Anda di halaman 1dari 6

PATOGENESIS APPENDISITIS

Patogenesis utama daripada appendisitis adalah terjadinya obstruksi, dimana


obstruksi tersebut terjadi di bagian lumen appendicular. Secara singkat, setelah terjadinya
obstruksi daripada lumen tersebut, tekanan intraluminal tersebut menjadi meningkat,
sehingga membuat vaskularisasi appendiks menurun. Hal ini akhirnya membuat keadaan
appendiks menjadi buruk dari sisi imunitas, dan lain – lain yang menyebabkan appendiks
menjadi tempat yang cocok untuk mikroorganisme berkembang biak. Alhasil
mikroorganisme daripada usus masuk ke dalam appendiks dan menyebabkan infeksi yang
nantinya terjadi proses inflamasi yang berujung pada appendisitis.1,2

Gambar. Patogenesis Appendisitis3

Penelitian pernah dilakukan sebelumnya dan menemukan terdapat patogenesis lain


selain obstruksi yang dapat menyebabkan appendisitis, yaitu appendisitis neurogenik,
dimana terjadi poliferasi daripada nerve fibers ke bagian appendiks sehingga menyebabkan
reaktivasi berlebihan dari neuropeptide. Hal ini biasanya terjadi pada anak – anak yang
pernah di teliti dari 29 kasus yang ada. Namun sayangnya mekanisme ini masih belum
dapat dimengerti dengan baik.4 Faktor genetik memiliki peran terhadap appendisit, namun
hal ini masih dalam tahap penelitian. Dipercaya bila seseorang memiliki appendisitis dapat
menyebabkan kemungkinan hal tersebut mudah terjadi pada keturunan mereka. Pernah
diteliti pada anak yang memiliki kembaran, 30% keduanya akan memiliki appendisitis
tanpa diketahui penyebab yang pasti. Namun hal genetik ini masih belum dapat dimengerti
dengan baik terutama tentang mutasi genetik yang dapat menyebabkan resiko appendisitis
meningkat.5

Gambar. Obstruksi Menyebabkan Appendisitis6

Lumen appendikular memiliki ukuran yang sangat kecil dan memiliki lumen yang
cukup tebal, sehingga cukup sulit untuk melakukan distensi atau pelebaran yang
menyebabkan lumen ini dapat terjadi obstruksi bila terdapat benda asing yang menutupi
saluran sekitarnya. Obstruksi daripada lumen appendikular dapat disebabkan oleh banyak
hal.7,8 Faecolith, hyperplasia dari saluran limfa, masa ataupun kotoran yang tertahan
merupakan beberapa penyebab daripada obstruksi tersebut. Diteliti bahwa dari 67-89%
kasus appendisitis yang diteliti, obstruksi paling banyak disebabkan oleh faecolith dan dari
kasus tersebut saat dilakukan operasi, ditemukan 90% menjadi perforasi. Faecalith sendiri
merupakan kotoran yang mengeras di dalam usus yang akhirnya membentuk seperti massa
yang keras, mekanisme terjadinya faecalith masih menjadi perdebatan dan masih kurang
jelas, namun dipercaya karena kurangnya serat ataupun motilitas usus yang menurun
sehingga menyebabkan pengerasan kotoran lebih lama daripada usus.9,10,11 Pada kasus
anak – anak paling banyak disebabkan oleh hyperplasia daripada saluran limfa, hal ini
dipikirkan karena anak – anak masih dalam masa pertumbuhan sekaligus imunitas yang
masih kurang baik sehingga anak – anak mudah terkena infeksi yang menyebabkan saluran
limfa menjadi hiperplasia dan menyebabkan obstuksi appendiks.7,8

Tahap awal daripada appendisitis adalah obstruksi yang selanjutnya akan terjadi
invasi mikroorganisme yang ada di saluran cerna kedalam appendiks yang nantinya
berujung pada reaksi inflamasi. Beberapa data dikumpulkan dan banyak sekali
mikroorganisme yang dapat menyebabkan appendisitis baik itu bakteri aerob maupun
anaerobik. Escherichia coli dan Bacteroides spp. memiliki persentase yang cukup tinggi
sebagai mikroorganisme yang paling sering menyebabkan appendisitis.12 Namun pada
appendisitis yang mengalami perforasi, saat dilakukan pemeriksaan mikrobiologi,
ditemukan paling banyak mikroorganisme yang menyebabkan appendisitis perforasi
adalah Fusobacterium spp. Tetapi kembali lagi hal ini tergantung kepada respon imun
daripada host, sehingga variasi mikroorganisme yang dapat menyebabkan appendisitis
beragam.13
PATOFISIOLOGI APPENDISITIS

