Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

NSTEMI (NON-ST SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION)


DI RUANG ALAMANDA RS PROF. DR. MARGONO SUKARJO UNIT GERIATRI
PAVILIUN ABIYASA

Di Susun Oleh:

DANU SAPUTRA

2211040066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022
A. Definisi

Non ST Elevasi Infark Miokard merupakan adanya ketidakseimbangan


permintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan oleh
arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan
(Sylvia, 2016).

Non-ST Elevasi Miokardial Infark (NSTEMI) adalah oklusi sebagian dari


arteri koroner tanpa melibatkan seluruh ketebalan miokardium, sehingga tidak ada
elevasi segmen ST pada EKG. Infark miokard gelombang non-Q atau infark
miokard tanpa elevasi segmen ST (Non-ST elevation myocardial infarction /
NSTEMI), dan infark miokard gelombang Q atau infark miokard dengan elevasi
segmen ST (ST elevation myocardial infarction / STEMI). NSTEMI merupakan
tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi
koroner akibat erosi dan ruptur plak. Erosi dan ruptur plak ateroma menimbulkan
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Pada Non STEMI, trombus yang
terbentuk biasanya tidak menyebabkan oklusi menyeluruh lumen arteri koroner

B. Etiologi

Rilantono (1996) dalam Aspiani 2014, mengatakan sumber masalah


sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung
(vasokonstriksi). Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal, meliputi:

1. Adanya timbunan lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat


konsumsi kolesterol tinggi

2. Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus)

3. Vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus


menerus.

4. Infeksi pada pembuluh darah

Wasid (2007) dalam Aspiani (2015) menambahkan mulai terjadinya


NSTEMI dipengaruhi oleh beberapa keadaan, yaitu aktivitas atau latihan fisik
yang berlebihan (tidak terkondisikan), stres emosi, terkejut, udara dingin.
Keadaan tersebut ada hubungannya dengan peningkatan aktivitas simpatis
sehingga tekanan darah meningkat, frekuensi debar jantung meningkat, dan
kontraktilitas jantung meningkat.

Non ST Elevasi Miokard Infark (NSTEMI) merupakan komplikasi


akibat penumpukan plak di arteri (aterosklerosis koroner). Aterosklerosis
merupakan penyempitan arteri terjadi karena kelebihan kolesterol dan adanya
peradangan. Tahap awal penyakit ini dimulai dengan sebuah plakaterosklerotik
atau ateroma. Plak yang terutama terdiri dari lemak menyebabkan arteri
menyempit sehingga darah sulit mengalir akibatnya jantung tidak dapat
memompa cukup darah kaya oksigen ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan
nyeri dada (angina) atau serangan jantung. Sebagian besar kasus NSTEMI
terjadi ketika permukaan plak di arteri pecah sehingga menyebabkan
terbentuknya bekuan darah. Kombinasi dari penumpukan plak dan bekuan
darah secara dramatis membatasi jumlah darah yang mengalir ke otot jantung.
Jika aliran darah ke jantung menjadi sangat berkurang, maka serangan jantung
akan terjadi (Bernard, et al, 2016)

Faktor risiko yang mempercepat terjadinya NSTEMI adalah sebagai berikut:

a) Hipertensi

b) Kolesterol

c) Kelebihan berat badan atau obesitas

C. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi Jantung

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang yang
terletak di rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah
kiri sternum. Ruang jantung terdiri atas dua ruang yang berdinding tipis
disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding tebal disebut
ventrikel (bilik) (Muttaqin, 2014). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang,
bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di
sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak jantung didalam
rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah
dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat
dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari dibawah papilla
mamae.Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan
beratnya kirakira 250-300 gram (PERKI, 2015).

Fungsi jantung adalah memompa darah kejaringan, menyuplai oksigen


dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sisa hasil
metabolisme. Terdapat dua pompa jantung terletak sebelah kanan dan kiri.
Hasil keluaran jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru melalui arteri
pulmonalis, dan hasil keluaran jantung kiri seluruhnya di distribusikan ke
seluruh tubuh melalui aorta. Kedua pompa tersebut menyemburkan darah
secara bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama. Kerja pompaan
jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dan dinding otot.
Selama kontraksi otot (sistolik), Fungsi jantung adalah memompa darah
kejaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut
karbondioksida dan sisa hasil metabolisme. Terdapat dua pompa jantung
terletak sebelah kanan dan kiri. Hasil keluaran jantung kanan didistribusikan
seluruhnya ke paru melalui arteri pulmonalis, dan hasil keluaran jantung kiri
seluruhnya di distribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua pompa
tersebut menyemburkan darah secara bersamaan dengan kecepatan keluaran
yang sama. Kerja pompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi
ritmik dan dinding otot. Selama kontraksi otot (sistolik), kamar jantung
menjadi lebih kecil karena darah disemburkan keluar. Selama relaksasi otot
dinding jantung (diastolik), bilik jantung akan terisi darah sebagai persiapan
untuk penyemburan berikutnya. Jantung dewasa normalnya 50-80 x/menit,
menyemburkan darah sekitar 70 ml dari kedua ventrikel tiap detak, dan hasil
keluaran totalnya 5 L/menit.

a. Lapisan selaput jantung

Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan pericardium,


dimana lapisan pericardium ini dibagi menjadi 3 lapisan. Lapisan Fibrosa,
yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung
ketika jantung mengalami overdistention. .Kedua, lapisan parietal yaitu
bagian dalam dinding lapisan fibrosa. Ketiga, lapisan visceral, lapisan
perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung atau
epikardium. Diantara lapisan parietal dan visceral terdapat ruangan yang
berisi cairan perikardium. Cairan ini berfungsi untuk menahan gesekan.

b. Lapisan otot jantung

Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan jaringan yaitu epikardium,


miokardium, dan endocardium bagian dalam. Fungsi epikardium luar
sebagai lapisan pelindung terluar, yang mencakup kapiler darah, kapiler
getah bening, dan serabut saraf.

c. Katup jantung

Katup jantung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan


antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuker,
sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonal dinamakan katup seminular.

d. Bilik jantung

Jantung manusia memiliki 4 ruang, ruang atas dikenal sebagai atrium kiri
dan kanan, dan ruang bawah disebut ventrikel kiri dan kanan.

e. Arteri koroner

Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung, karena
darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting agar
jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya.

Arteri coroner dibagi dua, yaitu :

1) Arteri koroner kiri

Arteri coroner kiri memiliki 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior


Desenden) dan LCX (left Cirkumplex).

2) Arteri koroner kanan

Arteri coroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium


kanan, ventrikel kanan, permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri,
90% mensuplai AV Node, dan 55% mensuplai SA Node.

f. Pembuluh dasar besar jantung

Ada beberapa pembuluh besar yang perlu diketahui, yaitu :

1) Vena kava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian atas diafragma menuju atrium kanan

2) Vena kava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian bawah diafragma ke atrium kanan.

3) Sinus coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor
dari jantung sendiri.

4) Pulmonary trunk, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah


kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis

5) Artery pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang


membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.

6) Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.

7) Assending aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah


bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung
jawab dengan organ tubuh bagian atas.
8) Desending aorta, yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.

2. Fisiologi

a) Hemodinamika jantung

Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida


(darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena terbesar (vena
kava) menuju ke atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan
mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke
dalam arteri pulmonalis menuju ke paru paru. Darah akan mengalir
melalui pembuluh darah yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang
mengelilingi kantong udara diparu-paru, menyerap oksigen, melepaskan
karbondiokasida dan selanjutnya di alirkan kembali kej antung. Darah
yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke
atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan
atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah di alirkan ke paru-
paru. Darah dalam atrium kiri akan di dorong menuju ventrikel kiri
melalui katup bikuspidalis/ mitral, yang selanjutnya akan memompa darah
bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar
dalam tubuh). Darah kaya akan oksigen ini disirkulasikan ke seluruh
tubuh, kecuali paru-paru.

b) Siklus jantung

Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :

1) Systole atau kontaksi jantung


2) Diastole atau relaksasi atau ekpansi jantung

Secara spesifik, siklus jantung dibagi menjadi 5 fase yaitu :

a) Fase ventrikel filling


b) Fase Atrial Contraction
c) Fase Isovolumetric Contraction
d) Fase Ejection
e) Fase Isovolumetric Relaxation

c) System Listrik Jantung

Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi


yang ditimbulkannya sendiri. Hal ini disebabkan karena jantung memiliki
mekanisme aliran listrik sendiri guna berkontraksi atau memompa dan
berelaksasi. Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus nodud pacemaker
yang terdapat di jantung dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit
seperti K+, Na+, dan Ca+ gangguan terhadap kadar elektrolit tersebut di
dalam tubuh dapat mengganggu mekanisme aliran listrik jantung. Sumber
listrik jantung adalah SA Node (Nodus Sinoatrial).

d) Curah jantung

Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiaptiap ventrikel
per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung). Selama
setiap perode tertentu, volum darah yang mengalir melalui sirkulasi
sitemik.

D. Tanda Gejala
1. Adanya rasa sakit pada dada, punggung, leher, punggung, hingga perut;
2. Sesak napas;
3. Mual dan pusing;
4. Adanya keringat berlebih.

E. Faktor Resiko
1. Hipertensi,
2. Diabetes melitus,
3. Kolesterol tinggi
4. Riwayat keluarga
F. Patofisiologi

Non ST Elevasi Miokard Infark (NSTEMI) dimulai pada saat plak


aterosklerotik terganggu. Plak pada arteri koroner tersebut merangsang agregasi
trombosit dan pembentukan trombus. Pembentukan trombus yang terjadi di
pembuluh darah koroner dapat mencegah perfusi miokard. Sel miokard
membutuhkan oksigen dan adenosin 5b-triphosphate (ATP) untuk menjaga
kontraktilitas dan stabilitas listrik yang dibutuhkan untuk kondisi normal. (Bernard,
et al, 2016).

NSTEMI adalah manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh darah koroner
yang koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi plak dan
penipisan tudung fibrus yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh
proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Terbentuklah trombus yang
kaya trombosit (white thrombus). Trombus ini akan menyumbat liang pembuluh
darah koroner, baik secara total maupun parsial; atau menjadi mikroemboli yang
menyumbat pembuluh koroner yang lebih distal. Selain itu terjadi pelepasan zat
vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga memperberat gangguan
aliran darah koroner. Berkurangnya aliran darah koroner menyebabkan iskemia
miokardium. Pasokan oksigen yang berhenti selama kurang-lebih 20 menit
menyebabkan miokardium mengalami nekrosis (infark miokard). Infark miokard
tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner. Obstruksi
subtotal yang disertai vasokonstriksi yang dinamis dapat menyebabkan terjadinya
iskemia dan nekrosis jaringan otot jantung (miokard). Akibat dari iskemia, selain
nekrosis, adalah gangguan kontraktilitas miokardium karena proses hibernating dan
stunning (setelah iskemia hilang), distritmia dan remodeling ventrikel (perubahan
bentuk, ukuran dan fungsi ventrikel).Sebagian pasien ACS tidak mengalami koyak
plak seperti diterangkan di atas. Pasien mengalami NSTEMI karena obstruksi
dinamis akibat spasme lokal dari arteri koronaria epikardial. Penyempitan arteri
koronaria, tanpa spasme maupun trombus, dapat diakibatkan oleh progresi plak
atau restenosis setelah Intervensi Koroner Perkutan (IKP).Beberapa faktor
ekstrinsik, seperti demam, anemia, tirotoksikosis, hipotensi, takikardia, dapat
menjadi pencetus terjadinya NSTEMI pada pasien yang telah mempunyai plak
aterosklerosis (PERKI, 2015).
G. PATHWEY
H. Pemerikasaan Penunjang

1. Biomarker Jantung :

a) Troponin T dan Troponin I

b) EKG (T Inverted dan ST Depresi)

2. Echo Cardiografi pada Pasien Non-ST Elevasi Miokardial Infark

I. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Medis

Empat komponen utama terapi yang harus dipertimbangkan pada setiap pasien
NSTEMI yaitu:

1. Terapi antiiskemia

2. Terapi anti platelet/antikoagulan

3. Terapi invasive (kateterisasi dini/revaskularisasi)

4. Perawatan sebelum meninggalkan RS dan sudah perawatan RS.

J. Fokus Pengkajian

1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, no. Register, dan diagnosa
medis. Sedangkan identitas bagi penanggung jawab yaitu nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan dengan klien.

b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa terjadi pada pasien dengan angina tidak
stabil yaitu nyeri dada substernal atau retrosternal dan menjalar ke leher,
daerah interskapula atau lengan kiri, serangan atau nyeri yang dirasakan
tidak memiliki pola, bisa terjadi lebih sering dan lebih berat, serta dapat
terjadi dengan atau tanpa aktivitas.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang keluhan yang dirasakan oleh klien
sesuai dengan gejala-gejala pada klien dengan angina tidak stabil.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mempunyai riwayat hipertensi, atherosklerosis, insufisiensiaorta,
spasmus arteri koroner dan anemia berat

4) Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga klien mempunyai penyakit hipertensi dan arteri koroner.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan
klien dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga diamati
apakah kompos mentis, apatis, samnolen, delirium, semi koma atau koma.
Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat, ringan atau tampak tidak
sakit.

b. Tanda-tanda vital
Dapat meningkat sekunder akibat nyeri atau menurun sekunder akibat
gangguan hemodinamik atau terapi farmakologi.

c. Pemeriksaan head to toe


1) Kepala
Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun, tampak perubahan
ekspresi wajah seperti meringis atau merintih, terdapat atau tidak nyeri
pada rahang

2) Leher
Tampak distensi vena jugularis, terdapat atau tidak nyeri pada leher.

3) Thorak
Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra S3/S4
menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas, kalau murmur
menunjukkan gangguan katup atau disfungsi otot papilar dan perikarditis.

Paru-paru: suara nafas bersih, krekels, mengi, wheezing, ronchi, terdapat


batuk dengan atau tanpa sputum, terdapat sputum bersih, kental ataupun
merah muda.
4) Abdomen
Terdapat nyeri/rasa terbakar epigastrik, bising usus normal/menurun.

5) Ekstremitas
Ekstremitas dingin dan berkeringat dingin, terdapat udema perifer dan
udema umum, kelemahan atau kelelahan, pucat atau sianosis, kuku datar,
pucat pada membran mukosa dan bibir.

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul diantaranya sebagai berikut:

a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisiologis: iskemi miokard


b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis:
nyerisaat bernapas, kelemahan otot pernapasan)
d. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dankebutuhan oksigen
f. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap
statuskesehatan
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI

1. Nyeri Tujuan: Manajemen nyeri


berhubungan
dengan agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi:
cedera fisiologis: 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang.
-identifikasi lokasi, karakter,durasi, frekuensi,intensitas nyeri,
iskemi miokard
Kriteria hasil: dan skala nyeri

Indikator A T -identifikasi respon nonverbal

-Keluhan nyeri 1 5 -identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

-Meringis
-Sikap protektif 1 5 Terapeutik:

-Kesulitan tidur 1 5 -berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri

1 5 -kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri


-fasilitasi istirahat tidur

Edukasi :
-jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeir
-jelaskan strategi meredakan nyeri
-anjurkan monitor nyeri secara mandiri
-ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi:
-Kolaborasi pemberian analgetik

2. Pola nafas tidak Tujuan: Manajemen jalan napas


efektif
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi:
dengan hambatan 3x24 jam diharapkan pola napas membaik.
- Monitor pola napas
upaya napas (mis:
Kriteria hasil: - Monitor bunyi napas tambahan
nyeri saat
- Monitor sputum
bernapas, Indikator A T Terapeutik:
kelemahan otot
pernapasan) -Dispnea 1 5 - Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift
-penggunaan otot bantu 1 5
- Posisikan semi fowler-fowler
napas
- Berikan minum hangat
-frekuensi napas - Berikan oksigen
1 5 Edukasi:
-kedalaman napas
1 5 - Anjurkan asupan cairan
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
3. Penurunan curah Tujuan: Perawatan jantung
jantung
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi:
dengan perubahan 3x24 jam diharapkan curah jantung meningkat.
- Identifikasi tanda/gejala primer dan sekunder
kontraktilitas
Kriteria hasil: penurunan curah jantung
- Monitor tekanan darah
Indikator A T - Monitor intake dan output cairan
- Monitor saturasi oksigen
-kekuatan nadi perifer 1 5
- Monitor keluhan nyeri dada
-palpitasi 1 5 - Monitor aritmia
Terapeutik:
-takikardi 1 5
- Posisikan pasien semi fowler-fowler
-lelah 1 5 - Berikan diet jantung yang sesuai
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya
-sianosis 1 5 hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen
Edukasi:
- Anjurkan beraktivitas sesuai toleran
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian antiaritmia
- Rujuk ke program rehabilitas jantung
4 Intoleransi Tujuan: Manajemen energi
aktifitas
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi:
dengan 3x24 jam diharapkan toleransi aktivtas meningkat.
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
ketidakseimbanga
Kriteria hasil: mengakibatkan kelelahan
n antara suplai dan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
kebutuhan oksigen Indikator A T - Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
-frekuensi nadi 1 5
melakukan aktivitas
-keluhan lelah 1 5 Terapeutik:

-dispnea saat 1 5 - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus


beraktivitas - Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
-dispnea setelah - Fasilitasi duduk ditempat tidur
aktivitas 1 5 Edukasi:
-perasaan lemah - Anjurkan tirah baring
1 5 - Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
lOMoARcPSD|16914761

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Petrus. (2015). Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Jakarta

Arief Muttaqin. (2016). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan SistemKardivaskular.


Salemba Medika; Jakarta.

Bustan, M. Nadjib. 2015. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular.Jakarta: Rineka


Cipta

Darliana, Devi. 2015. Manajemen pasien ST Elevasi Miokard Infark. Idea Nursing Journal
Vol 1 No 1 Oktober 2011

Lesmana R., Goenawan H., & Abdulah R. (2017). Fisiologi dasar untuk mahasiswa farmasi,
keperawatan dan kebidanan. Yogyakarta: CV. Budi utama.

Myrtha, Risalina. (2016). Paofisiologi Sindrom Koroner Akut. Jakarta: EGCNANDA 2015-
2017. 2015. Diagnosa Keperawatan Defenisi & Klasifikasi (Budi Anna Keliat, dkk,
Penerjemah). Jakarta: EGC

Palupi, Lusiyana Ika. (2013). Studi Pengobatan Penderita Sindrom Koroner Akut (SKA)
Rawat Inap Di RSD Dr. Soebandi Jember.

Pearce. (2015). Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

PERKI. (2015). Pedoman Tatalaksana PJK. Jakarta: Centra Communications Perhimpunan


Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 1 ed.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 1 ed. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Syaifuddin. (2015). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai