Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT

MATA KULIAH PENGELOLAAN SAMPAH - A

Disusun Oleh :

RARA ANGESTI SEKAR LANGIT P07133118033

YETTY DWI KURNIAWATI P07133118037

RUCI CARAKA WEDHA UTAMIE P07133118040

AFIFAH NUR ANGGRAINI P07133118048

DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

DAFTAR ISI
1
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………..…………… 3


B. Rumusan Masalah …………………………………………………….… 3
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses Pengolahan Sampah Medis…………………………………………. 4


B. Proses Pengolahan Sampah Non Medis …………………………………… 6
C. Upaya Mengurangi ………………………………………………………… 7

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………………… 8
B. Saran …………………………………………………………………...… 8

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berpotensi
menghasilkan limbah yang cukup banyak. Limbah rumah sakit mencakup semua buangan
yang berasal dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas
yang mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan bersifat radio aktif.
Limbah rumah sakit bila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan musibah bagi
orang-orang yang berada disekitar rumah sakit. Misalnya, munculnya bau akibat
timbunan sampah, muncul berbagai vektor pengganggu, menimbulkan berbagai penyakit
akibat tidak dikelolanya sampah dengan baik
Pengelolaan limbah di setiap rumah sakit mengacu pada Kemenkes RI
No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit.
Dimana pengelolaan dimulai sejak pemilahan, pengangkutan dan pemusnahan. Setiap
proses memiliki peran penting dalam mensukseskan pengelolaan sampah sehingga
sebagai seorang sanitarian kita wajib mengetahui apa saja dan bagaimana proses tersebut
berlangsung.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengelolaan sampah medis di rumah sakit ?
2. Bagaimana proses pengelolaan sampah non medis di rumah sakit ?
3. Bagaimana upaya rumah sakit dalam mengurangi sampah dan upaya pencegahan
dampak sampah di rumah sakit ?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses pengelolaan sampah medis di rumah sakit.
2. Mengetahui proses pengelolaan sampah non medis di rumah sakit.
3. Mengetahui upaya rumah sakit dalam mengurangi sampah dan upaya pencegahan
dampak sampah di rumah sakit.

BAB II

PEMBAHASAN

3
Pengumpulan limbah Tempat
A.Pemisahan
Proses Pengelolaan
limbah Sampah Medis
pada pusat pengumpulan
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
penyimpanan sementara
dalam bentuk padat, cair, dan gas. Sedangkan limbah medis sendiri adalah limbah yang
terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah sitotoksik, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Menurut WHO limbah medis dikelompokkan menjadi 6 kategori yaitu :
1. Limbah infeksius
Yaitu limbah yang dicurigai mengandung patogen. Contoh: kultur laboratorium;
limbah dari bangsal operasi; kapas, materi , atau peralatan yang tersentuh pasien
terinfeksi; ekskreta
2. Limbah patologis
Limbah patologis berasal dari jaringan atau cairan tubuh manusia. Contoh: Bagian
tubuh, darah, dan cairan tubuh lain; janin
3. Limbah benda tajam
Cntoh dari limbah benda tajan adalah : jarum infus, gunting, pisau.
4. Limbah farmasi
Limbah yang mengandung bahan farmasi. Contoh: obat-obatan yang sudah
kadaluwarsa
5. Limbah genotoksik
Limbah yang mengandung bahan dengan sifat genotoksik. Contoh: limbah yang
mengandung obat-obatan sitotastik (sering digunakan dalam terapi kanker)
6. Limbah kimia
Limbah yang mengandung zat kimia. Contoh: reagent di laboratorium, film untuk
rontgen, disinfektan yang sudah kadaluwarsa.
Dengan adanya berbagai jenis sampah yang ditimbulkan oleh kegiatan di rumah sakit
perlu diadakan pengelolaan sampah agar nantinya sampah tidak menjadi sumber penyakit
baru. Pengelolaan limbah di setiap rumah sakit sudah mengacu pada Kemenkes RI
No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit.
Pengelolaan ini dimulai sejak pemilahan, pengangkutan dan pemusnahan. Dalam
pengelolaan terdapat 6 tahapan manajemen pengelolaan sampah medis yaitu :

4
Penampungan Pengangkutan
Insenerator limbah
residu akhir dengan truk
medis
1) Pemisahan limbah
Proses pemisahan limbah medis rumah sakit dipilah sesuai dengan warna
kantong dan kontainer sampahnya. Setelah itu kantong dan kontainer sampah tadi
dimasukkan kedalam wadah atau kantong plastik berwarna kuning. Tidak perlu
menunggu sampai penuh, jika kantong sudah terisi 3/4 maka segera ikat kantong.
Sampah dan limbah medis yang sudah dimasukkan ke kantong tidak boleh diambil
kembali. Limbah medis yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi. Yang terakhir pastikan limbah medis dan limbah umum tidak tercampur.
2) Pengumpulan limbah pada pusat penyimpanan
Kantong limbah harus tertutup atau terikat kuat apabila sudah penuh ¾.
Container limbah medis benda tajam sudah di tutup dan dimasukkan dalam kantong
plastik kuning berlabel limbah infeksius. Pengumpulan kantong dari tiap ruangan
dilakukan setiap hari dan diangkut menggunakan kereta atau troli. Alat angkut tidak
memiliki sudut tajam yang dapat merusak kantong dan aman dari tumpahan cairan.
Penyimpanan pada musim hujan maksimal 48 jam dan musim kemarau 24 jam.
Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung diri
3) Tempat penampungan sementara
Limbah medis yang sudah di pilah dan dikumpulkan lalu di simpan pada tempat
penampungan sementara sebelum diangkut dan dilakukan pengolahan oleh pihak ke
3. Syarat tempat penampungan sementara yang baik yaitu :
 Ditempatkan terpisat dari tempat umum
 Harus dikunci dan hanya staff yang bertanggung jawab langsung yang
mempunyai otoritas
 Area penyimpanan harus dilengkapi dengan fasilitas pencucian dan desinfeksi.
 Kapasitas penyimpanan limbah harus dibuat sesuai dengan kebutuhan.
4) Pengangkutan dengan truk
Limbah diangkut di dalam rumah sakit atau ke fasilitas lain dengan
menggunakan troli, kontainer, atau gerobak yang hanya khusus untuk limbah medis
dan aman. Limbah diangkut melalui rute yang aman dan jarang dilalui oleh orang
banyak. Limbah diangkut secara terjadwal untuk menghindari penumpukan limbah di
ruangan.

5
Contoh :
Jadwal pembuangan dilakukan 2 kali sehari :
1. Pkl. 08.00-09.00 Pagi
2. Pkl. 13.00-14.30 Siang
Dalam proses pemilahan petugas wajib menggunakan APD seperti, masker, sarung
tangan, sepatu boots, dan apron.
5) Insenerator limbah medis
Limbah ditimbah dulu berdasarkan jenisnya. Petugas melakukan dokumentasi
dan pencatatan limbah medis yang akan dimusnahkan. Limbah medis benda tajam
harus diolah dengan incinerator dengan suhu 700°C. Petugas incinerator merupakan
petugas yang telah mendapatkan pelatihan khusus.
6) Pembuangan residu akhir
Limbah medis benda tajam yang infeksus dapat diolah dahulu menggunakan
encapsulation. Setelah dinsenerasi limbah medis benda tajam yang sudah tidak
berbahava dapat dibuang ke landfill.

B. Proses Pengelolaan Sampah Non Medis

Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di luar
medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan
kembali apabila ada teknologi. Limbah non medis ini penyimpanannya pada tempat
sampah berplastik hitam.

Rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping memiliki tempat sampah non medis
dan tertutup. Ada petugas khusus untuk mengambil limbah non medis. Limbah medis dan
non medis diambil setiap hari. Pemilahan terhadap limbah medis dan non medis
dilakukan dengan benar. Akan tetapi, masih ditemukan adanya limbah medis dan non
medis yang tercampur di dalam tempat sampah padahal sudah ada peringatan limbah
medis dan non medis.

Menurut naskah publikasi yang kami dapatkan observasi petugas kebersihan


dirumah sakit menunjukkan terdapat petugas khusus untuk mengambil limbah non medis
dan tidak ada petugas khusus untuk mengambil limbah medis. Petugas diketahui
memakai alat pelindung diri (sarung, masker, sepatu boot, wearpack).

Observasi perlakuan terhadap limbah sebagian besar sudah dilakukan oleh pihak rumah
sakit seperti pengambilan limbah setiap hari, perawat melakukan pemilahan limbah,
limbah plastik dianggap penuh bila terisi ¾, dan pemilahan limbah medis dan non medis
dilakukan dengan benar. Sedangkan perlakuan mayoritas yang tidak dilakukan meliputi
pengambilan limbah pagi dan sore, sampah dibuang sendiri oleh perawat, limbah medis
dan non medis di tempat sampah, kantong kuning diikat dan diletakkan di ruang khusus,

6
insenerator dilengkapi pada cerobong asap dan asap pembakaran berwarna hitam. Masih
adanya petugas yang belum menggunakan perlakuan sesuai dengan syarat yang ada.

C. Upaya Dalam Mengurangi dan Pencegahan Dampak Akibat Sampah

a. Setiap Rumah Sakit harus mempunyai IPAL.


b. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang telah ada agar dilola dengan baik.
c. Efluen IPAL dipantau secara berkala. Minimal 1 (satu) bulan sekali diperiksa di
laboratorium yang telah ditunjuk dan yang belum memenuhi syarat harus segera
diperbaiki.
d. IPAL harus direncalakan dengan baik dan disertai studi kelayakan.
e. Tenaga pengelola IPAL didayagunakan seoptimal mungkin. Kualitas tenaga tergantung
dari kelas Rumah Sakit. Kelas A & B serendah-rendahnya S1 di bidang kesehatan
lingkungan : teknik penyehatan, kimia, teknik sipil. Kelas C serendah-rendahnya D3 di
bidang kesehatan : lingkungan, teknik penyehatan, biologi, teknik kimia, teknik
lingkungan dan teknik sipil Kelas D Paramedik di bidang kesehatan lingkungan, teknik
penyehatan, kimia, teknik sipil.
f. Bagi Rumah Sakit yang belum mempunyai tenaga-tenaga tersebut agar dipersiapkan
antara lain mengikuti pelatihan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut:
7
1. Pelaksanaan prosedur pengolahan limbah di RS PKU Muhammadiyah Gamping belum
sesuai dengan ketentuan kriteria Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan kriteria PP Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
2. Kelengkapan dokumen pengolahan limbah di RS PKU Muhammadiyah Gamping
yang terdiri dari kebijakan yang mendasar pengelolaan limbah medis, laporan sumber dan
jenis limbah dari setiap unit/instalasi penhasil limbah medis, jumlah limbah medis yang
dihasilkan RS dalam satuan kilogram, komposisi tenaga yang terlibat dalam pengelolaan
limbah, anggaran untuk pengelolaan limbah medis, inventaris fasilitas/peralatan
pengelolaan limbah dan SOP pengelolaan limbah medis ada dan sudah tersedia dengan
lengkap.

B. Saran
Semestinya lingkungan rumah sakit menjadi tempat yang mendukung bagi
pemulihan kesehatan pasien sebagai “Environtment of Care” dalam kerangka “Patient
Safety” yang dicanangkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO. Oleh karena itu rumah
sakit harus bersih dan bebas dari sumber penyakit. Kebersihan yang dimaksud adalah
keadaan atau kondisi yang bebas dari bahaya dan resiko minimal bagi terjadinya infeksi
silang.

Rumah sakit juga harus menjadi contoh bagi masyarakat untuk membudayakan
kebersihan dan upaya peningkatan kebersihan rumah sakit harus terus-menerus
dilaksanakan dengan menggiatkan program supervisi, monitoring dan evaluasi agar
kebersihan dapat dipertahankan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu.

DAFTAR PUSTAKA

- Naskah publikasi indonesia

Anda mungkin juga menyukai