Anda di halaman 1dari 32

Clinical Pathway

Diabetes Melitus tipe 2, Hipoglikemia, dan


Ketoasidosis Diabetik (KAD)

dr. Martha Rosana


Sumber
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitud Tipe 2 di Indonesia,
PERKENI 2011
Position Statement of the American
Diabetes Association (ADA) and the
European Association for the Study of
Diabetes (EASD), 2012
Definisi Diabetes Melitus
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
atau kedua-duanya.

American Diabetes
Association, 2010
Klasifikasi
Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolut
 Autoimun
 Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi mulai dari tipe dominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif hingga tipe dominan defek sekresi
insulin disertai resistensi insulin
Tipe Lain  Defek genetik fungsi sel beta
 Defek genetik kerja insulin
 Penyakit eksokrin pankreas
 Endokrinopati
 Obat atau zat kimia
 Infeksi
 Sebab imunologi yang jarang
 Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
Diabetes Melitus  
Gestasional
Diabetes melitus tipe 2
Patofisiologi
pancreatic
incretin insulin
effect secretion
pancreatic

?
glucagon
secretion
-
gut
carbohydrate
delivery &
absorption
HYPERGLYCEMIA

-
+

peripheral
hepatic glucose
glucose uptake
production Adapted from: Inzucchi SE, Sherwin RS in: Cecil Medicine 20
Diagnosis DM
(Tanda dan Gejala Klinis)

Keluhan klasik Keluhan tidak khas


poliuria, lemas badan,
kesemutan,
polidipsia,
gatal,
polifagia, dan cepat lelah,
penurunan berat mudah mengantuk,

badan yang tidak sering timbul bisul,


penglihatan kabur, dan
dapat dijelaskan
disfungsi ereksi pada
sebabnya.
pria, serta pruritus vulva
dan keputihan pada
wanita.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan atas dasar
pemeriksaan kadar glukosa darah.
≠ glukosuria.
Untuk diagnosis, pemeriksaan glukosa
secara enzimatik dengan bahan darah
plasma vena.
Untuk tujuan pemantauan hasil
pengobatan dapat dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan glukosa
darah kapiler dengan glukometer.
Diagnosis DM
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat
pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
Atau

2. Gejala klasik DM
+
Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7.0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau

3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
Algoritma Diagnosis Diabetes Melitus
Pilar Penatalaksaan DM
1. Edukasi
2. Terapi Gizi Medis
3. Latihan Jasmani
4. Intervensi Farmakologis
Terapi Farmakologis
1. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
 Pemicu sekresi insulin: Sulfonilurea, Glinid
 Peningkat sensitivitas terhadap insulin:
Tiazolidindion (TZD)
 Penghambat glukoneogenesis: Metformin
 Penghambat Glukosidase Alfa: Acarbose
 DPP-IV Inhibitor
 GLP-1 agonist
2. Insulin
Target Pengendalian DM
Parameter Risiko KV (-) Risiko (+)
IMT (kg/m2) 18,5 - 23 18,5 – 23
TD Sistolik (mmHg) < 130 < 130
TD Diastolik < 80 < 80
(mmHg)
Gula Darah Puasa < 100 < 100
(mg/dl)
Gula Darah 2 jam < 140 < 140
PP (mg/dl)
HbA1c (%) <7 <7
Kolesterol LDL < 100 < 70
(mg/dl)
Kolesterol HDL Pria > 40 Pria > 40
(mg/dl) Wanita > 50 Wanita > 50
Trigliserida (mg/dl) < 150 < 150
Algoritma Pengelolaan DM Tipe
2.pptx
Diabetes Care 2012;35:1364–1379
Fig. 2. T2DM Antihyperglycemic Therapy: General Recommendations
Diabetologia 2012;55:1577–1596
Diabetes Care 2012;35:1364–1379
Fig. 2. T2DM Antihyperglycemic Therapy: General Recommendations
Diabetologia 2012;55:1577–1596
Diabetes Care 2012;35:1364–1379
Fig. 2. T2DM Antihyperglycemic Therapy: General Recommendations
Diabetologia 2012;55:1577–1596
Diabetes Care 2012;35:1364–1379
Diabetologia 2012;55:1577–1596
Guidelines for Glucose, BP, & Lipid Control
American Diabetes Assoc. Goals
HbA1C < 7.0% (individualization)
Preprandial
70-130 mg/dL (3.9-7.2 mmol/l)
glucose
Postprandial
< 180 mg/dL
glucose
Blood pressure < 130/80 mmHg
LDL: < 100 mg/dL (2.59 mmol/l)
< 70 mg/dL (1.81 mmol/l) (with overt
CVD)
Lipids HDL: > 40 mg/dL (1.04 mmol/l)
> 50 mg/dL (1.30 mmol/l)
TG: < 150 mg/dL (1.69 mmol/l)
HDL = high-density lipoprotein; LDL = low-
ADA. Diabetes Care 2012;35:S11–S63
density lipoprotein; PG = plasma glucose; TG
Komplikasi Akut DM

