Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN (PENGAWASAN) KUALITAS UDARA DI INDUSTRI

Winarko, SKM, M.Kes.


A. Latar Belakang
Industri merupakan suatu tempat usaha, proses atau kegiatan 
pengolahan bahan baku baik bahan mentah ataupun bahan setengah jadi
agar menjadi barang yang bernilai ekonomis lebih tinggi dan bermanfaat bagi
masyarakat. Pengertian Industri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) didefinisikan sebagai perusahaan untuk membuat, memproduksi atau
menghasilkan barang-barang.
Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan
industri jasa : 1) Industri barang : merupakan proses produksi menggunakan
ketrampilan, dan ketekunan kerja dan penggunaan alat-alat untuk mengolah
bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, seperti
pakaian, sepatu, mobil, sepeda motor, pupuk, dan obat-obatan. 2) Industri
jasa : merupakan kegiatan ekonomi yang dengan cara memberikan
pelayanan jasa. Contohnya, jasa transportasi seperti angkutan bus, kereta
api, penerbangan, dan pelayaran. Perusahaan jasa ada juga yang membantu
proses produksi. Contohnya, jasa bank dan pergudangan. Pelayanan jasa
ada yang langsung ditujukan kepada para konsumen. Contohnya asuransi,
kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur.
Industri sebagai tempat kerja merupakan tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya lingkungan kerja. Faktor
lingkungan kerja merupakan potensi-potensi bahaya yang kemungkinan
terjadi di lingkungan kerja akibat adanya suatu proses kerja sehingga dapat
membahayakan tenaga kerja, yaitu setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Faktor bahaya lingkungan kerja
salah satunya adalah kualitas udara yang harus dipantau atau diawasi. Hasil
pengawasan atau pemantau kualitas udara di industri atau tempat kerja dapat
dijadikan indikator untuk menentukan prioritas program pengendalian
pencemaran udara yang perlu dilakukan agar tenaga kerja tetap sehat dan
produktif.

B. Beberapa Pengertian
1. Tempat Kerja
Adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya.
2. Tenaga Kerja
Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat
3. Faktor lingkungan kerja adalah potensi-potensi bahaya yang
kemungkinan terjadi di lingkungan kerja akibat adanya suatu proses
kerja.
4. Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat Kerja yang di
dalarnnya mencakup faktor fisika, kirnia, biologi, ergonomi dan
psikologi yang keberadaannya di Tempat Kerja dapat mempengaruhi
keselamalan dan kesehatan Tenaga Kerja.
5. Kualitas Udara Dalam Ruangan yang selanjutnya disingkat KUDR
adalah kualitas udara di ruangan Tempat Kerja, yang dalam
kondisi yang buruk yang disebabkan oleh pencernaran atau
kontaminasi udara Tempat Kerja, yang dapat menimbulkan
gangguan kenyamanan kerja sampai pada gangguan kesehatan
Tenaga Kerja
6. Pencemar atau kontaminan udara tempat kerja adalah kadar zat, energi,
dan/atau komponen lain yang ada di udara tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan kenyamanan kerja sampai pada gangguan
kesehatan Tenaga Kerja.
7. Status kualitas udara di tempat kerja adalah keadaan mutu udara di
suatu tempat kerja pada saat dilakukan inventarisasi.
8. Inventarisasi adalah kegiatan untuk mendapatkan data dan informasi
yang berkaitan dengan Nilai Ambang Batas udara.
9. Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar
faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata
tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima tenaga
kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
10. Kadar Tertinggi Diperkenankan yang selanjutnya disingkat KTD adalah
kadar bahan kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui
meskipun dalam waktu sekejap selama tenaga kerja melakukan
pekerjaan.
11. Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika yang
dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran,
gelombang mikro, sinar ultra ungu, dan medan magnet.
12. Faktor kimia adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat kimia yang
dalam keputusan ini meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut,
aerosol dan uap yang berasal dari bahan-bahan kimia. Faktor kimia
mencakup wujud yang bersifat partikel adalah debu, awan, kabut, uap
logam, dan asap; serta wujud yang tidak bersifat partikel adalah gas dan
uap.
13. Faktor Biologi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga
Kerja yang bersifat biologi, disebabkan oleb makhluk hidup meliputi
hewan, tumbuhan dan produknya serta mikroorganisme yang dapat
mcnycbabkan penyakit akibat kerja.
14. Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari
tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya, yang dimaksudkan
dalam peraturan ini adalah iklim kerja panas.
15. Suhu kering (Dry Bulb Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan oleh
termometer suhu kering.
16. Suhu basah alami (Natural Wet Bulb Thermometer) adalah suhu yang
ditunjukkan oleh oleh termometer bola basah alami (Natural Wet Bulb
Thermometer).
17. Suhu bola (Globe Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan oleh
termometer bola (Globe Thermometer).
18. Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang
selanjutnya disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim
kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu
basah alami dan suhu bola.
19. Berat molekul adalah ukuran jumlah dari berat atom dari atom-atom
dalam molekul atau seluruh unsur penyusunnya.
20. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
21. Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan
arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya.
22. Radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro (Microwave) adalah radiasi
elektromagnetik dengan frekuensi 30 Kilo Hertz sampai 300 Giga Herzt.
23. Radiasi ultra ungu (ultraviolet) adalah radiasi elektromagnetik dengan
panjang gelombang 180 nano meter sampai 400 nano meter (nm).
24. Medan magnet statis adalah suatu medan atau area yang ditimbulkan
oleh pergerakan arus listrik.
25. Intensitas Cahaya adalah jumlah rata-rata cahaya yang diterima
pekerja setiap waktu pengamatan pada setiap titik dan dinyatakan
dalam satuan Lux.
26. Lux adalah satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan
27. Terpapar adalah peristiwa seseorang terkena atau kontak dengan faktor
bahaya di tempat kerja.
28. Paparan Singkat Diperkenankan yang selanjutnya disingkat PSD adalah
kadar zat kimia di udara di tempat kerja yang tidak boleh dilampaui agar
tenaga kerja yang terpapar pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15
menit masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan
jaringan tubuh maupun terbius yang tidak boleh dilakukan lebih dari 4
kali dalam satu hari kerja.

