Anda di halaman 1dari 16

DIABETES MELITUS

Dr. Dian Al Hidayati, SpPK


DEFINISI
• Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik kronik
yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia akibat
gangguan sekresi insulin, aktifitas insulin atau keduanya
(ADA, 2010).
• Hiperglikemia kronis dihubungkan dengan kerusakan,
disfungsi dan kegagalan organ-organ tubuh khususnya
mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah
(PERKENI, 2011).
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi DM terus meningkat dari tahun ke tahun. Total
penduduk dengan DM di seluruh dunia diperkirakan akan
bertambah dari 171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta
penduduk pada tahun 2030

• Berdasarkan studi epidemiologi terbaru, Indonesia telah memasuki


epidemi diabetes melitus. World Health Organization (WHO)
memprediksi peningkatan jumlah penderita DM di Indonesia dari
8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030.
PENYEBAB & TIPE DIABETES
MELLITUS
• Diabetes melitus diklasifikasikan atas DM tipe 1,
DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM pada kehamilan.

• Diabetes melitus tipe 2 (DMT2)  kelompok


penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia, terjadi karena  sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya.
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS
• Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia,
polifagia dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya.
• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan,
gatal, mata kabur, dll.
KRITERIA DIAGNOSIS DM
PREDIABETIK
• Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil
pemeriksaan glukosa plasma puasa  100-125 mg/dl
dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140
mg/dl;
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil glukosa
plasma 2 -jam setelah TTGO  140-199 mg/dl dan
glukosa plasma puasa <100 mg/dl
• Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
• Diagnosis prediabetes HbA1c 5,7-6,4%.
PENYARING DM
Pemeriksaan HbA1C
• Hemoglobin terglikasi (HbA1C)  terbentuk dari reaksi kimia antara
glukosa dan hemoglobin, melalui reaksi non-enzimatik antara glukosa
dengan N-terminal valine pada rantai beta hemoglobin A.
• HbA1C terbentuk dari protein dalam sel darah merah atau disebut juga
hemoglobin yang bereaksi dengan glukosa sehingga disebut hemoglobin
terglikasi.
• Ketika kadar glukosa dalam darah tinggi (hiperglikemi), molekul-
molekul glukosa semakin banyak yang berikatan dengan hemoglobin
HbA1C meningkat.
• Usia HbA1C  sel darah merah yaitu 120 hari.
• Nilai HbA1C yang digunakan untuk menilai diabetes yang terkontrol
yaitu: 7% oleh ADA dan 6,5% oleh AACE dan IDF
Pemeriksaan HbA1C
Pemeriksaan Albumin Terglikasi

• Parameter terbaru  albumin glikat (AG) yang


menggambarkan kadar glukosa sesuai masa paruh
albumin yang jauh lebih pendek daripada eritrosit.
• Pemantauan pengobatan dengan lebih cepat
• Tetapi parameter ini juga dipengaruhi oleh
perubahan kadar albumin sehingga harus
dipertimbangkan bila ada perubahan kadar
albumin yang nyata.
PENATALAKSANAAN DIABETES
• Penatalaksanaan DM dimulai  menerapkan pola hidup sehat
(terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan
intervensi farmakologis dengan obat anti hiperglikemia secara oral
dan/atau suntikan.
• Obat anti hiperglikemia oral dapat diberikan sebagai terapi tunggal
atau kombinasi.
• Pada keadaan emergensi dengan dekompensasi metabolik berat,
misalnya: ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun
dengan cepat, atau adanya ketonuria,  segera dirujuk ke
Pelayanan Kesehatan Sekunder atau Tersier.

Anda mungkin juga menyukai