Anda di halaman 1dari 25

Kelompok II

SARAH HAGAINA BR TARIGAN 180100025


AISYAH AMINY LUBIS 180100035
ELBERT 180100082
DANIEL ALEXANDER 180100090
GRACE VENTINA 180100098
ANNA DELINDA 180100116
RIO WAHYUDI 180100162
USWAH UTAMI 180100162
DEWI MELINIA SANTOSO 180100190
AQASHA ISLAMY SODI 180100216
ADAM RIZKY MILDSI 180100224
SKENARIO

• Seorang laki-laki berusia 58 tahun, datang ke praktek dokter dengan


keluhan utama sering merasa haus, sering berkemih dan berat badan
menurun ± 5 kg sejak 1 bulan ini.
• Pada pemeriksaan fisik: BB 80 kg, TB 165 cm, lingkar pinggang 95 cm.
tanda-tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 96x/menit.
Tandal vita yang lain dalam batas normal.
• Pemeriksaan laboratorium : darah rutin : normal. Urin rutin: reduksi
urin ++, protein urin: negative, bilirubin: negative, sedimen urin:
negative. Gula darah puasa 150nmg% dan 2 jam sesudah makan 350
mg%, HbA1C 9,5. fungsi ginjal: normal
• Setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, kemudia dokter
mendiagnosis penyakit pasien tersebut dan memberikan obat.
Hubungan HbA1C Dengan Gula Darah

• Merupakan Hemoglobin yang berikatan dengan Glukosa

• Semakin tinggi kadar glukosa dalam darah, semakin tinggi pula kadar Hb A1C

• Hb A1C terbentuk di dalam tubuh dan disimpan di dalam darah

• Hb A1C akan terurai secara bertahap bersama dengan berakhirny siklus sel
darah merah (120 Hari)
• Hb A1C dapat mengukur Kadar rerata glukosa dalam darah selama 3 bulan

Hasil pemeriksaan Hb A1C


• Normal: < 6,0%
• Prediabetes: 6,0 – 6,4%

• Diabetes: ≥ 6,5%
HUBUNGAN BERAT BADAN DENGAN
DIABETES MELLITUS
Obesity

 FFA
TG Blood
 Insulin resistance
 HDL pressure
 Blood glucose

Type 2 diabetes

Cardiovascular disease
MEKANISME RESISTENSI INSULIN
DIABETES MELLITUS

Merupakan sekumpulan gangguan yang


bersifat heterogen yang ditandai oleh
hiperglikemik dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang
berhubungan ddengan defisiensi absolut atau
relative dari aktivitas/ sekresi insulin (WHO)
Penyebab Diabetes dapat dibagi menjadi 2 :

1. IDDM ( Insulin Dependent Diabetes


Melitus)
disebabkan karena faktor genetik, timbul
karena adanya perusakan sel- sel yang
memproduksi insulin
2. NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes
Melitus
Ditandai dengan kelainan dalam sekresi
insulin dan kerja insulin
KOMPLIKASI DIABETES

Komplikasi Akut Komplikasi Kronik

Microvascular Macrovascular
Komplikasi Akut
1. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
2. Hipoglikemia
3. Hiperglikemi Hiperosmolar ( HHS)
KOMPLIKASI KRONIK
TATA LAKSANA
1) Terapi Non Farmakologi

A) Diet
Diabetes mellitus tipe 1 fokus dalam pengaturan
administrasi insulin dengan diet seimbang. Pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 memerlukan
pembatasan kalori untuk penurunan berat badan.

B) Aktivitas
Latihan aerobik meningkatkan resistensi insulin
dan kontrol gula untuk turunnya berat badan.

C) Pendidikan kesehatan
2. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi ditambahkan jika sasaran
glukosa darah belum tercapai dengan terapi non
farmakologi.

a) Obat Hipoglikemik Oral (OHO)


Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi
4 golongan :
- Sulfonilurea
- Biguanid
- Glinid
- Tiazolidindion
a) Terapi Insulin
b) Terapi Kombinasi
PENCEGAHAN
Secara umum komplikasi DM dibagi Komplikasi Mikrovaskular
menjadi 2 Secara umum mekanisme komplikasi
Komplikasi Makrovaskular mikrovaskular merupakan dampak
Komplikasi meliputi penyakit pembuluh dari hiperglikemia yang lama,
darah besar, termasuk penyakit jantung dengan kekambuhan hipertensi.
koroner dan stroke, adalah penyebab Bentuk- bentuk komplikasi
terbesar kematian dan kesakitan pada mikrovaskular adalah diabetic
pasien DM. nephropathy, peripheral neuropathy,
Pencegahan komplikasi Makrovaskular retinopathy.
pengaturan Gaya Hidup, pengaturan gaya Diabetik nephropathy adalah
hidup meliputi modifikasi diet, latihan penyebab tertinggi kerusakan pada
fisik secara teratur, berhenti merokok, ginjal yang memerlukan terapi cuci
mengatasi Hipertensi, kontrol darah. Pencegahan Komplikasi
Dyslipidaemia, kontrol Hiperglikemi, Mikrovaskular dengan cara kontrol
pengontrolan kadar gula darah secara hiperglikemi dan kontrol hipertensi.
intensif
PEMERIKSAAN
DIABETES
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Funduskopi

Pemeriksaan funduskopi bertujuan untuk memeriksa retina pasien.


Jangan lupa untuk mendilatasi pupil pasien sebelum melakukan
funduskopi. Jika ditemukan tanda perdarahan atau eksudat, atau terdapat
neovaskularisasi, segera rujuk pasien ke spesialis mata untuk penanganan
lebih lanjut.

Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan neurologis bertujuan untuk menilai tanda-tanda neuropati


sensori perifer pada pasien. Hal yang perlu dicek adalah kemampuan
sensori pasien terhadap suhu dan sentuhan serta refleks tendon.

Pemeriksaan Kaki

Pemeriksaan kaki bertujuan untuk memeriksa pembuluh darah tibialis


posterior dan dorsalis pedis. Lakukan palpasi pada kedua pembuluh darah
tersebut. Pulsasi yang lemah atau tidak teraba menandakan
mikrovaskularisasi yang buruk. Dokter juga perlu memeriksa tanda-tanda
infeksi kaki untuk mencegah terjadinya ulkus kaki dan amputasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Toleransi Glukosa Oral

Ukur kadar gula darah puasa pasien lalu berikan larutan glukosa oral
75 gram dan ukur ulang kadar gula darah setelah 2 jam. Pada diabetes
gestasional, pengukuran ulang dilakukan 2 kali, setelah 1 jam dan
setelah 2 jam pasca meminum larutan gula. Hasil tes sebesar >200
mg/dL dikategorikan sebagai diabetes mellitus, 140-199 mg/dL toleransi
glukosa terganggu, hasil di bawah 140 mg/dL normal.[18,24,27]

HemoglobinA1c (HbA1c)

Hemoglobin A1C (HbA1C) terutama digunakan untuk pengukuran


keberhasilan terapi diabetes. Hal ini disebabkan oleh kemampuan
HbA1c untuk melihat perkiraan kadar glukosa selama 3 bulan ke
belakang dari waktu pemeriksaan, berbeda dengan uji kadar gula darah
yang hanya dapat melihat kadar glukosa tepat saat pemeriksaan. Nilai
HbA1c di atas 6,5% menunjukkan kontrol gula darah yang tidak baik
selama 3 bulan sebelum pengukuran.[28]
Aseton Darah

Pasien dengan kadar aseton plasma 1 mmol/L atau di atas perlu segera dirujuk
ke rumah sakit untuk perawatan selanjutnya.[29]

Penentuan Tipe Diabetes Mellitus

Untuk membedakan antara diabetes mellitus tipe 1 dan 2, dapat dilakukan


pemeriksaan kadar insulin, C-peptide, dan marker antibodi seperti glutamic acid
decarboxylase (GAD).[26]

Pemeriksaan Laboratorium Lainnya

Pada pasien yang dicurigai mengalami infeksi atau sepsis, lakukan pemeriksaan
hitung jenis leukosit serta kultur darah dan urin. Kecurigaan akan ketoasidosis
diabetik perlu dilakukan pemeriksaan kadar aseton plasma atau kadar keton
darah. Selain itu, pemeriksaan elektrolit juga diperlukan untuk melihat ada
tidaknya gangguan kalium akibat ketoasidosis diabetik.

Pemeriksaan laboratorium lain yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan kadar


kolesterol darah serta pemeriksaan fungsi ginjal jika dicurigai adanya komplikasi
nefropati.
DIAGNOSA PREDIABETES

Tes Glukosa Darah Puasa

Pasien akan diminta berpuasa selama


8-12 jam

Kadar gula darah puasa normal


: 100 mg/dl

Memasuki kondisi prediabetes jika kadar


gula darahnya sudah diantara 100-125 mg/dl.
Tes Toleransi Glukosa Oral

Pasien akan diminta meminum cairan gula,


sampel darah akan diambil 2 jam setelah
pemberian

Kadar gula darah normal : < 140 mg/dl

Memasuki kondisi prediabetes jika kadar


gula darahnya sudah diantara 140-199 mg/dl.
Tes HbA1C
Semakin tinggi kadar gula darah,
Mengetahui kadar rata-rata gula maka semakin
darah dalam 3 bulan terakhir tinggi pula gula darah yang melekat
di sel darah merah.
Mengukur persentase gula darah yang
melekat pada sel darah merah.

Kadar HbA1c normal : < 5,7 %

Memasuki kondisi prediabetes jika


kadar HbA1c berada dikisaran 5,7 % - 6,4 %
DIAGNOSIS DIABETES
1. Glucose darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/ dl. Gejala klasik adalah: poliuria,

polidipsia dan berat badan turun tanpa sebab.

2. Kadar glukosa darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/ dl.

3. Kadar glukosa darah 2 jam postprandial (GD2PP) ≥ 200 mg/ dl. Apabila

hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat

digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau

Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) tergantung dari hasil yang

dipeoleh  TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah beban antara 140-

199 mg/dl dan GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125 mg/dl

4. Hemoglobin A1c (HbA1c)  ≥ 6,5%


Kenapa GLUT 4 sangat berpengaruh
terhadap metabolism tubuh (Met. Glukosa)

Anda mungkin juga menyukai