Anda di halaman 1dari 7

PEDOMAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

NON MEDIS
Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka

Tahun 2018

PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai akibat dari kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan, secara langsung
maupun tidak langsung Rumah Sakit menghasilkan limbah. Sumber limbah tersebut
berasal dari pelayanan medis, penunjang medis, dan berasal dari fasilitas sosial yang
ada di lingkungan rumah sakit.
Jenis limbah yang dihasilkan rumah sakit terdiri dari limbah padat medis, limbah
padat non medis, dan limbah B3. Limbah-limbah tersebut ada yang tergolong infeksius,
non infeksius, dan radioaktif
Untuk mengelola limbah rumah sakit, perlu ada suatu kebijakan yang terpadu
yaitu melibatkan seluruh unit kerja di rumah sakit. Sehingga setiap unit kerja
menyadari pentingnya menjaga kesehatan lingkungan kerja, tetapi merupakan
tanggung jawab bersama sesuai dengan batas wewenang dan tanggung jawab masing-
masing
Dengan adanya kebijakan di bidang pengelolaan limbah rumah sakit, tidak saja
menjamin lingkungan kerja yang sehat, tetapi juga menjamin keselamatan jiwa, dan
aset rumah sakit, sekaligus meningkatkan pelayanan di rumah sakit

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pedoman dalam mengelola limbah padat non medis rumah
sakit di RSUD Arosuka
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan ketentuan dasar dalam mengelola limbah padat non medis
rumah sakit
b. Meningkatkan pengetahuan petugas dalam mengelola limbah padat non
medis rumah sakit
c. Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bagi
petugas pengelola limbah padat non medis
C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
4. Peraturan Daerah Kota Kediri No. 07 Tahun 1999 tentang organisasi dan Tata
Kerja RSUD Arosuka
5. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Direktorat Jendral PPM & PL
dan Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI Tahun
2002
6. Pedoman Penata laksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah Cair di
Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Tahun 2006

D. DEFINISI
1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat
dan non medis
3. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan
halaman, yang dapat dimanfaatkan kembali apa bila ada teknologinya

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengelolaan limbah medis padat mencakup :
1 Pengolahan limbah medis padat
2 Pengolahan limbah non medis padat
3 Komposting
BAB II
PROGRAM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS

A. Pengelolaan limbah padat non medis meliputi :


1. Pemilahan
a. Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan
limbah
b. Limbah padat rumah sakit dibedakan berdasarkan :
1) Limbah padat non medis organik adalah limbah padat non medis
(sampah non medis) yang mudah membusuk contohnya : sayuran,
buah-buahan, dedaunan, nasi, dll
2) Limbah padat non medis an-organikadalah limbah padat non medis
(sampah non medis) yang tidak bisa membusuk contohnya : plasti,
kertas, kardus, bekas botol minuman, besi, kain, kaca, bungkus nasi,
kaleng, tisu, dll

2. Pewadahan
a. Sarana penampungan untuk limbah padat non medis harus memadai,
diletakkan pada tempat yang pas, aman, dan hygienis
b. Tempat pewadahan limbah padat non medis terbuat dari bahan yang kuat,
cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang
halus pada bagian dalamnya. Misalnya fiberglass, atau steinless steel
c. Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan
penggunaan wadah dan label
d. Warna tempat sampah untuk limbah padat non medis berwarna abu-abu /
hitam (jika tempat sampah tidak berwarna abu-abu / hitam, maka tempat
sampah di beri pelapis kantong plastik berwarna hitam)
e. Tempat sampah untuk limbah padat non medis harus dilengkapi stiker /
label yang bertuliskan “TEMPAT SAMPAH ANORGANIK” untuk
menampung limbah padat non medis anorganik dan “TEMPAT SAMPAH
ORGANIK” untuk menampung limbah padat non medis organik
f. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah maka harus diangkut
supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang
pengganggu.

3. Pengangkutan
a. Pengangkutan limbah padat non medis dilakukan pada setiap ruangan
penghasil limbah padat non medis
b. Trolly / gerobak limbah padat non medis harus terbuat dari bahan yang
kuat, ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang
halus pada bagian dalamnya
c. Pengangkutan limbah padat non medis menggunakan trolly / gerobak
yang dilengkapi tutup
d. Trolly / gerobak limbah padat non medis harus dipisahkan dengan trolly /
gerobak pengangkut limbah padat medis
e. Pengangkutan limbah medis dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu :
Pagi : 06.00 WIB
Siang : 13.00 WIB
Sore : 16.30 WIB
f. Pengangkutan limbah padat non medis harus melalui jalur-jalur yang
telah ditetapkan
g. Pengangkutan limbah padat non medis dilaksanakan oleh petugas
Cleaning Service yang khusus menangani sampah

4. Penyimpanan
a. Limbah padat non medis disimpan pada tempat penampungan sementara
(TPS) khusus non medis
b. TPS non medis harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, kedap air,
dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, serta
dilengkapi tutup
c. TPS tidak menjadi sumber bau dan lalat lagi bagi lingkungan sekitarnya
dilengkapi saluran untuk cairan lindi.
d. TPS terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut
limbah padat.
e. TPS dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam.
5. Pengolahan dan pemusnahan
1) Pengolahan Limbah Padat Non Medis
Upaya untuk mengurangi volume, merubah bentuk atau memusnahkan
limbah padat dilakukan pada sumbernya. Limbah yang masih dapat
dimanfaatkan hendaknya dimanfaatkan kembali untuk limbah padat
organik dapat diolah menjadi pupuk.
2) Lokasi Pembuangan Limbah Padat Akhir
Limbah padat umum (domestik) dibuang ke lokasi pembuangan akhir
yang dikelola pleh Pemda atau badan lain sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

B. KEGIATAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS

TABEL PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS


Waktu pelaksanaan
No Uraian Kegiatan 3 hari Keterangan
Harian Mingguan Bulanan Tahunan
sekali
1 Perhitungan volume
limbah padat non
medis
2 Pemilahan limbah
padat non medis
3 Pengambilan limbah
padat non medis dari
ruangan
4 Pengankutan limbah
padat non medis ke
TPS non medis
5 Pengangkutan
kontainer oleh tenaga
DLH Kabupaten
6 Komposting

C. Dokumtasi
1 Catatan jumlah sampah non medis
2 Neraca sampah non medis
BAB III
PENUTUP

Demikian pedoman Pengelolaan Limbah Padat Non Medis di RSUD Arosuka dibuat,
kepada petugas IPL (sanitasi) hendaknya mensosialisasikan pedoman ini kepada petugas
yang ditugaskan dalam mengelola limbah padat dan limbah cair sehingga mereka mampu
melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku.
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai