● Tulang-tulang:
○ Iga-iga
○ Sternum
○ Vertebra
Tulang-tulang Iga dan Otot-otot Pernafasan
● Otot-otot:
○ Diafragma
■ otot pernafasan utama
■ berperan dalam 75% perubahan volume rongga dada
○ Otot intekostalis eksterna:
■ Membantu inspirasi
○ Otot-otot aksesoris:
■ Sternocleiodmastoideus
■ Skaleneus
■ Pektoralis
→ Ekspirasi merupakan proses pasif, namun ekspirasi maksimal akan dibantu oleh kontraksi otot
interkostalis interna dan otot-otot abdominal
Tulang-tulang Iga dan Otot-otot Pernafasan
● Sebagian besar ventilasi mekanis secara intermitten memberikan tekanan udara positif
pada saluran nafas atas.
● Inspirasi: gas mengalir ke alveolus hingga tekanan alveolar setara dengan tekanan pada
saluran nafas atas.
● Ekspirasi:
○ tekanan udara positif dihilangkan atau dikurangi
○ gradien tekanan kembali,
○ gas mengalir keluar dari alveolus.
Fisiologi Paru dan
Hubungannya dengan
Anestesia: Mekanisme Paru
Resistensi Elastis
Berkaitan erat dengan 2 gaya:
● Saluran-saluran nafas kecil yang tidak memiliki sokongan kartilago bergantung penuh pada
traksi radial yang disebabkan adanya rekoil elastis dari jaringan-jaringan di sekitarnya
untuk tetap terbuka.
● Patensi saluran nafas ini → sangat bergantung pada volume paru.
● CC = volume paru dimana saluran-saluran nafas ini mulai menutup
● Pada volume paru yang lebih rendah, alveolus pada daerah yang dependen akan tetap
terperfusi namun tidak lagi terventilasi mengakibatkan terjadinya shunting intrapulmoner
dari darah yang terdeoksigenasi yang mendukung terjadinya hipoksemia.
Kapasitas Penutupan (Closing Capacity=CC)
● Komponen resistensi nonelastis ini sering diremehkan dan tidak dianggap, namun
sesungguhnya dapat berperan hingga setengah dari resistensi jalan nafas total.
● Resistensi jaringan ini utamanya akibat resistensi viskoelastis dari jaringan terhadap aliran
udara.
Usaha Pernafasan
● Karena ekspirasi normal merupakan suatu proses yang pasif, baik usaha nafas inspiratorik
maupun ekspiratorik dikerjakan oleh otot-otot inspiratorik, terutama diafragma. Tiga faktor
harus dilampaui selama ventilasi:
○ Rekoil elastis dari rongga dada dan paru-paru
○ Resistensi friksional terhadap aliran udara di jalan nafas
○ Resistensi friksional jaringan.
Efek Anestesia terhadap Mekanisme Pernafasan
● Efek terhadap Volume Paru dan Kompliansi
○ Terjadi beberapa saat setelah induksi dilakukan.
○ Posisi supinasi mengurangi FRC sebanyak 0,8-1L, sedangkan induksi anestesia
mengurangi FRC lebih jauh lagi sebanyak 0,4-0,5L.
○ Menurunnya FRC → kolaps alveolar dan atelektasis kompresi:
■ hilangnya tonus otot inspiratorik
■ perubahan rigiditas dinding dada
■ serta pergeseran ke atas diafragma.
Efek Anestesia terhadap Mekanisme Pernafasan
● Efek terhadap Volume Paru dan Kompliansi
○ Berkurangnya FRC ini tidak berkorelasi dengan dalamnya anestesia dan dapat
menetap selama beberapa jam atau hari setelah anestesia.
○ Posisi kepala di bawah (Trendelenburg) >300 mungkin mengurangi FRC lebih jauh lagi
dengan meningkatnya aliran darah ke intrathorakal.
○ Kelumpuhan otot tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan FRC secara signifikan
bila pasiennya sudah dianestesi.
Efek Anestesia terhadap Mekanisme Pernafasan
● Teori Meyer-Overton
● Franks and Lieb
● Modifikasi Meyer-Overton —> ekspansi membran
● Hipotesis volume kritikal
● Teori baru
Teori Kerja Anestesia Inhalasi
● Teori baru yang diterima
○ Anestesi inhalasi bekerja pada target molekuler dan lokasi-lokasi anatamis
○ Meningkatkan reseptor inhibitorik GABA tipe A dan glisin
○ Blok channel eksitatorik dimediasi eksitasi reseptor NMDA
○ Efek imobilisasi dan amnesia:
■ Setinggi medula spinalis → supresi respons motorik terhadap stimulus
nosiseptif (imobilisasi)
■ Supraspinal → amnesia dan hipnosis
■ Formatio reticularis → penekanan lebih pada regio ini
Second-gas Effect N2O
● Berdasar teori, fenomena ini seharusnya akan mempercepat induksi anestesia.
● Karena N2O sangatlah tidak larut dalam darah, absorbsinya dari alveoli akan menyebabkan
peningkatan tiba-tiba pada konsentrasi alveolar dari agen anestesia volatil yang diberikan
bersamaan dengannya.
● Namun pada penelitian-penelitian terbaru, hasil yang membingungkan memberikan
kebimbangan apakah fenomena ini sungguh benar adanya (pada konsentrasi N2O setinggi
70%, peningkatan konsentrasi anestesia volatil relatif minor)
Efek Anestesia Volatil terhadap Efek Ventilasi
● Dose-dependent depresi nafas yang dimediasi oleh pusat pernafasan di medulla, dan juga
bekerja secara tidak langsung pada otot interkostalis.
● Minute ventilation berkurang akibat penurunan volume tidal.
● Dorongan nafas terhadap hipoksia dalam 1 MAC dan diturunakan pada konsentrasi lebih
rendah.
Efek terhadap HPV, Kaliber Jalan Nafas, Fungsi
Mukosilier, dan Tekanan Intrakranial
● HPV diturunkan oleh anestesia inhalasi
● Resistensi jalan nafas diturunkan akibat relaksasi otot polos bronkial dan penurunan
bronkokonstriksi dari hipokapnia
● Fungsi mukosilier dihilangkan.
● Merupakan penyebab hipertermia maligna
● Menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial
Efek terhadap Sirkulasi
Nama NO Halothane Isoflurane Sevoflurane Desflurane
Efek Inotropik Dapat diabaikan Negatif Agak negatif Agak negatif Positif → Negatif