C. Tujuan Pemeriksaan atau Pengawasan Kualitas Udara di Tempat Kerja


1. Dasar :
a. Pasal 58, ayat 1 : Setiap Ternpat Kerja yang memiliki potensi
bahaya Lingkungan Kerja wajib dilakukan Pemeriksaan dan/atau
Pengujian (Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja).
b. Pasal 58 nayat 2 : Pemeriksaan merupakan kegiatan mengamati,
menganalisis, membandingkan, dan mengevaluasi kondisi Lingk.
Kerja untuk memastikan terpenuhinya persyaratan.
c. Pasal 58, ayat 3 : Pengujian merupakan kegiatan pengetesan
dan pengukuran kondisi Lingkungan Kerja yang bersumber dari
alat, bahan, dan proses kerja untuk mengetahui tingk. konsentrasi
dan pajanan terhadap Naker untuk memastikan terpenuhinya
persyaratan.
d. Pasal 59, ayat 1 : Pemeriksaan dan/atau Pengujian dilakukan
secara internal maupun melibalkan lembaga eksternal dari luar
Tcmpat Kerja.
e. Pasal 59, ayat 2 : Perneriksaan dan/atau Pengujian internal
dilakukan untuk mengukur besaran pajanan sesuai dengan
risiko Lingkungan Kerja dan tidak menggugurkan kewajiban
Tempat Kerja untuk melakukan pengukuran dengan pihak
eksternal.
f. Pasal 59, ayat 3 : Pemeriksaan dan/atau Pengujian secara
internal harus dilakukan oleh personil K3 bidang Lingkungan
Kerja.
2. Tujuan Pengawasan Kualitas Udara di Tempat Kerja
a. Diketahuinya kualitas udara ruangan tempat kerja dari faktor Fisika,
Kimia Biologi
b. Diketahuinya metode pengendalian faktor Fisika, Kimia Biologi agar
berada di bawah NAB;
c. Melindungi tenaga kerja yang berada dalan ruang kerja selama
jam kerja.

D. Jenis Pemeriksaan atau Pengawasan


1. Pemeriksaan dan/atau Pengujian Pertama
2. Pemeriksaan dan/atau Pengujian Berkala
3. Pemeriksaan dan/atau Pengujian Ulang
4. Pemeriksaan dan/atau Pengujian Khusus
(Lihat Permenaker RI Nomor 5 tahun 2018)

E. Aspek Penting (Variabel) Kualitas Udara yang penting untuk diawasi


1. Faktor Fisika
a. Iklirn Kerja;
b. Kebisingan;
c. Getaran;
d. gelornbang radio atau gelombang mikro;
e. sinar ULtra Ungu (Ultra Violet);
f. Medan Magnet Statis;
g. tekanan udara;
h. Pencahayaan.

