DISUSUN OLEH :
Tegar Frendianto ( 217052874 )
Nabella Kartika Devi ( 217052866 )
Muhammad William Hansen ( 217052877 )
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Pengawasan Norma Lingkungan Kerja”
segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengharap kritik dan saran yang
membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan makalah ini.
Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan kekuatan dan melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nya atas segala yang telah kita lakukan.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya,amiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………….…………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………..….…………. 1
C. Tujuan …………………………………………………………………………..…………….……. 1
D. Manfaat ……………………………………………………………………………………………. 1
BAB 3 PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………………………………………………..………. 11
B. Saran ………………………………………………………………………………………………. 11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
➢ Peningkatan dan perubahan dalam era industrialisasi.
➢ Penerapan dan pengembangan teknologi.
➢ Pengaruh terhadap sumber daya manusia dan lingkungan.
➢ Jumlah objek pengawasan yang semakin bertambah.
➢ Keterbatasan jumlah pegawai pengawas Ketenagakerjaan khususnya K3.
➢ Kurangnya kesadaran pelaku Industri atau perusahaan dalam penerapan
norma dan peraturan perundangan.
B. RUMUSAN MASALAH
➢ Terjadinya peristiwa kecelakaan kerja termasuk kebakaran, peledakan,
kebocoran bahan kimia.
➢ Munculnya berbagai penyakit akibat lingkungan kerja dan cara kerja
yang tidak memenuhi syarat.
➢ Potensi pencemaran lingkungan akibat limbah industri.
➢ Munculnya problem psikososial seperti pelecehan, kekerasan, intimidasi
yang menjadi stressor.
C. TUJUAN
➢ Memberi perlindungan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
sehingga tercapai peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja.
➢ Melalui pelaksanaan tahap pemeriksaan
a. Pengenalan lingkungan kerja
b. Penilaian lingkungan kerja
c. Pengendalian lingkungan kerja
D. MANFAAT
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
sebagai bahan informasi.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengendalian Lingkungan Kerja
➢ Penerapan metode teknik untuk menurunkan tingkat faktor bahaya
sampai batas yang dapat ditolerir oleh manusia dan lingkungan dengan
NAB.
➢ Melalui hierarchy of Control:
- eliminasi
- subtitusi
- minimalisasi
- isolasi
- pengendalian teknis
- pengendalian administrasi
- APD (Alat Pelindung Diri)
3
❖ Faktor fisik
1. Kebisingan
2. Getaran
3. Ventilasi
4. Suhu
5. Radiasi
6. Penerangan
7. Tekanan udara
❖ Faktor kimia
1. Gas
2. Uap
3. cairan/pelarut
4. Cume
5. Asap
6. Debu
❖ Faktor biologis
1. Virus
2. Jamur
3. Hewan
4. Mikro organisme
❖ Faktor fisiologis/Ergonomi
1. Desain
2. Posisi atau cara kerja
❖ Faktor psikososial
1. Hubungan kerja
2. Monotoni
3. Konflik
FAKTOR FISIK
1. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki titik kualitas bunyi
ditentukan oleh frekuensi dan intensitas nya. Intensitas kebisingan menurut
keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor 51 tahun 1999 tentang faktor fisik
di tempat kerja adalah 85 dBa.
Alat pengukur : sound level meter dan noise dose meter.
Tujuan pengukuran kebisingan:
1. Menurunkan tingkat intensitas kebisingan pada sumbernya
2. Penempatan penghalang pada jalan transmisi
3. Pengukuran alat pelindung telinga earmuff / earplug
4. Pengaturan waktu kerja
4
3. Suhu atau iklim kerja
• Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu kelembaban udara, kecepatan
gerakan udara dan suhu radiasi di tempat kerja.
• Suhu" nikmat " bagi orang Indonesia ialah 24- 26 °C dan selisih suhu
di luar dan di dalam tidak lebih dari 5 °C.
• Batas Kecepatan angin atau gerakan udara 0.25- 0.50 m/detik.
• Proses pertukaran panas melalui:
a. Konduksi : pertukaran panas melalui kontak langsung.
b. Konveksi : perpindahan panas melalui media udara.
c. Radiasi : melalui energi gelombang panas.
d. Evaporasi : melalui pengeluaran keringat.
• Alat pengukur intensitas iklim kerja : ISBB ( Indeks Suhu Bola Basah)
• Pencegahan iklim kerja panas:
a. Memperbaiki aliran udara atau sistem ventilasi.
b. Mereduksi tekanan panas di lingkungan kerja yang ada sumber
panasnya.
c. Penerapan teknologi pengendalian untuk menurunkan suhu basah
dibawah NAB.
d. Penggunaan teknis perlindungan agar tenaga kerja tidak terpapar
panas dan pemeliharaan kesegaran jasmani.
e. Penyediaan air minum yang cukup.
f. Penyesuaian berat ringan pekerjaan.
5
Kesilauan
• Silau merupakan gangguan utama terhadap penyesuaian mata yang
dapat dibedakan dalam: silau relatif, nilai mutlak, silau adaptif.
• Pencegahan kesilauan dilakukan melalui:
a. Pemilihan lampu yang tepat.
b. Penempatan sumber cahaya terhadap meja dan mesin, letak
jendela.
c. Penggunaan alat pelapis yang tidak mengkilap.
d. Penyaringan sinar matahari langsung.