Gambar. Ini belum ada sumber cuman buat reference aja


yang sesuai gua bilang di line kemarin

Patofisiologi appendisitis diawali oleh obstruksi daripada saluran appendiks, yang


dapat disebabkan oleh beberapa hal yang sudah disebutkan sebelumnya. Obstruksi dapat
terjadi karena benda asing baik itu kotoran ataupun organ sekitar yang mengalami
hyperplasia sehingga menutupi lumen appendikular yang cukup sempit. Obstruksi daripada
appendisitis akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan intralumen daripada appendiks.
Selain obstruksi, peningkatan tekanan intralumen juga dapat terjadi karena penumpukan
sekret di dalam appendiks yang merupaka mucous yang dihasilkan oleh appendiks.2,14

Peningkatan intralumen akan menekan kapiler – kapiler yang menuju ke appendiks,


sehingga tekanan daripada kapiler lebih rendah daripada tekanan sel di dalam appendiks
itu sendiri. Alhasil mekanisme ini menyebabkan vaskularisasi appendiks menurun dan
menyebabkan sel – sel yang ada di appendiks mengalami perfusi yang kurang terutama
dalam perfusi oksigen yang berujung pada hipoksia daripada sel appendiks. Hipoksia ini
menyebabkan sel akan menjadi mati yang nantinya akan mengaktifkan sistem kematian
sel, yaitu berupa nekrosis. Nekrosis daripada jaringan – jaringan appendiks akan
menyebabkan ulkus daripada mukosa appendiks. Ulkus tersebut merupakan tempat yang
sangat baik bagi mikroorganisme untuk berkembang biak dan membentuk koloni disana.7,8

DAFTAR PUSTAKA

1. Dabadie A, Petit P. Appendicitis. In: Imaging Acute Abdomen in Children. Springer


International Publishing; 2017. p. 129–41.

2. Jones MW, Lopez RA, Deppen JG. Appendicitis. StatPearls NCBI Bookshelf. 2019.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493193/

3. Appendicitis - Gastrointestinal Disorders - Merck Manuals Professional Edition. Available


from: https://www.merckmanuals.com/professional/gastrointestinal-disorders/acute-
abdomen-and-surgical-gastroenterology/appendicitis

4. Sesia S, Mayr J, Bruder E, Haecker F. Neurogenic Appendicopathy : Clinical, Macroscopic,


and Histopathological Presentation in Pediatric Patients. Eur J Pediatr Surg; 2013. 23: 238-
242.

5. Sadr AO, Andren SA, Larsson H. Genetic and Enviromental Influence On The Risk Of Aute
Appendicitis In Twins. Br J Surg; 2009. 96: 1136-1140.

6. Appendicitis - Atlas of pathophysiology, 2 Edition. Available from:


https://doctorlib.info/physiology/pathophysiology/65.html
7. Horton LWL. Pathogenesis of acute appendicitis. Vol. 2, British Medical Journal. 1977. p.
1672–3.

8. Bhangu A, Søreide K, Di Saverio S, Assarsson JH, Drake FT. Acute appendicitis: Modern
understanding of pathogenesis, diagnosis, and management. Vol. 386, The Lancet. Lancet
Publishing Group; 2015. p. 1278–87.

9. Singh JP, Mariadason JG. Role of the faecolith in modern-day appendicitis. Ann R Coll
Surg Engl. 2013 Jan;95(1):48–51.

10. Ramdass MJ, Young Sing Q, Milne D, Mooteeram J, Barrow S. Association between the
appendix and the fecalith in adults. Can J Surg. 2015 Feb 1;58(1):10–4.

11. Knight O, Brar R, Clark J. Retained faecolith: An avoidable complication of laparoscopic


appendicectomy. BMJ Case Rep. 2013 Sep 16;

12. Guinance C, Tadrous A, Fouhy F, et al. Microbial Compisition Of Human Appendices


Fromm Patients Following Appendectomy. MBio. 2013;4: e00366-12.

13. Swidsinski A, Dorffel Y, Loening-Baucke V, et al. Acute Appendicitis Is Characterised By


Local Invasion With Fusobacterium Nucleatum or Necrophorum. Gut; 2011. 60: 34-40.

14. Becker K, Höfler H. Pathologie der Appendizitis. Chirurg. 2002 Aug;73(8):777–81.

Anda mungkin juga menyukai