Nim : 1705014
Setiap unit di rumah sakit menghasilkan jenis limbah padat yang beragam sesuai dengan
jenis kegiatan di unit tersebut, adapun jenis limbah yang dihasilkan di masing masing unit yang
ada sebagai berikut :
Jenis limbah padat yang dilakukan pengelolaan di rumah sakit dapat dikelompokan sebagai
berikut:
1. Limbah padat non medis/ non infeksius terdiri dari kertas, plastik, bungkus spuit/infus,
kardus, kayu, karet, kaleng, daun, sisa makanan, dan limbah padat yang tidak terkontaminasi
dengan darah dan cairan tubuh pasien
2. Limbah Infeksius terdiri dari kassa, verban, catheter, swab, masker, hand scoon, kapas, dan
seluruh limbah padat yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh pasien.
3. Limbah patologis atau jaringan tubuh
4. Limbah jarum dan benda tajam
5. Limbah bahan kimia kadaluwarsa
6. Limbah farmasi
7. Limbah peralatan yang mengandung logam berat
8. Limbah B3 Rumah Sakit adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun, diantaranya limbah Infeksius, jarum dan benda
tajam, farmasi, bahan kimia, dan peralatan yang mengandung logam berat.
B. Limbah cair
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit
yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kima beracun dan radioaktif yang
berbahaya bagi kesehatan. Dalam pengendalian pencemaran air limbah, pihak rumah sakit
diwajibkan untuk membuang limbah cairnya sesuai baku mutu lingkungan. Adapun parameter
limbah cair yang perlu diolah adalah BOD, COD, TSS, NH3 bebas, suhu, pH, sesuai dengan
persyaratan baku mutu limbah cair bagi kegiatan rumah sakit.
Sumber air limbah rumah sakit dibagi atas tiga jenis yaitu :
1. Limbah cair infeksius : limbah cair yang berhubungan dengan tindakan medis seperti
pemeriksaan mikrobiologis dari poliklinik, perawatan, penyakit menular dan lain – lain.
2. Air limbah domestik : limbah cair yang tidak ada berhubungan tindakan medis yaitu
berupa air limbah kamar mandi, toilet, dapur dan lain – lain.
3. Air limbah kimia : limbah cair yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, laboratorium, sterilisasi, dan lain – lain.
Sumber dan sifat limbah cair :
1. Sifat limbah, ukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit mempengaruhi kondisi air limbah
yang dihasilkan. Secara umum, air limbah mengandung buangan pasien, sisa makanan
dari dapur, limbah laundry, limbah laboratorium yang mengandung berbagai macam
bahan kimia baik toksik maupun non toksik dan lain-lain.
2. Karakteristik kimia, fisik dan biologi limbah.
Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme baik patogen
maupun tidak. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-
bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji
air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TSS dan lain-lain.
C. Limbah Gas
limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran
di rumah sakit seperti insenerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan
obat citotoksik. Dalam pengelolaan limbah gas pihak rumah sakit wajib melakukan
monitoring kualitas udara emisi dan ambien di lingkungan rumah sakit guna memastik
limbah yang dihasilkan dalam nilai ambang batas yang aman dan tidak menyebabkan
pencemaran lingkungan.