2. Faktor Kimia
Faktor kimia udara ruangan yang dimaksud adalah dalam bentuk
debu, aerosol, mist, fume dan gas.

Pengukuran dan pengendalian faktor Kimia harus dilakukan pada


Tempat Kerja yang merniliki potensi bahaya bahan kimia.
Pengukuran Faklor Kimia dilakukan terhadap pajanannya dan
terhadap pekerja yang terpajan. Pengukuran terhadap pajanan yang
hasilnya untuk dibandingkan dengan NAB harus dilakukan paling
singkat selama 6 (enarn) jam dan hasilnya dibandingkan dengan
pajanan singkat diperkenankan (PSD), harus dilakukan paling
singkat selama 15 (lima belas) menit sebanyak 4 (empat) kali
dalam durasi 8 (delapan) jam kerja.

Pengukuran yang hasilnya untuk dibandingkan dengan kadar


tertinggi diperkenankan (KTD) harus dilakukan menggunakan alat
pembacaan langsung untuk memastikan tidak terlampaui.
Pengukuran Faktor Kimia terhadap pekerja yang mengalami pajanan
dilakukan melalui Pemeriksaan kesehatan khusus pada spesimen
tubuh Tenaga Kerja dan dibandingkan dengan indeks Pajanan
Biologi (IPB). NAB dan IPB tercanturn dalam Lampiran Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No. 5 tahun 2018.

Jika hasil pengukuran terhadap pajanan melebihi NAB dan hasil


pengukuran Faktor Kirnia terhadap Tenaga Kerja yang mengalami
pajanan melebihi IPB harus dilakukan pengendalian dengan:
1) Menghilangkan sumber potensi bahaya kimia dari Tempat Kerja;
2) Mengganti baban kimia dengan bahan kimia lain yang tidak
mempunyai potensi bahaya atau potensi bahaya yang lebih rendah;
3) Memcdifikasi proses kerja yang rnenirnbulkan sumber potensi bahaya
kimia;
4) Mengisolasi atau membatasi pajanan sumber potensi babaya
kirnia;
5) Menyediakan sistem ventilasi;
6) Membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia rnelalui
pengaturan waktu kerja;
7) Merotasi Tenaga Kerja :
a) Ke dalam proses pekerjaan yang tidak terdapat potensi
bahaya bahan kimia;
b) Penyediaan lembar data keselamatan bahan dan label
bahan kimia;
c) Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai; dan/atau
Pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat risiko.

3. Faktor Biologi
a. Mikro organisma dan/atau toksinnya;
Faktor mikro organisma dan/atau toksinnya) dilakukan pengukuran dan
bila hasil pengukuran melebihi standar harus dilakukan pengendalian.
b. Arthopoda dan/atau toksinnya;
c. Hewan invertebrata danj'atau toksinnya;
d. Alergen dan toksin dari tumbuhan;
e. Binatang berbisa;
f. Binatang buas;
g. Produk binatang dan tumbuhan yang berbahaya lainnya.
Faktor Biologi (Arthopoda dan/atau toksinnya; Hewan invertebrata
dan/atau toksinnya; Alergen dan toksin dari tumbuhan; Binatang berbisa;
Binatang buas; Produk binatang dan tumbuhan yang berbahaya lainnya)
dilakukan pemantauan. Hasil pemantauan terdapat potensi bahaya harus
dilakukan pengendalian, kecuali mikro organisma dan/atau toksinnya,
binatang berbisa dan Binatang buas dilakukan pengendalian dengan :

1) Menghilangkan sumber bahaya Faktor Biologi dan Ternpat Kerja;


2) Mengganti bahan, dan proses kerja yang rnenimbulkan sumber
bahaya Faktor Biologi;
3) Mengisolasi atau membatasi pajanan sumber bahaya Faktor
Biologi;
4) Menyediakan sistem ventilasi;
5) Mengatur atau membatasi waktu pajanan terhadap surnber bahaya
Faktor Biologi;
6) Menggunakan baju kerja yang sesuai;
7) Menggunakan alat pelindung did yang sesuai;
8) Memasang rambu-rarnbu yang sesuai;
9) Memberikan vaksinasi apabila memungkinkan;
10)Meningkatkan higiene perorangan;
11)Memberikan desinfektan;
12)Penyediaan fasilitas Sanitasi berupa air mengalir dan antiseptik;
dan/atau
13)Pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat risiko.