Hipoglikemia
Ketoasidosis Diabetik
(KAD)
Hiperosmolar Non Ketotik
(HONK)
Hipoglikemia
Definisi

 Kadar glukosa darah <60 mg/dl, atau


 Kadar glukosa darah <80 mg/dl dengan gejala klinis
 

Hipoglikemia pada DM terjadi karena:


 kelebihan obat/ dosis obat, terutama insulin, atau obat
hipoglikemik oral
 kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif menurun: gagal
ginjal kronik, pasca persalinan
 asupan makanan tidak adekuat, jumlah kalori atau waktu
makan tidak tepat
 kegiatan jasmani berlebihan
Diagnosis Hipoglikemia
Trias Whipple untuk hipoglikemia secara
umum
1. Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
2. Kadar glukosa plasma rendah
3. Gejala mereda setelah kadar glukosa
plasma meningkat
Tanda dan Gejala
Hipoglikemia
 Stadium parasimpatik:
 lapar, mual, tekanan darah turun
 Stadium gangguan otak ringan:
 lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan
menghitung sementara
 Stadium simpatik:
 keringat dingin pada muka, bibir atau tangan
gemetar
 Stadium gangguan otak berat:
 tidak sadar dengan atau tanpa kejang
Tatalaksana Hipoglikemia

Stadium permulaan
(pasien sadar)

• Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau


sirop/ permen gula murni (bukan pemanis pengganti
gula atau gula diet/gula diabetes) dan makanan yang
mengandung karbohidrat
• Pertimbangkan pemberian dekstrose parenteral, jika
pemberian per oral tidak memungkinkan
• Stop sementara obat hipoglikemik, periksa glukosa
darah sewaktu tiap 1-2 jam
• Pertahankan GDS sekitar 200 mg/dl
• Cari penyebab
Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar + curiga
hipoglikemia)
Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Merupakan kondisi dekompensasi
metabolik akibat defisiensi insulin absolut
atau relatif dan merupakan komplikasi akut
diabetes melitus yang serius
Kriteria Diagnosis
Ketoasidosis Diabetik (KAD)
 Klinis/ riwayat DM sebelumnya, kesadaran menurun, napas
cepat dan dalam (Kussmaul) serta tanda-tanda dehidrasi
 Faktor pencetus yang biasa menyertai: infeksi akut, infark
miokard akut, stroke
 Laboratorium
 Hiperglikemia (GDS > 250 mg/dl)
 Asidosis metabolik (pH < 7,3; bikarbonat < 15 meq/L)
 Ketosis (ketonemia atau ketonuria)
 
Hiperosmolar Non-Ketotik (HONK)
 Riwayat penyakit sama seperti KAD (biasanya berusia > 40
tahun)
 Terdapat hiperglikemia disertai osmolaritas darah yang
tinggi
 Tanpa asidosis dan ketosis
Perbandingan Ketoasidosis Diabetik
dan Hiperosmolar Non-Ketotik

  Ketoasidosis Hiperosmolar
  Diabetik Non-Ketotik
Umur (tahun) (KAD) (HONK)
Glukosa Darah < 40 > 40
(mg/dl) 250 > 600
Na serum < 140 > 140
(meq/L) ↑/ N sering ↑
K serum (meq/L) ↓ N/ sering ↑
Bikarbonat Bervariasi > 320
(meq/L)
Osmolaritas
Menghitung Kadar Osmolaritas Darah
= 2 (Na + K) + Glukosa (mg/dl) + Urea
18
6
 
Nilai normal : 275-295 mOsm/L
 
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Cito Pemantauan
Gula darah Gula darah: tiap
Elektrolit jam
Ureum, Kreatinin Na+, K+, Cl-: tiap 6
Aseton darah jam selama 24 jam,
selanjutnya sesuai
Urine rutin
keadaan
Analisa gas darah
Analisa Gas Darah:
EKG
bila pH < 7 saat
masuk  diperiksa
setiap 6 jam s.d pH
> 7,1. Selanjutnya
Protokol Tatalaksana KAD
Diskusi

Anda mungkin juga menyukai