b. Tempat sampah tertutup, terbuat dari bahan yang kuat dan bisa dibuka dengan
menggunakan kaki
c. Setiap tempat sampah telah diberi label dan kantong plastik sesuai jenis limbah,
limbah infeksius dilapisi kantong plastik kuning dan limbah non infeksius dilapisi
kantong plastik hitam
d. Limbah benda tajam ditempatkan dalam wadah yang kuat, anti tusuk dan anti bocor
(safety box)
e. Limbah botol obat dan infus ditempatkanpada tempat khusus terpisah dari limbah
infeksius lainnya
f. tempat sampah dan safety box tidak boleh terisi penuh, jika sudah ¾ segera di angkut
oleh petugas kebersihan
g. Setiap ruangan dilengkapi tempat sampah sesuai dengan jenis limbah padat yang
dihasilkan
h. Pada ruang terbuka ditempatkan tempat sampah setiap jarak 20-30 meter
2) Pengumpulan
a. Limbah dari setiap ruangan penghasil limbah dilakukan pengumpulan setiap harinya
b. Limbah diangkut ke TPS menggunakan kereta/ gerobak dorong khusus yang tertutup
sesuai dengan jenisnya
c. Pengangkutan limbah ke TPS tidak bersamaan dengan distribusi makanan dan linen
3) Penyimpanan
a. Limbah infeksius, limbah jarum dan benda tajam, limbah botol obat dan infus
dilakukan penyimpanan di Tempat Penampungan Sementara Limbah B3 (TPS L-B3) ,
sebelumnya dilakukan penimbangan dan pencatatan di log Book L-B3
b. Limbah non infeksius/ domestik dilakukan penyimpanan di Kontainer Tempat
Penampungan Sementara Limbah Domestik
c. Lama penyimpanan limbah di TPS 2x24 jam
Persyaratan tempat penyimpanan sampah sementara:
1) Kedap air, kokoh
2) Drainase baik
3) Mudah dibersihkan
4) Jauh dari sumber air bersih
5) Mudah dijangkau petugas
6) Aman dan terkunci
7) Memiliki pencahayaan dan ventilasi yang baik
8) Kedap tikus, serangga dan burung
4) Pengangkutan
a. Limbah infeksius, limbah jarum dan benda tajam, limbah botol obat dan infus
dilakukan pengangkutan keluar rumah sakit oleh pihak ketiga untuk pengelolaan
selanjutnya
b. Limbah non infeksius/ domestik dilakukan pengangkutan ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Regional oleh Dinas Lingkungan Hidup Pasaman Barat
B. Pengelolaan limbah cair
1. Pengelolaan limbah cair rumah sakit melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Rumah Sakit.
2. Limbah cair yang dihasilkan dari setiap unit penghasil limbah dialirkan melalui Saluran
pembuangan air limbah tertutup dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta
terpisah dengan saluran air hujan.
3. Saluran Pembuangan Air Limbah dilengkapi bak- bak kontrol
4. Air hujan dialirkan melalui saluran drainase umum
5. Limbah cair dari kamar mandi dialirkan menuju IPAL
6. Limbah cair dari closet/ toilet sebelum dialirkan menuju IPAL terlebih dahulu dilakukan
pengolahan awal di septic tank
7. Limbah cair dari Laboratorium, spool hoek, tempat pembuangan darah dan cuci alat
medis, serta laundry sebelum dialirkan menuju IPAL terlebih dahulu dilakukan
pengolahan awal di bak Pre treatment
8. Limbah cair dari dapur/ unit gizi dialirkan melalui grease trap/ penangkap lemak
sebelum dialirkan menuju IPAL
9. IPAL dilengkapi dengan flow meter dan dilakukan pencatatan debit air limbah setiap
hari
10.pH air limbah dilakukan pengukuran dan pencatatan setiap hari
11.Pengambilan sampel dan pemeriksaan baku mutu/ kualitas limbah cair 1 kali 1 bulan
Pengolahan limbah cair dilakukan melalaui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pengolahan limbah cair di Rumah Sakit menggunakan sistem extended aeration. Pada
awalnya air limbah dialirkan ke dalam influent chamber. Dalam proses penyaluran
ke influent chamber ini bahan padat dapat masuk ke sistem penyaluran. Jika bahan
padat masuk ke sistem penyaluran dan mencapai unit pengolahan maka proses
pengolahan limbah cair dapat terganggu. Oleh karena itu, pada influent
chamber dilakukan pengolahan pendahuluan yaitu melalui proses penyaringan
dengan bar screen. Air limbah dialirkan melalui saringan besi untuk menyaring limbah
padat yang berukuran besar.Limbah padat yang tertahan oleh saringan besi secara rutin
diangkut untuk menghindari terjadinya penyumbatan.
2. Selanjutnya air limbah diolah dalam equalizing tank. Di dalam equalizing tank, air
limbah dibuat menjadi homogen dan alirannya diatur dengan flow regulator. Flow
regulator yang terdapat pada bak ekualisasi ini dan dapat mengendalikan fluktuasi
jumlah air limbah yang tidak merata, yaitu selama jam kerja air diperlukan dalam jumlah
banyak, dan sedikit sekali pada malam hari. Flow regulator juga dapat mengendalikan
fluktuasi kualitas air limbah yang tidak sama selama 24 jam dengan menggunakan teknik
mencampur dan mengencerkan. Dengan dibantu oleh diffuser, air limbah dari berbagai
sumber teraduk dan bercampur menjadi homogen dan siap diolah.Selain
itu, diffuser juga dapat menghilangkan bau busuk pada air limbah.
3. Setelah itu, proses pengolahan secara biologis terjadi di dalam aeration tank dengan
bahan-bahan organik yang terdapat dalam air limbah didekomposisikan oleh
microorganisme menjadi produk yang lebih sederhana sehingga menyebabkan bahan
organik semakin lama semakin berkurang. Dalam hal ini bahan buangan organik diubah
dan digunakan untuk perkembangan sel baru (protoplasma) serta diubah dalam bentuk
bahanbahan lainnya seperti karbondioksida, air, dan ammonia. Massa dari protoplasma
dan bahan organik baru yang dihasilkan, mengendap bersama-sama dengan endapan
dalam activated sludge.
4. Kemudian air limbah beserta lumpur hasil proses biologis tadi dialirkan kedalam clarifier
tank agar dapat mengendap. Lumpur yang sudah mengendap di bagian paling bawah
dipompakan kembali ke bak aerasi dan lumpur pada air limbah yang baru datang
dibiarkan turun mengendap ke bawah sehingga terjadi pergantian. Lumpur yang telah
mengendap pada dasar bakclarifier dikembalikan ke bak aerasi tanpa ada yang diambil
keluar atau dilakukan pengolahan lumpur lebih lanjut.
5. Air limbah dari bak clarifier yang sudah lebih jernih dialirkan ke bak effluent. Sebelum
masuk ke effluent tank, air limbah diberikan khlorin untuk mengendalikan jumlah
populasi bakteri pada ambang yang tidak membahayakan. Sebagai mata rantai terakhir,
air limbah ditampung di dalam effluent tank yang pada akhirnya akan dibuang ke parit
dan bermuara ke sungai.
C. Pengelolaan Limbah Gas
1) Monitoring pemeriksaan kualitas udara emisi dan ambien 1 kali setahun
2) Melakukan penghijauan dengan menanam pohon dan pengelolaan taman rumah sakit
Semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah rumah sakit dicatat dan
didokumentasikan, dokumentasi meliputi :
1. Pencatatan jumlah limbah padat B3 yang disimpan di TPS L-B3
2. Pencatatan jumlah limbah padat B3 yang akan dimusnahkan oleh pihak ketiga
3. Pendokumentasian perijinan terhadap penyimpanan sementara limbah B3 dari instansi yang
berwenang.
4. Pendokumentasian perijinan dan perjanjian kerja sama pihak ketiga pengelola limbah B3
5. Pengarsipan manifest limbah B3 dari bukti pemusnahan limbah B3 dari pihak ketiga
6. Pendokumentasian kerja sama dengan pemerintah daerah terkait pembuangan limbah
domestik
7. Pengukuran dan pencatatan debit dan pH air limbah
8. Pendokumentasian perijinan terhadap pembuangan limbah cair ke lingkungan dari instansi
yang berwenang.
9. Pengarsipan hasil pemeriksaan kualitas limbah cair dan gas
10. Pencatatan laporan kejadian tertusuk jarum dan pajanan limbah infeksius
11. Pengelolaan Limbah Gas