Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

LIMBAH INFEKSIUS

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dosen Pembimbing : Dra. Diah Lestari, MKM

Disusun oleh :

KELOMPOK 4

1. Ely Hermawati Kurniadi (NIM : P3.73.34.2.16.013)


2. Ria Nur Puspa Sari (NIM : P3.73.34.2.16.027)
3. Saffira Amalia Al Ghaisani (NIM : P3.73.34.2.16.031)
4. Siska Indriyani (NIM : P3.73.34.2.16.034)
5. Wiwid Fahira Amalia (NIM : P3.73.34.2.16.039)

D-IV ANALIS KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2016 / 2017
PEMBAHASAN

Deskripsi

Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi menular.
Limbah infeksius biasanya di labeli dengan kantong plastik kuning atau warna lain namun
diikat tali berwarna kuning.
Dalam menangani limbah infeksius, dikenal istilah pemberantasan infeksi silang. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemberantasan infeksi silang :

1. Selalu memasukkan alat suntik bekas ( yang telah digunakan untuk menginjeksi ) ke
dalam wadah tertentu ( disposafe box ) segera setelah pemakaian. 
2. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap satu penyuntikan ( 1
al sun = 1 pasien )
3. Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran tersendiri, tidak dicampur
dengan limbah-limbah lainnya.
4. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk menyuntik pasien
ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja 
5. Tidak melepas / mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas sebelum
dimasukkan ke dalam disposafe box
6. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang aman, semisal
sarung tangan dari karet 

Metode-metode Penanganan Limbah Infeksius

1. Metode desinfeksi

Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia
yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.

2. Metode pengenceran (dilution)

Dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,
kemudian dibuang ke badan-badan air. Namun kerugiannya adalah bahan kontaminasi
terhadap badan-badan air masih tetap ada dan pengendapan yang terjadi dapat
menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai, dan
sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.

3. Metode proses biologis

Dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut akan


menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah.
4. Metode ditanam (Landfill)
Yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya didalam tanah.

5. Metode Insinerasi (Pembakaran)

Pemusnahan limbah dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator,


senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO 2 dan H2O. Bahan-
bahan seperti mineral, logam, dan bahan organik lainnya (kuman, penyakit, jaringan
tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak terbakar tersisa dalam
bentuk abu yang beratnya 10%-30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis limbah)

Pengelolaan Limbah Infeksius

Pengelolaan limbah meliputi :

1. Pemisahan limbah
2. Penyimpanan limbah
3. Penanganan limbah
4. Pengangkutan limbah
5. Pembuangan limbah

Pemisahan Limbah Infeksius

Pemisahan Limbah

1. Limbah harus dipisahkan dari sumbernya


2. Semua limbah beresiko infeksi hendaknya diberi label jelas
3. Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda dan anti sobek
yang menunjukkan kemana kantong plastik harus diangkut untuk insinerasi atau
dibuang.

Penyimpanan Limbah Infeksius

Dibeberapa negara kantung plastik cukup mahal sehingga sebagai gantinya dapat digunakan
kantung kertas yang tahan bocor (dibuat secara lokal sehingga dapat diperloleh dengan
mudah). Kantung kertas ini dapat ditempeli dengan strip berwarna, kemudian ditempatkan
ditong dengan kode warna dibangsal dan unit-unit lain.

Penanganan Tambahan Limbah Infeksius

1. Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian. Kemudian
diikiat bagian atasnya dan diberik label yang jelas.
2. Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga jika dibawa mengayun
menjauhi badan limbah tidak tercecer keluar dan diletakkan ditempat tertentu untuk
dikumpulkan.
3. Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna yang
sama telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang sesuai. d. Kantung harus
disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak sebelum
diangkut ketempat pembuangan.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan limbah medis infeksius :

1. Selalu memasukkan alat suntik bekas ke dalam wadah tertentu (disposafe box) segera
setelah pemakaian.
2. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap satu penyuntikan (
1 al sun = 1 pasien )
3. Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran tersendiri, tidak
dicampur dengan limbah-limbah lainnya.
4. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk menyuntik
pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja
5. Tidak melepas / mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas sebelum
dimasukkan ke dalam disposafe box
6. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang aman,
semisal sarung tangan dari karet.

Pengangkutan Limbah

Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya. Limbah
bagian bukan klinik misalnya dibawa kekompaktor, limbah bagian Klinik dibawa ke
insenerator. Pengangkutan dilakukan dengan kendaraan khusus (mungkin ada kerjasama
dengan dinas pekerja umum). Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut limbah tersebut
sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan setiap hari,  jika perlu (misalnya bila ada kebocoran
kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.

Pembuangan Limbah Infeksius

1. Autoclaving
Limbah dipanasi dengan uap dibawah tekanan. Kantong limbah plastik biasa hendaknya
tidak digunakan karena tidak tahan panas dan akan meleleh selama autoclaving. Karena
itu diperlukan kantong autoclaving 
2. Disinfeksi dengan Bahan Kimia
3. Insinerator
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan sampah dengan
membakar sampah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-1800 0F dan dapat
mengurangi sampah 70 %.
4. Penguburan Khusus untuk limbah medis, seperti plasenta atau sisa potongan anggota
tubuh dari ruang operasi atau otopsi yang mudah membusuk, perlu segera dikubur.
5. Sanitary Landfill
Sampah medis terlebih dahulu dilakukan sterilialisasi atau disinfeksi kemudian dibuang
dan dipadatkan ditutup dengan lapisan tanah setiap akhir hari kerja.

Anda mungkin juga menyukai