• Pengukuran intensitas penerangan diukur dengan alat lux meter dan
reflectometer.
• Alat ini bekerja berdasar perubahan energi cahaya menjadi energi
listrik oleh sel fotoelektrik.
5. Radiasi
➢ Mengion
1. Elektromagnetik ( sinar-x, sinar gamma)
2. Partikel ( sinar alfa, B, neutron, Proton)
➢ Tidak mengion
1. Radio frekuensi atau TV
2. Gelombang mikro
3. Infra merah
4. Ultra violet
5. Sinar tampak atau visible
Pengaruh radiasi
➢ Radiasi mengion
1. Efek stokastik
Tergantung pada frekuensi pemajanan, tapi tingkat keparahan tidak
tergantung pada dosis.
Contoh: mutagen, teratogen, karsinogen.
2. Efek non stokastik
Tergantung pada frekuensi dan dosis pemajanan.
Contoh: eritema kulit, katarak.
Pengaruh jangka pendek atau akut" radiation sickness "
6
➢ Radiasi tidak mengion
1. Frekuensi radio atau TV:
Kelainan saraf, sel darah
2. Gelombang mikro:
Gangguan saraf, sistem reproduksi
3. Inframerah:
Katarak lensa, kulit
4. Ultraviolet:
Penuaan dini, kulit: pigmentasi, terbakar, keratosis atau kering,
kanker mata: konjungtivitis keratitis, katarak
Faktor kimia
Berdasarkan sifat fisika kimia, bahan berbahaya yang dipakai di dalam industri
dikelompokkan menjadi:
1. Bahan kimia mudah terbakar, contoh: bensin,aseton,eter.
2. Bahan kimia yang mudah meledak: 2A monium nitrat.
3. Bahan kimia beracun: asam klorida.
4. Bahan kimia korosif: asam sulfat.
5. Bahan kimia oksidator: perklorat, permanganat.
6. Bahan kimia yang peka terhadap air: natrium hidrida.
7. Bahan kimia yang bersifat asam kuat.
8. Bahan kimia disimpan dalam tekanan tinggi: nitrogen oksida.
9. Bahan kimia radioaktif.
7
➢ Bentuk fisik bahan kimia
a. Padat, seperti debu atau partikel.
b. Cair: Liquid, cairan.
c. Gas dan uap, contoh oksigen nitrogen, pelarut cat atau thinner.
➢ Berdasarkan sifat fisik:
1. Bahan bersifat partikel ( awan, asap, kabut dan fume ) :
a. Perangsang ( kapas, sabun).
b. Toxic, partikel, PB, As, Mn.
c. Penyebab Fibrosis, debu asbes, quarst.
d. Penyebab demam (fume)
e. Inert (kapur, alumunium)
2. Bahan non partikel ( gas dan uap) yang berdasar pengaruh fisiologisnya
dikelompokkan sebagai:
a. Asfiksian (nitrogen, karbondioksida).
b. Racun organik dan anorganik.
c. Bahan kimia yang mudah menguap.
d. Bahan yang merusak Alat tubuh.
e. Berefek anestesi.
f. Merusak susunan darah.
g. Merusak syaraf.
h. Iritan dan bahan korosif terhadap jaringan.
FAKTOR BIOLOGI
LINGKUNGAN PERTANIAN
1. Tetanus (Bakteri dalam tanah)
2. Leptospirosis ( Urin tikus terinfeksi virus)
3. Bissinosis (Debu Kapas)
4. Mycotoxin (Jamur pada kacang, jagung)
8
LINGKUNGAN PETERNAKAN
1. Anthrax (Baksil pada domba, sapi)
2. Brucellosis (Bakteri menginfeksi hewan)
3. Salmonella (Telur unggas)
4. Rabies (Virus menginfeksi hewan)
PERKANTORAN
1. Legionnaire disease
2. Humidifier Fever
3. Flu-like Illness : Dikaitkan sistem Pendingin Ruangan (AC)
LAIN-LAIN
1. Tuberculosis
2. Sars
3. Flu burung
4. Influensa
FAKTOR PSIKOSOSIAL
1. Stress
2. Gangguan saraf dan perilaku
3. Gangguan kepribadian
4. Ketergantungan obat
5. Alkoholisme/ Narkoba
9
C. Nilai Ambang Batas dan Standar Lingkungan Kerja
- Nilai Ambang Batas adalah standar faktor- faktor lingkungan kerja yang di
anjurkan di tempat kerja, agar tenaga kerja masih dapat menerimanya
tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan
sehari- hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam atau 40 jam seminggu.
- Standar Lingkungan tempat kerja yang perlu di terapkan adalah
A. Standar sanitasi industri
B. Standar potensi bahaya faktor fisika di tempat kerja
C. Standar potensi bahaya faktor kimia di udara tempat kerja
D. Standar potensi bahaya faktor biologi di tempat kerja (Belum ditetapkan)
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Perlu adanya edukasi tentang pengawasan norma lingkungan kerja, dan
menggunakan APD yang sesuai dengan peraturan yang di tetapan di lingkungan
kerja.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/almarson/pengawasan-norma-k3-lingkungan-kerja
https://surabaya.proxsisgroup.com/pengertian-k3-lingkungan-kerja/