Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

PENGELOLAAN LIMBAH HASIL


PELAYANAN KESEHATAN
KLINIK PRATAMA 124 KARTINI

KLINIK PRATAMA 124 KARTINI


Halaman | i
LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PELAYANAN
KESEHATAN
KLINIK PRATAMA 124 KARTINI

Yang bertanda tangan di bawah ini, mengesahkan Panduan Pengelolaan Limbah


Hasil Pelayanan Kesehatan Klinik Pratama 124 Kartini di Gresik pada hari Jumat
tanggal 24 September tahun 2021.

Mengetahui,

Koordinator Direktur Operasional Klinik


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

dr. Elmi Rahmawati dr. Wiwik Tri Rahayuningsih


NIP. 1242705910022 NIP. 1242006640003

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Panduan Pengelolaan Limbah


Hasil Pelayanan Kesehatan Klinik Pratama 124 Kartini dapat kami selesaikan
sebagai dasar acuan pelaksanaan Pengelolaan Limbah Hasil Pelayanan Kesehatan
di Klinik Pratama 124 Kartini.
Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui
dalam panduan ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik
yang bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan panduan ini.
Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba
sampai ditetapkannya standar ini.

Gresik, 24 September 2021

dr. Elmi Rahmawati

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
A. DEFINISI...................................................................................................................... 1
B. RUANG LINGKUP.......................................................................................................1
C. TATALAKSANA..........................................................................................................1
D. DOKUMENTASI..........................................................................................................4

iii
PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PELAYANAN
A. Definisi
Berdasarkan jenisnya, limbah di fasilitas pelayanan kesehatan dibagi
atas limbah padat domestik, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
limbah cair, dan limbah gas.
Limbah B3 pelayanan medis dan penunjang medis terdiri atas limbah
infeksius dan benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksik dan limbah
bahan kimia.
Limbah infeksius adalah limbah yang dihasilkan dari pelayanan pasien
yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi pasien atau
limbah yang berasal dari ruang isolasi pasien dengan penyakit menular
Limbah non infeksius adalah semua limbah yang tidak terkontaminasi
darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi. Limbah ini dapat berupa kertas-
kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan
cairan tubuh atau bahan infeksius
Limbah benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut tajam,
sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas,
pisau bedah.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengelolaan limbah hasil pelayanan kesehatan mencakup:
1. Penanganan limbah B3
2. Penanganan limbah infeksius
3. Penanganan limbah non infeksius
4. Penanganan limbah benda tajam
5. Penanganan limbah cair

C. TATA LAKSANA
1. Pengelolaan limbah infeksius
a. Limbah infeksius dimasukkan ke dalam tempat yang kuat, tahan air
dan mudah dibersihkan dengan kode infeksius/medis, didalamnya

1
dipasang kantong berwarna kuning atau jika tidak memungkinkan
maka diberi label infeksius.
b. Penempatan limbah infeksius diletakkan dekat dengan area
tindakan atau prosedur tindakan yang akan dikerjakan
c. Limbah infeksius jika sudah menempati 3/4 kantong sampah segera
diangkat dan diikat kuat dan tidak boleh dibuka lagi untuk
mengeluarkan isinya guna menghindari risiko penularan infeksi,
selanjutnya dibawa ke tempat penampungan sementara. Tempat
limbah dicuci dengan menggunakan larutan deterjen atau
desinfektan sesuai instruksi pabrikan, lalu dikeringkan selanjutnya
dipasangi kembali kantong plastik kuning yang baru.
d. Limbah infeksius, patologis, benda tajam harus disimpan pada TPS
dengan suhu dan lama penyimpanan, sebagai berikut:
e. Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen
infeksius dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan
panas dan basah seperti dalam Autoklaf sebelum dilakukan
pengolahan
f. Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan
kepada distributor, sedangkan bila dalam jumlah sedikit dan tidak
memungkinkan dikembalikan, dapat dimusnahkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
g. Pengolahan limbah kimia biasa dalam jumlah kecil maupun besar
harus diolah ke perusahaan pengolahan limbah B3. Bahan kimia
dalam bentuk cair sebaiknya tidak dibuang ke jaringan pipa
pembuangan air limbah, karena sifat toksiknya dapat mengganggu
proses biologi yang ada dalam unit pengolah air limbah atau IPAL
h. Pembuangan akhir limbah infeksius dapat dimusnahkan dengan
insenerator atau bekerja sama dengan pihak ketiga. Jika bekerja
sama dnegan pihak ketiga maka pastikan mereka memiliki perijinan,
fasilitas pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Pengelolaan Limbah Non Infeksius

2
a. Limbah non infkeisus (non medis) ditempatkan dalam tempat yang
kuat, mudah dibersihkan pada tempat sampah berlabel limbah non
infeksius
b. Tempatkan kantong plastik berwarna hitam atau kantong plastik
dengan label non infeksius
c. Limbah non infkeisus harus diangkat dan dikosongkan setelah
menempati 3/4 kantong kemudian diikat untuk dibawa ke tempat
penampungan sementara dan tempat limbah tersebut dibersihkan
selanjutnya dipasangi kantong plastik hitam yang baru
d. Limbah non infeksius seperti botol-botol obat dapat dilakukan
recycle dengan melakukan pembersihan untuk dipergunakan
kembali atau dilakukan kerjasama dengan pihak ketiga secara
resmi
e. Pembuangan akhir limbah non infeksius dibuang di tempat
pembuangan akhir (TPA) yang sudah ditentukan oleh pihak
pemerintah daerah setempat.
3. Pengelolaan limbah benda tajam
a. Semua limbah benda tajam dimasukkan ke dalam kotak benda
tajam (safety box) yang kuat, tahan air, tahan tusukan, berwarna
kuning atau kotak benda tajam yang diberi label limbah benda tajam
b. Penempatan safety box pada area yang aman dan mudah
dijangkau atau digantung pada troli tindakan, tidak menempatkan
safety box di lantai
c. Pembuangan safety box dilakukan seteah kotak terisi 2/3 dengan
menutup rapat permukaan lobang box agar jarum tidak dapat
keluar, jika dibuang dengan waktu yang lama maka penggunaan
safety box sesuai ukuran atau sesuai kebijakan klinik yang dibuat
berdasarkan ketentuan perundang-undangan
d. Pembuangan akhir limbah benda tajam dapat dilakukan melalui
pembakarandi insenerator atau dikelola sama dengan limbah B3
lainnya.
4. Pengelolaan limbah cair
a. Limbah cair yang berasal dari seluruh sumber bangunan atau
kegiatan klinik harus diolah melalui IPAL. Efluen limbah cair harus
3
memenuhi baku mutu sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan sebelum dibuang
b. Limbah cair seperti feces, urin, darah dibuang pada pembuangan
atau pojok limbah (Spoel hoek)
c. pastikan terdapat tempat penampungan limbah sementara yang
terpisah atau terletak di luar area pelayanan dengan ruangan
tertutup. Penyimpanan limbah tidak menempel di lantai (diberi jarak
menggunakna papan penyanggah atau palet), dilakukan
pembersihan secara rutin serta dikelola sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
d. Jika pembuangan akhir limbah dilakukan bekerjasama dengan
pihak ketiga, dipastikan pembuangannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

D. DOKUMENTASI
SOP Penanganan Limbah Medis
Checklist Pembersihan ruangan

Anda mungkin juga menyukai