Anda di halaman 1dari 10

PANGKALAN UTAMA TNI AL V

RUMKITAL Dr.OEPOMO

PANDUAN

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT

RUMKITAL Dr. OEPOMO

SURABAYA

2022
DAFTAR ISI

Halaman Judul Panduan ...................................................................................... i

Daftar isi ............................................................................................................... ii

Keputusan Karumkital Dr. Oepomo...................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................ 2

BAB III TATA LAKSANA .................................................................................. 3

BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................. 7

ii
BAB I
DEFINISI

1. Limbah padat Rumah Sakit Semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan
non medis.
2. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah benda tajam,
limbah infeksius, limbah jaringan tubuh, limbah sitotoksis, limbah farmasi,
limbah kimia, limbah radioaktif, limbah plastik.
3. Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit.
4. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organism pathogen yang
tidak secara rutin ada dilingkungan dan organism tersebut dalam jumlah dan
virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
5. Limbah jaringan tubuh adalah limbah jaringan tubuh yang dibuang pada saat
pembedahan atau autopsi, meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan,
placenta, darah dan cairan tubuh lainnya.
6. Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
7. Limbah farmasi adalah Limbah yang berasal dari obat-obatan kadaluarsa,obat
dengan kemasan rusak, obat-obatan yang dikembalikan oleh pasien, obat-
obatan yang tidak diperlukan lagi oleh rumah sakit dan limbah yang dihasilkan
selama proses produksi obat-obatan.
8. Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam
tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.
9. Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan
sarana pelayanan kesehatan lainnya.
10. Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce),
menggunakan kembali limbah(reuse) dan daur ulang limbah (recycle).
11. Limbah sitotoksik, umumnya dihasilkan dari rumah sakit dan fasilitas riset,
harus dikumpulkan dalam wadah yang kokoh dan kedap serta diberikan simbol
dan label “Limbah Sitotoksik”.
12. Limbah radioaktif harus dilakukan pemilahan sesuai dengan bentuk fisiknya,
padat dan cair, dan sesuai dengan waktu paruh (half-life) atau potensinya, dan
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga
nukliran.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan pengelolaan sampah medis meliputi :


1. Pemilahan dan pewadahan sampah medis mulai dari sumber penghasil limbah
dilingkungan rumah sakit.
2. Pengumpulan dan pengangkutan sampah medis dilingkungan rumah sakit.
3. Pengumpulan, pengemasan dan pengangkutan sampah medis oleh pihak ke tiga
serta serta pemusnahan sampah medis keluar rumah sakit.

2
BAB III
TATA LAKSANA

1. Limbah Benda Tajam


a. Petugas yang menangani limbah benda tajam harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai ketentuan.
b. Pemilahan dan pewadahan limbah benda tajam, dimulai dari ruang
penghasil limbah. Contoh limbah benda tajam seperti jarum suntik,
scapel, jarum, pipet, ampul, pisau dan jarum beserta spuit/syringe.
c. Limbah benda tajam dimasukkan dalam satu wadah/safetybox (kardus)
tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidak. Wadah harus anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka lagi.
d. Pengumpulan dan pengangkutan safetybox dilakukan apabila safetybox
sudah terisi 2/3 bagian dan hanya untuk sekali pakai, untuk kemudian di
di angkut menggunakan trolly tertutup bersama dengan limbah padat
medis lainnya.
e. Pengangkutan “LIMBAH B3” keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggung jawab
penuh atas resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan
pengangkutan dan pengolahan “LIMBAH B3” sejak keluar dari rumah
sakit.
f. Limbah benda tajam, meliputi antara lain jarum intravena, vial, lenset,
siringe, pipet pasteur, kaca preparat, skalpel, pisau, dan kaca.
2. Limbah Non-Infeksius
a. Petugas yang menangani limbah non-infeksius harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai ketentuan.
b. Pemilihan dan pewadahan limbah non-infeksius, dimulai dari ruang
penghasil limbah.
c. Limbah non-infeksius dimasukkan dalam ke wadah plastik hitam. Plastik
tidak bocor.
d. Pengumpulan dan pengangkutan non-infeksius apabila sudah terisi
penuh lalu langsung di buang ke tempat pengumpulan sampah.
3. Limbah Infeksius
a. Petugas yang menangani limbah infeksius harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai ketentuan.
b. Pemilahan dan pewadahan limbah infeksius, dimulai dari ruangan
penghasil limbah. Contoh limbah infeksius: kassa penutup luka, bahan
habis pakai yang sudah digunakan /terkontaminasi cairan tubuh pasien.