Potensi bahaya Faktor Biologi (Binatang berbisa dan Binatang


Buas) dilakukan pengendalian dengan :
1) Menghilangkan dan/atau menghindari sumber bahaya binatang
dari Ternpat Kerja;
2) Mengisolasi atau membatasi pajanan sumber bahaya Faktor
Biologi;
3) Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai;
4) Memasang rambu-rambu yang sesuai; dan/atau pengendalian
lainnya sesuai denga tingkat risiko.
F. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika, Kimia dan Biologi
Nilai ambang batas faktor Fisika, Kimia dan Biologi tersebut pada lampiran
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 tahun 2018.

G. Berikut Contoh Instrumen Pengawasan/Pemantauan Kualitas Udara di Industri

Nama Industri :

Alamat :

Jenis Produksi :

Nomor Tilpo/Fax/web :

Status kepemilikan :

Akta Pendirian :

Tanggal Pendirin :

Nama Pimpinan :

Jumlah Devisi/Bagian :

Jumlah Karyawan :

Tanggal Pengawasan :

No Variabel Kiteria Skor


1 Suhu a. 18 – 30 °C 4
(Bobot 7)
b. ˂ 18 °C perlu dipasang alat pemanas ruangan 3
(Heater)
c. ˃ 30 °C perlu dipasang ventilasi buatan (AC, Fan, 3
Exhauster)

2 Kelembabban a. 65 % - 95 % 4
(Bobot 7)
b. ˂ 65 % perlu dipasang alat humadifier (Spt alat 3
pembentukan aerosol)
c. ˃ 95 % perlu dipasang alat dehumadifier 3
2 Debu a. Pada sumber kegiatan yg menghasilkan debu, 5
Bobot 10 perlu dipasang sistem ventilasi lokasl (local
ventilation) yg dihunungkan dengan cerobong dn
dilengkapi enyaring debu
b. Dilakukan upaya penerapan sistim ventilasi dilusi 5
untuk menjamin suplai udara segar dalam
ruangan
3 Pertukaran a. Membersihkan saringan / filter AC secaa periodik 5
Udara sesuai dengan ketentuan pabrik
B(bobot 8)
b. Dilakukan upaya penerapan sistim ventilasi dilusi
untuk menjamin suplai udara segar dalam
ruangan kerja
4 Kandungan a. Pada sumber kegiatan yang menghasilkan gas 5
Gas pencemar, maka perlu dipasang hood
Pencemar (penangkap gas) yang dihubungkan dengan local
(Bobot 8) exhauster dan dilengkapi dengan filter penangkap
gas
b. Dilakukan upaya peneraoan sistim vemtilasi dilusi 5
untuk menjamin suplai udara segar dalam
ruangan kerja
5 Kandungan a. Pada sumber kegiatan yang menghasilkan gas 3
gas yang pencemar yang mengandung mikroba, maka
mengandung perlu dilengkapi dengan ventilasi / AC dengan
mikroba sistim saringan udara bertingkap untuk
(bobot 8) menangkap mikroba
b. Melakukan upaya desinfeksi dengan 3
menggunakan sinar UV atau bahan kimia
c. Memelihara sistim ventilasi dengan baik 2
d. Memeliharan AC sentral 2
6 Intensitas a. Jenis Kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dengan 4
Cahaya intensitas cahaya yang telah ditentukan
(Bobot 10)
b. Baik cahaya alami maupun buatan tidak 3
menimbulkan kesilauan dan bayangan dan
berfungsi dengan baik
c. Sesuai dengan warna cat dinding yang 3
digunakan sehingga kontras dengan cahaya
yang dipantulkan
7 Intensitas a. Jenis Kegiatan/pekerjaan yang dilakukan sesuai 4
Kebisingan dengan intensitas kebisingan yang telah
(Bobot 10) ditentukan
b. Dilakukan pengaturan pada tata ruang kerja 3
sehingga meminimalisir tingkat kebisingan
c. Pada sumber bising dilengkapi dengan peredam 3
kebisingan (seperti bahan yang kedap suara,
menanam pohon, peninggian tembok dll)

Daftar Pustaka

1. Peraturan Menteri Kes RI Nomor 70 tahun 2016 tentang standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan kerja industri.
2. Peraturan Menteri Ketegakerjaan RI Nomor 5 tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai