PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan fasilitas sosial yang tidak mungkin dapat dipisahkan
dengan masyarakat, dan keberadaannya sangat diharapkan oleh masyarakat. Rumah
sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan
preventif, kuratif, rehabilitative, dan promotatif. Kegiatan tersebut menimbulkan
dampak positif dan negative. Dampak positifnya adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan
limbah media maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran
yang perlu perhatian khusus. Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung
bahaya karena dapat bersifat racun, infeksius, dan juga radioaktif.
Kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit menjadi depot
segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber
distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-
orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit. Pada rumah sakit terjadi penularan
baik secara langsung (cross infection), melalui kontaminasi benda-benda ataupun
melalui serangga (vector borne infection) sehingga dapat mengancam kesehatan
masyarakat umum.
Setiap hari rumah sakit banyak menghasilkan limbah, termasuk limbah
infeksius. Pembuangan limbah infeksius dengan tidak benar dapat menimbulkan
resiko infeksidi rumah sakit. Limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan
penduduk di sekitar dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan
dalam limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit
pada manusia termasuk demam typoid, cholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah
harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah
1) Apa yang dimaksud dengan limbah infeksius?
2) Bagaimana cara penanganan limbah infeksius pada jarum suntik?
1
3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin diketahui yaitu untuk mengetahui:
1) Maksud dari limbah infeksius,
2) Cara penanganan limbah infeksius.
4. Manfaat
Manfaat makalah ini agar pembaca dapat menambah wawasan tentang limbah
infeksius khususnya pada jarum suntik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
langsung menjadi limbah medis. Namun, jika jarum ini digunakan kembali akan
mengakibatkan infeksi atau penyakit, misalkan jika pernah digunakan oleh orang
yang mengidap HIV/AIDS dan digunakan lagi oleh orang yang tidak terkena
HIV/AIDS, maka orang tersebut akan terkena infeksi HIV. Selama ini banyak tenaga
kesehatan yang langsung membuang jarum suntik bekas dengan cara memasukkan ke
dalam kantong kemudian menguburnya. Solusi tersebut bukan hal yang baik, karena
jarum yang telah menjadi limbah itu masih dapat mengandung kuman dan virus
berbahaya yang tidak langsung hilang setelah dikubur.
4
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan limbah infeksius pada
jarum suntik:
a) Selalu memasukkan alat suntik bekas ke dalam wadah tertentu
(disposafe box) segera setelah pemakaian.
b) Selalu menggunakan alat suntuk sekali pakai yang baru untuk setiap
satu penyuntikan (1 al sun = 1 pasien).
c) Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran
tersendiri, tidak dicampuri dengan limbah0limbah lainnya.
d) Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk
menyuntik pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja.
e) Tidak melepas/mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas
sebelum dimasukkan ke dalam disposafe box.
f) Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi
yang aman, misalnya sarung tangan dari karet.
Dalam penanganan limbah infeksius, kita harus menggunakan APD (alat
pelindung diri) untuk mengantisipasi apabila kita terkena limbah tersebut,
karena limbah ini mengandung banyak bakteri penyakit yang dialami pasien.
APD tersebut terdiri dari jas laboratorium, sarung tangan steril, dan masker.
Cara penanganannya:
a. Menyiapkan dan menggunakan APD dengan baik dan benar
b. Menyiapkan tisu dan desinfektan
c. Mengelap limbah infeksius dengan tisu terlebih dahulu
d. Memberi/menetesi desinfektan pada bekas limbah tersebut
e. Kemudian mengelap kembali desinfektan sampai bersih
f. Membuang tisu bekas penggunaan ke dalam tempat sampat infeksius
yang berwarna kuning
g. Melepas APD yang digunakan
h. Membuang sarung tangan dan masker ke dalam tempat sampah
infeksius yang berwarna kuning
i. Mencuci tangan sampai bersih.
4) Pengangkutan limbah
Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode
warnanya. Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa kekompator, limbah
bagian klinik dibawa ke insenerator. Pengangkutan dengan kendaraan khusus.
5
Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut limbah tersebut sebaiknya
dikosongkan dan dibersihkan setiap hari, jika perlu dibersihkan dengan
menggunakan larutan klorin.
5) Pembuangan limbah
a. Autoclaving
Limbah dipanasi dengan uap dibawah tekanan. Kantong limbah plastic
biasa hendaknya tidak digunakan karena tidak tahan panas dan akan
melelh selama autoclaving. Karena itu diperlukan kantung autoclaving.
b. Disinfeksi dengan bahan kimia
c. insinerator
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk
memusnahkan sampah dengan membakar sampah tersebut dalam satu
tungku pasa suhu 1500-1800 0F dan dapat mengurangi sampai 70%.
Namun cara ini masih dinilai tidak efisien, karena ternyata
incinerator memerlukan tempat khusus dan energy yang besar.
Disamping itu alat ini juga tidak mampu mencapai titik lembur jarum
suntik. Dibutuhkan suhu sebesar 1.200 oC untuk menjadikan jarum
yang terbuat dari stainless steel ke bentuk serbuk. Oleh karena itu,
harus dicari alat yang mampu menbakar jarum suntik hingga titik
lembur namun tetap hemat energy dan efisien.
d. Penguburan
Khusus untuk limbah medis, seperti plasenta atau sisa potongan
anggota tubuh dari ruang operasi atau otopsi yang mudah membusuk,
perlu segera dikubur.
e. Sanitary landfill
Sampah medis terlebih dahulu dilakukan sterilisasi atau disinfeksi
kemudian dibuang dan dipadatkan ditutup dengan lapisan tanah setiap
akhir hari saja.
Seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ir.
Hariadi MT, merancang suatu alat yang lebih praktis dibandingkan
incinerator. Alat ini kemudian dinamakan Syringe Shredder SS-500, sebuah
alat penghancur jarum suntik bekas pakai yang dapat dibawa kemana saja
(portable) dengan tenaga motor listrik sebesar 100 watt. Keunggulan dari alat
ini adalah memanfaatkan panas ang tinggi akibat gesekan pada prosesnya
6
sehingga dapat menghasilkan serbuk halus yang streril, mudah untuk
ditangani, aman, cepat, dengan konsumsi energy listrik yang cukup kecil, dan
mudah untuk dioperasikan.
7
Selain alat Syiringe Shredder SS-500 ada juga alat penghancur jarum
suntik lainnya hanya saja tipenya yang berbeda yaitu Needle Destroyer yang
berfungsi untuk menghancurkan atau melemburkan jarum suntik dengan cara
cepat, mudah, dan aman.alat ini Needle ini biasanya digunakan dilaboratorium
dengan cara memasukkan jarum ke alat Needle Destroyer dan akan
dipanaskan dengan suhu tinggi sehingga membuat jarum suntik menjadi
meleleh dan hancur.akan ada beberapa percikan listrik yang normal selama
pelelehan dengan alat penghancur jarum suntik. Didalam prosesnya itu
terdapat indikator sebagai petunjuk prioses lanjutannya.
8
BAB III
PEUTUP
1. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa limbah infeksius adalah limbah yang diduga
mengandung patoget (bakteri, virus, parasite, atau jamur) dalam konsentrasi atau
jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada pejamu yang renran atau biusa
dimaksud juga dengan limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium. Dalam penanganan
limbah infeksius, kita harus menggunakan APD (alat pelindung diri) untuk
mengantisipasi apabila kita terkena limbah tersebut, karena limbah ini mengandung
banyak bakteri penyakit yang dialami pasien. APD tersebut terdiri dari jas
laboratorium, sarung tangan steril, dan masker. Alat untuk menghancurkan jarum
suntik yang biasa dipakai dalam laboratorium yaitu Syringe Shredder SS-500 atau
Needle Destroyer
2. Saran
Ketika sudah menggunakan jarum suntik jangan menutupnya kembali, jangan
memegang jarum suntiknya, jangan menggunakan kembali jarum suntik yang sudah
dipakai, sehingga tidak menyebabkan infeksi atau penyakit lainnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Afrilia, Wendra. 2014. Makalah tentang Limbah Rumah Sakit (online). (segores-
info.blogspot.com/2014/03/makalah-tentang-limbah-rumah-sakit.html?m=1). Diakses
pada tanggal 26 November 2018.
Medicalogy. 2017. Ini Dia Solusi Aman untuk Jarum Suntik Bekas Pakai (online).
(https://www.medicalogy.com/blog/ini-dia-solusi-aman-untuk-jarum-suntik-bekas-
pakai/). Diakses pada tanggal 26 November 2018.
10