Anda di halaman 1dari 4

SOP PENANGANAN PENYAKIT

DM TIPE 2
440/ /UKP/PKM
No Dokumen :
BIES/2023
No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : Februari 2023
Halaman : 1/4

PUSKESMAS dr.Gustina Fitri.M.K.M


BIES Nip:198008172014122001

Diabetes melitus adalah Merupakan kumpulan gejala yang ditandai


1. Pengertian oleh hiper glikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin)
dan sekresi insulin atau kedua- duanya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi
2. Tujuan petugas kesehatan dalam penangan/ penatalaksanaan diabetes
melitus.
Keputusan kepala Puskesmas Bies tentang penanganan penyakit
3. Kebijakan
diabetes tipe 2 Nomor 800/ /PKM BIES/2023.
Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomer
4. Referensi HK.01.07/Menkes/1136/2022 Tentang Pandu Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ Anamnesa (Subjective)
Langkah- Keluhan :
langkah  Polifagia
 Poliuri
 Polidipsi
 Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
Keluhan tidak khas
 Lemah
 Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung extremitas)
 Gatal
 Disfungsi ereksi pada pria
 Pruritus vulva pada wanita
 Luka yang sulit sembuh
Factor resiko
 Berat badan lebih dan obese (IMT ≥ 25 kg/m2)
 Riwayat penyakit DM di keluarga
 Mengalami hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau sedang
dalam terapi hipertensi)
 Riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram atau
pernah didiagnosis DM Gestasional Perembuan dengan
riwayat PCOS (polycystic ovary syndrome)
 Riwayat GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) / TGT
(Toleransi Glukosa Terganggu)

 Aktifitas jasmani yang kurang


Komplikasi
 Akut : ketoasidosis diabetic, hiperosmolar non ketotik, hipog-
likemia
 Kronik : makroangiopati, pembuluh darah jantung, pembu-
luh darah perifer, pembuluh darah otak
 Mikroangiopati : pembuluh darah kapiler retina, pembuluh
darah kapiler renal

 Neuropati
Pemeriksaan (objektif)
Pemeriksaan fisik
 Penilaian berat badan

 Mata : penurunan visus, lensa mata buram

 Extremitas : uji sensibilitas kulit dengan mikrofilamen


Pemeriksa penunjang
 Gula darah puasa
 Gula darah 2 jam Post Prandial
 Urinalisis

Diagnosis (Assesment)
Kriteria Diagnosis Klinis :
 Gejala klasik DM (poliuri, polidipsi, polifagi) + glukosa
plasma sewaktu ≥ 200mg/dL.
 Gejala klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa ≥126
mg/dL. Dengan syarat puasa sedikitnya 8 jam.
 Kadar glukosa plasma 2 jam post tes toleransi glukosa oral >
200mg/dL.
 GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma
puasa didaptakan antara 100-125 mg/dL.

 TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO kadar


glukosa plasma 140-199 mg/dL pada 2jam sesudah beban
glukosa 75 gram.
 HbA1C 5,7 – 6,4%

Penatalaksanaan (Plan)
Terapi untuk DM tipe 2 dilakukan dengan :
Terapi Non Farmakologi
 Pengaturan diet
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang karbohidrat 60-70%, Protein 10-15%, Lemak 20-25%.
 Olah Raga
Prinsipnya tidak perlu olahraga berat cukup dengan olahraga
ringan asalkan dilakukan secara teratur, misal jogging, jalan
kaki, renang, bersepeda.
Terapi Farmakologi:
Cara pemberian OHO (Obat Hipoglikemik Oral), terdiri dari :
 OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara
bertahap sesuai respon kadar glukosa darah, dapat diberikan
sampai dosis optimal.
 Sulfonylurea : 15-30 menit sebelum makan
 Metfromin : sebelum/pada saat/sesudah makan
 Penghambat glukosidase (acarbose) : bersama makan suapan
pertama.
Konseling dan Edukasi :
 Penyakit DM tipe 2 tidak dapat sembuh tetapi dapat dikontrol
 Gaya hidup sehat harus diterapkan pada penderita misalnya
olahraga, menghindari rokok, dan menjaga pola makan
 Pemvberian obat jangka panjang dengan control teratur setiap 2
minggu
Kriteria Rujukan
 DM tipe 2 dengan komplikasi
 DM tipe 2 dengan kontrol gula buruk
 DM tipe 2 dengan infeksi berat
6. Diagram Alir -

7. Hal yang -
diperhatikan
1. Pandu Ptm
8. Unit Terkait
2. Rekam medis

9. Dokumen 1. Buku rekam medis


terkait
10. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai