Di Susun Oleh:
DANU SAPUTRA
2211040066
2022
A. Definisi
B. Etiologi
a) Hipertensi
b) Kolesterol
1. Anatomi Jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang yang
terletak di rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah
kiri sternum. Ruang jantung terdiri atas dua ruang yang berdinding tipis
disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding tebal disebut
ventrikel (bilik) (Muttaqin, 2014). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang,
bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di
sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak jantung didalam
rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah
dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat
dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari dibawah papilla
mamae.Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan
beratnya kirakira 250-300 gram (PERKI, 2015).
c. Katup jantung
d. Bilik jantung
Jantung manusia memiliki 4 ruang, ruang atas dikenal sebagai atrium kiri
dan kanan, dan ruang bawah disebut ventrikel kiri dan kanan.
e. Arteri koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung, karena
darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting agar
jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya.
1) Vena kava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian atas diafragma menuju atrium kanan
2) Vena kava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
3) Sinus coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor
dari jantung sendiri.
6) Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
2. Fisiologi
a) Hemodinamika jantung
b) Siklus jantung
d) Curah jantung
Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiaptiap ventrikel
per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung). Selama
setiap perode tertentu, volum darah yang mengalir melalui sirkulasi
sitemik.
D. Tanda Gejala
1. Adanya rasa sakit pada dada, punggung, leher, punggung, hingga perut;
2. Sesak napas;
3. Mual dan pusing;
4. Adanya keringat berlebih.
E. Faktor Resiko
1. Hipertensi,
2. Diabetes melitus,
3. Kolesterol tinggi
4. Riwayat keluarga
F. Patofisiologi
NSTEMI adalah manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh darah koroner
yang koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi plak dan
penipisan tudung fibrus yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh
proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Terbentuklah trombus yang
kaya trombosit (white thrombus). Trombus ini akan menyumbat liang pembuluh
darah koroner, baik secara total maupun parsial; atau menjadi mikroemboli yang
menyumbat pembuluh koroner yang lebih distal. Selain itu terjadi pelepasan zat
vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga memperberat gangguan
aliran darah koroner. Berkurangnya aliran darah koroner menyebabkan iskemia
miokardium. Pasokan oksigen yang berhenti selama kurang-lebih 20 menit
menyebabkan miokardium mengalami nekrosis (infark miokard). Infark miokard
tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner. Obstruksi
subtotal yang disertai vasokonstriksi yang dinamis dapat menyebabkan terjadinya
iskemia dan nekrosis jaringan otot jantung (miokard). Akibat dari iskemia, selain
nekrosis, adalah gangguan kontraktilitas miokardium karena proses hibernating dan
stunning (setelah iskemia hilang), distritmia dan remodeling ventrikel (perubahan
bentuk, ukuran dan fungsi ventrikel).Sebagian pasien ACS tidak mengalami koyak
plak seperti diterangkan di atas. Pasien mengalami NSTEMI karena obstruksi
dinamis akibat spasme lokal dari arteri koronaria epikardial. Penyempitan arteri
koronaria, tanpa spasme maupun trombus, dapat diakibatkan oleh progresi plak
atau restenosis setelah Intervensi Koroner Perkutan (IKP).Beberapa faktor
ekstrinsik, seperti demam, anemia, tirotoksikosis, hipotensi, takikardia, dapat
menjadi pencetus terjadinya NSTEMI pada pasien yang telah mempunyai plak
aterosklerosis (PERKI, 2015).
G. PATHWEY
H. Pemerikasaan Penunjang
1. Biomarker Jantung :
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Empat komponen utama terapi yang harus dipertimbangkan pada setiap pasien
NSTEMI yaitu:
1. Terapi antiiskemia
J. Fokus Pengkajian
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, no. Register, dan diagnosa
medis. Sedangkan identitas bagi penanggung jawab yaitu nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan dengan klien.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa terjadi pada pasien dengan angina tidak
stabil yaitu nyeri dada substernal atau retrosternal dan menjalar ke leher,
daerah interskapula atau lengan kiri, serangan atau nyeri yang dirasakan
tidak memiliki pola, bisa terjadi lebih sering dan lebih berat, serta dapat
terjadi dengan atau tanpa aktivitas.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang keluhan yang dirasakan oleh klien
sesuai dengan gejala-gejala pada klien dengan angina tidak stabil.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan
klien dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga diamati
apakah kompos mentis, apatis, samnolen, delirium, semi koma atau koma.
Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat, ringan atau tampak tidak
sakit.
b. Tanda-tanda vital
Dapat meningkat sekunder akibat nyeri atau menurun sekunder akibat
gangguan hemodinamik atau terapi farmakologi.
2) Leher
Tampak distensi vena jugularis, terdapat atau tidak nyeri pada leher.
3) Thorak
Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra S3/S4
menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas, kalau murmur
menunjukkan gangguan katup atau disfungsi otot papilar dan perikarditis.
5) Ekstremitas
Ekstremitas dingin dan berkeringat dingin, terdapat udema perifer dan
udema umum, kelemahan atau kelelahan, pucat atau sianosis, kuku datar,
pucat pada membran mukosa dan bibir.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul diantaranya sebagai berikut:
-Meringis
-Sikap protektif 1 5 Terapeutik:
Edukasi :
-jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeir
-jelaskan strategi meredakan nyeri
-anjurkan monitor nyeri secara mandiri
-ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi:
-Kolaborasi pemberian analgetik
DAFTAR PUSTAKA
Darliana, Devi. 2015. Manajemen pasien ST Elevasi Miokard Infark. Idea Nursing Journal
Vol 1 No 1 Oktober 2011
Lesmana R., Goenawan H., & Abdulah R. (2017). Fisiologi dasar untuk mahasiswa farmasi,
keperawatan dan kebidanan. Yogyakarta: CV. Budi utama.
Myrtha, Risalina. (2016). Paofisiologi Sindrom Koroner Akut. Jakarta: EGCNANDA 2015-
2017. 2015. Diagnosa Keperawatan Defenisi & Klasifikasi (Budi Anna Keliat, dkk,
Penerjemah). Jakarta: EGC
Palupi, Lusiyana Ika. (2013). Studi Pengobatan Penderita Sindrom Koroner Akut (SKA)
Rawat Inap Di RSD Dr. Soebandi Jember.
Pearce. (2015). Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 1 ed.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 1 ed. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.