Anda di halaman 1dari 24

ZAYYANA ANGGUN AMALIA

P1337434116059
DEFINISI PENYEBAB AKIBAT

PENATA
LAKSANAAN

PATOGEN PEMERIKS
GEJALA
ESIS AAN LAB
DEFINISI

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan


glukosa darah daripada rentang kadar puasa
normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non
puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah .
PENYEBAB
1. Sindrom Cushing – gangguan 3. Akromegali – sekresi hormon
hormonal yang ditandai dengan pertumbuhan yang berlebihan
tingginya kadar hormon steroid 4. Obat-obat tertentu – termasuk
yang bertindak seperti kortisol, beberapa diuretik (obat yang
yang biasanya diproduksi oleh menghilangkan air dari tubuh)
kelenjar adrenal. Bisa terjadi dan steroid
karena tumor hipofisis dan
kelenjar adrenal, tumor tertentu 5. Penyakit hati – seperti sirosis hati.
di daerah lain dari tubuh, dan
terapi obat steroid.
2. Pankreatitis – pankreas adalah
organ pembuat hormon insulin.
Pankreatitis adalah peradangan
pada pankreas, yang dapat
berupa akut atau kronis. Pecandu
alkohol adalah salah satu
kelompok berisiko mengalami
pankreatitis.
AKIBAT

Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 2
Gestational diabetes
Ketoasidosis diabetik
Sindrom hiperosmolar hiperglikemik
PATOGENESIS
 Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang
dapat disebabkan oleh proses autoimun, kerja pancreas
yang berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun
mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel,
menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah
meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan
glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis. Selain itu
tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot,
lemak dan hati serta peningkatan produksi glukosa oleh hati
dengan pemecahan lemak terhadap kelaparan sel.

 Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang


mengakibatkan dehidrasi . Penggunaan lemak untuk
menghasilkan glukosa memproduksi badan keton yang
dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas
bau keton dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis.
 Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi
akan meningkat. Menurunnya glukosa intrasel
menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang
tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa pada
dinding pembuluh darah yang membentuk plak
sehingga pembuluh darah menjadi keras
(arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan
menyebabkan terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat
menutup aliran darah yang dapat menyebabkan
timbulnya penyakit lain (tergantung letak tersumbatnya,
missal cerebral dapat menyebabkan stroke, ginjal
dapat menyebabkan gagal ginjal, jantung dapat
menyebabkan miocard infark, mata dapat
menyebabkan retinopati) bahkan kematian.
GEJALA
GEJALA LAIN AKIBAT
GEJALA KLINIK KLASIK KOMPLIKASI KLINIK
 Sering buang air kecil  Retinopati
dan jumlah yang  Nefropati
banyak ( Poliuria )
 Adanya perasaan  infeksi
haus yang terus  katarak lentis
menerus (Polidipsi)  penyakit jantung dan
 Banyak makan pembuluh darah tepi.
(Polipagia)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Glukosa darah sewaktu
 Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap
waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan
makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh
orang tersebut. Jika dua kali pemeriksaan gula
darah sewaktu didapatkan lebih tinggi dari
200mg/dl, maka didiagnosis sebagai diabetes.
 Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan
 Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang
dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan
pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang
dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan.
 Nilai normal kadar gula darah puasa:
 Dewasa : 70-110 mg/dl
 Wholeblood : 60-100 mg/dl
 Bayi baru lahir : 30-80 mg/dl
 Anak : 60-100 mg/dl

 Nilai normal kadar gula darah 2 jam setelah makan :


 Dewasa : < 140 mg/dl/2 jam
 Wholeblood : < 120 mg/dl/2 jam
pemeriksaan Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Kadar glukosa indikasi

< 140 mg/dL (7.8 mmol/L) Toleransi glukosa normal

140 - 200 mg/dL (7.8 to 11.1 Toleransi glukosa terganggu


mmol/L) (pra diabetes)

> 200 mg/dL (11.1 mmol/L) Diabetes


pada lebih dari sekali tes acak
 Pemeriksaan HbA1C
hemoglobin di dalam tubuh akan mengalami glikasi
dengan kecepatan yang proporsional dengan
kadar glukosa darah. Reaksi ini terjadi secara
reversible membentuk senyawa stabil yang disebut
hemoglobin glikasi atau hemoglobin A1C.
Kadar normal HbA1C adalah 4,0 - 6,0 %. Apabila
lebih dari 7% sudah terindikasi diabetes.
PENATALAKSANAAN

Langkah penatalaksanaan umum Langkah penatalaksanaan khusus

Evaluasi medis yang 1. diet, dengan komposisi


lengkap pada makanan:
pertemuan pertama: karbohidrat = 60 %–70%
 1. Riwayat Penyakit protein = 10 % – 15 %
 2. Pemeriksaan Fisik lemak = 20 % – 25 %
 3. Evaluasi jumlah kalori perhari
Laboratorium antara 1100 -2300
kkal
2. latihan jasmani
 Jika hiperglikemia berat seperti pada penyakit
diabetes mellitus. Diatasi dengan terapi
farmakologis, yang terdiri dari obat oral dan
bentuk suntikan insulin.
 Obat Antihiperglikemia Oral, berdasarkan cara kerjanya, obat
antihiperglikemia oral dibagi jadi 5 golongan:
 1) Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue): Sulfonilurea dan
Glinid
 a) Sulfonilurea
 Obat golongan ini mempunyai efek utama memacu sekresi insulin
oleh sel beta pankreas.
 b) Glinid
 Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan
sulfonilurea, dengan penekanan pada peningkatan sekresi insulin
fase pertama. Obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post
prandial.
2) Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin: Metformin dan
Tiazolidindion (TZD)
a. Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi
glukosa hati (glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilan
glukosa perifer.
b. Tiazolidindion (TZD) merupakan agonis dari Peroxisome
Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-γ),
Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin
dengan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga
meningkatkan ambilan glukosa di perifer.
 3) Penghambat Absorpsi Glukosa: Penghambat
Glukosidase Alfa.
 Obat ini bekerja dengan memperlambat absorbsi
glukosa dalam usus halus, sehingga mempunyai efek
menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan.

 4) Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-IV)


 Untuk menghambat kerja enzim DPP-IV sehingga GLP-1
(Glucose Like Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang
tinggi dalam bentuk aktif. Aktivitas GLP-1 untuk
meningkatkan sekresi insulin dan menekan sekresi
glukagon bergantung kadar glukosa darah (glucose
dependent).
 5) Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co-
transporter 2)
 merupakan obat antidiabetes oral jenis baru yang
menghambat reabsorpsi glukosa di tubuli distal
ginjal dengan cara menghambat transporter
glukosa SGLT-2. Obat yang termasuk golongan ini
antara lain: Canagliflozin, Empagliflozin,
Dapagliflozin, Ipragliflozin.
hiperglikemia karena kondisi selain diabetes mellitus
biasanya diatasi dengan cara mengobati
penyebab dasarnya, misalnya jika karena pil KB
maka harus dihentikan pemakaiannya, atau jika
terjadi akibat stres, maka harus melakukan
konsultasi.

Anda mungkin juga menyukai