• Semakin tinggi kadar glukosa dalam darah, semakin tinggi pula kadar Hb A1C
• Hb A1C akan terurai secara bertahap bersama dengan berakhirny siklus sel
darah merah (120 Hari)
• Hb A1C dapat mengukur Kadar rerata glukosa dalam darah selama 3 bulan
• Diabetes: ≥ 6,5%
HUBUNGAN BERAT BADAN DENGAN
DIABETES MELLITUS
Obesity
FFA
TG Blood
Insulin resistance
HDL pressure
Blood glucose
Type 2 diabetes
Cardiovascular disease
MEKANISME RESISTENSI INSULIN
DIABETES MELLITUS
Microvascular Macrovascular
Komplikasi Akut
1. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
2. Hipoglikemia
3. Hiperglikemi Hiperosmolar ( HHS)
KOMPLIKASI KRONIK
TATA LAKSANA
1) Terapi Non Farmakologi
A) Diet
Diabetes mellitus tipe 1 fokus dalam pengaturan
administrasi insulin dengan diet seimbang. Pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 memerlukan
pembatasan kalori untuk penurunan berat badan.
B) Aktivitas
Latihan aerobik meningkatkan resistensi insulin
dan kontrol gula untuk turunnya berat badan.
C) Pendidikan kesehatan
2. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi ditambahkan jika sasaran
glukosa darah belum tercapai dengan terapi non
farmakologi.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Kaki
Ukur kadar gula darah puasa pasien lalu berikan larutan glukosa oral
75 gram dan ukur ulang kadar gula darah setelah 2 jam. Pada diabetes
gestasional, pengukuran ulang dilakukan 2 kali, setelah 1 jam dan
setelah 2 jam pasca meminum larutan gula. Hasil tes sebesar >200
mg/dL dikategorikan sebagai diabetes mellitus, 140-199 mg/dL toleransi
glukosa terganggu, hasil di bawah 140 mg/dL normal.[18,24,27]
HemoglobinA1c (HbA1c)
Pasien dengan kadar aseton plasma 1 mmol/L atau di atas perlu segera dirujuk
ke rumah sakit untuk perawatan selanjutnya.[29]
Pada pasien yang dicurigai mengalami infeksi atau sepsis, lakukan pemeriksaan
hitung jenis leukosit serta kultur darah dan urin. Kecurigaan akan ketoasidosis
diabetik perlu dilakukan pemeriksaan kadar aseton plasma atau kadar keton
darah. Selain itu, pemeriksaan elektrolit juga diperlukan untuk melihat ada
tidaknya gangguan kalium akibat ketoasidosis diabetik.
3. Kadar glukosa darah 2 jam postprandial (GD2PP) ≥ 200 mg/ dl. Apabila
hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat
dipeoleh TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah beban antara 140-
199 mg/dl dan GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125 mg/dl