Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

No.Dok : /SOP/Pusk.SR/ 2023


No.Revisi :
SOP Tgl.Terbit :
Halaman :1/3
PUSKESMAS Widiarty, Amd.Far
RAWAT JALAN NIP. 19730310 199803 2 008
SEGEDONG
Sampah/Limbah adalah barang atau bahan sisa hasil kegiatan yang tidak
digunakan kembali yang berpotensi terkontaminasi oleh zat yang
bersifat infeksius atau kontak dengan para pihak di lokasi isolasi.
Limbah berbahaya berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi, farmasi
ruangan tata usaha dan dapur. Jenisnya dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Limbah Berbahaya Medis
- Limbah infeksius mencakup limbah laborotarium dan limbah dari
ruangan pelayanan medis dan ruang perawatan.
- Limbah jaringan tubuh misalnya ; organ, darah, cairan, tubuh (
1. Pengertian post partum ).
- Limbah Sitotoksik yaitu bahan yang terkontaminasi dengan obat
sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
sitotoksik.
- Limbah Farmasi yaitu berasal dari obat obatan yang kadaluarsa.
- Limbah kimia yaitu dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan
medis, laboratorium,proses sterilisasi
2. Limbah berbahaya non medis
- Benda tajam misalnya : potongan pisau cutter, pecahan gelas
- Benda mengandung bahan kimia, lampu neon / pijar
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Pengelolaan sampah/limbah B3 medis yang terkait dengan pasien
(antara lain Alat Pelindung Diri (APD), alat dan sampel laboratorium,
makanan dan peralatan makan, dll)
2. Pengelolaan limbah infeksius yang berasal Pasien Dalam Pengawasan
2. Tujuan
(PDP) yang dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan
3. Limbah infeksius yang berasal dari rumah tangga yang terdapat Orang
Tanpa Gejala (OTG) atau Orang Dalam Pemantauan (ODP)
4. Pengendalian, pencegahan, dan memutus penularan serta menghindari
terjadinya penumpukan limbah yang ditimbulkan dari penanganan
Surat Keputusan kepala puskesmas rawat jalan segedong nomor tahun
3. Kebijakan 2023 tentang kebijakan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
Infeksi
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pegelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
4. Referensi
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan.
4. Peraturan Pemerintan Republik Indoneisa Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2020 tentang Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan
Keseahatan Berbasis Wilayah
1. Persiapan Alat dan Bahan :
a) APD ( Masker, Sarung Tangan, Sepatu Safety/Sepatu Boot,
Baju Safety)
b) Alat Tulis
c) Buku Laporan
d) Timbangan
e) Kantong Plastik
2. Petugas yang melaksanakan :
a) Sanitasi
b) Petugas Kebersihan
3. Langkah-langkah :
a) Sampah/limbah B3 medis yang dihasilkan dimasukkan ke
dalam kantong plastik warna kuning yang bersimbol
“biohazard” diberi label limbah medis.
b) Hanya sampah/limbah B3 medis berbentuk padat yang dapat
dimasukkan ke dalam kantong plastik sampah/limbah B3
medis.
c) Bila di dalam limbah medis padat terdapat sisa cairan
tubuh/darah, kemudian sisa cairan dibuang ke IPAL .
d) Kantong plastik limbah medis yang sudah terisi ¾ penuh atau
paling lama 12 jam, langsung diikat rapat dan selanjutnya
5. Prosedur/Langkah- diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) B3.
langkah e) Pengangkutan sampah/limbah B3 medis dilakukan dengan
menggunakan alat transportasi khusus limbah infeksius dan
petugas menggunakan APD lengkap
f) Limbah dikemas dalam wadah/kardus dengan ukuran
maksimal 50 x 50 cm dan isolasi rapat (wrapping) atau dilapisi
plastik seluruh kemasan dan pastikan tidak terdapat kebocoran
g) Berikan simbol infeksius dan label serta keterangan limbah
sangat infeksius
h) Limbah medis yang telah diikat dilakukan desinfeksi
menggunakan desinfektan berbasis klorin dengan konsentrasi
0,5 % bila akan diangkut ke pengolah
i) Limbah Medis yang telah di ikat dilakukan desinfeksi
menggunakan desinfektan klorin bila akan diangkut ke
pengolah
j) Melakukan desinfeksi dengan desinfektan klorin 0,5 % pada
TPS limbah B3 medis secara menyeluruh sekurang-kurangnya
sekali dalam sehari.
k) Penyimpanan limbah medis B3 paling lama 2 x 24 jam pada
suhu ruangan.
l) Selanjutnya limbah medis ditimbang dan diangkut oleh pihak
ketiga yang berizin untuk dimusnahkan (incinerator)
m) Petugas yang telah selesai melakukan pekerjaan pengangkutan
limbah medis segera melepaskan APD yang telah digunakah
sesuai prosedur dan buang APD ke kantong
plastik kuning yang berlabel limbah medis
n) Setelah itu cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan
mandi.
o) Pelaporan dan monitoring

Limbah Medis

Cair Jenis Padat

Plastik Kuning
IPAL
dengan Label

6. Bagan Alir/Diagram
Alir
Penampungan
Sementara (TPS)

Pihak Ketiga

Incenerator

a) Selama pengangkutan limbah/sampah medis dari setiap ruangan


7. Hal-hal yang perlu
petugas menggunakan APD (Masker dan Sarung Tangan) dan selalu
di perhatikan
mencuci tangan setelah mengumpulkan limbah/sampah
8. Unit Terkait
9. Dokumen Terkait -
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

10. Rekaman histori


perubahan

Anda mungkin juga menyukai