KELOMPOK :
MUHYI URFANI
HELYANA YOSEPA
KURMAINI
ABDUL AZIZ
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
spektrum sindroma koroner akut (SKA) yang paling berat (Kumar dan
Canon, 2009). Pada pasien STEMI, terjadi penurunan aliran darah koroner
sudah ada sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada
dari infark miokard, yang dirawat di rumah sakit sekitar 5-6% dan
penyakit jantung koroner. Saat ini, prevalensi STEMI meningkat dari 25%
angka kejadian STEMI paling tinggi dari keseluruhan kejadian SKA yaitu
82%, sedangkan untuk NSTEMI hanya 11% dan 7% pasien angina
2015).
terbanyak dari keseluruhan kejadian SKA yang memiliki gula darah tidak
normal, yaitu sebesar 40% (Valerian et al., 2015). Penelitian lain di RSUP
Dr. M. Djamil Padang pada pasien STEMI yang dilakukan tindakan IKPP
53.01% infark miokard yang berada di lokasi anterior. Hal ini disebabkan
oleh pembuluh darah arteri koronaria kiri lebih banyak mendarahi 75%
penyumbatan oleh trombus dan spasme koroner dalam waktu yang lama
dengan distorsi cenderung memiliki infark yang lebih besar seperti yang
dinilai berdasarkan Kilip Class II. Angka mortalitas pasien STEMI dengan
distorsi QRS lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa distorsi QRS (Mulay
Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menetukan kondisi
dengan 0,5 pada dua atau lebih sadapan inferior (sadapan II, III, aVF).
(Baltazar, R.F,2013).
CVCU RSUP Dr. Mdjamil Padang didapatkan bahwa dari 7 orang pasien,
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung
yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini
digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien.
R.F,2013).
rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantungdalam tubuh dapat dicatat dan
(Baltazar, R.F,2013).
jantung
(Baltazar, R.F,2013)
1. Gelombang P
2. Gelombang QRS
ventrikel.
3. Gelombang T
segmen ST
C. Langkah – langkah Membaca EKG
1. Calibrasi
Normal calibrasi adalah 1mV (10 kotak kecil / 2 kotak besar)
2. Ritme
Normal ritme jantung adalah 50-100x/menit *guideline terbaru
Irama sinus : adalah irama gelombang P dikuti komplek QRS dan
gelombang T
-sinus rhytm : berarti detak jantung diantara 50-100x/menit
sinus takikardi : berarti detak jantung >100x/menit
3. Rate
Yang paling mudah menggunakan rumus 1500/Jumlah kotak kecil antara gel. R
-R
Contoh:
4.Gelombang P
Normal : Tinggi 1-3 kotak kecil
Positif pada lead I, II, aVF
5. PR Interval
Normal: Durasi 3-5 kotak kecil
7. Gelombang QRS
Tinggi : 5-20 kotak kecil
Durasi : 1,5-3 kotak kecil
8. QT Interval
Durasi < 10 kotak kecil
9. Bentuk QRS
12. Gelombang T
-Positif (+) pada Lead I, II, V3-V6
-Negatif (-) pada Lead aVR
*(+) : naik ke bawah, (-) : turun ke bawah
Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa system
sistem sirkulasi, fasa ini disebut systole. Sedangkan fasa pengisian atau
disebut diastole.
elektrik dengan koordinasi yang baik. Aktivitas elektrik dalam keadaan normal
berawal dari impuls yang dibentuk oleh pacemaker di simpul SinoAtrial (SA)
lalu menuju ke berkas His dan terpisah menjadi dua melewati berkas kiri dan
kanan dan berakhir pada serabut Purkinye yang mengaktifkan serabut otot
Saat ini 4 macam teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :
EKG yakni :
positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut
orientasi 0º
b. Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif
dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 60º
c. Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda
positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif. Sudut orientasi
120º
orientasi -30º
b. aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda
orientasi -150º
c. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif
(Baltazar, R.F,2013).
spontan pada nodus. Peristiwa ini tidak tampak pada rekaman EKG
Setelah mendapatkan sinyal EKG, denyut jantung (HR- heart rate) dapat
denyut jantung yang dalam satuan beat per minute (BPM) (Netter, F.H2014)
1. Tentukan Irama Jantung, irama jantung terbagi atas reguler dan irreguler.
Reguler jika iramanya teratur atau normal, jika ireguler jika iramanya tidak
teratur
2. Tentukan Heart rate
a. Cara pertama
𝟑𝟎𝟎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝑹 − 𝑹
b. Cara kedua
𝟏𝟓𝟎𝟎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝑹 − 𝑹
Kedua cara diatas digunakan apabila irama EKG teratur, bila irama
3. Gelombang P
Tinggi : <0.25 mm
4. Interval PR
5. Gelombang QRS
gelombang Q dan S
6. Bentuk Gelombang
(Baltazar, R.F,2013)
H. Pemasangan EKG
(Baltazar, R.F,2013)
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Jenis Tindakan
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Dan V4
Depan
Pasien bernama Tn. S, agama yang dianut pasien yaitu islam dengan
a. Irama :
b. HR :
c. Gelombang P :
d. Interval P-R :
e. Interval QRS :
f. Bentuk Gelombang :
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi
B. Saran
Guyton, A.C dan Hall. J.E (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11.
Jakarta : EGC.
Netter, F.H (2014). Atlas of human anatomy. 6th ed: Elsevier. Silverthorn, Dee
Nama :
Alamat :
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa ada paksaan dari pihak manapun
( ) ( )