toleransi glukosa :


a) GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa
plasma puasa didapatkan antara 100–125 mg/dl (5,6–6,9
mmol/l).
b) TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO kadar
glukosa plasma 140–199 mg/dl pada 2 jam sesudah
beban glukosa 75 gram (7,8 -11,1 mmol/L).
c) HbA1C 5,7 -6,4%

2. Komplikasi
a. Akut Ketoasidosis diabetik, Hiperosmolar non ketotik,
Hipoglikemia
b. Kronik Makroangiopati, Pembuluh darah jantung,
Pembuluh darah perifer, Pembuluh darah otak
c. Mikroangiopati: Pembuluh darah kapiler retina, pembuluh
darah kapiler renal
d. Neuropati
e. Gabungan: Kardiomiopati, rentan infeksi, kaki diabetik,
disfungsi ereksi

E. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif (Plan),


seperti:

2/2
Cara Pemberian OHO (Obat Hiperglikemik Oral), terdiri dari:
1. OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara
bertahapsesuai respons kadar glukosa darah, dapat
diberikansampai dosis optimal.
2. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan.
3. Metformin : sebelum/pada saat/sesudah makan.
4. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan
suapan pertama.

F. Petugas melakukan konseling dan edukasi, seperti:


1. Penyakit DM tipe 2 tidak dapat sembuh tetapi dapat dikontrol
2. Gaya hidup sehat harus diterapkan pada penderita misalnya
olahraga, menghindari rokok, dan menjaga pola makan.
3. Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur setiap
2 minggu

G. Petugas menentukan kriteria rujukan, seperti:


1. DM tipe 2 dengan komplikasi
2. DM tipe 2 dengan kontrol gula buruk
3. DM tipe 2 dengan infeksi berat

H. Petugas menentukan evaluasi dan prognosis dari pasien


Prognosis pada umumnya dubia ad bonam

3/2
6. Bagan Alir

7. Unit Terkait Poli umum, poli anak, poli remaja, poli santun lansia

4/2

Anda mungkin juga menyukai