Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELITUS

No. Dokumen :SOP/187/CNR/2022


No. Revisi :00
SOP
Tgl. Terbit :14 Juni 2022

Halaman :1/4

UPTD
PUSKESMAS
CINERE drg. Rahmina Dewi
NIP.196802252002122003

1. Pengertian Diabetes melitus adalah penyakit kronis dimana kadar glukosa


didalam darah tinggi karena defisiensi pankreas dalam menghasilkan
insulin yang adekuat.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan akan diabetes melitus dan
mencegah terjadinya komplikasi untuk semua pasien yang menderita
diabetes yang datang di Unit Pelayanan Umum Puskesmas Cinere.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 440/027/KPTS/CNR/V/2022
tentang Panduan Praktek Klinis dan asuhan keperawatan UPTD
Puskesmas Cinere
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Indonesian Doctors Compendium 2019, Jakarta.
5. Prosedur/ 1. Petugas rekam medis menyiapkan rekam medis pasien
Langkah- 2. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital pasien berupa suhu,
langkah laju nafas, denyut jantung, tekanan darah, dan saturasi oksigen
3. Petugas menerima pasien
4. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien mengenai keluhan
yang dirasakan dan faktor risiko:
1) Keluhan: poliuria (sering kecing), polidipsi (sering haus) dan
polifagi (sering lapar), serta penurunan berat badan yang tidak
jelas penyebabnya
2) Keluhan tidak khas: lemah, kesemutan, gatal, mata kabur,
luka yang tidak sembuh, pruritus vulva pada wanita dan
disfungsi ereksi pada pria
3) Faktor risiko: berat bedan lebih dan obese (IMT ≥ 25kg/m2),
riwayat penyakit DM di keluarga, mengalami hipertensi (TD ≥
140/90 mmHg atau sedang dalam terapi hipertensi), riwayat
melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram atau pernah
didiagnosis DM Gestational, perempuan dengan riwayat
PCOS, riwayat GDPT/TGT, aktivitas jasmani yang kurang
5. Petugas mencuci tangan 6 langkah sebelum bersentuhan dengan
pasien
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan berat
badan, adakah prurirtus atau gangrene, penurunan visus, atau
lensa mata buram
7. Petugas melakukan 6 langkah cuci tangan kembali
8. Petugas menginstruksikan untuk melakukan pemeriksaan
penunjang yaitu GDS, atau GDP dan G2JPP bila pasien
berpuasa
9. Petugas menegakkan diagnosa Diabetes Melitus bila:
1) Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa
plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Glukosa plasma
sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu
hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir ATAU
2) Gejala Klasik DM+ Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl.
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan
sedikitnya 8 jam ATAU
3) Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO) ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standard WHO, menggunakan beban glukosa anhidrus 75
gram yang dilarutkan dalam air
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau
DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT) atau Gula Darah Puasa Teranggu
(GDPT) tergantung dari hasil yang diperoleh
Kriteria gangguan toleransi glukosa:
1) GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma
puasa didapatkan antara 100–125 mg/dl (5,6–6,9 mmol/l)
2) TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO kadar
glukosa plasma 140–199 mg/dl pada 2 jam sesudah beban
glukosa 75 gram (7,8 -11,1 mmol/L)
10. Petugas melakukan kolaborasi dengan poli gizi tentang evaluasi
gizi, evaluasi penyulit DM, evaluasi perencanaan makan sesuai
kebutuhan
11. Petugas memberikan tatalaksana DM
1) Golongan Biguanid: metformin, dosis awal 500 mg dosis
maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
2) Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2,5 mg dosis
maksimal 15mg/hari diberikan 15-30 menit sebelum makan 1
kali/hari atau Glimepiride 1-4mg 1 kali/hari
12. Petugas melakukan rujukan pada kondisi:
1) DM tipe 2 dengan komplikasi
2) DM tipe 2 denan kontrol gula buruk
3) DM tipe 2 dengan infeksi berat
13. Petugas memberikan edukasi meliputi pemahaman tentang
penyakit DM tipe 2 tidak dapat sembuh tetapi dapat dikontrol dan
pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur, dan
menjaga pola makan dengan mengurangi konsumsi makanan
dengan kadar tinggi gula, gaya hidup sehat harus diterapkan
pada penderita misalnya olahraga, dan menghindari rokok.
14. Pencatatan lengkap di rekam medis oleh petugas
6. Diagram alir -

7. Unit terkait Pelayanan UKPP


DAFTAR TILIK
SOP DIABETES MELITUS
No Kegiatan Ya Tidak Tidak
Berlaku
1 Apakah petugas rekam medis menyiapkan
rekam medis penderita?
2 Apakah petugas melakukan pemeriksaan tanda
vital pasien berupa suhu, laju nafas, denyut
jantung, tekanan darah, dan saturasi oksigen?
3
Apakah petugas menerima pasien?

4
Apakah petugas melakukan anamnesa kepada
pasien mengenai keluhan yang dirasakan dan
faktor risiko?
5 Apakah petugas mencuci tangan 6 langkah
sebelum bersentuhan dengan pasien?
6
Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?

7
Apakah petugas melakukan 6 langkah cuci
tangan kembali?
8 Apakah petugas menginstruksikan untuk
melakukan pemeriksaan penunjang?
9 Apakah petugas melakukan penegakkan
diagnosis?
10 Apakah petugas melakukan kolaborasi dengan
poli gizi?

11 Apakah petugas memberikan tatalaksana DM?


12 Apakah petugas melakukan rujukan?
13 Apakah petugas melakukan konseling dan
edukasi?
14 Apakah petugas melakukan pencatatan lengkap
di rekam medis?

CR: ……………………………%.

Petugas Pelaksana Penilai,


Pelayanan,

(NAMA JELAS) (NAMA JELAS)


NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai