Anda di halaman 1dari 3

INSOMNIA

: 440/0190/SOP-
No. Dokumen UKP/PKM-
SDJ/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal :
8 Agustus 2016
Terbit
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS dr. Dewi Anita Etikasari
SINDANG JAYA NIP. 196601242002122001

1. Pengertian Insomnia adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa
kesulitan berulang untuk mencapai tidur, atau mempertahankan tidur
yang optimal, atau kualitas tidur yang buruk.
2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang
tepat pada pasien insomnia.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sindang Jaya Nomor :440 / 062 / SK-
UKP / PKM-SDJ / 2016 tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Panduan praktik klinis bagi dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer Edisi 1 th 2013

5. Prosedur/ Alat dan bahan :


1. ATK
Langkah-
2. Stetoskop
Langkah
3. Tensimeter
4. Senter

Langkah-langkah
A. Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Sulit masuk tidur, sering terbangun di malam hari atau
mempertahankan tidur yang optimal, atau kualitas tidur yang buruk.
Faktor Risiko
1. Adanya gangguan organik (seperti gangguan endokrin, penyakit
jantung).
2. Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik, gangguan
depresi, gangguan cemas, dan gangguan akibat zat psikoaktif.

Faktor Predisposisi
1. Sering bekerja di malam hari .
2. Jam kerja tidak stabil.
3. Penggunaan alkohol, cafein atau zat adiktif yang berlebihan.
4. Efek samping obat.
5. Kerusakan otak, seperti: encephalitis, stroke, penyakit Alzheimer

B. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila
terdapat gangguan organik, ditemukan kelainan pada organ.

1/2
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan spesifik tidak diperlukan.
C. Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis.
Pedoman Diagnosis
1. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur
atau kualitas tidur yang buruk
2. Gangguan terjadi minimal tiga kali seminggu selama minimal satu
bulan.
3. Adanya preokupasi tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
4. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur
menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi
fungsi dalam sosial dan pekerjaan.

Diagnosis Banding
Gangguan Psikiatri, Gangguan Medik umum, Gangguan Neurologis,
Gangguan Lingkungan, Gangguan Ritme sirkadian.
Komplikasi
Dapat terjadi penyalahgunaan zat.

D. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang
dimilikinya dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat dan
mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya insomnia.
2. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Diazepam 2-5 mg pada
malam hari. Pada orang yang berusia lanjut atau mengalami
gangguan medik umum diberikan dosis minimal efektif.

Konseling dan Edukasi


Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar mereka
dapat memahami tentang insomnia dan dapa tmenghindari pemicu
terjadinya insomnia.

Kriteria Rujukan
Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan,
atau apabila terjadi perburukan walaupun belum sampai 2 minggu,
pasien dirujuk kefasilitas kesehatan sekunder yang memiliki dokter
spesialis kedokteran jiwa.

Peralatan
Tidak ada Peralatan khusus

Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam

2/2
6. Bagan Alir

7. Unit Terkait Poli umum, poli anak, poli remaja, poli santun lansia

3/2

Anda mungkin juga menyukai