Anda di halaman 1dari 5

SKRINING PTM

No. : SOP/
Dokumen
No. Revisi :0
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/5

Dr.Indrian Kurnia Saputri


Kota Gresik NIP.

1. Pengertian Penyakit Tidak Menular yang selanjutnya disingkat PTM adalah


penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, yang
perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu yang
panjang (kronis).
Penanggulangan PTM adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan
aspek kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian yang
dilaksanakan secara komprehensif, efektif, efisien, dan
berkelanjutan.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah-langkah
melakukan pemeriksaan skrining Penyakit Tidak Menular.
3. Kebijakan Surat Penanggung Jawab Klinik Dinayla Utama 98 nomor : ,
tentang Kebijakan Penyelenggaraan Kegiatan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM).
4. Referensi Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(POSBINDU PTM), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2012.
5. Prosedur / 1. Petugas melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat,
Langkah - kelurahan dan kader untuk sosialisasi rencana pelaksanaan
Langkah skrining penyakit tidak menular di masing – masing lingkungan.
2. Petugas pelaksanaan skrining penyakit tidak menular.
3. Petugas melakukan Pengisian data individu meliputi wawancara
data pribadi (nama, alamat, agama, tanggal lahir, no. Nik).
4. Petugas melakukan penggalian informasi faktor risiko
Penggalian informasi faktor risiko PTM dari keluarga (Riwayat
Penyakit Keluarga)
5. Petugas melakukan penggalian informasi faktor risiko PTM dari
individu (Riwayat Penyakit individu), frekuensi aktifitas fisik,
merokok, menilai tingkat konsumsi sayur dan buah, potensi
terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta
informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah
kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM.
6. Petugas melakukan penilaian status gizi mengukur tinggi badan
dan menimbang berat badan, menyimpulkann status gizi
bedasarkan IMT
7. Petugas melakukan penilaian meliputi tekanan darah, gula
darah dan kadar kolesterol, mengukur tekanan darah pada
sasaran usia ≥ 15 tahun, mengukur kadar gula darah pada
sasaran usia ≥ 15 tahun, mengukur kadar kolesterol darah pada
sasaran usia ≥ 60 tahun, menyimpulkan hasil pemeriksaan
tersebut.
8. Petugas melakukan pemeriksaan tajam penglihatan sederhana
dengan metode hitung jari
a. Pemeriksaan tajam penglihatan di lakukan pada sasaran
usia > 15 th ke atas.
b. Pemeriksaan berdiri 6 meter atau 6 langkah tegak di depan
pasien di ruang terbuka yang terang (sebisa mungkin sinar
matahari)
c. Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan. Pasien diminta
menutup mata kiri dengan telapak tangan, tanpa menekan
mata.
d. Pemeriksaan mengacungkan jari denganlatar belakang putih
(kertas putih / HVS), didepan dada pemeriksa diganti – ganti
sebanyak 5 kali.
e. Jika pasien tidak bisa menghitung jari, sebanyak 2 kali atau
lebih, berarti pasien mengalami gangguan penglihatan.
f. Catat identitas pasien, antarkan ke fasilitas kesehatan
terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
g. Pemeriksaan yang sama diulangi pada mata kiri.
9. Petugas melakukan pemeriksaan Tajam Pendengaran
a. Pemeriksaan pendengaran di lakukan pada sasaran usia >
15 th ke atas.
b. Pemeriksaan dengan cara membisikan ke telinga pasien
atau dengan cara menggunakan arloji d letakkan di dekat
telinga
c. Apabila pasien tidak mendengar, catat identitas
pasien.Antarkan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
10. Petugas melakukan pemeriksaan gangguan mental emosional
Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ20) dan deteksi
gangguan mental emosional dan prilaku termasuk kepikunan
menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS)
Petugas melakukan pemeriksaan dengan menggunakan
instrumen SRQ20,pasien di berikan pertanyaan sesuai isi dari
2/5
instrumen pada sasaran usia 15 – 59 th dan AMT pada sasaran
usia > 60 th.
Untuk SRQ20 apabila nilai minimal 6 dari 20 keluhan di atas
maka hal tersebut menandakan pasien membutuhkan
dukungan lebih lanjut.Antarkan ke fasilitas kesehatan terdekat
untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Untuk (GDS) apabila :
 Skor 8 – 10 menunjukkan Normal
 Skor 4 – 7 menunjukkan Sedang
 Skor 0 – 3 menunjukkan Berat
11. Petugas melakukan konseling peserta berdasarkan temuan
yang didapat
12. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan
dasar Rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar bila
diperlukan
13. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan di
catat dan dilaporkan melalui aplikasi offline posbindu.

3/5
6. Diagram Alir

7. Unit Terkait 1. Kelurahan


2. Tokoh Masyarakat
3. Kader
4. Petugas Skrining PTM
8. Dokumen 1. Undangan
Terkait 2. Notulen
3. Dafar Hadir
4. Materi sosialisasi skrining PTM
5. Jadwal Kegiatan Skrining PTM
6. Form Skrining PTM

4/5
9. Rekaman NO Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Historis diberlakukan
Perubahan

5/5

Anda mungkin juga menyukai