3
c. Limbah infeksius dimasukkan kedalam tempat sampah berlabel
“LIMBAH INFEKSIUS” yang sudah dilapisi kantong plastic warna
kuning.
d. Pengumpulan dan pengangkut limbah infeksius dilakukan apabila sudah
terisi 2/3 bagian dengan menggunakan trolley dan tong / container
khusus berwarna kuning yang tertutup bersama limbah padat medis
lainnya. Selama proses pengangkutan, limbah infeksius tidak boleh
tercecer dijalan.
e. Troley pengangkutan limbah medis setelah digunakan harus segera
dicuci dan disesinfeksi.
f. Penyimpanan llimbah Infeksius disimpan di TPS penyimpanan limbah B3
g. Pengolahan dan pemusnahan limbah infeksius dengan melakukan kerja
sama dengan pihak ke tiga yang telah memiliki izin pengolahan dan
pemusnahan limbah medis dari Kementerian Lingkungan Hidup.
h. Pengangkutan “LIMBAH B3” keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga.Pihak ketiga bertanggung jawab
penuh atas resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan
pengangkutan dan pengolahan “LIMBAH B3”sejak keluar dari rumah
sakit.
i. Limbah Infeksius berupa darah dan cairan tubuh :
1) Darah, meliputi serum, plasma, dan komponen darah lainnya.
2) Cairan tubuh, meliputi semen, sekresi vagina, cairan serebrospinal,
cairan pleural, peritonial, perikardial, amniotik, dan cairan tubuh
lainnya yang terkontaminasi darah.
4. Limbah Patologi/ Jaringan Tubuh
a. Petugas yang menangani limbah jaringan tubuh: menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai ketentuan.
b. Pemilahan dan pewadahan limbah jaringan tubuh, dimulai dari ruangan
penghasil limbah. Contoh limbah jaringan tubuh seperti placenta,
anggota badan/ organ, darah dan komponen darah serta cairan tubuh.
c. Limbah jaringan tubuh dimasukkan dalam kantong plastic berwarna
kuning dan diberi label khusus limbah patologi.
d. Limbah jaringan tubuh dimasukkan bersama limbah padat medis lainnya
kedalam tempat sampah berlabel “LIMBAH INFEKSIUS” yang sudah
dilapisi kantong plastik warna kuning.
e. Pengumpulan dan pengangkut limbah jaringan tubuh dilakukan apabila
sudah terisi 2/3 bagian dengan menggunakan trolley khusus berwarna
kuning yang tertutup bersama limbah padat medis lainnya . Selama

4
proses pengangkutan, limbah jaringan tubuh tidak boleh tercecer dijalan.
f. Troley sampah harus segera dicuci,sesudah digunakan.
g. Pengangkutan “LIMBAH B3” keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga. Pihak ketiga bertanggung jawab
penuh atas resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan
pengangkutan dan pengolahan “LIMBAH B3”sejak keluar dari rumah
sakit.

5. Limbah Farmasi
a. Petugas yang menangani limbah farmasi harus menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai ketentuan.
b. Pemilahan dan pewadahan limbah farmasi,dimulai dari ruangan
penghasil limbah. Contoh limbah farmasi obat kadaluarsa, obat dengan
kemasan rusak,obat yang sudah tidak digunakan lagi dan limbah yang
dihasilkan selama produksi obat (vial bekas obat,botol kaca bekas obat).
c. Limbah farmasi dimasukkan kedalam tempat sampah yang sudah
dilapisi kantong plastic warna coklat/kardus warna coklat dan diberi
label.
d. Sebelum diserahkan ke pihak ketiga, kemasan obat dirusak terlebih
dahulu.
e. Limbah diserahkan kepada pihak ketiga yang memiliki izin dari
kementerian lingkungan hidup.
f. Pengangkutan “LIMBAH B3” keluar rumah sakit dengan menggunakan
kendaraan khusus dari pihak ketiga.Pihak ketiga bertanggungjawab
penuh atas resiko dan akibat yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan
pengangkutan dan pengolahan “LIMBAH B3”sejak keluar dari
rumahsakit.
g. Limbah bahan kimia kadaluarsa tumpahan dan sisa kemasan. Kode
warna coklat. Dimasukkan dalam kemasan kantong plastik dan
kontainer.
6. Limbah Kimia
a. Pemilahan dan pewadahan limbah kimia dimulai dari ruangan penghasil
limbah. Contoh limbah kimia berbahaya seperti amalgam, acrylic, tabung
oksigen, tabung nitrogen, tabung hidrogen, tabung karbondioksida,
siklopropana, asetilin dan tabung elpiji. Contoh limbah kimia tidak
berbahaya botol bekas sabun dll.
b. Limbah kimia berbahaya dikumpulkan dan dikemas dalam tong/container
tertutup bersama limbah B3 lainnya, untuk selanjutnya diangkut keluar

5
rumah sakit dengan menggunakan kendaraan khusus dari pihak ketiga.
Pihak ketiga bertanggungjawab penuh atas resiko dan akibat yang
mungkin ditimbulkan dari kegiatan pengangkutan dan pengolahan
“LIMBAH B3” sejak keluar dari rumah sakit.
c. Limbah kimia tidak berbahaya dan dalam jumlah kecil dimasukkan
kedalam kantong plastic hitam berlabel “LIMBAH NON INFEKSIUS” untuk
kemudian dibuang ke TPA.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi dalam kegiatan pengelolaan limbah medis sebagai berikut :


1. Dilakukan monitoring pemilahan dan pewadahan limbah setiap bulan sekali.
2. Pencatatan jumlah limbah medis ditempat pengumpulan sampah setiap hari.
3. Pencatatan jumlah limbah medis yang diserahkan oleh pihak ketiga.

7
BAB V
PENUTUP

Buku panduan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam


melaksanakan kegiatan pengelolaan limbah padat medis di Rumkital Dr Oepomo.
Diharapkan dengan terlaksananya panduan ini, akan berkontribusi terhadap
peningkatan mutu pelayanan penyehatan lingkungan di rumah sakit.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal : 06 Juni 2022

Kepala Rumkital Dr. Oepomo

dr. Muhamad Sholikhin, Sp. KFR


Letkol Laut (K) NRP. 13560/P

Anda mungkin juga menyukai